Episode 15

Setelah beberapa saat Felicia benar-benar tersadar, melihat ke sekitar ruangan itu.

Lalu, dirinya mencoba bangun.

Barulah saat itu dirinya sadar ada sesuatu yang menimpa dirinya saat ini.

Felicia melihat tangan itu, lalu menoleh ke samping dimana pemilik tangan itu berada. Jantung Felicia berdetak dengan kencang melihat wajah pria yang masih dirinya cintai tepat di depan wajahnya dengan wajah bare face pria itu.

Tanpa sadar Felicia memandangi wajah tampan pria itu, Felicia memperhatikan alis yang tumbuh dengan lebat dan rapi, lalu bulu mata yang panjang dan tebal itu, turun lagi dapat dilihatnya hidung yang sangat mancung yang seperti perosotan dan terakhir fokusnya jatuh ke bibir yang tidak bisa dibilang tipis tapi tidak juga tebal itu.

"Apa kamu sangat terkagum ke wajah atasanmu sendiri?" Tanya Felix dengan mata yang masih terpejam.

Dan itu berhasil mengejutkan Felicia yang memang masih memandangi wajah atasannya.

Dengan segara dia bangkit dari kasur itu. Lalu, tidak sengaja matanya melihat jam yang berada di atas nakas yang berada di samping ranjang besar itu.

Dirinya baru tersadar dirinya sudah telat pergi bekerja saat ini.

Dirinya segera melihat ke sekitar mencari hpnya tapi dirinya tidak melihatnya sama sekali.

"Pak, bapak lihat handphone saya?" Tanya Felicia akhirnya.

"Sepertinya ada di luar." Ucap Felix setelah terdiam sesaat memikirkan letak hp sekretarisnya.

Mendengar itu Felicia berjalan ke arah pintu kamar terletak. Saat dirinya mencoba membuka pintu itu malah tidak bisa. Akhirnya Felicia diam di sana berharap atasannya itu bergerak untuk membuka pintu itu.

Felix yang sadar sekretarisnya tidak bisa membuka pintu tertawa apalagi ekspresi Felicia yang terlihat kusut sama seperti gaun yang digunakannya saat ini.

Tapi, dirinya langsung berjalan membuka pintu itu saat dilihatnya muka Felicia yang sudah menggelap melihatnya tertawa.

Felicia memperhatikan bagaimana cara atasannya membuka pintu itu. Setelah pintu terbuka Felicia segera berjalan keluar untuk mengambil handphonenya yang ternyata terletak di atas meja dengan posisi yang tidak berubah saat dia menggunakan nya sebagai cermin kemarin.

Felicia segera mengambil hp nya, berniat menghubungi taksi online untuk pulang tapi ternyata hp nya sudah tidak ada baterai saat.

Dirinya akhirnya menunggu atasannya yang saat ini sepertinya sedang berada di toilet.

Sampai beberapa menit kemudian atasannya keluar dari kamar nya.

"Pak, saya boleh pinjam handphone bapak sebentar?" Tanya Felicia.

"Untuk apa?" Tanya Felix bingung karena ini pertama kalinya sekretarisnya itu meminjam handphone nya.

"Pesan taksi, pak." Ucap Felicia.

"Tidak perlu, sekarang kamu bersihkan dirimu setelah itu saya akan mengantar kamu pulang." Ucap Felix.

Felicia yang mendengar itu menurut saja. Untungnya di dalam toilet yang diberitahu atasannya itu memang tersedia handuk bersih dan sikat gigi baru di sana.

Sedangkan Felix sendiri setelah Felicia pergi ke toilet, dirinya menghubungi seseorang untuk membeli pakaian dan makanan lalu mengantarkannya ke Hotel ini untuk Felicia gunakan nanti dan mereka makan nanti.

Tidak butuh waktu lama receptionist menghubungi Felix dan memberitahu barang yang dia pesan sudah di antar.

Felix memilih untuk turun ke bawah sendiri untuk mengambil barang yang dia suruh beli tadi.

