Episode 3

Saat ini, Felix dan Felicia sudah sampai di perusahaan.

Selama perjalanan tadi Felix terus marah-marah dan Felicia pun tidak luput terkena amarah Felix karena diam saja di perhatikan dengan tatapan mesum dari orang tadi.

Felix bahkan menyuruhnya memukul pria seperti itu daripada diam saja. Karena dia akan melindunginya apapun yang terjadi.

Mungkin, jika Felix tidak memberikan dirinya undangan tadi pagi. Felicia yakin jika dirinya akan sangat senang mendengar apa yang Felix katakan dari kemarahan pria itu.

Tapi, saat ini perasaan yang memenuhi hatinya bahkan dia tidak tau lagi itu perasaan apa.

Dan saat ini, Felicia sedang berbicara dengan seseorang yang datang keruangannya untuk menyerahkan laporan untuk Felicia periksa kembali sebelum diberikan kepada Felix atasan mereka.

"Tolong perbaiki isi laporannya sekali lagi dibagian tengah dan tabelnya ya, sepertinya terdapat kesalahan perhitungan juga di bagian ini." Ucap Felicia sambil menunjuk tabel yang menurutnya salah itu.

Mendengar itu, karyawan baru itu mendekat untuk melihat bagian yang dikatakan salah oleh Felicia.

Setelah itu dia mengangguk paham.

"Baik, bu. Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu." Ucap Anya karyawan yabg baru di rekrut 2 minggu lalu.

Felicia hanya mengangguk saja menanggapi karyawan baru itu.

"Sepertinya cukup cekatan juga ya." Kata Felicia untuk dirinya sambil melihat Anya yang sudah keluar dari ruangannya.

'Apa aku harus mencoba mencari pekerjaan baru saja ya.' Pikir Felicia lalu menoleh ke samping untuk melihat atasannya yang sedang fokus ke laptopnya saat ini.

'Ya, kurasa lebih baik seperti itu saja. Lagi pula, jika aku tidak segera keluar bagaimana caraku move on.' Pikir Felicia lagi sambil menghela nafas memikirkan dirinya yang tidak bisa move on saat pria yang disukainya sudah menikah membuatnya takut sendiri.

Akhirnya Felicia mulai menulis surat resign nya. Dia tidak akan langsung mengirim surat itu ke HRD ataupun atasannya. Dia hanya menulisnya agar sewaktu-waktu bisa langsung dia berikan.

Mungkin setelah mendapatkan pekerjaan baru dulu contohnya.

Saat sedang mengetik tiba-tiba telepon yang berada diruangan berdering.

Felicia mengangkat telepon itu.

"Ada apa, pak?" Tanya Felicia. Dia sudah tau siapa yang menelepon saat ini, karena dapat dia lihat diruangan sebelah atasannya sedang memegang telepon itu juga.

"Buatkan aku kopi seperti biasa." Ucap Felix.

"Baik, pak." Ucap Felicia.

Felicia jadi teringat saat pertama kali dia masuk dan di suruh membuat kopi. Felicia saat itu bingung karena merasa itu bukan tugasnya.

Sampai akhirnya sekretaris Felix yang dulu memberitahu dirinya banyak hal.

Saat diawal-awal, Felicia merasa sangat berat untuk mengikuti kata-kata Felix yang banyak mau itu. Tapi, untungnya kopi buatannya tidak pernah mendapat komplain sama sekali waktu itu.

Setelah beberapa saat bernostalgia, akhirnya Felicia pergi ke ruangan Felix untuk membuat kopi. Di ruangan itu memang memilik mesin kopi dan bahkan ada kulkas yang lumayan besar di ruangan itu. Karena seringnya Felix lembur ruangan itu akhirnya dibuat senyaman mungkin agar jika sudah terlalu malas untuk pulang Felix dapat menginap di ruangan sebelah yang dibuat menjadi kamarnya itu.

Sebelum masuk, Felicia terlebih dahulu mengetuk pintu ruangan atasannya itu setelah mendengar suara sahutan dari dalam Felicia segera masuk dan berjalan ke arah mesin kopi dan mulai membuat kopi untuk atasannya itu.

"Pak, ini kopinya." Ucap Felicia setelah kopi buatannya sudah selesai dia meletakkannya ke meja Felix.

Felix menganggukkan kepalanya, setelah itu Felicia membersihkan tempat yang dikotorinya saat sedang membuat kopi tadi.

