Chapter 6 - Rejection.

"Aiden, ayo kita menikah!" ucap Shasa dengan wajah seriusnya sambil menatap mata Aiden.

"Buahahahha." Seketika Aiden tertawa sambil memegang perutnya.

"Kenapa?" tanya Shasa sambil mengernyitkan dahi.

Pertanyaan yang Shasa lontarkan sangat pelan hampir tidak terdengar karena tawa Aiden yang cukup keras.

"Hahahaha Shasa ... Shasa ... kamu kenapa sih!"

Shasa masih menatap Aiden bingung dan sebal, mengapa ajakan nya malah seolah-olah lelucon bagi Aiden.

"Kenapa? Ada yang lucu?"

"Ya lucu banget lah, Sayang. Kamu diem aja dari tadi bahkan ngelamun pas aku tanya. Tapi pas kamu bicara, kamu malah ngelamar aku. Itu harusnya kata-kata aku buat kamu, Sayang!" Aiden masih terkekeh.

"Ehh ... aku malah ke duluan kamu!"

"Jadi, kamu mau gak? Nikah sama aku," tanya Shasa sekali lagi.

"Gak bisa Shasa aku --"

"Jadi kamu nolak aku?" tanya Shasa memotong kalimat Aiden.

Aiden menggenggam tangan Shasa dengan cepat, lalu menatap wanita itu.

"Gak bisa sekarang Shasa. Kita harus mengurus dokumen untuk nikah dulu. Selain itu, Aku harus menghadap Brigadir Jenderal Djoko Sailendra untuk melamar Kamu!"

Aiden mengelus pipi Shasa yang ternyata gadis itu mengeluarkan air matanya.

Aiden mengelus wajah Shasa dan mengusap air mata di wajah wanita itu lalu turun ke pipi, kemudian berlanjut di rahang Shasa.

Aiden menatap wajah Shasa yang sedang memejamkan matanya lalu ia melumat bibir ranum Shasa dengan lembut.

Aiden melepaskan ciumannya dan berdehem.

"Sabar ya, Sayang. Kita pasti menikah!"

Ucapan Aiden hanya di anggukan oleh Shasa. Shasa senang, ternyata Aiden memiliki niatan serius dalam hubungan mereka yang sudah lama ini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Bang Ian, ayo kita makan!" bujuk Martin saat Adrian sedang menonton televisi yang menayangkan kartun bocah botak kembar.

"Nanti!"

"Nantinya kapan? Ini udah mau jam 7 malam, Bang!"

Tidak ada jawaban dari Adrian, Martin mendekati Adrian sambil menarik tangan lelaki itu namun ditepis dengan kasar oleh Adrian.

"Jangan sentuh gue!"

"Kok ... kalau sama gue gak bekerja ya, caranya Kak Shasa," gumam Martin.

Martin menyendok nasi dan lauk, lalu ia makan di samping Adrian.

"Hmmm ... masakan Mba Sarah enak," goda Martin sambil menyendok kan satu persatu ke mulutnya.

"Bang beneran gak mau makan?"

Adrian menggeleng-gelengkan kepalanya seperti burung kutilang.

"Ya udah kalau gak mau makan, Martin abisin ya Bang!"

Adrian langsung menatap Martin tajam. "Jangan, punya Shasa!"

Martin akhirnya paham. Adrian cuma mau makan bareng Shasa pikirnya.

Kemudian Martin menghabiskan makanannya lalu membersihkan alat-alat makannya. Setelah itu Ia mendekati Adrian lagi.

"Kak Shasa lagi kerja, Bang. Kemungkinan pulang besok. Tadi Kak Shasa nyuruh Bang Ian makan. Bang Ian harus makan. Kalau Bang Ian gak makan, nanti Kak Shasa gak mau kesini!" Bohong Martin.

'Dih gue kaya lagi ngebujuk ponakan gue yang masih PAUD,' batinnya sambil terkekeh.

Adrian langsung berjalan mendekati meja makan dan mengambil porsi makan yang sangat banyak. Bahkan bisa buat konten mukbang.

Martin tidak melewatkan kesempatan begitu saja. Ia segera memvideokan kegiatan Adrian yang sedang makan. Gunanya untuk menginformasikan kepada Shasa.

Di Tempat lain, Shasa tersenyum bahkan terkekeh saat melihat video yang dikirimkan Martin.

