Episode 16

Setelah hari di mana Felicia menikah dengan atasannya, Felicia tidak berangkat kerja sama sekali. Dirinya mengambil cuti 2 minggu untuk beristirahat sambil memikirkan apa yang akan dilakukan atasannya untuk pernikahan yang sudah terjadi ini.

Sebenarnya Felicia sendiri sudah berpikir penyelesaian terbaiknya tentu saja adalah perceraian. Mengingat atasannya yang baru di selingkuhi itu, rasanya tidak mungkin seseorang bisa langsung melupakan rasa cintanya hanya dengan satu kesalahan itupun terjadi dengan tiba-tiba. Jadi, Felicia yakin atasannya itu pasti masih mencintai tunangannya itu.

Tapi, selama masa cutinya ini sebenarnya Felix sangat sering menghubungi handphone nya. Padahal Felicia sedang mencoba menjernihkan pikirannya dengan mengambil cuti kali ini. Sampai akhirnya setelah cuti dua haru dan terus dihubungi oleh atasannya Felicia memutuskan untuk tidak menggunakan/memainkan alat elektronik apapun untuk sekalian menghindari radiasi.

Sebelum melakukan itu tentunya dia sudah memberitahu keluarganya agar mereka tidak khawatir.

Felicia selama lebih dari seminggu benar-benar tidak memegang handphone nya sama sekali, pikirannya benar-benar terasa jernih setelah melakukan itu ditambah lokasi yang dia gunakan untuk menghabiskan masa cutinya adalah tempat yang lingkungan sekitar yang masih bersoh dan tidak memiliki banyak polusi.

Dan hari ini adalah hari terakhirnya, Felicia memutuskan untuk kembali ke Apartment nya. Dan dia akan mulai kembali bekerja mulai dari besok.

Setelah sampai ke Apartment nya, Felicia langsung membersihkan semua debu yang ada di seluruh ruangan.

Setelah itu, Felicia segera meng-charge handphonenya yang tidak ada baterai itu. Setelahnya, Felicia langsung pergi membersihkan tubuhnya.

Setelah dirinya selesai membersihkan tubuhnya Felicia mengambil handphone nya yang sedang di charge saat ini untuk memesan makanan karena kulkas nya masih kosong, Felicia memilih memesan makanannya untuk saat ini karena dia pun sudah lelah karena perjalanan yang dilaluinya cukup panjang dan melelahkan.

Selagi menunggu pesanannya, Felicia memainkan handphone nya yang sedang di charge.

Dapat dilihatnya banyak sekali pesan dan email menumpuk saat ini.

"Banyak banget." Ucap Felicia lalu menghela nafasnya lelah.

Akhirnya, Felicia mulai membaca satu persatu mulai dari pesan dari atasannya yang kebanyakan menanyakan kapan dirinya kembali bekerja dan masalah pekerjaan yang harus diurusnya nanti.

Felicia dengan perlahan menghubungi satu persatu orang yang menghubunginya setelah membalas pesan dari atasannya. Pesan dari rekan kerjanya di prioritaskan oleh Felicia karena khawatir ada hal penting yang harus segera di urus.

Selama itu pula, Felicia mengerjakan pekerjaannya yang juga sudah lumayan menumpuk itu sedikit demi sedikit sampai handphone nya berbunyi.

Setelah diangkat ternyata itu kurir yang mengantar pesanannya, jadi Felicia dengan cepat turun ke bawah untuk mengambil pesanannya.

Setelah membayar kurir itu dan berterima kasih Felicia segera kembali ke unit Apartment nya untuk segera menyelesaikan pekerjaannya dan juga makan.

Setelah pukul 9 lewat, Felicia memutuskan untuk istirahat dan akan melanjutkannya di perusahaan besok.

"Lelah sekali, coba saja ada orang yang melamar pekerjaan dalam waktu singkat ini." Lirih Felicia setelah tubuhnya menyentuh kasur nyamannya.

"Tapi, kenapa tidak orang yang melamar sama sekali ya?" Ucap Felicia memikirkan masalah itu, dirinya yakin posisinya saat ini banyak diinginkan oleh orang-orang. Tapi kenapa tidak ada satu pun yang melamar di posisi itu.

Akhirnya, karena tidak ingin terlalu larut dengan pemikiran tentang tidak ada yang mendaftar di posisinya saat ini. Felicia memutuskan untuk segera tidur.

Tidak butuh waktu lama untuk Felicia tertidur karena dia memang tipe orang yang gampang tertidur dan terkadang sulit dibangunkan.

