Episode 6

"Kamu benar-benar menyebalkan ya. Tapi hari ini terasa lebih lebih menyebalkan daripada sebelumnya." Ucap Felix.

"Benarkah? Hari ini bapak juga terasa jauh lebih menyebalkan daripada sebelumnya." Ucap Felicia.

"Kamu mau pulang jalan kaki ya?" Tanya Felix.

Felicia terdiam lupa dirinya tidak membawa mobil karena mobilnya yang dibawa ke bengkel 2 hari yang lalu dan belum diambil olehnya.

Lalu dia menoleh ke arah Felix dengan senyum manisnya dan berkata.

"Pak, saya nebeng ya" Ucap Felicia dengan suara lembut yang dibuat-buat.

Felix langsung mendengus dan berjalan mendahului Felicia dengan angkuhnya, dia tahu betul Felicia adalah orang yang jika bisa hemat maka dia akan melakukan itu. Jadi, tidak mungkin dia menolak diantar gratis dan memilih naik taksi untuk pulang.

Melihat itu Felicia segera menuju ke kursi pengemudi karena seperti biasanya yang mengendarai mobil itu pasti Felicia, tapi jika sudah jam pulang dan Felicia ikut mobil Felix sudah pasti Felicia hanya mengemudi sampai dirinya sampai ke apartment tempatnya tinggal yang kebetulan searah dengan kediaman Felix.

Jadi, sisa perjalanannya barulah Felix yang mengemudi sendiri bisa dikatakan itu win-win solution mereka saja.

Selama mengendarai mobil itu tidak ada yang bersuara diantara mereka berdua, hanya terdengar suara musik di dalam mobil itu.

"Pak, saya sudah sampai." Ucap Felicia lalu turun dari mobil Felix.

Mendengar itu Felix melihat keluar lalu mengangguk dan segera keluar dan menutup pintunya untuk berpindah posisi ke kursi pengemudi.

Setelah itu dia menutup dan mengangguk singkat dan mulai mengendarai mobilnya pergi dari situ.

Felicia pun segera masuk ke gedung apartment tempatnya tinggal setelah melihat mobil itu sudah tidak terlihat dipandangannya lagi.

Felicia yang tinggal di lantai tiga memutuskan menggunakan lift untuk sampai ke unit tempat tinggalnya yang memang tidak terlalu jauh dari lift juga daripada tangga.

Setelah sampai di depan unit apartment nya Felicia segara masuk yang hanya di sambut oleh kesepian dari ruangan itu. Gelap dan sunyi adalah kondisi ruangan itu karena dia lupa menyalakan lampu sebelum pergi.

Karena Felicia adalah anak yang merantau jadi dia memang tinggal sendiri di apartment yang dia sewa.

"Sepi banget, jadi rindu sama mama dan papa apa aku benar-benar resign lalu buka usaha lain lagi aja ya atau aku mencoba lebih fokus ke usaha ku yang sudah ada saja."Felicia memikirkan itu sesaat.

Felicia selama ini memang memiliki rental PS dan warnet yang dia buka bersama kakak laki-lakinya ditambah lagi dia memiliki butik yang sangat dia urusi karena selama ini jarang dia perhatikan karena sibuk.

Bisa dikatakan walaupun dirinya tidak bekerja lagi di perusahaan Felix pun sebenarnya sudah tidak apa-apa tapi pengalaman yang dia dapat dan kenalan yang dia dapat dari bekerja di perusahaan itu tidak boleh dilupakan juga bisa dibilang bekerja di perusahaan Felix juga membantunya dalam banyak hal.

Bahkan banyak dari pelanggan tetapnya yang berasal dari lingkungan kerjanya dan kolega-kolega bisnis Felix yang pernah dirinya beritahu juga sambil mempromosikan tokonya saat itu.

Dan karena yang dia jual juga dari barang-barang yang premium berkualitas tinggi jadi banyak dari kolega-kolega bisnis Felix yang sering berbelanja di tempatnya.

Lama Felicia termenung memikirkan masalah itu, Felicia akhirnya memutuskan akan tetap resign tapi dia akan menunggu waktu yang tepat saja nantinya.