Hal itu diperhatikan oleh Aiden yang sedari tadi memperhatikan Shasa yang belum menyentuh makanan nya.

"Kenapa belum kamu makan, Sayang? Kamu gak suka? Mau aku pesankan lagi?"

"Hahhh?" Shasa terkejut dengan deretan pertanyaan Aiden.

"Aku suka kok, Sayang. Ini mau aku makan!" Shasa meletakan handphonenya ke dalam tas mungilnya.

"Ada apa sampai bikin kamu tersenyum geli, hemm?"

"Engga, tadi ada salah satu asisten mengirimkan video pasiennya yang lagi mukbang. Lucu aja caption nya."

"Hemm begitu." Aiden mengamati wajah Shasa ketika wanita itu memasukan makanan ke mulutnya.

"Sayang, kamu bisa nggak resign dari tempat kerja kamu? Aku punya posisi penting untuk kamu di perusahaan baru aku nanti, Aku yakin cocok untuk Kamu!"

Shasa menatap Aiden sambil mengerutkan keningnya.

"Resign? Bagaimana resign kalau Aku yang punya rumah sakitnya, Aiden. Kamu lucu." Shasa terkekeh.

"Kamu bisa merekrut psikiater yang berkompeten untuk menggantikan posisi Kamu saat ini. Jadi, Kamu hanya perlu memantau perkembangan rumah sakit saja tanpa harus repot-repot menangani pasien, apalagi kalau pasien itu nantinya membahayakan Kamu."

"Kamu tau kan, Ai? alasan Aku ambil Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa karena apa? Kamu belum lupa, 'kan?!"

Aiden menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskan nafasnya pelan sambil menggenggam tangan kiri Shasa.

"Aku ingat Sha, Kamu selalu merasa sakit jika melihat anak-anak muda yang kecanduan narktika, Kamu selalu ingin menolong orang-orang yang mentalnya terganggu karena Kamu pun pernah ada di masa itu."

"Itu kamu paham, Aiden ...."

"Aku hanya menyarankan yang terbaik untuk masa depan kita. Aku hanya ingin kamu fokus menjadi Ibu dari anak-anak Kita nanti. Maaf kalau Aku terkesan egois," ucap Aiden sambil menundukkan kepalanya.

"Engga, Kamu gak salah Aiden. Disini Aku yang egois. Aku yang lebih memikirkan masa depan Aku sendiri. Aku lupa memasukan Kamu dalam masa depanku. Aku akan pikirkan kembali tawaran Kamu."

Aiden tersenyum hangat lalu mendaratkan ciumannya di kening Shasa.

"Terima kasih, Sayang!"

Inilah yang Aiden suka dari Shasa, gadis penurut yang tidak keras kepala dan tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Aiden merasa beruntung memiliki Shasa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Bang lo bisa main PS gak?" ajak Martin.

"PS itu apa?" tanya Adrian dengan muka polosnya.

'Yailah amnesia dia akut banget Ampe PS pun gak inget.' Monolog Martin sambil menatap Adrian sedih.

"Kalau nonton bokp mau gak bang?" ajak Martin sambil tersenyum jahil.

Adrian hanya mengangguk, ia kembali melihat ke arah kaca.

Padahal pemandangan saat ini sudah gelap hanya tetesan air saja yang terlihat di kaca karena embun.

Semenjak menghuni apartemen milik Shasa, spot pemandangan yang Adrian suka adalah kaca yang menampilkan pemandangan bukit.

Terkadang Adrian menatap lama foto Shasa yang tergantung di kamar.

Foto Shasa yang sedang menghadap ke arah belakang. Adrian seperti De Javu saat menatap foto itu, membuat hatinya seketika berdesir.

"Shasa ..." gumam Adrian berkali-kali.

"Haaah ... Apa Bang?" tanya Martin yang tidak mendengar ucapan Adrian.

Martin menegaskan kembali apa yang di gumam kan Adrian berkali-kali. Ohh ternyata Adrian menggumamkan nama Shasa.

"Kak Shasa nanti juga pulang, Bang. Ayo kita nonton!"

Martin menarik lengan baju Adrian untuk ikut duduk di sebelahnya. Adrian tidak suka di sentuh olehnya. Akan mengamuk Adrian jika Martin melakukan itu.

