Mereka berada di dalam mobil Wrangler milik Adrian yang dipenuhi dengan nuansa khas laki-laki.
Dari yang Shasa amati, Adrian senang sekali dengan ornamen tengkorak yang memiliki sayap.
Musik yang Adrian dengarkan rata-rata beraliran heavy metal, metal progresif dan hard rock. Wajar lelaki, pikir Shasa.
Setiap lagu yang terputar di head unit mobil Adrian, Shasa bisa mengikuti liriknya. Adrian sesekali ikut menimpali dengan suaranya.
Ia tidak menyangka jika Shasa dan dirinya memiliki selera musik yang sama dari band musik yang sama.
"Lo suka Avenged Sevenfold juga?"
Shasa mengedikan bahunya. "Gue suka lagu apa aja, Ian. Yang menurut telinga gue cocok. Gak punya spesifikasi aliran apa yang gue suka. Tapi gue cukup hapal judul-judul Avenged Sevenfold."
"Ohh ya? Lo suka yang judulnya apa?"
Shasa terdiam sebentar lalu ia menaikan bola matanya ke atas, tanda ia sedang mengingat judul apa yang ia sukai.
"Gue suka Bat Country, Nightmare, Afterlife, Piece Of Heaven, Set Me Free, Seize The Day, Buried Alive, Gunslinger, Danger Line sama ... So Far Away." Saat menyebutkan judul yang terakhir, Shasa sedikit ragu.
Ia kemudian mengalihkan tatapannya ke samping kaca jendela. Menatap pemandangan di luar kaca dan menahan air matanya yang siap tumpah.
Adrian yang mengetahui perubahan mood Shasa segera menggenggam tangan gadis itu.
"Lo harus kuat ya, Sha!"
"Gue ... gue sekarang sendiri, Ian. Ayah bunda gue ... mereka--"
Shasa menarik nafasnya kuat-kuat dan ia hembuskan perlahan lalu melanjutkan kalimatnya.
"Mereka udah jauh disana. padahal banyak hal yang mau gue ceritain ke mereka, termasuk rasa suka gue ke lo!" Tentu saja kalimat terakhir tidak Shasa ucapkan langsung. Ia ungkapan dalam hati.
"Gue gak tau, Sha. Bagaimana cara menghibur orang yang lagi berduka. Tapi lo gak usah sedih ya. Lo gak sendiri!"
Adrian menggenggam tangan Shasa. Meremasnya pelan seolah-olah sedang mentransfer energi positifnya untuk Shasa agar gadis itu lebih kuat.
"Ada gue yang bisa lo andalkan. Lo bisa cerita apa aja ke gue. Lo juga bisa kok minta tolong apapun ke gue!" lanjut Adrian.
Shasa menatap wajah Adrian setelah gadis itu mengelap wajahnya yang penuh air mata. "Terima kasih ya, Ian. Lo selalu ada buat gue!"
Adrian mengangguk dan tersenyum tanpa menoleh pada Shasa, karena saat ini dirinya sedang fokus mengemudi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Shasa memasuki ruangan kerja ayah dan bundanya ketika ia rindu, sesekali gadis itu membaca beberapa kasus yang sudah pernah ayah bundanya selesaikan.
Shasa duduk di bangku kerja ayahnya, ia tertarik untuk membuka laci meja kerja milik Handoko. Saat pintunya terbuka, ternyata ada brankas di dalamnya.
Gadis itu mencoba beberapa password mulai dari tanggal lahir ayahnya, ibunya dan terakhir dirinya. Dan ternyata berhasil. Password nya adalah tanggal lahir dirinya.
Dalam brankas ada beberapa logam mulia yang Shasa tau jika sang bunda memang suka sekali membeli logam mulia dari pada perhiasan yang bisa wanita itu gunakan.
Ada yang menarik perhatian Shasa yaitu sebuah binder berwarna hitam yang bertuliskan Pravitel' Vselennoy Kingdom pada bagian sampulnya.
Perlahan jari jemari Shasa membuka lembar demi lembar yang berisi data rahasia dari para 'mitra' Izyaslavich, perusahaan milik Pravitel' Vselennoy.
