Chapter 7 - First Meet.

"Jangan dibuka!" teriak Shasa dari arah pintu kamar mandi.

Adrian langsung menoleh menatap Shasa yang lari pontang-panting meraih album foto itu.

"Kenapa banyak foto mirip aku di situ?" tanya Adrian dengan wajah bingung.

"Kamu udah liat semua?" tanya Shasa dengan nada tingginya.

"Baru bagian depannya," sahut Adrian dengan suara yang kecil hampir tidak terdengar oleh Shasa, karena Adrian sedang berbohong.

Ia terkejut dengan nada Shasa yang meninggi saat buku bersampul pink itu berada di tangannya.

"Ok." Shasa langsung meninggalkan Adrian yang sedang kebingungan.

"Kenapa dia? Gila kali ya teriak-teriak," gumam Adrian.

Adrian langsung merebahkan badannya di kasur. Ia masih mengingat sampul depan yang mana banyak foto yang sangat mirip dengannya atau mungkin itu dirinya di masa lalu.

Adrian melirik ke luar kamar mencari keberadaan Shasa. Ternyata wanita itu sedang duduk di sofa dengan tubuh yang bergetar, terlihat dari belakang saat ini Shasa sedang menangis.

Segera Adrian menghampiri Shasa yang saat ini sedang menutupi wajahnya dengan kedua tangan, sambil memangku buku yang ternyata itu adalah album foto yang sempat Adrian buka tadi.

Sebenarnya Adrian sudah melihatnya sampai habis dan melihat album foto yang ternyata seperti catatan.

Hari ini niatnya, Adrian ingin memastikan lagi. Apakah buku itu ada kaitannya dengan dirinya atau tidak.

Karena dari awal ia menempati apartemen ini. Hanya buku berbentuk album itu yang sedikit demi sedikit membantu ingatannya.

"Kamu kenapa menangis?"

Shasa mendongakkan kepalanya dan terkejut dengan penampakan perut ABS Adrian di depannya.

Meskipun tubuh Adrian kurus, entah mengapa otot-otot di tubuhnya tidak ikut hilang.

"Kenapa kamu gak pakai baju, Ian? Bahaya!"

Adrian mengerutkan keningnya. "Bahaya kenapa? Aku gerah!"

'Bahaya untuk kesehatan jantung gue!' Monolog Shasa.

"Bahaya nanti kamu masuk angin!" ucap Shasa mencari alasan yang masuk akal.

"Baju aku dipakai kamu!"

"Emang gak ada baju lain?" tanya Shasa sambil mengarah ke lemari.

Adrian menggelengkan kepalanya, "Sempit! aku suka pakaian yang seperti ini!" Adrian menunjuk Hoodie yang sedang Shasa gunakan.

"Ya sudah aku pakai kemeja kamu, kamu pakai Hoodie ini. Gak apa-apa kan, bekas aku pakai? Besok aku beliin lagi Hoodie yang banyak untuk kamu," ucap Shasa.

Kemudian Shasa memasuki kamar mandi untuk berganti Hoodie nya dengan kemeja Adrian yang kebesaran untuknya.

"Ini ... sekarang kamu tidur ya, Ian. Aku ngantuk!"

Shasa menyimpan buku berbentuk album foto itu di lemari baju Adrian dan itu diperhatikan oleh Adrian tanpa Shasa sadari.

Shasa pura-pura menguap dan menaiki tempat tidur. Namun Shasa belum mengambil posisi rebahan. Masih dengan duduk di kepala kasur dan menyelimuti kaki nya dengan selimut.

Adrian ikut menaiki tempat tidur dan mengikuti apa yang Shasa lakukan.

"Tidur Adrian!" perintah Shasa

"Kamu?"

"Aku juga tidur kok ini!"

"Sambil duduk?"

'Oke baiklah Shasa, pura-pura lah tertidur, lalu nanti setelah Adrian pulas aku bisa kembali ke kamarku!' pikir Shasa.

Adrian mengesampingkan tubuhnya menghadap Shasa yang sedang dalam posisi terlentang dan tangan Adrian menyentuh dahi Shasa yang dipenuhi anak rambut.