Martin tidak benar-benar mengajak Adrian menonton bokp. Ia memutarkan Film thriller kriminal Aleksey Balabanov: Brother.

Mereka menonton sambil memakan cemilan yang tadi Martin beli saat Adrian tertidur.

Film yang mereka tonton merupakan film action bertema tentang mafia Rusia. Adrian menatap film itu dengan serius bahkan ia tidak menyentuh cemilannya.

Sesekali Adrian mengerutkan kening dan mengepalkan tangannya jika ada adegan tembak menembak.

"Gue udah nonton ini berkali kali, Bang. Tapi tetap lupa alurnya. Namanya susah-susah. Maklum pemainnya orang Rusia!" Cerita Martin yang hanya di balas dengan gumaman oleh Adrian.

"Bang, gimana ya rasanya jadi pembnuh bayaran dari seorang mafia?"

Adrian tiba-tiba tertawa keras padahal film yang ditampilkan sedang tembak-tembakan.

Martin menggeser tubuhnya sedikit karena melihat ekspresi aneh dari Adrian.

Baru ini Martin mendengar Adrian tertawa terbahak-bahak seperti nonton sitkom lapor pak.

Segera ia menghubungi Shasa untuk melaporkan kejadian malam ini. Tak lupa Martin meminta Shasa untuk mengecek CCTV jika ingin melihat aktivitas Adrian.

Martin tidak berani memvideokan aksi Adrian kali ini,takut Adrian menyerangnya.

"Bang ... Bang Adrian kenapa ketawa begitu?" tanya Martin memberanikan diri.

"Mau liat pembunuhan bayaran mafia?" Adrian menjawab pertanyaan Martin sambil tersenyum smirk.

Pertanyaan Martin di jawab dengan pertanyaan balik oleh Adrian, membuat Martin bergidik ngeri. Ditambah ekspresi Adrian yang menatapnya tajam.

"Engga Bang, gue cuma bercanda. Gak pengen kok liat yang begituan!"

"Pengecut!" ucap Adrian ketus.

Terserah deh Adrian mau berkata apa. Yang penting aura Adrian yang semulanya hitam pekat berubah menjadi sedikit kelabu.

Cepat-cepat Martin ingin mengganti film yang mereka tonton. Dan sialnya remote nya ada di samping Adrian, lebih tepatnya di duduki Adrian.

Martin mendekati Adrian dengan susah payah sambil sesekali ia berpura-pura menawarkan makanan pada Adrian.

"Bang ... mau ini gak?"

Adrian hanya melirik lalu fokus kembali dengan filmnya.

Martin tidak kehabisan akal, ia menempelkan tubuhnya ke Adrian agar bisa merebut remote yang sedang Adrian duduki.

"Jangan dekat-dekat!"

"Engga Bang. Gue cuma mau ambil remote ini doang. Mau ganti filmnya!" ucap Martin sambil menunjukan remote yang ia pegang

"MAU GUE BUNUH LOE?!" Ancam Adrian sambil berteriak.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Aku harus pulang, Aiden!" ucap Shasa panik.

"Ada apa memangnya? Ada sesuatu yang mendesak?"

"Ada pasien yang butuh penanganan aku!" ucap Shasa

"Kan, ada asisten Kamu, Sha? Psikiater di rumah sakit juga banyak. Ayolah masih banyak yang handle, gak melulu kamu. Kita jarang-jarang loh, ketemu begini!"

"Aiden ... ini pasien pribadi aku, bukan dari rumah sakit. Ini pasien yang aku pulangkan kemarin," ucap Shasa.

"Kalau belum sembuh kenapa keluarganya minta dipulangkan yang ujung-ujungnya merepotkan kamu juga!"

"Aiden ... aku ganti hari yang ke buang ini besok ya. Aku janji, besok Aku kosongkan jadwal buat seharian sama kamu!" Shasa berlari cepat meninggalkan cafe tempat Mereka dinner.

"Sha ... Sha ... Shasa!" Belum sempat Aiden menjawab Shasa sudah kabur angkat kaki dari cafe.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Shasa memasuki unit apartemennya dengan terburu-buru.

Ia memperhatikan Martin yang berdiri di belakang Adrian. sedangkan Adrian sedang fokus menonton film action yang tadi di putar Martin.

Shasa duduk di sebelah Adrian dan mengamati wajah pria itu.