"Kopi kamu memang tidak pernah tertandingi ya." Ucap Felix tiba-tiba yang membuat Felicia menoleh. Dapat dilihatnya pria itu sedang menyesap kopi yang baru saja dia buat itu.

"Benarkah." Ucap Felicia sambil tersenyum seperti biasa Felix akan selalu memuji kopi buatannya itu.

"Ya, kuharap calon istriku daoat membuat kopi yang seperti ini nantinya." Ucap Felix sekali lagi.

"Apa nanti kamu dapat mengajarkan cara membuat kopi seperti ini kepada calon istriku?" Tanya Felix tiba-tiba.

Felicia terdiam kembali tersadar jika pria yang disukainya ini sudah akan menikah dalam waktu dekat.

Felicia hanya mengangguk mengiyakan saja. Tapi, dalam hati dia berharap tidak akan pernah bertemu dengan calon istri dari atasannya itu.

Tapi, Felix yang melihat anggukan Felicia malah terlihat sangat antusias.

"Benarkah? Kalau begitu lain kali aku akan memintanya untuk menemuimu." Ucap Felix.

"Baik, pak. Kalau begitu saya keluar dulu." Ucap Felicia setelah melihat anggukan Felix, Felicia segera pergi menuju toilet yang ada di lantai ini.

"Hah, baru mendengar kabar tentangnya akan menikah saja sudah membuatkan patah hati. Bagaimana keadaan hatiku jika bertemu dengan calon istri pak Felix." Lirih Felicia frustasi sendiri dengan situasi saat ini sampai rasanya dia ingin menangis saja saking frustasinya dia.

Hah..

Heung..

Hah..

Helaan nafas Felicia terus terdengar dari tadi.

Akhirnya setelah menenangkan isi pikirannya, Felicia memutuskan untuk kembali ke ruangannya.

Sesampainya dia di ruangannya ternyata ada beberapa orang di depan pintu.

"Kalian sedang apa di situ?" Tanya Felicia kepada mereka.

"Ini bu, kami ingin memberikan laporan akhir bulan dan laporan yang tadi sudah di revisi." Ucap salah satu dari mereka.

"Baiklah, ayo masuk dulu." Ucap Felicia yang sudah berada di depan pintu dan membukanya.

Felicia terlebih dahulu melihat laporan dari Anya karyawan baru itu. Anya yang sadar duduk dengan tegang.

"Baik, laporan ini sudah bagus. Ini akan saya serahkan ke pak Felix nanti." Ucap Felicia sambil mengangguk sekali dan tersenyum kepada Anya.

Anya juga ikut membalas dengan anggukan dari Felicia sambil tersenyum lalu dia pergi dari ruangan itu karena tidak ada yang perlu dia lakukan di sana.

"Ini laporannya bu akhir bulan ini, dan ini laporan akhir bulan yang lalu." Ucap salah satu ketua divisi di perusahaan ini.

Felicia membaca isi laporan itu lalu mengangguk. Tidak ada yang perlu di revisi dari laporan yang dia baca ditambah hasil penjualan bulan ini dari perusahaan ini naik dengan cukup signifikan juga.

"Seperti biasa, pekerjaan kalian sangat rapi." Ucap Felicia.

"Terima kasih atas pujiannya, bu." Ucap ketua divisi itu.

"Bu." Panggil orang yang duduk di samping ketua divisi dibidang keuangan itu.

Felicia menoleh kearahnya.

"Ada apa?" Tanya Felicia.

"Hari ini ada divisi kami akan merayakan pesta penerimaan karyawan baru yang telat. Karena banyak karyawan yang suka dengan ibu, mereka meminta ibu ikut diundang nanti malam." Ucap karyawan yang bernama Christ itu.

"Tumben sekali karyawan baru meminta hal seperti itu. Biasanya mereka tidak ingin ada orang yang dekat dengan atasan yang ikut haha." Ucap ketua divisi keuangannya itu.

"Ya, sebenarnya banyak yang ingin mengundang bu Felicia untuk hadir sih dari karyawan lama pun banyak yang menginginkan kehadiran bu Felicia." Ucap orang yang duduk di samping ketua divisi keuangan.

"Apalagi banyak dari karyawan-karyawan kita yang diajari oleh bu Felicia sampai pandai dengan tugas mereka." Lanjutnya Christ sekali lagi.

~Bersambung

Terpopuler

Comments

FUZEIN

FUZEIN

Maybe dalm tak sedar Felix ada rasa dengan Felicia kot

2024-04-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!