Shasa cukup terkejut karena di dalam binder tersebut merupakan nama-nama perusahaan raksasa yang menguasai Negeri ini.
Hampir 99% anak-anak mereka bersekolah di yayasan Alexandra school. Tentu saja 1% nya siswa siswi yang seperti dirinya. Beasiswa.
"Ternyata mereka dilindungi oleh organisasi dari luar negeri," gumam Shasa.
Izyaslavich sendiri yang di ketuai oleh Igor Dallin Izyaslavich atau nama lainnya adalah John Dal Harrison. Merupakan ketua dari Pravitel' Vselennoy. organisasi pengendali para konglomerat, pengusaha, seniman, musisi bahkan sampai kepemerintahan.
Igor merupakan King dalam organisasi nya. Igor sendiri menjalankan beberapa perusahaan di sektor Minyak bumi, hospitality.
Igor juga ikut bergabung dalam sistem kepemerintahan di Rusia dan memiliki sumbangsih besar dalam organisasi yang sama besarnya seperti Pravitel' Vselennoy yaitu Ultimo Re.
Ada banyak usaha ilegal yang ia jalankan bersama para 'Mitra' nya. Mereka melakukan laundry uang, penjualan narktka, penjualan or gan, human traf, transaksi senpi, bahkan mereka bekerja sama dengan beberapa artis dan politisi untuk melakukan laundry uang.
Dari dokumen yang Shasa baca, ia mendapatkan informasi baru bahwa perusahaan Chaiden -- ayah Adrian, akan mengalami kebangkrutan yang disebabkan oleh merosotnya income yang diberikan perusahaan Chaiden kepada Izyaslavich.
Shasa baru mengetahui ternyata ayah bundanya sedang mendalami kasus laundry uang dan pinjaman online yang di lakukan kelompok mafia yang berada di dalam organisasi Pravitel' Vselennoy karena orang tua Shasa tergabung dalam organisasi Ultimo Re.
Ohh ... bolehkan Shasa mengatakan jika orang tua anak-anak Pioneer ini mafia. Karena kenyataannya memang begitu.
"Apa karena ini ... ayah bunda diburu dan dibunuh? Ini pemb unuhan!"
Shasa membekap mulutnya tidak percaya karena ia merasa jika kasus yang di dalam binder ini menggantung. Ia yakin inilah penyebab orang tuanya meninggal.
"Aku akan selidiki ini. Shasa janji bunda ... Ayah ..." ucapnya sambil meremas binder yang ia pegang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Adrian menjemput Shasa dan menunggu gadis itu di ruang tamu bersama kakek dan nenek Shasa. Tak lama Shasa turun dengan pakaian yang sudah rapih dan cantik.
Adrian terpukau saat melihat Shasa mengenakan hanbok brukat berwarna pastel yang dipadukan dengan rok tutu berwarna putih sebetis gadis itu. Membuat Shasa tampak lebih dewasa.
Tatanan rambutnya ia bentuk low updo dan di hias dengan jepit rambut membuat penampilan Shasa semakin manis dan cantik.
"Kita berangkat sekarang, Ian?"
Adrian masih menatap Shasa bahkan dirinya tidak sadar jika Shasa sedari tadi berbicara padanya.
Shasa mengibaskan tangannya di depan wajah Adrian. "Ian! Lo liat apa sih? penampilan gue aneh ya?"
"Hah ... enggak kok enggak. Cantik. Lo cantik banget!" puji Adrian.
"Ehmmmmm!"
Adrian melupakan jika ada kakek Shasa yang sejak tadi memperhatikan mereka. Khususnya memperhatikan Adrian.
"Kalau begitu, saya izin bawa Shasa ke rumah saya untuk acara ulang tahun mama saya, Kek."
"Iya, tolong jaga cucu saya. Jangan lecet sedikit pun dan jangan pulang terlalu malam. Batasnya jam 9!"
"Yahhh Kakek. Cinderella aja pulangnya jam 12." Canda Shasa sambil memeluk sang kakek untuk berpamitan. Ia tak lupa juga memeluk sang nenek untuk berpamitan.
"Kamu mau kakek sihir jadi kadal kalau pulang lewat jam 12 malem?"
