Episode 12

Felicia berjalan masuk ke ruangan yang pintunya dia ketuk setelah dirinya mendengar suara yang menyuruhnya masuk.

"Pak, saya di suruh adik bapak untuk memanggil bapak ke ruangan wedding venue. Karena acaranya akan segera di mulai." Ucap Felicia memberitahu.

Setelah mengatakan itu Felicia baru menyadari keberadaan kedua ornag tua atasannya dia segera menunduk hormat kepada orang tua atasannya yang merupakan pemilik perusahaan itu sebelum atasannya menaiki posisinya sekarang.

Saat ini mama Felix sudah bisa bangun walaupun harus ditopang oleh suami dan anaknya.

"Selamat siang pak, bu. Selamat atas pernikahan anak anda berdua." Ucap Felicia sambil tersenyum walaupun dia sedang patah hati. Dirinya harus tetap menghormati mereka yang sebentar lagi akan menjalankan hari baik seperti ini.

Setelah itu, Felicia berniat keluar dari ruangan itu.

Tapi, dirinya malah dihentikan oleh ayah atasannya. Membuat Felicia menoleh ke belakang lagi.

"Ada apa, pak?" Tanya Felicia bingung apalagi saat melihat tatapan mereka yang membuatnya sedikit risih.

"Nama kamu Felicia kan?" Tanya ibu atasannya yang dengan segara Felicia angguki.

"Benar, bu. Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Felicia akhirnya.

Mereka bertiga langsung mengangguk mengiyakan membuat perasaan Felicia tidak enak saja.

"Ma, tolong kamu yang urus ya." Ucap ayah Felix yang membuat Felicia tampak kebingungan.

"Papa tenang aja. Mama yang akan mengurus semuanya." Ucap mama Felix yang semakin membuat Felicia bingung.

Felix yang sadar sekretarisnya sedang kebingungan juga tidak berniat memberitahu apapun.

Tiba-tiba dia memikirkan ide agar sekretarisnya tidak jadi resign dari perusahaannya.

Dalam diam Felix menyeringai sambil menutup mulutnya dan agak menunduk membuat mama dan papanya mengira putra mereka sedang bersedih karena wanita yang dia sukai menyelingkuhinya.

Mereka tidak akan pernah memaafkan wanita tidak tahu diri yang melupakan bagaimana caranya bisa naik ke posisi yang membuat dirinya dihormat itu.

Mereka akan menghancurkan wanita itu nanti. Setelah semua masalah dibereskan saat ini.

"Nak, tolong ikuti saya ya." Ucap ibu Felix kepada Felicia yang diangguki oleh Felicia.

Felicia berjalan di belakang ibu atasannya dalam diam.

Setelah sampai di depan salah satu ruangan itu, ibu Felix masuk ke dalam di ikuti Felicia.

"Maaf melibatkan kamu dalam hal ini. Tapi bisakah kamu menggantikan posisi mantan tunangan Felix?" Tanya ibu atasannya. Felicia tiba-tiba terlihat seperti orang bodoh saat ini.

"Apa maksud ibu?" Tanya Felicia bingung dengan situasi saat ini membuat ibu Felix yang tadi sedang menyuruh pegawai dari bridal saloon itu mengambil gaun pengantin langsung menatap Felicia.

"Calon istri Felix, tidak aku harusnya menyebut wanita itu mantan calon istri Felix sekarang." Ucap ibu Felix terlihat kemarahan terlihat jelas diwajah nya yang masih terlihat sangat awet muda di usia nya yang tidak lagi muda.

"Ada apa dengan calon istri pak Felix, bu?" Tanya Felicia bingung kenapa ibu atasannya terlihat sangat emosi sekarang.

"Dia, dia berselingkuh di belakang putra ku, apa kamu tahu betapa putra ku sangat menjaganya selama ini? Bahkan dia melupakan daratan yang dia pijak hari ini berkat bantuan dari putra ku." Ucap ibu Felix dengan amarah yang sangat membara itu.

Felicia terdiam mendengar itu. Dirinya tidak tau harus bereaksi seperti apa. Dia bingung, jika calon istri pria itu sedang berselingkuh kenapa mereka masih di sini.