Dengan pelan Adrian mengelus-elus rambut Shasa hingga terdengar dengkuran halus dari wanita itu.

Adrian sulit memejamkan matanya. Ia menatap Shasa dalam, seolah-olah wanita itu bisa pergi kapan saja jika ia mengalihkan pandangannya.

"Apa dulu kita pernah bersama? Kenapa rasanya aneh setiap berdekatan dengan kamu?" gumam Adrian sambil memegangi dadanya.

Adrian menuju balkon kamar untuk sekedar duduk dan melihat keluar. Ia teringat film yang tadi ia tonton bersama Martin.

Mengapa dirinya tidak asing dengan suara tembakan dan aksi pukul-pukulan itu.

"Arrgghhhh!" Adrian meringis merasakan kepalanya yang berdenyut hebat.

Kilasan-kilasan ia mengenakan seragam putih abu-abu berkelebat membuatnya sulit berpijak dengan benar.

Berkali-kali Adrian harus menahan tubuhnya pada tralis pagar balkon. Dari telinganya seperti terdengar musik klasik sonata no. 14 - Moonlight.

Bruukkkk

...💕💕💕💕💕...

BACK TO 2013

"Hoosshhh ... hoshh ... hoosshh ....!"

Terdengar nafas yang memburu dari seorang gadis saat sang satpam sudah menutup pintu gerbang sekolahnya.

"Pak, jangan ditutup dulu, Pak!" ujar seorang anak perempuan dengan kuncir kepang konro dan pita warna warni. Di name tag nya tertulis nama 'Raneysha'

"Kamu sudah terlambat! Tunggu di sini. Guru kesiswaan dan OSIS yang akan menangani kalian."

Sebelumnya, gadis itu ditemani Seorang anak laki-laki yang turun dari mobil Ford Mustang nya, menatap ke arah gerbang sekolah.

Supir menyarankan untuk menerobos masuk, namun lelaki itu menahannya. Ia memilih turun dan berdiri di samping gadis bernama Raneysha itu.

"Jangan lama-lama, Pak. Panggil guru dan OSIS-nya, soalnya saya gak biasa kena terik matahari!" celetuk seorang anak laki-laki memakai topi ulang tahun berbentuk kerucut yang name tag nya bertuliskan 'Adrian E. Chaiden'.

Mereka cukup lama berdiri di depan pagar dengan saling diam, sesekali Adrian melirik gadis di sebelahnya yang sedang memainkan kuku-kukunya.

"Siapa nama lo?" tanya laki-laki bertubuh tinggi, berkulit putih dan berwajah mirip Choi jin Hyuk namun saat tersenyum mirip Kim woo bin.

Mirip ya guys gak plek ketiplek sama.

Shasa menunjukan name tag nya yang bertuliskan namanya. Lelaki yang diketahui bernama Adrian itu mengangguk.

Sempat Shasa berfikir jika lelaki di sebelahnya buta. Mengingat ia bersekolah di SMA elit dengan standar masuk yang luar biasa ketat, membuat ia harus mengenyahkan pikiran itu.

"Gue Ian! Gue harap kita bisa jadi teman baik. Karena gue gak suka punya musuh apalagi cewek cantik kayak lo!" ucap Adrian menjulurkan tangan pada shasa.

"Raneysha. Thanks ya, Ian. Lo teman pertama gue di sini," balas Shasa dengan senyum manisnya

"Raneysha, nama lo ribet. Enaknya di panggil apa ya?"

"Apa aja, asal jangan di panggil Sayang!"

"Hahahaha ... bisa lucu juga ya lo. Takut di omelin ayang nya, ya?"

"Gue gak boleh pacaran dulu sama ayah bunda, by the way. Lo bisa Panggil gue Shasa."

Adrian hanya mengangguk sambil tersenyum. 'Gak boleh pacaran katanya, yahhhh.'

"Kalian sudah telat, malah pacaran depan gerbang!" ucap salah satu anggota OSIS yang memakai kacu merah di lengan kanan nya. Yang menandakan bahwa mereka panitia MOS.

Adrian menatap tidak suka pada senior yang menegurnya itu.