"Kamu sudah makan, Ian?"

Adrian menoleh dan mengangguk.

"Kamu lagi nonton film apa?" tanya Shasa lagi.

"Bokp," jawab Adrian polos.

Shasa seketika berdiri menatap Martin dengan wajah bingungnya.

"Itu Kak, tadi aku jelasin kalau filmnya judulnya Brother. Mungkin Bang Adrian salah dengar," ucap Martin sebelum wanita itu membuka suaranya.

"Adrian yang kamu tonton itu film Brother, bukan bokp," ralat Shasa.

"Kata Martin ini bokp."

"Martin!"

"Tadi aku cuma bercanda aja Kak. Nggak serius aku kasih film begituan!"

"Jangan kasih dia kosa kata yang aneh ya, Martin, Adrian masih dalam tahap penyembuhan."

"Siap Kak, maaf ya Kak!" Martin terkekeh.

"Aku pulang ya Martin, titip Adrian!" pamit Shasa.

Saat Shasa mengambil tasnya di sofa dekat Adrian, tangan wanita itu di pegang erat oleh Adrian.

"Jangan pergi!" pinta Adrian sambil menatap manik shasa.

"Besok aku harus kerja, Adrian. Kamu juga harus istirahat!"

"Tidur bareng lagi!"

"Gak bisa Adrian. Itu gak di perbolehkan. Dosa. Nanti khilaf. Tidurnya di temanin Martin, mau?" Tawar Shasa.

Martin yang disebut namanya seketika menatap horor saat melihat Shasa dan Adrian bergantian.

'Mending gue ikut uji nyali dari pada nemenin Bang Adrian tidur!' Monolog Martin lalu ia bergidik merinding.

"Gak mau. Martin bau!"

"What the maksud?!" Martin langsung menatap Adrian kesal.

"Gue udah wangi ya bang, asal lo tau!"

Adrian tidak menanggapi ucapan Martin ia masih menatap Shasa penuh harap berharap Shasa tidak meninggalkannya lagi.

"Aku temanin kamu sampai tertidur ya," ucap Shasa final.

"Tapi Aku mau bersih-bersih dulu. Kamu tunggu di kamar, ya!" Shasa kemudian mematikan layar televisi yang sedang di tonton Adrian.

Adrian menuruti ucapan Shasa untuk memasuki kamarnya dan ia memilih duduk di kepala ranjang.

Tanpa sengaja Adrian melirik laci yang berada di samping tempat tidur lalu ia membuka laci yang tidak tertutup rapat itu.

Saat Adrian ingin menutupnya kembali, ia penasaran dengan benda berbentuk buku bersampul pink. Adrian membuka buku yang ternyata album foto.

"JANGAN DIBUKA!"

...(⁠ノ⁠•̀⁠ ⁠o⁠ ⁠•́⁠ ⁠)⁠ノ⁠ ⁠~To be continue◡⁠ノ⁠(⁠°⁠ ⁠-⁠°⁠ノ⁠)...

Please LIKE, SUBSCRIBE, dan Komen 🫰🏿

Jangan lupa ⭐ 5 nya. Terima kasih Majikanku.

Terpopuler

Comments

yudha

yudha

/Facepalm/

2025-01-01

0

Elvani Yunita

Elvani Yunita

Aiden sayang banget sama shasa... jika suatu saat Adrian sadar,pasti shasa bingung mau milih siapa /Frown//Frown/

