Episode 8

Setelah melihat siapa yang menelfonnya, Felicia segera mengangkat telfon itu.

"Selamat malam, ada apa bapak menghubungi saya?" Tanya Felicia.

"Apa tidak boleh?" Tanya Felix.

"Tentu saja boleh, pak. Asalkan itu di jam kerja apabila saat ini bapak ingin membahas pekerjaan." Ucap Felicia.

"Jadi, ada apa bapak menghubungi saya?" Tanya Felicia.

"Saya ingin minta tolong besok kamu ikut dengan saya." Ucap Felix.

"Memangnya kemana pak?" Tanya Felicia lagi.

"Besok kamu akan tahu, tolong ya." Ucap Felix

"Baiklah." Ucap Felicia. Felix dapat mendengar helaan nafas sekretarisnya itu. Tapi jangan ditanya lagi, dia tidak peduli dengan Felicia setuju atau tidak sebenarnya. Karena walaupun Felicia menolak dirinya akan tetap membawa Felicia agar bisa membantunya besok.

"Bagus, aku akan mematikannya." Ucap Felix lalu langsung dimatikan.

Hal itu sontak membuat Felicia langsung kesal. Akhirnya dia mematikan ponselnya tidak ingin ada gangguan lain dari benda itu.

Felicia memilih melanjutkan tontonnya sampai tidak sadar dirinya tertidur.

...****************...

-Keesokan harinya.

Felicia bangun seperti biasanya dan membuat bekal untuk hari ini karena dia sedang malas sarapan setelah itu, dia segera bersiap ke perusahaan dan melalui hari ini juga.

Sebelum ke perusahaan Felicia memesan taksi untuk membawanya mengambil mobilnya yang masih di bengkel walaupun sudah selesai dari entah kapan itu barulah Felicia berangkat menuju perusahaan.

Sesampainya dia di perusahaan itu, Felicia menyapa satpam yang dia temui dan juga para karyawan lainnya.

Felicia segera masuk ke ruangannya setelah absen dengan ID Card nya.

Setelah membereskan semua barang bawaannya, dia segera ke ruangan Felix untuk memberitahu jadwal hari ini sekali lagi.

Setelah mengetuk pintu dan mendengar suara atasannya yang memperbolehkan dirinya masuk Felicia segera masuk.

"Ada apa?" Tanya Felix

"Saya ingin memberitahu jadwal anda hari ini, pak." Ucap Felicia.

Mendengar itu Felix mengangguk paham dan bertanya.

"Hari ini jadwal saya cuma satu bukan?" Tanya Felix memastikan.

"Benar pak, hari ini pukul 09:15 bapak ada jadwal peninjauan bersama dengan kolega dan investor lainnya." Ucap Felicia memberitahu Felix.

Felix yang mendengar itu mengangguk paham dan Felicia yang melihat itu langsung pamit undur diri terlebih dahulu.

"Felicia, tolong buatkan kopi dulu." Ucap Felix menghentikan Felicia yang sudah dekat dengan pintu ruangan Felix yang juga dekat dengan peralatan kopi dan barang-barang lainnya terletak.

Akhirnya Felicia segera pergi membuat kopi untuk atasannya itu.

Setelah selesai dia segera memberikan itu untuk Felix kemudian dia ijin keluar dan kali ini tanpa dihalangi lagi Felicia keluar dari ruangan atasannya tersebut.

Felix sendiri kembali mengerjakan pekerjaannya sesekali tanda tangannya dia bubuhi dikertas yang akan menjadi uang yang sangat banyak itu.

Sambil sesekali juga dia menyesap kopi buatan Felicia dan memuji kopi itu sekali lagi.

Sedangkan di ruangannya, Felicia mengerjakan tugasnya mengecek laporan-laporan yang baru saja diberikan kepadanya itu.

Semua karyawan dan atasan mulai fokus pada pekerjaan mereka masing-masing dan yang tidak cukup sibuk memilih berbicara dengan karyawan lain yang kerjaannya cukup sedikit itu.

Felicia mengerjakan pekerjaannya sampai tidak sadar dirinya belum makan sampai akhirnya perutnya berbunyi dengan cukup kuat.

Felicia memutuskan makan bekal yang dia buat dan bawa ke perusahaan tadi pagi.

"Lapar banget." Ucap Felicia sambil memakan makanannya.

Sampai tiba-tiba pintu ruangannya di buka tiba-tiba membuat dirinya terkejut.