"Usil banget mulutnya!" gumam Adrian yang hanya di dengar oleh Shasa.

"Cepat kalian masuk, ikutin gue!" perintah salah satu OSIS yang bername tag Karen.

Adrian dan shasa segera mengikuti Kakak kelasnya yang bersuara cempreng itu.

Karen membawa Adrian dan Shasa menuju perpustakaan lama yang letaknya di belakang sekolah mereka.

Adrian menatap bingung pada bangunan itu. selama ia sekolah di yayasan Alexandra, baru ini ia menemukan bangunan hampir roboh seperti yang ada di depannya ini.

Berbeda dengan Shasa, ia mengira jika perpustakaan itu merupakan perpustakaan utama Alexandra School.

Karena perpustakaan itu berisi buku-buku lama dan arsip-arsip lama yang Shasa liat sangat lengkap.

"Kalian harus bersihin perpustakaan ini sampai bersih tanpa debu!"

Adrian menatapnya nyalang.

"Lo gila?! lo pikir bokap nyokap gue sekolahin gue disini buat jadi OB? Sakit lo ya!"

"LO ... GUE ...? Berani lo ngomong LO GUE sama senior lo!"

"Kenapa? Kenapa gue harus takut sama jal ang kayak lo!"

Wajah Karen memerah. "Lo itu bener-bener gak ada sopan santunnya, ya!"

"Lo yang ngajarin gue buat songong! Kalau lo nyuruh kami dengan cara baik-baik, gue bakal pertimbangkan untuk kerjain!" balas Adrian sambil bersidekap dada.

Karen sedikit bergidik dengan aura yang Adrian pancarkan. Baru kali ini ia melihat adik kelas yang luar biasa tampan namun sangat menyeramkan.

Karen langsung menatap nametag yang tergantung di badan Adrian. Kemudian ia berdesis sinis namun cukup membuatnya bergetar.

"Lo tunggu aja Adrian. Gue bakal laporin kalian ke ketua OSIS!"

"Lo lapor aja, sekalian lo lapor ke kepsek, suruh dia kesini!" tantang Adrian dengan senyum miringnya.

Shasa menarik lengan Adrian. "Ian ... jangan! udah kita kerjain aja, ya. Kita jangan banyak musuh seperti yang tadi lo bilang," bujuk Shasa.

"Gak bisa Sha. Ini hukumannya berat, gak manusiawi, dan gak mendidik juga. Emang setelah lulus dari sini, lo mau jadi kacung? Ini namanya pembullyan berkedok MOS! Harusnya mereka bisa memberikan hukuman yang bersifat akademis bukan begini caranya."

Shasa membenarkan perkataan Adrian. Namun kesalahan mereka pun ada hukumannya.

Tiba-tiba muncul seorang laki-laki berjalan mendekati mereka setelah mendengar keributan yang Adrian buat.

"Ada apa ini?" tanya laki-laki itu.

"Ini Ai, ada yang telat tapi dia gak mau di hukum. Katanya hukuman yang kita kasih gak mendidik, malah kita di bilang lagi melakukan pembullyan!" rengek Karen.

"Emang hukumannya apa?"

Karen menjelaskan hukuman yang ia berikan untuk Adrian dan Shasa, hal itu membuat dahi lelaki itu mengerut dan menatap Karen dengan lekat.

"Gue sebagai wakil ketua OSIS meminta maaf atas kesalahpahaman yang dilakukan salah satu anggota gue ini. Bener yang lo bilang, tapi gue harap lo juga paham konsekuensi dari keterlambatan itu apa. Agar kedepannya kalian bisa lebih menghargai waktu dan disiplin," ucap lelaki itu tenang dengan disertai senyum ramahnya.

"Kok lo belain mereka, Ai?" tanya Karen kesal.

Aiden mengabaikan pertanyaan Karen. "Kenalin gue Aiden, gue 11 IPS 1!"

Lelaki yang bernama Aiden itu menjulurkan tangannya pada Adrian dan di sambut baik oleh Adrian.

Aiden pun menjulurkan tangannya ke depan Shasa dan dengan senang hati Shasa menyambut uluran tangan seniornya yang imut dan tampan itu.