"Bu, bukannya sekarang lebih baik menyuruh tamu untuk kembali saja?" Tanya Felicia.

"Tidak, jika kami melakukan itu. Perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar apabila mereka semua tau jika putra ku di selingkuhi, apa kamu tau ada berapa banyak orang yang menggantungkan hidup mereka kepada perusahaan kami?" Tanya ibu Felix.

Felicia terdiam mendengarnya. Dia tentu saja tau. Tapi, jika dia pikirkan kembali dengan kepala jernih bukankah kerugian yang di alami perusahaan hanya butuh waktu singkat untuk kembali ke semula.

Jadi, untuk apa semua ini? Apa karena mereka tidak mau menanggung malu, makanya mereka membuat keputusan seperti ini?

Felicia benar-benar bingung saat ini.

"Ku mohon, bantu kami. Setelah acara ini selesai kita akan membicarakannya lagi nanti." Ucap ibu Felix.

"Tapi, bu. Saya rasa"

"Kamu tidak perlu berbicara formal kepada ku." Ucap ibu Felix.

"Dan lagi, sekarang lebih baik kamu segera memakai gaun itu." Ucap ibu Felix.

Staff dari salon bridal mendekati Felicia setelah Felicia melihat ibu atasannya itu menggerakkan tangan memberi kode kepada para staff itu.

Felicia dia bawa ke ruang ganti dan pakaiannya langsung diganti oleh mereka.

Tidak butuh waktu lama Felicia sudah selesai menggunakan gaun pengantin itu. Dan sekarang mereka sedang menata rambut dan make up.

"Kamu cantik juga, cocok menjadi menantuku." Ucap ibu Felix sambil menatap Felicia yang sedang di dandani. Rambutnya pun sudah di buat sangat cantik. Hanya tersisa make up nya yang belum selesai setelah itu mereka akan segera pergi.

Karena keluarganya tidak ada di sini, ayah Felix berinisiatif menjadi pendamping Felicia dan itu membuat tamu undangan heboh. Bagaimana tidak, mereka semua tau kalau pria yang sedang mengantar calon pengantin wanita adalah ayah dari pihak laki-laki.

"Kenapa jalanmu sangat aneh?" Tanya ayah Felix dengan suara berbisik.

"High heels yang saya kenakan terlalu besar, pak." Ucap Felicia memberitahu.

"Apa saya harus berjalan lebih pelan?" Tanya pria paruh baya itu sekali lagi.

"Jika tidak merepotkan, tolong ya." Ucap Felicia setelah itu mereka berjalan sedikit lebih lambat dari sebelumnya.

Felix yang melihat itu mengernyit bingung melihat ayahnya dan sekretarisnya berjalan lebih lambat.

Sampai akhirnya, Felicia sudah sampai di depan altar. Felix bertanya,

"Kenapa kalian melambat?" Tanya Felix.

"High heels nya kebesaran. Jadi berjalanlah lebih pelan dan hati-hati jangan sampai dia terjatuh." Ucapan ayah Felix yang mendapat anggukan paham dari Felix.

Setelah itu, ayah Felix berjalan ke samping istrinya.

"Ada apa tadi?" Tanya ibu Felix.

"Tidak ada apa-apa, hanya saja high heels yang dipakainya kebesaran." Mendengar ucapan suaminya dia mengangguk paham.

Dilihatnya altar yang berisikan pastor, putranya dan wanita yang merupakan sekretaris kesayangan putranya yang sangat sering dibicarakan putranya saat serang berkumpul.

Bukan sekali dua kali saja putranya memuji kepiawaian wanita itu. Padahal dirinya tau sekali Felix itu sangat jarang memuji orang lain. Dirinya pribadi sebenarnya sangat ingin bertemu wanita yang selalu dipuji oleh putranya itu.

Tapi, setiap dia ingin putranya mempertemukan mereka putranya itu banyak sekali alasan. Dan akhirnya, untuk pertama kalinya ia melihat gadis itu tapi disaat yang sangat tidak pernah terbayangkan sama sekali seperti ini.

"Apa tidak apa-apa kita melanjutkan pernikahan ini?" Tanya nya kepada sang suami yang sedang menatap altar itu. Dimana anaknya sedang mengucapkan janji suci.

~Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!