"Jangan kek. Nanti kasian kadal yang lain. Kalah cantiknya sama Shasa." Shasa menanggapi ucapan Kakeknya dengan candaan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
~Kediaman Chaiden~
Acara ulang tahun yang mama Adrian selenggarakan memang tidak banyak mengundang tamu namun cukup mewah untuk dekorasi perayaannya.
Terbukti dari banyaknya makanan yang tersaji mulai dari Chinese food, western food, arabian Food dan juga ada Indonesian food.
"Makanan segini banyak siapa yang habisin, Ian? Kata lo, nyokap lo gak undang banyak orang?" tanya Shasa takjub.
"Iya kan nyokap gue mah cupu, gak punya temen. Yang Dateng kebanyakan temen gue dan bokap!" Tawa Adrian.
Adrian mengajak Shasa untuk ikut masuk ke sebuah kamar yang ternyata itu adalah kamar orang tua Adrian.
"Ma ... Adrian pulang!"
Wanita cantik dengan gaun model off shoulder membalikan tubuhnya ketika dirinya sedang dirias para MUA.
"Kamu ... Mama pikir kamu lupa hari penting Mama!" ucapnya dengan nada sedikit meledek.
"Mana bisa aku lupa ulang tahun Mama yang ramainya sama temen-temen Adrian doang!" Adrian terkekeh dan di balas dengan cubitan oleh Ariana.
"O-iya, siapa itu yang datang sama kamu, Ian? Kok gak di kenalin ke Mama?"
"Ohhh itu calon pacar, Mam!" ucap Adrian membisiki mamanya. "Tapi jangan bilang-bilang. Ini rahasia kita ya!" lanjut Adrian.
Ariana mengangguk senang dan menatap Shasa dari pantulan cermin, cantik ... batinnya.
"Sha, kenalin ini nyokap gue!" Adrian menuntun Shasa agar mendekat pada Ariana.
"Perkenalkan. saya Shasa teman sekolah Adrian, Tante!"
"Hallo ... salam kenal juga, Shasa!"
"Selamat ulang tahun untuk Tante, semoga sehat selalu dan dilancarkan segala urusannya!" ucap Shasa sambil mengulurkan tangan ke hadapan Ariana.
"Terima kasih Sayang, Aamiin!" Ariana menyambutnya dengan senyum hangat. "Senang bertemu dengan kamu, Shasa!"
"Ma ... Adrian titip Shasa di sini sebentar ya. Adrian lupa, di bawah ada anak-anak Pioneer mau numpang makan. Ian siapin tempat dulu."
"Iya Sayang."
"Cuma sebentar kok, nanti Ian balik lagi!" ucap Adrian sambil memeriksa ponselnya.
"Sebentar ya Sha, lo gue tinggal dulu di sini!"
Sepeninggalan Adrian, Shasa cukup gugup di tinggal berduaan dengan ibunya Adrian meskipun ada beberapa MUA yang sedang sibuk menata rambut dan riasan, tetap saja suasana canggung kental terasa.
"Shasa sudah lama kenal Adrian?" tanya Ariana.
"Kita kenal pas pertama kali MOS, Tante. Waktu itu Shasa dan Adrian terlambat datang dan kita dihukum bersama."
"Tante dengar dari Adrian, orang tua Shasa baru meninggal ya? Tante turut berduka cita ya, Sayang. Semoga kamu kuat dan kedua orang tua kamu di tempatkan di surganya Tuhan. Aamiin!"
"Aamiin. Terima kasih Tante."
"Pasti berat untuk kamu ya, Sha? Sekarang kamu tinggal sama siapa?"
"Kemungkinan Shasa akan tinggal sama kakek nenek di Grand Residence, Tante."
Ariana cukup terkejut dengan jawaban Shasa. "Bukannya itu jauh dari sekolah kamu nantinya?"
"Iya Tante, tapi kakek nenek sudah siapkan supir untuk antar jemput."
"Oh syukurlah. Kalau kamu tidak keberatan, kamu juga bisa tinggal di asrama Alexandra."
"Nanti Shasa bicarakan lagi sama kakek dan nenek Shasa, Tante. Terima kasih sarannya, Tante."