"Kalian cukup merapikan perpustakaan ini saja. Klasifikasi sesuai abjad terlebih dahulu, kemudian genre bukunya harap kalian perhatikan, setelah itu kalian rapikan sesuai ukuran buku. Agar rapih, kalian kelompokkan sesuai warna buku supaya mudah di carinya," ucap Aiden menjelaskan sambil mencontohkan cara ia merapikan buku.

"Apa ini perpustakaan lama?" tanya Shasa penasaran.

Aiden menatap Shasa yang mengajukan pertanyaan padanya. "Tidak, ini perpustakaan yang sedang di renovasi. Bisa di bilang lama juga, sih." Aiden terkekeh sambil menatap Shasa dengan lekat.

Adrian langsung berdeham, membuat Aiden memutus tatapannya pada Shasa.

"Sampai disini ada yang belum di mengerti?" tanya Aiden kepada Adrian dan Shasa.

"...."

"...."

Tidak ada yang menjawab baik Adrian maupun Shasa.

"Oke, cukup jelas, ya. Selesai tidak selesai jam 10 kalian harus sudah kembali ke kelas kalian masing-masing. Kalian sekelas, 'kan?"

"Ahh iya, kah?!"

Shasa terkejut karena ia tidak begitu memperhatikan teman sekelasnya waktu class meeting membahas persiapan MOS kemarin.

"Iya kami sekelas!" sahut Adrian dengan wajah dinginnya. Ia masih tidak menyukai hukuman yang ia dapatkan.

Aiden dan Karen pun keluar dari perpustakaan. Shasa segera mengklasifikasi buku sesuai dengan yang tadi Aiden perintahkan.

Adrian mengamati Shasa yang nampak fokus dengan buku-buku di tangannya kemudian Adrian mengikuti apa yang Shasa kerjakan.

"Lo penurut banget ya?"

"Hah? Pasrah lebih tepatnya." Shasa terkekeh.

"Lo bisa kok berontak untuk hal-hal yang mengusik hidup lo, jangan pasrah terus diem aja. Nanti lo di injak!" ucap Adrian. Sambil membantu Shasa menumpuk buku-buku yang sudah di susun sesuai abjad dan genre.

Shasa menatap Adrian sambil mengangguk.

"Gue cuma males ribut aja. Pengen cepet-cepet selesai. Gue laper!"

Adrian menatap Shasa dengan lekat. ternyata gadis itu sudah pucat dan Adrian tidak menyadari soal itu.

"Ayo kita ke kantin!"

"Tapi ini belum selesai, Ian."

"Gak apa-apa! Muka lo udah pucat itu!"

Adrian meraih tangan Shasa untuk mengikutinya untuk keluar dari perpustakaan itu.

Namun belum jauh mereka melangkah dari perpustakaan, tiba-tiba ....

BRUUUKKKKK

...(⁠ノ⁠•̀⁠ ⁠o⁠ ⁠•́⁠ ⁠)⁠ノ⁠ ⁠~To be continue◡⁠ノ⁠(⁠°⁠ ⁠-⁠°⁠ノ⁠)...

Please LIKE, SUBSCRIBE, dan Komen 🫰🏿

Jangan lupa ⭐ 5 nya. Terima kasih Majikanku.

Terpopuler

Comments

Katty miaw

Katty miaw

eciyeee... Shasa masih nyimpen memori of Adrian

2025-02-23

0

Katty miaw

Katty miaw

lah favorit aku semuanya ini 🤣

2025-02-23

0

Katty miaw

Katty miaw

waw ❤️ flashback ya Thor?

