Episode 18

Setelah mendengar alasan Felix dan ucapan Felix mengenai dirinya yang berniat menjalankan pernikahan itu dengan serius, Felicia yang tidak tahu harus menjawab apa lebih memilih meminta waktu untuk memikirkan masalah yang terjadi ini.

Felix pun tentu mengijinkan Felicia untuk memikirkan ucapannya dengan syarat dalam waktu satu minggu Felicia sudah memberikan dirinya jawaban.

Setelah itu, mereka melanjutkan pekerjaan mereka seperti biasanya.

Tidak ada satu pun yang mulai membahas masalah kontrak itu sama sekali.

Sampai beberapa hari kemudian pun, mereka tetap tidak membuka topik mengenai masalah itu.

Dan, tanpa terasa satu minggu sudah berlalu begitu saja.

Dan saat ini, Felicia dan Felix kembali duduk bersama untuk membahas masalah itu.

"Bagaimana?" Tanya Felix tanpa berbasa-basi sama sekali.

Felicia mengangguk.

"Saya akan menandatangani kontraknya." Ucap Felicia.

"Benarkah? Kalau begitu, tanda tangani ini." Ucap Felix langsung mengambil dokumen yang berada di tas kerjanya dan memberikannya kepada Felicia.

Felicia langsung menandatangani kontrak yang di sodorkan Felix.

Setelah Felicia menandatangani kontrak tersebut Felix berkata.

"Saya lupa memberitahu dirimu, kontrak itu sudah saya tambahkan sedikit." Ucap Felix santai sambil mengambil kontrak yang terletak di meja itu. Lalu dimasukkan nya ke dalam laci meja kerjanya.

Mendengar itu, Felicia melotot.

"Kenapa bapak tidak memberitahu saya jika isi kontraknya sudah diubah?" Tanya Felicia sedikit memekik.

"Tidak perlu sampai membesarkan suaramu seperti itu. Lagipula isi kontrak yang kamu baca kemarin tidak ada yang diubah, saya hanya menambahkan sedikit syarat di dalamnya." Ucap Felix sambil memberikan photocopy dari kontrak yang dibuatnya.

Felicia mengambil kertas itu lalu membacanya.

"Apa maksudnya harus tinggal bersama di sini?" Tanya Felicia sambil menunjuk poin yang tertulis dikontrak itu.

"Tentu saja karena kita tidak akan bercerai dalam waktu dekat. Kamu akan tinggal bersama ku." Ucap Felix santai.

Felicia mengangguk.

"Tapi, saya rasa saya tidak dapat tinggal bersama bapak." Ucap Felicia.

"Kenapa begitu?" Tanya Felix sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Itu karena saya tidak memberitahu keluarga saya, saya sudah menikah. Dan saya rasa, saya tidak dapat mengatakan itu kepada orang tua saya." Ucap Felicia menjelaskan.

Felix mengangguk paham.

"Begini saja. Kita lakukan pernikahan sekali lagi dihadapan keluarga kita dan beberapa kenalan kita saja. Bagaimana?" Tanya Felix.

Felicia diam sebentar.

"Bagaimana jika bapak bertanya dulu kepada orang tua saya langsung?" Tanya Felicia.

Felix menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, sepertinya memang lebih baik juga seperti itu." Ucap Felix.

Felicia hanya diam, sebenarnya dia menyuruh atasannya melakukan itu karena dia rasa tidak mungkin dirinya mengatakan kepada orang tuanya secara tiba-tiba dirinya akan menikah dalam waktu dekat.

Akhirnya, setelah Felix berkata seperti itu percakapannya terhenti beberapa saat, sampai Felicia kembali bertanya mengenai isi kontrak yang baru diperbarui.

"Lalu, di sini juga tertulis jika kita tidak sedang berada di lingkungan kerja kita tidak perlu berbicara formal. Apa maksudnya kita bicara secara santai selama tidak di dalam lingkungan pekerjaan atau selama kita sedang bekerja?" Tanya Felicia.

"Iya." Ucap Felix.

Felicia mengangguk paham.

"Berarti selama masa kontrak ini, kita harus selalu bicara formal kan?" Tanya Felicia sekali lagi sambil mengangguk.

"Apa maksud kamu? Kontrak itu tidak di dalam kondisi kita sedang bekerja." Ucap Felix.

Mendengar itu Felicia hanya mengangguk.

"Kamu paham kan?" Tanya Felix saat melihat Felicia yang kembali menganggukkan kepalanya.

"Saya paham, pak." Ucap Felicia.

"Baguslah, jika kamu sudah paham." Ucap Felix dengan wajah yang terkesan bangga.