"Memikirkan itu membuat ku pusing saja. Apa aku harus bilang ke mama sama papa dulu ya jika aku akan resign sebentar lagi." Ucap Felicia yang tentunya untuk dirinya sendiri.

"Nanti sajalah." ucap Felicia lalu berjalan ke arah kamarnya. Dia berniat membersihkan tubuhnya.

Acara makan malam yang diadakan nanti itu pukul 18:15 jadi Felicia masih punya waktu 1 jam lebih untuk bersiap-siap dan berangkat.

Nanti dirinya akan dijemput oleh teman kerjanya untuk pergi bersama.

Setelah selesai membersihkan diri Felicia memutuskan menggunakan dress.

Felicia telah siap dan tinggal menunggu dirinya di jemput.

Tidak lama dirinya menunggu hp nya berbunyi, Felicia mengangkat panggilan telfon itu.

"Bu, saya sudah sampai di depan gedung apartment ibu." Ucapnya.

"Saya akan segera ke sana." Ucap Felicia dan langsung di iyakan.

Lalu panggilan itupun dimatikan.

Felicia sendiri langsung keluar dan turun ke lantai bawah.

Tidak butuh waktu lama untuk dirinya mencari mobil rekan kerjanya yang sudah dia hafal itu.

Dia segera berjalan ke arah mobil itu berada dan segera masuk.

Setelah dirinya masuk, Felicia tersadar ada dua orang yang duduk di belakang rupanya. Felicia menyapa mereka.

Tapi mereka malah diam saja sambil menatap Felicia yang cukup membuat Felicia merasa canggung.

"Ada apa?" Tanya Felicia bingung lalu melihat ke dirinya sendiri lalu mengarahkan kaca spion di atas untuk dirinya bercermin dan dia merasa tidak ada yang aneh kok.

"Eh, tidak ada apa-apa kok bu. Cuma ini pertama kalinya kita lihat ibu pakai baju yang casual. Biasanya kan selalu baju formal. Ibu cantik banget." Ucap salah satu karyawan baru yang duduk di belakang.

Mendengar itu Felicia hanya tersenyum membalas ucapan itu.

"Terima kasih pujiannya kalau begitu." Ucap Felicia.

"Berhenti menatap saya seperti itu terus pak." Ucap Felicia saat dirInya menoleh ternyata rekan kerjanya masih saja menatap dirinya.

"Betul tuh, pak. Jatuh cinta baru tahu rasa." Ucap salah satu karyawan baru itu. Lalu mereka berdua tertawa bersama cekikikan tidak jelas.

Mereka berdua yang mendengar itu menggeleng.

"Tidak lah. Saya itu seperti kalian juga karena ini pertama kalinya saya melihat bu Felicia memakai pakaian biasa selain baju formalnya." Ucap Pak Dedi memberi penjelasan.

Felicia diam saja, dirinya selama ini memang tidak pernah menggunakan pakaian casual, dress dan lainnya selama bertemu dengan rekan kerja dikarenakan mereka yang lebih memilih nongkrong langsung setelah pulang kerja dan setiap ada event yang memperbolehkan menggunakan pakaian bebas Felicia lebih memilih baju formal andalannya itu.

"Sudahlah, masalah pakaian saya saja dibahas terus. Ayo, jalan saja pak." Ucap Felicia kepada pak Dedi yang menyetir.

Pak Dedi mengangguk lalu mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Mereka berempat saling berbicara selama di mobil jadi mobil tidak canggung sedikit pun selama perjalanan ini.

Setelah 25 menit perjalanan mereka sampai juga di tempat makan malam itu di adakan.

Setelah memarkirkan mobil itu mereka masuk ke dalam dan dapat mereka lihat para karyawan dari perusahaan mereka yang sudah ada di situ.

"Ramai juga ya, untung aja sekarang yang datang 4 divisi aja. Kalau ikut semua mungkin ruangan ini tidak akan cukup." Ucap pak Dedi.

Mereka semua memang memutuskan makan malam dengan waktu yang berbeda karena jika semua divisi bergabung jumlahnya tidak main-main banyaknya.

~Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!