2024-08-30

1

Bilqies

Bilqies

aku mampir lagi Thor

2024-05-06

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Crazy.
2 Chapter 2 - What should I do?
3 Chapter 3 - Remember me?
4 Chapter 4 - Keep you.
5 Chapter 5 - Get Married.
6 Chapter 6 - Rejection.
7 Chapter 7 - First Meet.
8 Chapter 8 - First Beat.
9 Chapter 9 - Classmates.
10 Chapter 10 - The Casanova.
11 Chapter Visual
12 Chapter 11 - Pioneer
13 Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14 Chapter 13 - Leaders.
15 Chapter 14 - ACCIDENT.
16 Chapter 15 - Shasa Grief.
17 Chapter 16 - Make a strong effort.
18 Chapter 17 - Homicide
19 Chapter 18 - Grandparents Home.
20 Chapter 19 - Chaiden Family.
21 Chapter 20 - Early warning.
22 Chapter 21 - Play save.
23 Chapter 22 - AS Card.
24 Chapter 23 - Back to Grieving.
25 Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26 Chapter 25 - Bookstore.
27 Chapter 26 - OSIS.
28 Chapter 27 - Inquiry.
29 Chapter 28 - Brain Wash.
30 Chapter 29 - ENOUGH.
31 Chapter 30 - Racing.
32 Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33 Chapter 32 - Privilege.
34 Chapter 33 - Cinema.
35 Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36 Chapter 35 - Praduga.
37 Chapter 36 - Chef.
38 Chapter 37 - Support.
39 Chapter 38 - Under Pressure.
40 Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41 Chapter 40 - Majikan
42 Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43 Chapter 42 - Will you be my Girl?
44 Chapter 43 - Peang
45 Chapter 44 - Blade or Knuckle
46 Chapter 45 - Permainan dimulai
47 Chapter 46 - Basecamp.
48 Chapter 47 - Stealing.
49 Chapter 48 - Aiden Plan.
50 Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51 Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52 Chapter 51 - Pamit.
53 Chapter 52 - Rest.
54 Chapter 53 - Solve Heart.
55 Chapter 54 - Luka.
56 Chapter 55 - New Issue.
57 Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58 Chapter 57 - Tidak seimbang.
59 Chapter 58 - Regret.
60 Chapter 59 - Aiden Rules.
61 Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62 Chapter 61 - Tulus.
63 Chapter 62 - Anak Haram.
64 Chapter 63 - Ceroboh.
65 Chapter 64 - Debora family.
66 Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67 Chapter 66 - Saling Membohongi.
68 Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69 Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70 Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71 Chapter 70 - Teror.
72 Chapter 71 - The only one girl.
73 Chapter 72 - Never Give up.
74 Chapter 73 - Bukan Benci.
75 Chapter 74 - Curang.
76 Chapter 75 - Stranger.
77 Chapter 76 - Danger Line.
78 Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79 Chapter 78 - BINGO.
80 Chapter 79 - Mundur selangkah.
81 Chapter 80 - Backstreet.
82 Chapter 81 - Kedagingan.
83 Chapter 82 - Masa sulit.
84 Chapter 83 - Keenakan.
85 Chapter 84 - Hukuman Berat.
86 Chapter 85 - Percaya.
87 Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88 Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89 Chapter 88 - Public Enemy.
90 Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91 Chapter 90 - His Lost
92 Chapter 91 - Save but Lost
93 Chapter 92 - Kegiatan Positif
94 Chapter 93 - Rindu
95 Chapter 94 - Bermuka Dua
96 Chapter 95 - Pregnant
97 Chapter 96 - Chaiden Son
98 Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99 Chapter 98 - Present Day
100 Chapter 99 - Apartemen Lama
101 Chapter 100 - Memory
102 Chapter 101 - Kost-an
103 Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104 Chapter 103 - Care
105 Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106 Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107 Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108 Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109 Chapter 108 - Toxic Relationship
110 Chapter 109 - Like Dusk
111 Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112 Chapter 111 - Djoko's Anger
113 Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114 Chapter 113 - Karma
115 Chapter 114 - Not Fear.
116 Chapter 115 - Kenzo Offers
117 Chapter 116 - Breaking up
118 Chapter 117 - My All.
119 Chapter 118 - Malu
120 Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121 Chapter 120 - Menunda
122 Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123 Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124 Chapter 123 - Teasing