Setelah itu, Felicia kembali membaca isi kontrak itu. Ternyata isi lainnya cukup dapat dirinya terima.

Selain dari 'denda' yang harus dibayarkan jika salah satu dari mereka melanggar 2 atau lebih poin yang tertulis di dalamnya.

"Pak, saya rasa denda yang tertulis sedikit berlebihan bukan?" Tanya Felicia.

Felix menatap Felicia sebentar lalu menggelengkan kepalanya.

"Menurut saya itu cukup masuk akal. Ini juga dilakukan agar kamu tidak melanggar isi kontrak itu." Ucap Felix.

"Loh? Kenapa bapak bicara seakan saya yang akan melanggar isi kontrak tersebut?" Tanya Felicia tidak terima.

"Tentu saja saya berkata seperti itu karena saya yakin, saya tidak akan melanggar kontrak yang tertulis di dalamnya. Apalagi itu dibuat oleh diriku sendiri." Ucap Felix yakin.

"Jika begitu, bagaimana jika kontraknya ditulis ulang?" Tanya Felicia.

"Kenapa harus?" Tanya Felix bingung.

"Apa ada yang ingin kamu tambahkan?" Tanya Felix.

Felicia mengangguk mendengar pertanyaan itu.

"Memangnya apa yang kamu inginkan? Apa gajinya kurang? Atau uang yang akan kamu dapatkan selama menjadi istriku yang kurang?" Tanya Felix.

"Bukan itu, pak." Ucap Felicia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lalu apa jika bukan kedua hal itu?" Tanya Felix.

"Karena bapak yakin sekali tidak akan melanggar satu pun isi kontrak ini, jadi saya rasa jika saya melanggar 2 atau lebih isi kontrak ini itu cukup tidak adil karena saya tidak tidak ikut campur sama sekali saat kontrak tersebut dibuat. Bahkan bapak menambahkan isi poin tanpa saya ketahui. Jadi, bagaimana jika bapak melanggar satu saja isi poin di dalam kontrak tersebut bapak akan langsung terkena denda seperti yang tertulis di dalam kontrak ini, bagaimana?" Ucap Felicia menawarkan.

Mendengar itu Felix mengangguk.

"Ya, kurasa itu tidak masalah. Karena saya yakin tidak akan melanggar satu pun isi di dalam kontrak itu." Ucap Felix.

"Nanti akan kukirim kontrak baru lagi, pastikan kau membaca isi kontrak tersebut dengan teliti nanti." Ucap Felix seakan mengejek kecerobohan Felicia tadi yang langsung menandatangani kontrak tersebut.

"Iya, pak. Saya tidak akan melakukan kecerobohan seperti itu lagi." Ucap Felicia.

Felix menganggukkan kepalanya dan Felicia yang merasa sudah tidak memiliki keperluan di dalam ruangan atasannya pamit untuk kembali keruangannya.

"Sebelum kamu kembali keruangan kamu. Tolong buatkan kopi untuk saya." Ucap Felix yang tentu saja dipatuhi oleh Felicia.

Felicia mulai membuatkan kopi atasannya seperti biasanya.

Setelah selesai, Felicia menyimpan kopi itu di meja kerja atasannya dan dia segera pamit untuk menuju ruangannya.

Di dalam ruangannya Felicia mulai kembali mengerjakan pekerjaannya.

Disaat sedang membaca laporan pintunya di ketuk.

Setelah dirinya mempersilahkan seseorang yang mengetuk pintunya. Beberapa orang masuk keruangannya.

"Ada apa?" Tanya Felicia.

"Saya di sini untuk menyerahkan laporan keuangan bulan ini dan bulan lalu bu." Ucap ketua divisi keuangan.

Felicia mengangguk paham. Lalu, dia menatap beberapa orang lainnya yang tadi datang bersamaan.

"Saya membawa laporan penjualan bulan ini, bu." Ucapnya karyawan itu

"Saya membawa laporan arus kas dan laporan laba rugi." Ucapnya

Felicia menganggukkan kepalanya paham.

Dirinya menerima laporan tersebut.

"Kalian bisa keruangan kalian dulu, jika ada keperluan lainnya atau butuh revisi nantinya akan saya hubungi kalian." Ucap Felicia.

Mereka pun mengangguk paham mendengar ucapan sekretaris atasannya.

~Bersambung

Terpopuler

Comments

Rabiatul Addawiyah

Rabiatul Addawiyah

klo pada tau Feliccia dah nikah dgn Felix pasti heboh tuh 1 kantor

2024-03-31

2

muna aprilia

muna aprilia

lnjyt

2024-03-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!