"Ada apa, pak?" Tanya Felicia langsung menghentikan makannya dan meletakkan sendok garpunya.

"Kamu ya, bukannya kerja malah makan. Tidak bagi-bagi lagi." Ucap Felix.

"Lah, ini sarapan saya pak. Mana mungkin saya bagi-bagi apalagi porsi yang saya bawa memang pas-pasan untuk diri saya sendiri." Ucap Felicia.

"Benarkah? Lain kali tolong bawakan untukku juga, aku sudah lama tidak makan masakkan mu." Ucap Felix tanpa malu sedikit pun yang mampu membuat Felicia sedikit mencibir Felix diam-diam tapi akhirnya Felicia menganggukkan kepalanya untuk mengiyakan.

"Jadi, ada urusan apa sampai bapak datang ke ruangan saya?" Tanya Felicia sambil melanjutkan makannya.

"Saya ingin bilang, setelah selesai di tempat peninjauan. Kamu akan ikut saya setelahnya." Ucap Felix.

Mendengar itu, Felix kembali bertanya.

"Buat bantuin bapak, yang bapak bilang ke saya semalam?" Tanya Felicia.

Felix menganggukkan kepalanya.

"Iya." Ucap Felix.

"Memang bapak butuh bantuan apa sih?" Tanya Felicia bingung

"Saya harus pergi mengambil cincin pesanan ku dan fitting baju hari ini. Tapi karena tunanganku sedang tidak bisa saya harap kamu bisa membantu karena tubuh kalian terlihat tidak terlalu beda jauh." Ucap Felix sambil melihat Felicia secara cepat.

Felicia sendiri terdiam mendengar itu, ingin menolak tapi tidak enak juga karena sudah mengiyakan kemarin.

"Apa tunangan bapak tau saya akan membantu bapak?" Tanya Felicia.

"Iya, dia yang memintaku mencari orang yang badannya hampir mirip dengannya agar pada hari yang sudah ditentukan tidak ada drama baju tidak pas." Ucap Felix.

Felicia terdiam mendengar itu, agak heran sebenarnya. Karena, jika dia yang akan menikah (walaupun bukan dengan siapapun karena dirinya belum menemukan jodohnya) dia tidak akan membiarkan orang lain mencoba pakaiannya dengan alasan apapun.

Tapi, dirinya menganggukkan kepalanya saja pada akhirnya. Toh, itu terserah mereka dan Felicia hanya akan membantu saja.

"Baiklah, kalau begitu terima kasih karena sudah mau membantuku." Ucap Felix sambil tersenyum.

Felicia sendiri hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah itu Felix keluar dari ruangan Felicia.

"Ayo, bertahan selama beberapa hari lagi setelah itu aku tidak akan bertemu dengan mereka lagi." Lirih Felicia.

'Ternyata susah juga ya menghilangkan perasaan seperti ini.' Pikir Felicia tapi segera dia menggelengkan kepalanya kuat untuk mengenyahkan pikiran-pikiran tentang nasib percintaannya yang tidak lancar sama sekali.

Felicia kembali fokus kepada pekerjaannya.

Sampai tiba-tiba alarmnya berbunyi Felicia melihat sebentar tulisan yang ada di situ.

Ternyata sudah saatnya dia dan atasannya pergi untuk meninjau proyek.

Dia segera pergi ke ruangan atasannya untuk memberitahu.

Setelah mengetuk pintu dan diijinkan masuk Felicia segera memberitahu tujuannya datang.

"Pak, kita harus segera berangkat untuk peninjauan proyek." Ucap Felicia.

Felix yang mendengar itu menganggukkan kepalanya menyiapkan laporan, dokumen dan beberapa barangnya untuk dia bawa dan kerjakan di dalam mobil nantinya.

Setelah itu, mereka segera berangkat tidak lupa dengan jas Felix yang tersampir di tangan kirinya itu dia berjalan dengan gaya slow motion andalannya sambil melipat baju lengan panjangnya.

"Pak, sudah gaya-gayaannya." Ucap Felicia yang berjalan di belakang Felix sambil membawa barang bawaan Felix.

"Ganggu aja kamu." Ucap Felix tapi tetap berjalan dengan banyak tingkah seperti itu membuat Felicia menggeleng lelah melihat itu.

~Barsambung

Terpopuler

Comments

Disya♡💕

Disya♡💕

jangan jangan Felicia lagi pengentinnya🤭

2024-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!