"Sama-sama Sayang!" Ariana suka sekali dengan Shasa. Shasa gadis yang sopan dan baik menurutnya.
"O-iya Tante, Shasa hampir lupa. Ini kado untuk Tante."
"Apa ini, Sha?" Ariana membuka kotak yang berada dalam genggaman nya.
"Adrian bilang kalau Tante suka pakai scarf. Bahkan Tante punya koleksi scarf."
Ariana memang menyukai scarf dan sering menggunakan nya. Namun alasan sebenarnya ia menggunakan scarf itu untuk menutupi bekas cekikan yang sering Edward berikan Padanya.
"Terima kasih ya, Shasa. Tante suka kadonya. Boleh Tante pakai?"
Kali ini Ariana meminta MUA untuk menata rambut menggunakan scarf yang Shasa bawa.
Mereka menuruni tangga bersama menuju ke lantai bawah. Adrian yang katanya akan kembali, ternyata ia tidak memenuhi janjinya untuk kembali ke kamar mamanya dan meninggalkan Shasa.
Untung saja Ariana-Mama Adrian, sosok yang hangat dan menerima Shasa dengan baik.
Bener yang Adrian katakan, tamu yang datang hanya teman-teman Adrian bahkan suami Ariana, Edward. Sedari tadi tidak terlihat batang hidungnya. Ariana dan Adrian sudah tidak kaget dengan hal itu.
"Ayo Shasa dimakan. Dari tadi kamu temenin Tante make up dan belum makan atau minum sedikitpun."
"Iya Tante." Shasa membungkuk sungkan.
"Adrian! Kamu tuh ya, bawa temen tapi gak di ajak makan bahkan di tinggal," gerutu Ariana sambil menatap sekeliling mencari keberadaan anaknya.
Ariana menghampiri Adrian yang saat ini sedang berkumpul di gazebo dengan anak-anak Pioneer lainnya. Belum juga Adrian menghampiri Ariana. Teman-teman Adrian. Lebih dulu berhamburan menyapa Ariana.
"Hallo ... Mama Ariana. Happy Birthday!" ucap Danu sambil memeluk wanita paruh baya itu.
"Terima kasih, Kamandanu!"
"Tan, Happy Birthday ya." Seorang gadis di antara anak-anak Pioneer memeluk Ariana. Ariana yang belum mengenalnya hanya tersenyum canggung
"Siapa?" tanya Ariana sedikit bingung.
"Aku Debby Tante, temen sekelas Adrian dan Kamandanu."
"Ohhh iya. Terima kasih sudah datang. Terima kasih juga kadonya!"
Debby mundur beberapa langkah lalu mengamit lengan Adrian, Ariana yang melihat itu segera menatap putranya bingung.
"Kenapa Mama liatin Adrian begitu?" tanya Adrian bingung.
Ariana hanya menggelengkan kepala lalu masuk ke dalam rumah menghampiri Shasa yang saat ini sedang menikmati macaron yang tersaji.
"Maafin Adrian ya, Sha. Dia kalau lagi kumpul sama temen-temennya suka lupa segalanya!"
Shasa tersenyum. "Iya Tante, gak masalah. Aku temanin Tante aja di sini. Boleh, kan?"
"Boleh banget Sayang, Tante juga pengen kenal kamu lebih banyak."
Sebenarnya Shasa sedari tadi melihat keberadaan Adrian dan teman-temannya di dekat kolam, hanya saja ia tidak berani menghampiri.
Karena Adrian yang sedari tadi digandeng posesif oleh Debby membuat hati Shasa terasa nyeri.
Bahkan Shasa berkali-kali harus menahan air matanya agar tidak meluncur bebas. Cara mengalihkannya ya ... dengan makan apa saja yang ada di depannya. Kecuali piring dan gelas.
...ヾ(*’O’*)/ To be continueヾ(*’O’*)/...
Like, vote, kembang dan kopinya ya majikanku. Bagi iklannya juga boleh ❤️ Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Katty miaw
aku mah taunya so far away doang
2025-02-23
0
Bilqies
ampun kek
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-05-25
0
Bilqies
waah kaya adik gue banget niih suka Avenged 😀😀
2024-05-25
0