2025-02-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Crazy.
2 Chapter 2 - What should I do?
3 Chapter 3 - Remember me?
4 Chapter 4 - Keep you.
5 Chapter 5 - Get Married.
6 Chapter 6 - Rejection.
7 Chapter 7 - First Meet.
8 Chapter 8 - First Beat.
9 Chapter 9 - Classmates.
10 Chapter 10 - The Casanova.
11 Chapter Visual
12 Chapter 11 - Pioneer
13 Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14 Chapter 13 - Leaders.
15 Chapter 14 - ACCIDENT.
16 Chapter 15 - Shasa Grief.
17 Chapter 16 - Make a strong effort.
18 Chapter 17 - Homicide
19 Chapter 18 - Grandparents Home.
20 Chapter 19 - Chaiden Family.
21 Chapter 20 - Early warning.
22 Chapter 21 - Play save.
23 Chapter 22 - AS Card.
24 Chapter 23 - Back to Grieving.
25 Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26 Chapter 25 - Bookstore.
27 Chapter 26 - OSIS.
28 Chapter 27 - Inquiry.
29 Chapter 28 - Brain Wash.
30 Chapter 29 - ENOUGH.
31 Chapter 30 - Racing.
32 Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33 Chapter 32 - Privilege.
34 Chapter 33 - Cinema.
35 Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36 Chapter 35 - Praduga.
37 Chapter 36 - Chef.
38 Chapter 37 - Support.
39 Chapter 38 - Under Pressure.
40 Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41 Chapter 40 - Majikan
42 Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43 Chapter 42 - Will you be my Girl?
44 Chapter 43 - Peang
45 Chapter 44 - Blade or Knuckle
46 Chapter 45 - Permainan dimulai
47 Chapter 46 - Basecamp.
48 Chapter 47 - Stealing.
49 Chapter 48 - Aiden Plan.
50 Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51 Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52 Chapter 51 - Pamit.
53 Chapter 52 - Rest.
54 Chapter 53 - Solve Heart.
55 Chapter 54 - Luka.
56 Chapter 55 - New Issue.
57 Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58 Chapter 57 - Tidak seimbang.
59 Chapter 58 - Regret.
60 Chapter 59 - Aiden Rules.
61 Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62 Chapter 61 - Tulus.
63 Chapter 62 - Anak Haram.
64 Chapter 63 - Ceroboh.
65 Chapter 64 - Debora family.
66 Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67 Chapter 66 - Saling Membohongi.
68 Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69 Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70 Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71 Chapter 70 - Teror.
72 Chapter 71 - The only one girl.
73 Chapter 72 - Never Give up.
74 Chapter 73 - Bukan Benci.
75 Chapter 74 - Curang.
76 Chapter 75 - Stranger.
77 Chapter 76 - Danger Line.
78 Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79 Chapter 78 - BINGO.
80 Chapter 79 - Mundur selangkah.
81 Chapter 80 - Backstreet.
82 Chapter 81 - Kedagingan.
83 Chapter 82 - Masa sulit.
84 Chapter 83 - Keenakan.
85 Chapter 84 - Hukuman Berat.
86 Chapter 85 - Percaya.
87 Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88 Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89 Chapter 88 - Public Enemy.
90 Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91 Chapter 90 - His Lost
92 Chapter 91 - Save but Lost
93 Chapter 92 - Kegiatan Positif
94 Chapter 93 - Rindu
95 Chapter 94 - Bermuka Dua
96 Chapter 95 - Pregnant
97 Chapter 96 - Chaiden Son
98 Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99 Chapter 98 - Present Day
100 Chapter 99 - Apartemen Lama
101 Chapter 100 - Memory
102 Chapter 101 - Kost-an
103 Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104 Chapter 103 - Care
105 Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106 Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107 Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108 Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109 Chapter 108 - Toxic Relationship
110 Chapter 109 - Like Dusk
111 Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112 Chapter 111 - Djoko's Anger
113 Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114 Chapter 113 - Karma
115 Chapter 114 - Not Fear.
116 Chapter 115 - Kenzo Offers
117 Chapter 116 - Breaking up
118 Chapter 117 - My All.
119 Chapter 118 - Malu
120 Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121 Chapter 120 - Menunda
122 Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123 Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124 Chapter 123 - Teasing
125 Chapter 124 - Anak ku