Setelah mengambil barang-barangnya dia segera naik ke atas kembali dengan satu tangan yang penuh.

Dia segera menuju toilet yang di gunakan oleh sekretarisnya saat ini lalu diketuknya pintu itu.

"Ada apa, pak?" Tanya Felicia yang saat ini sedang menikmati mandi mewahnya.

"Pakaianmu saya letakkan di samping pintu." Ucap Felix setelah mendengar sahutan dari sekretarisnya dia segera menyiapkan makanan yang dia pesan tadi ke piring dan mangkuk.

Setelah dirinya menyiapkan makanan itu ke piring dan mangkuk dia menunggu sekretarisnya untuk makan bersama.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya sekretarisnya sudah keluar dari toilet dengan pakaian yang tadi dia suruh bawahannya beli.

Felicia berjalan ke arah nya dengan langkah yang elegant.

"Kita akan sarapan terlebih dahulu. Setelah itu baru kamu akan saya antar." Ucap Felix yang sudah duduk di sana.

Felicia mengangguk mendengar perkataan atasannya setelah itu mereka berdua makan dengan tenang.

Setelah menyelesaikan sarapan mereka, Felicia berniat membawa piring kotor itu untuk di cuci.

"Tidak perlu di cuci, akan ada orang yang membereskannya nanti." Ucap Felix lalu langsung berjalan meninggalkan Felicia untuk mengambil kunci mobilnya.

Melihat atasannya berjalan meninggalkannya, Felicia segera menaruh piring kotor itu di wastafel lalu mengambil handphone nya yang masih berada di meja makan Penthouse atasannya itu.

Bertepatan dengan dirinya yang baru saja mengambil handphone nya, atasannya berjalan ke arah nya.

"Ayo." Ucap Felix mengajak Felicia pergi.

Felicia segera mengikuti atasannya masuk ke dalam lift untuk turun ke lantai bawah.

Setelah mereka sampai ke lantai paling bawah Felix berjalan ke tempat receptionist dan berbicara sebentar, diikuti Felicia di belakangnya yang tadi tertinggal di belakang karena high heels yang di berikan atasannya agak kebesaran.

Tidak lama kemudian karyawan di bidang penerimaan tamu itu mengambil paper bag lalu diserahkan kepada Felix.

Felix mengambil paper bag yang diserahkan karyawan dari hotelnya.

Setelah itu, dia kembali berjalan bersama Felicia. Kali ini jalannya dia perlambat karena baru sadar ternyata high heels yang di beli bawahannya adalah ukuran yang biasa dibeli untuk mantan calon istrinya itu makanya ukurannya kebesaran sama seperti high heels yang Felicia gunakan kemarin.

Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai ke mobil milik Felix.

Setelah mereka duduk di dalam. Felix mulai mengendarai mobil sports nya dengan tampang santai berbeda dengan kecepatan mobil yang sedang melaju itu.

Setelah sampai di depan gedung Apartment tempatnya tinggal Felicia segera turun dari mobil itu.

Setelah dirinya mengucapkan terima kasih, Felix kembali memanggil Felicia yang sudah mulai berjalan ke arah gedung itu.

"Ada apa, pak?" Tanya Felicia.

Felix tidak menjawab dan bergerak mengambil paper bag lalu di berikan kepada Felicia, yang Felicia sadari adalah paper bag yang di berikan atasannya adalah paper bag yang sama yang diserahkan oleh receptionist di hotel mewah atasannya tadi.

Felicia mengintip isi di dalam paper bag itu lalu mengangguk.

Isi di dalam paper bag itu tidak lain dan tidak bukan adalah tas, high heels nya dan pakaian yang kemarin dia kenakan.

Setelah mengintip isi di dalam paper bag itu, Felicia mengambilnya lalu kembali mengucapkan terima kasih.

"Ya, dan masalah pernikahan kita akan kita bahas lain kali." Ucap Felix.

Felicia terdiam mendengar itu, dirinya benar-benar melupakan tentang dirinya yang menikahi atasannya untuk menggantikan calon istri atasannya yang katanya berselingkuh itu.

~Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!