Episode 14

Setelah perdebatan mengenai pakaiannya dan barang-barangnya yang masih tertinggal.

Akhirnya Felicia tidak mengatakan apapun lagi, lagi pula dirinya pun malas untuk masuk ke dalam untuk mengambil barangnya. Dirinya hanya berharap barang-barangnya tidak ada yang hilang saja.

Saat ini, dirinya dan Felix sedang di dalam mobil yang memiliki hiasan bunga itu dan dikendarai oleh Felix sendiri karena supirnya dia usir tadi.

Felicia hanya diam saja karena dia pikir atasannya akan mengantarnya ke Apartment miliknya tapi itu hanya bertahan sampai Felix berhenti di depan gedung Hotel yang Felicia ketahui itu masih termasuk aset atasannya.

"Pak, kenapa berhenti di sini?" Tanya Felicia.

Dia merasa tidak mungkin atasannya ini masih ingin memantau Hotelnya di jam seperti ini setelah mengalami hal tidak mengenakkan.

"Tentu saja untuk beristirahat, memangnya apalagi?" Tanya Felix.

Mulut Felicia terbuka mendengar itu. Bagaimana bisa atasannya berkata begitu, dirinya juga ingin pulang untuk beristirahat. Ngomong-ngomong dia baru teringat mobilnya yang tertinggal di tempat acara pernikahan atasannya di lakukan.

"Lalu saya bagaimana pak?" Tanya Felicia sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Bagaimana lagi? Tentu saja kamu akan menginap di sini bersama ku." Ucap Felix. Setelah itu dirinya mulai berjalan meninggalkan Felicia.

"Oh, bilang dong pak. Ini gratis kan?" Tanya Felicia sambil segera menyusul atasannya yang sedang berbicara dengan receptionist.

Felix melihat ke arah Felicia yang sedang berjalan menyusul dirinya tanpa mengenakan alas kakinya sama sekali membuat dirinya menghela nafas lelah.

Setelah Felicia sampai di samping atasannya dia sadar atasannya sudah selesai berbicara dengan receptionist itu.

Felicia tersenyum kikuk, saat sadar dengan pakaian yang dia kenakan saat ini.

Receptionist di Hotel ini senyum membalas senyum kikuk sekretaris bos mereka.

Sebenarnya merasa bingung karena sekretaris pemilik Hotel tempatnya bekerja datang menggunakan gaun pengantin yang sangat indah dan cocok di tubuhnya.

"Ayo naik ke atas." Ucap Felix.

Felicia mengangguk untuk pamit ke receptionist yang ada di sana. Lalu segera menyusul atasannya.

Setelah mereka masuk ke dalam lift khusus, Felicia bertanya

"Pak, kunci kamar saya mana?" Tanya Felicia sambil menyodorkan tangannya meminta kunci kamarnya.

Felix menatap sekretarisnya sebentar.

"Kita akan tidur di Penthouse milikku." Ucap Felix.

Felicia terdiam mendengar itu, walaupun dirinya sering menginap di Hotel milik atasannya tentunya itu terjadi karena tuntutan pekerjaan juga. Tidak pernah sekalipun dirinya masuk ke Penthouse milik atasannya walau mengenai pekerjaan sekalipun.

Lalu tiba-tiba dirinya diperbolehkan menginap sekarang? Ini agak mengejutkan walaupun dirinya sedikit senang karena dia sendiri pun sangat penasaran dengan isi Penthouse karena dirinya tidak pernah melihat langsung ruangan itu.

Walaupun dirinya tidak terhitung susah bahkan bisa dibilang berkecukupan Felicia tetap tidak bisa melihat terlalu jauh karena dirinya pun memiliki banyak batasan.

Jadi, dirinya sangat senang karena diperbolehkan menginap. Padahal, jika diperbolehkan untuk melihat isi Penthouse itu sebentar pun dirinya sudah pasti sangat senang.

Dan tidak lama setelah itu mereka sudah sampai di lantai paling atas itu yang langsung tersambung ke lift khusus yang tadi digunakannya.

Felicia langsung melihat sekitar. Dia berniat meminta ijin untuk melihat sekitar, tapi dirinya masih punya malu untuk tidak menunjukkan tingkah memalukan seperti itu kepada atasannya jadi dia memilih menahan diri saja.

Felix berjalan ke sofa, dirinya duduk di sana lalu kembali melihat Felicia yang melihat sekitar ruangan ini lalu melihat ke arah nya.