126 Chapter 125 - Two Ship
127 Chapter 126 - Menguap
128 Chapter 127 - Saling mencintai
129 Chapter 128 - Ice Cream
130 Chapter 129 - Last Message.
131 Chapter 130 - Homicide not Suicide
132 Chapter 131 - Cadaver
133 Chapter 132 - Ariana Funeral
134 Chapter 133 - Sejuta Memori.
135 Chapter 134 - Mulai membalas
136 Chapter 135 - Friendship
137 Chapter 136 - Minimal
138 Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139 Chapter 138 - Memanas
140 Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141 Chapter 140 - Andai
142 Chapter 141 - Western Sky
143 Chapter 142 - War in library
144 Chapter 143 - Angel For Heaven
145 Chapter 144 - Bad Girl
146 Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147 Chapter 146 - RED2612
148 Chapter 147 - Disgusted
149 Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150 Chapter 149 - Balas Budi
151 Chapter 150 - At least
152 Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153 Chapter 152 - Anfal
154 Chapter 153 - Tersiksa
155 Chapter 154. Without you I am nothing
156 Chapter 155 - Aware
157 Chapter 156 - Are you pregnant?
158 Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159 Chapter 158 - Ignoring You
160 Chapter 159 - Aditama Family
161 Chapter 160 - Aditama's Treasure
162 Chapter 161 - Childbirth
163 Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164 Chapter 163 - Adrian Plan
165 Chapter 164 - Restu Sailendra family
166 Chapter 165 - Trying to make peace.
167 Chapter 166 - Melepaskan
168 Chapter 167 - Okhotnik
169 Chapter 168 - Sadis
170 Chapter 169 - Realistis
171 Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172 Chapter 171 - Memanfaatkan
173 Chapter 172 - Question without Answer.
174 Chapter 173 - Sorry
175 Chapter 174 - Kesetaraan
176 Chapter 175 - Brain wash
177 Chapter 176 - Lepas Pasang
178 Chapter 177 - Knowing All.
179 Chapter 178 - Prom night
180 Chapter 179 - Small world.
181 Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182 Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183 Chapter 182 - Gladi resik
184 Chapter 183 - Wedding vows.
185 Chapter 184 - Intens
186 Chapter 185 - Like Young Sister
187 Chapter 186 - Lost control.
188 Chapter 187 - Adrian Plan
189 Chapter 188 - Auto pilot
190 Chapter 189 - Shadow Guard
191 Chapter 190 - Arden, You ...!
192 Chapter 191 - The Actor.
193 Chapter 192 - Damn Guest.
194 Chapter 193 - The truth about Arden
195 Chapter 194 - Adrian Secret.
196 Chapter 195 - No forgiveness.
197 Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198 Chapter 197 - Hipnosis
199 Chapter 198 - Forgotten.
200 Chapter 199 - Farewell
201 Chapter 200 - Moonlight.
202 Chapter 201 - GPS Tracker.
203 Chapter 202 - Who's?
204 Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205 Chapter 204 - Not dreams.
206 Chapter 205 - Dust in the wind
207 Chapter 206 - How is that possible?
208 Chapter 207 - Menjerat
209 Chapter 208 - Bahagiakah?
210 Chapter 209 - Rencana indah.
211 Chapter 210 - Kesempatan.
212 Chapter 211 - BLACK2612
213 Chapter 212 - Melarikan diri.
214 Chapter 213 - Perlawanan
215 Chapter 214 - Blood
216 Chapter 215 - Pembalasan
217 Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218 Chapter 217 - Blodkjenne
219 Chapter 218 - Tidak ada maaf
220 Chapter 219 - Trauma
221 Chapter 220 - Cepat pulang
222 Chapter 221 - Tanpa kabar
223 Chapter 222 - Provokasi
224 Chapter 223 - Saving
225 Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226 Chapter 225 - Honduras
227 Chapter 226 - Histeris
228 Chapter 227 - Bebas bersyarat
229 Chapter 228 - Istri ?
230 Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231 Chapter 230 - Menurun drastis
232 Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233 Chapter 232 - Target Adrian
234 Chapter 233 - Silent
235 Chapter 234 - Be like Monster
236 Chapter 235 - Delirium
237 Chapter 236 - Sesak
238 Chapter 237 - Pangkas rambut
239 Chapter 238 - Menyerah
240 Chapter 239 - Be with you, Again
241 Chapter 240 - Billy Andromeda
242 Chapter 241 - Reason Adrian
243 Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244 Chapter 243 - Mengunci hati
245 Chapter 244 - Terkuak
246 Chapter 245 - Other son
247 Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248 Chapter 247 - Kidnapped
249 Chapter 248 - Tabur tuai
250 Chapter 249 - Step Brother
251 Chapter 250 - The Aditama
Episodes