125 Chapter 124 - Anak ku
126 Chapter 125 - Two Ship
127 Chapter 126 - Menguap
128 Chapter 127 - Saling mencintai
129 Chapter 128 - Ice Cream
130 Chapter 129 - Last Message.
131 Chapter 130 - Homicide not Suicide
132 Chapter 131 - Cadaver
133 Chapter 132 - Ariana Funeral
134 Chapter 133 - Sejuta Memori.
135 Chapter 134 - Mulai membalas
136 Chapter 135 - Friendship
137 Chapter 136 - Minimal
138 Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139 Chapter 138 - Memanas
140 Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141 Chapter 140 - Andai
142 Chapter 141 - Western Sky
143 Chapter 142 - War in library
144 Chapter 143 - Angel For Heaven
145 Chapter 144 - Bad Girl
146 Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147 Chapter 146 - RED2612
148 Chapter 147 - Disgusted
149 Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150 Chapter 149 - Balas Budi
151 Chapter 150 - At least
152 Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153 Chapter 152 - Anfal
154 Chapter 153 - Tersiksa
155 Chapter 154. Without you I am nothing
156 Chapter 155 - Aware
157 Chapter 156 - Are you pregnant?
158 Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159 Chapter 158 - Ignoring You
160 Chapter 159 - Aditama Family
161 Chapter 160 - Aditama's Treasure
162 Chapter 161 - Childbirth
163 Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164 Chapter 163 - Adrian Plan
165 Chapter 164 - Restu Sailendra family
166 Chapter 165 - Trying to make peace.
167 Chapter 166 - Melepaskan
168 Chapter 167 - Okhotnik
169 Chapter 168 - Sadis
170 Chapter 169 - Realistis
171 Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172 Chapter 171 - Memanfaatkan
173 Chapter 172 - Question without Answer.
174 Chapter 173 - Sorry
175 Chapter 174 - Kesetaraan
176 Chapter 175 - Brain wash
177 Chapter 176 - Lepas Pasang
178 Chapter 177 - Knowing All.
179 Chapter 178 - Prom night
180 Chapter 179 - Small world.
181 Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182 Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183 Chapter 182 - Gladi resik
184 Chapter 183 - Wedding vows.
185 Chapter 184 - Intens
186 Chapter 185 - Like Young Sister
187 Chapter 186 - Lost control.
188 Chapter 187 - Adrian Plan
189 Chapter 188 - Auto pilot
190 Chapter 189 - Shadow Guard
191 Chapter 190 - Arden, You ...!
192 Chapter 191 - The Actor.
193 Chapter 192 - Damn Guest.
194 Chapter 193 - The truth about Arden
195 Chapter 194 - Adrian Secret.
196 Chapter 195 - No forgiveness.
197 Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198 Chapter 197 - Hipnosis
199 Chapter 198 - Forgotten.
200 Chapter 199 - Farewell
201 Chapter 200 - Moonlight.
202 Chapter 201 - GPS Tracker.
203 Chapter 202 - Who's?
204 Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205 Chapter 204 - Not dreams.
206 Chapter 205 - Dust in the wind
207 Chapter 206 - How is that possible?
208 Chapter 207 - Menjerat
209 Chapter 208 - Bahagiakah?
210 Chapter 209 - Rencana indah.
211 Chapter 210 - Kesempatan.
212 Chapter 211 - BLACK2612
213 Chapter 212 - Melarikan diri.
214 Chapter 213 - Perlawanan
215 Chapter 214 - Blood
216 Chapter 215 - Pembalasan
217 Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218 Chapter 217 - Blodkjenne
219 Chapter 218 - Tidak ada maaf
220 Chapter 219 - Trauma
221 Chapter 220 - Cepat pulang
222 Chapter 221 - Tanpa kabar
223 Chapter 222 - Provokasi
224 Chapter 223 - Saving
225 Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226 Chapter 225 - Honduras
227 Chapter 226 - Histeris
228 Chapter 227 - Bebas bersyarat
229 Chapter 228 - Istri ?
230 Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231 Chapter 230 - Menurun drastis
232 Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233 Chapter 232 - Target Adrian
234 Chapter 233 - Silent
235 Chapter 234 - Be like Monster
236 Chapter 235 - Delirium
237 Chapter 236 - Sesak
238 Chapter 237 - Pangkas rambut
239 Chapter 238 - Menyerah
240 Chapter 239 - Be with you, Again
241 Chapter 240 - Billy Andromeda
242 Chapter 241 - Reason Adrian
243 Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244 Chapter 243 - Mengunci hati
245 Chapter 244 - Terkuak
246 Chapter 245 - Other son
247 Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248 Chapter 247 - Kidnapped
249 Chapter 248 - Tabur tuai
250 Chapter 249 - Step Brother
251 Chapter 250 - The Aditama
Episodes