Setelah Felicia tertidur, pesan masuk ke handphone nya yang di kirim oleh atasannya.

Keesokan harinya, Felicia terbangun agak telat dari biasanya karena kelelahan kemarin.

Felicia segera berangkat ke perusahaan tanpa sarapan karena dirinya memutuskan untuk sarapan di cafetaria perusahaan tempatnya bekerja.

Sebelum masuk ke ruangannya Felicia mengambil makanan dari cafetaria untuk dirinya bawa ke ruangannya.

Sampai di ruangannya Felicia memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum ke ruangan atasannya untuk memberitahukan jadwal hari ini.

Felicia memakan makanannya sambil mengerjakan pekerjaannya, setelah selesai makan Felicia memutuskan untuk pergi ke ruangan atasannya terlebih dahulu untuk memberitahu jadwal hari ini.

"Bukannya kemarin saya sudah menyuruhmu untuk segera datang ke ruangan saya." Tanya Felix dengan nada yang terdengar marah.

Felicia terdiam, sedikit mengernyit dengan wajah bingungnya itu.

"Kapan bapak suruh saya ke ruangan bapak?" Tanya Felicia bingung.

"Semalam, bukankah kamu sudah membaca pesan yang ku kirim kemarin?" Tanya Felix mulai menahan amarahnya yang tadi sempat meluap saat dirinya sadar wajah sekretarisnya yang terlihat benar-benar bingung saat ini.

Felicia segera mengambil handphone nya yang ternyata mati karena memang sebelum baterainya penuh kemarin dirinya langsung mencabut charger nya karena dirinya harus maraton pekerjaannya semalam. Ya, walaupun tidak dapat selesai juga karena dia benar-benar sudah kelelahan kemarin.

"Handphone saya mati, pak." Ucap Felicia kepada atasannya sambil menunjukkan handphone di tangannya.

"Benarkah? Lalu kenapa sudah centang dua warna biru?" Tanya Felix.

"Saya juga tidak tahu, pak." Ucap Felicia dengan jujur.

Felix akhirnya menghela nafas.

"Sudahlah, duduk di situ dulu ada yang perlu kita bahas." Ucap Felix sambil menyuruh Felicia duduk di sofa yang ada ruangannya ini.

Felicia segera duduk sesuai perintah atasannya.

Dapat Felicia lihat atasannya yang mengambil dokumen dari laci yang ada di meja nya.

Setelah mengambil dokumen itu, Felix berjalan ke arah sofa dan menyerahkan dokumen ditangannya kepada Felicia.

"Ini dokumen apa pak?" Tanya Felicia sambil mengambil dokumen yang diserahkan atasannya.

"Bacalah." Ucap Felix.

Akhirnya Felicia mulai membaca isi dokumen tersebut.

Mata Felicia membelalak membaca isi dokumen yang di serahkan atasannya.

"Apa maksudnya ini pak?" Tanya Felicia.

"Bukannya kita hanya perlu bercerai secepatnya saja sekarang?" Tanya Felicia.

"Kenapa di sini tertulis harus menunggu satu tahun terlebih dahulu?" Tanya Felicia sekali lagi.

"Kita tidak dapat langsung bercerai karena publik masih hangat-hangatnya membicarakan pernikahan kita." Ucap Felix santai.

"Tapi, itukan pernikahan bapak. Saya saat itu hanya berniat membantu saja." Ucap Felicia.

"Membantu saja? Bukannya kamu juga senang dengan pernikahan yang terjadi ini?" Tanya Felix dengan seringai yang muncul di bibirnya.

"Apa maksud bapak?" Tanya Felicia terkejut.

"Maksud saya, bukankah kamu juga senang pernikahan yang ku rencanakan gagal seperti ini? Ditambah lagi kamu yang menjadi pengantin pengganti untukku. Karena dirimu yang mencintaiku?" Ucap Felix.

"Kamu tidak berpikir aku sama sekali tidak menyadari caramu menatapku, bukan?" Tanya Felix sambil bergerak ke arah Felicia sambil mencengkram dagu Felicia dengan sedikit kuat.

Felicia sendiri kaget mendengar itu, tidak dirinya sangka ternyata atasannya sadar tentang dirinya yang jatuh cinta kepadanya.

~Bersambung

Terpopuler

Comments

Rabiatul Addawiyah

Rabiatul Addawiyah

😁oooh kamu ketahuan

2024-03-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!