Updated 251 Episodes

1
Chapter 1 - Crazy.
2
Chapter 2 - What should I do?
3
Chapter 3 - Remember me?
4
Chapter 4 - Keep you.
5
Chapter 5 - Get Married.
6
Chapter 6 - Rejection.
7
Chapter 7 - First Meet.
8
Chapter 8 - First Beat.
9
Chapter 9 - Classmates.
10
Chapter 10 - The Casanova.
11
Chapter Visual
12
Chapter 11 - Pioneer
13
Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14
Chapter 13 - Leaders.
15
Chapter 14 - ACCIDENT.
16
Chapter 15 - Shasa Grief.
17
Chapter 16 - Make a strong effort.
18
Chapter 17 - Homicide
19
Chapter 18 - Grandparents Home.
20
Chapter 19 - Chaiden Family.
21
Chapter 20 - Early warning.
22
Chapter 21 - Play save.
23
Chapter 22 - AS Card.
24
Chapter 23 - Back to Grieving.
25
Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26
Chapter 25 - Bookstore.
27
Chapter 26 - OSIS.
28
Chapter 27 - Inquiry.
29
Chapter 28 - Brain Wash.
30
Chapter 29 - ENOUGH.
31
Chapter 30 - Racing.
32
Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33
Chapter 32 - Privilege.
34
Chapter 33 - Cinema.
35
Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36
Chapter 35 - Praduga.
37
Chapter 36 - Chef.
38
Chapter 37 - Support.
39
Chapter 38 - Under Pressure.
40
Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41
Chapter 40 - Majikan
42
Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43
Chapter 42 - Will you be my Girl?
44
Chapter 43 - Peang
45
Chapter 44 - Blade or Knuckle
46
Chapter 45 - Permainan dimulai
47
Chapter 46 - Basecamp.
48
Chapter 47 - Stealing.
49
Chapter 48 - Aiden Plan.
50
Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51
Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52
Chapter 51 - Pamit.
53
Chapter 52 - Rest.
54
Chapter 53 - Solve Heart.
55
Chapter 54 - Luka.
56
Chapter 55 - New Issue.
57
Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58
Chapter 57 - Tidak seimbang.
59
Chapter 58 - Regret.
60
Chapter 59 - Aiden Rules.
61
Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62
Chapter 61 - Tulus.
63
Chapter 62 - Anak Haram.
64
Chapter 63 - Ceroboh.
65
Chapter 64 - Debora family.
66
Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67
Chapter 66 - Saling Membohongi.
68
Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69
Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70
Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71
Chapter 70 - Teror.
72
Chapter 71 - The only one girl.
73
Chapter 72 - Never Give up.
74
Chapter 73 - Bukan Benci.
75
Chapter 74 - Curang.
76
Chapter 75 - Stranger.
77
Chapter 76 - Danger Line.
78
Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79
Chapter 78 - BINGO.
80
Chapter 79 - Mundur selangkah.
81
Chapter 80 - Backstreet.
82
Chapter 81 - Kedagingan.
83
Chapter 82 - Masa sulit.
84
Chapter 83 - Keenakan.
85
Chapter 84 - Hukuman Berat.
86
Chapter 85 - Percaya.
87
Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88
Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89
Chapter 88 - Public Enemy.
90
Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91
Chapter 90 - His Lost
92
Chapter 91 - Save but Lost
93
Chapter 92 - Kegiatan Positif
94
Chapter 93 - Rindu
95
Chapter 94 - Bermuka Dua
96
Chapter 95 - Pregnant
97
Chapter 96 - Chaiden Son
98
Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99
Chapter 98 - Present Day
100
Chapter 99 - Apartemen Lama
101
Chapter 100 - Memory
102
Chapter 101 - Kost-an
103
Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104
Chapter 103 - Care
105
Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106
Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107
Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108
Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109
Chapter 108 - Toxic Relationship
110
Chapter 109 - Like Dusk
111
Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112
Chapter 111 - Djoko's Anger
113
Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114