"Kita akan membahas masalah pernikahan ini setelah saya membersihkan diri." Ucap Felix kepada Felicia.

Felicia menganggukkan kepalanya paham.

Felicia sedikit bersyukur dirinya tidak terlalu berharap atau senang karena pernikahan yang terjadi ini.

Jadi dirinya siap dengan apapun yang terjadi nantinya. Contohnya perceraian untuk pernikahan "tiba-tibanya" mungkin.

Kepalanya terasa berat karena kejadian hari ini. Ditambah hiasan rambutnya yang terasa lumayan menarik kulit kepalanya itu.

Lama dirinya menunggu atasannya. Sebenarnya sudah tidak sabar ingin ke ruangan yang akan dia gunakan untuk tidur dan dia juga sudah sangat ingin melepaskan semua hiasan rambutnya saat ini. Akhirnya dia mencoba mengurus rambutnya terlebih dahulu sebelum atasannya datang kemari dengan menggunakan kamera hp nya untuk pengganti cermin.

Tapi ditengah-tengah dia melepaskan hiasan di rambutnya Felicia mulai emosi karena sulit sekali melepaskan semuanya di tambah rambutnya sudah menjadi kusut karena dia mengacaknya tadi karena terlalu emosi.

"Apa yang terjadi?" Tanya Felix saat dia kembali ke ruangan tempat dia meninggalkan Felicia dapat dilihatnya rambut sekretarisnya yang acak-acakan itu.

Felicia membalikan wajahnya, melihat atasannya yang bertanya. Segera setelah itu, Felix dapat melihat wajah sekretarisnya yang sudah seperti akan menangis saja.

"Pak, tolongin saya." Ucap Felicia akhirnya, dia menyerah dengan keadaan rambutnya saat ini.

Felix terlihat bingung sesaat lalu sadar maksud Felicia adalah membantu mengurus rambutnya yang sudah kusut itu.

"Kenapa bisa sampai seperti ini?" Tanya Felix sambil duduk di sofa tepat di belakang Felicia yang sedang duduk di lantai saat ini.

Dirinya sedikit menarik tubuh Felicia agar lebih dekat kepadanya lalu mulai melepas jepit lidi yang berbagai bentuk itu.

Setelah melepas semua jepitan di rambut sekretarisnya, Felix bangun untuk mengambil sisir.

Setelah mengambil sisir Felix kembali duduk di belakang Felicia dan menyisiri rambut sekretarisnya sedikit demi sedikit dan sesekali pula kepala sekretarisnya seperti akan terjatuh. Niatnya untuk membicarakan pernikahan ini dia tunda terlebih dahulu karena sadar sekretarisnya sudah kelelahan.

Setelah selesai menyisir rambut sekretarisnya mata Felix terfokus ke leher belakang (tengkuk) Felicia yang terlihat putih bersih. Tapi hanya sesaat sampai dirinya mencoba membangunkan sekretarisnya yang sudah benar-benar tertidur tapi ternyata itu cukup sulit juga.

Jadi, Felix memutuskan membawa Felicia ke kamarnya. Sebenarnya di Penthouse nya ada kamar lain juga, tapi karena jarang digunakan kamar-kamar itu dia kunci dan karena itu pula kamar-kamar itu mungkin sudah penuh dengan debu.

Setelah meletakkan Felicia yang masih mengenakan gaun pengantin yang seharusnya untuk Angel membuat emosi memikirkan itu.

Tapi, tidak dia bantah wanita yang tertidur di atas ranjangnya saat ini sangatlah cantik. Ini pertama kalinya dia memperhatikan sekretarisnya itu seteliti ini.

Dia segera menggelengkan kepalanya, dan membaringkan tubuhnya yang sudah sangat kelelahan akhir-akhir ini karena istirahatnya yang lumayan berantakan.

Akhirnya dia memutuskan untuk tidur. Tanpa sadar setelah dirinya tertidur dia menarik tubuh Felicia, memeluk tubuh itu seakan-akan Felicia adalah sebuah guling.

Felicia sendiri tidur nyenyak sampai tidak menyadari itu sama sekali.

Sampai keesokan harinya, Felicia menggeliat karena matahari yang sudah bersinar dan mengenai matanya dari celah gorden.

Membuat Felicia mengerjap pelan untuk menyesuaikan matanya yang terkena cahaya matahari pagi ini.

~Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!