Updated 251 Episodes

1
Chapter 1 - Crazy.
2
Chapter 2 - What should I do?
3
Chapter 3 - Remember me?
4
Chapter 4 - Keep you.
5
Chapter 5 - Get Married.
6
Chapter 6 - Rejection.
7
Chapter 7 - First Meet.
8
Chapter 8 - First Beat.
9
Chapter 9 - Classmates.
10
Chapter 10 - The Casanova.
11
Chapter Visual
12
Chapter 11 - Pioneer
13
Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14
Chapter 13 - Leaders.
15
Chapter 14 - ACCIDENT.
16
Chapter 15 - Shasa Grief.
17
Chapter 16 - Make a strong effort.
18
Chapter 17 - Homicide
19
Chapter 18 - Grandparents Home.
20
Chapter 19 - Chaiden Family.
21
Chapter 20 - Early warning.
22
Chapter 21 - Play save.
23
Chapter 22 - AS Card.
24
Chapter 23 - Back to Grieving.
25
Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26
Chapter 25 - Bookstore.
27
Chapter 26 - OSIS.
28
Chapter 27 - Inquiry.
29
Chapter 28 - Brain Wash.
30
Chapter 29 - ENOUGH.
31
Chapter 30 - Racing.
32
Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33
Chapter 32 - Privilege.
34
Chapter 33 - Cinema.
35
Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36
Chapter 35 - Praduga.
37
Chapter 36 - Chef.
38
Chapter 37 - Support.
39
Chapter 38 - Under Pressure.
40
Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41
Chapter 40 - Majikan
42
Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43
Chapter 42 - Will you be my Girl?
44
Chapter 43 - Peang
45
Chapter 44 - Blade or Knuckle
46
Chapter 45 - Permainan dimulai
47
Chapter 46 - Basecamp.
48
Chapter 47 - Stealing.
49
Chapter 48 - Aiden Plan.
50
Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51
Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52
Chapter 51 - Pamit.
53
Chapter 52 - Rest.
54
Chapter 53 - Solve Heart.
55
Chapter 54 - Luka.
56
Chapter 55 - New Issue.
57
Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58
Chapter 57 - Tidak seimbang.
59
Chapter 58 - Regret.
60
Chapter 59 - Aiden Rules.
61
Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62
Chapter 61 - Tulus.
63
Chapter 62 - Anak Haram.
64
Chapter 63 - Ceroboh.
65
Chapter 64 - Debora family.
66
Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67
Chapter 66 - Saling Membohongi.
68
Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69
Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70
Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71
Chapter 70 - Teror.
72
Chapter 71 - The only one girl.
73
Chapter 72 - Never Give up.
74
Chapter 73 - Bukan Benci.
75
Chapter 74 - Curang.
76
Chapter 75 - Stranger.
77
Chapter 76 - Danger Line.
78
Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79
Chapter 78 - BINGO.
80
Chapter 79 - Mundur selangkah.
81
Chapter 80 - Backstreet.
82
Chapter 81 - Kedagingan.
83
Chapter 82 - Masa sulit.
84
Chapter 83 - Keenakan.
85
Chapter 84 - Hukuman Berat.
86
Chapter 85 - Percaya.
87
Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88
Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89
Chapter 88 - Public Enemy.
90
Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91
Chapter 90 - His Lost
92
Chapter 91 - Save but Lost
93
Chapter 92 - Kegiatan Positif
94
Chapter 93 - Rindu
95
Chapter 94 - Bermuka Dua
96
Chapter 95 - Pregnant
97
Chapter 96 - Chaiden Son
98
Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99
Chapter 98 - Present Day
100
Chapter 99 - Apartemen Lama
101
Chapter 100 - Memory
102
Chapter 101 - Kost-an
103
Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104
Chapter 103 - Care
105
Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106
Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107
Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108
Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109
Chapter 108 - Toxic Relationship
110
Chapter 109 - Like Dusk
111
Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112
Chapter 111 - Djoko's Anger
113
Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114
Chapter 113 - Karma
115
Chapter 114 - Not Fear.
116
Chapter 115 - Kenzo Offers
117
Chapter 116 - Breaking up
118
Chapter 117 - My All.
119
Chapter 118 - Malu
120
Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121
Chapter 120 - Menunda
122
Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123
Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124
Chapter 123 - Teasing
125
Chapter 124 - Anak ku
126
Chapter 125 - Two Ship
127
Chapter 126 - Menguap
128
Chapter 127 - Saling mencintai
129
Chapter 128 - Ice Cream
130
Chapter 129 - Last Message.
131
Chapter 130 - Homicide not Suicide
132
Chapter 131 - Cadaver
133
Chapter 132 - Ariana Funeral
134
Chapter 133 - Sejuta Memori.
135
Chapter 134 - Mulai membalas
136
Chapter 135 - Friendship
137
Chapter 136 - Minimal
138
Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139
Chapter 138 - Memanas
140
Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141
Chapter 140 - Andai
142
Chapter 141 - Western Sky
143
Chapter 142 - War in library
144
Chapter 143 - Angel For Heaven
145
Chapter 144 - Bad Girl
146
Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147
Chapter 146 - RED2612
148
Chapter 147 - Disgusted
149
Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150
Chapter 149 - Balas Budi
151
Chapter 150 - At least
152
Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153
Chapter 152 - Anfal
154
Chapter 153 - Tersiksa
155
Chapter 154. Without you I am nothing
156
Chapter 155 - Aware
157
Chapter 156 - Are you pregnant?
158
Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159
Chapter 158 - Ignoring You
160
Chapter 159 - Aditama Family
161
Chapter 160 - Aditama's Treasure
162
Chapter 161 - Childbirth
163
Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164
Chapter 163 - Adrian Plan
165
Chapter 164 - Restu Sailendra family
166
Chapter 165 - Trying to make peace.
167
Chapter 166 - Melepaskan
168
Chapter 167 - Okhotnik
169
Chapter 168 - Sadis
170
Chapter 169 - Realistis
171
Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172
Chapter 171 - Memanfaatkan
173
Chapter 172 - Question without Answer.
174
Chapter 173 - Sorry
175
Chapter 174 - Kesetaraan
176
Chapter 175 - Brain wash
177
Chapter 176 - Lepas Pasang
178
Chapter 177 - Knowing All.
179
Chapter 178 - Prom night
180
Chapter 179 - Small world.
181
Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182
Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183
Chapter 182 - Gladi resik
184
Chapter 183 - Wedding vows.
185
Chapter 184 - Intens
186
Chapter 185 - Like Young Sister
187
Chapter 186 - Lost control.
188
Chapter 187 - Adrian Plan
189
Chapter 188 - Auto pilot
190
Chapter 189 - Shadow Guard
191
Chapter 190 - Arden, You ...!
192
Chapter 191 - The Actor.
193
Chapter 192 - Damn Guest.
194
Chapter 193 - The truth about Arden
195
Chapter 194 - Adrian Secret.
196
Chapter 195 - No forgiveness.
197
Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198
Chapter 197 - Hipnosis
199
Chapter 198 - Forgotten.
200
Chapter 199 - Farewell
201
Chapter 200 - Moonlight.
202
Chapter 201 - GPS Tracker.
203
Chapter 202 - Who's?
204
Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205
Chapter 204 - Not dreams.
206
Chapter 205 - Dust in the wind
207
Chapter 206 - How is that possible?
208
Chapter 207 - Menjerat
209
Chapter 208 - Bahagiakah?
210
Chapter 209 - Rencana indah.
211
Chapter 210 - Kesempatan.
212
Chapter 211 - BLACK2612
213
Chapter 212 - Melarikan diri.
214
Chapter 213 - Perlawanan
215
Chapter 214 - Blood
216
Chapter 215 - Pembalasan
217
Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218
Chapter 217 - Blodkjenne
219
Chapter 218 - Tidak ada maaf
220
Chapter 219 - Trauma
221
Chapter 220 - Cepat pulang
222
Chapter 221 - Tanpa kabar
223
Chapter 222 - Provokasi
224
Chapter 223 - Saving
225
Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226
Chapter 225 - Honduras
227
Chapter 226 - Histeris
228
Chapter 227 - Bebas bersyarat
229
Chapter 228 - Istri ?
230
Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231
Chapter 230 - Menurun drastis
232
Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233
Chapter 232 - Target Adrian
234
Chapter 233 - Silent
235
Chapter 234 - Be like Monster
236
Chapter 235 - Delirium
237
Chapter 236 - Sesak
238
Chapter 237 - Pangkas rambut
239
Chapter 238 - Menyerah
240
Chapter 239 - Be with you, Again
241
Chapter 240 - Billy Andromeda
242
Chapter 241 - Reason Adrian
243
Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244
Chapter 243 - Mengunci hati
245
Chapter 244 - Terkuak
246
Chapter 245 - Other son
247
Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248
Chapter 247 - Kidnapped
249
Chapter 248 - Tabur tuai
250
Chapter 249 - Step Brother
251
Chapter 250 - The Aditama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!