Chapter 113 - Karma
115
Chapter 114 - Not Fear.
116
Chapter 115 - Kenzo Offers
117
Chapter 116 - Breaking up
118
Chapter 117 - My All.
119
Chapter 118 - Malu
120
Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121
Chapter 120 - Menunda
122
Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123
Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124
Chapter 123 - Teasing
125
Chapter 124 - Anak ku
126
Chapter 125 - Two Ship
127
Chapter 126 - Menguap
128
Chapter 127 - Saling mencintai
129
Chapter 128 - Ice Cream
130
Chapter 129 - Last Message.
131
Chapter 130 - Homicide not Suicide
132
Chapter 131 - Cadaver
133
Chapter 132 - Ariana Funeral
134
Chapter 133 - Sejuta Memori.
135
Chapter 134 - Mulai membalas
136
Chapter 135 - Friendship
137
Chapter 136 - Minimal
138
Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139
Chapter 138 - Memanas
140
Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141
Chapter 140 - Andai
142
Chapter 141 - Western Sky
143
Chapter 142 - War in library
144
Chapter 143 - Angel For Heaven
145
Chapter 144 - Bad Girl
146
Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147
Chapter 146 - RED2612
148
Chapter 147 - Disgusted
149
Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150
Chapter 149 - Balas Budi
151
Chapter 150 - At least
152
Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153
Chapter 152 - Anfal
154
Chapter 153 - Tersiksa
155
Chapter 154. Without you I am nothing
156
Chapter 155 - Aware
157
Chapter 156 - Are you pregnant?
158
Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159
Chapter 158 - Ignoring You
160
Chapter 159 - Aditama Family
161
Chapter 160 - Aditama's Treasure
162
Chapter 161 - Childbirth
163
Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164
Chapter 163 - Adrian Plan
165
Chapter 164 - Restu Sailendra family
166
Chapter 165 - Trying to make peace.
167
Chapter 166 - Melepaskan
168
Chapter 167 - Okhotnik
169
Chapter 168 - Sadis
170
Chapter 169 - Realistis
171
Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172
Chapter 171 - Memanfaatkan
173
Chapter 172 - Question without Answer.
174
Chapter 173 - Sorry
175
Chapter 174 - Kesetaraan
176
Chapter 175 - Brain wash
177
Chapter 176 - Lepas Pasang
178
Chapter 177 - Knowing All.
179
Chapter 178 - Prom night
180
Chapter 179 - Small world.
181
Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182
Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183
Chapter 182 - Gladi resik
184
Chapter 183 - Wedding vows.
185
Chapter 184 - Intens
186
Chapter 185 - Like Young Sister
187
Chapter 186 - Lost control.
188
Chapter 187 - Adrian Plan
189
Chapter 188 - Auto pilot
190
Chapter 189 - Shadow Guard
191
Chapter 190 - Arden, You ...!
192
Chapter 191 - The Actor.
193
Chapter 192 - Damn Guest.
194
Chapter 193 - The truth about Arden
195
Chapter 194 - Adrian Secret.
196
Chapter 195 - No forgiveness.
197
Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198
Chapter 197 - Hipnosis
199
Chapter 198 - Forgotten.
200
Chapter 199 - Farewell
201
Chapter 200 - Moonlight.
202
Chapter 201 - GPS Tracker.
203
Chapter 202 - Who's?
204
Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205
Chapter 204 - Not dreams.
206
Chapter 205 - Dust in the wind
207
Chapter 206 - How is that possible?
208
Chapter 207 - Menjerat
209
Chapter 208 - Bahagiakah?
210
Chapter 209 - Rencana indah.
211
Chapter 210 - Kesempatan.
212
Chapter 211 - BLACK2612
213
Chapter 212 - Melarikan diri.
214
Chapter 213 - Perlawanan
215
Chapter 214 - Blood
216
Chapter 215 - Pembalasan
217
Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218
Chapter 217 - Blodkjenne
219
Chapter 218 - Tidak ada maaf
220
Chapter 219 - Trauma
221
Chapter 220 - Cepat pulang
222
Chapter 221 - Tanpa kabar
223
Chapter 222 - Provokasi
224
Chapter 223 - Saving
225
Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226
Chapter 225 - Honduras
227
Chapter 226 - Histeris
228
Chapter 227 - Bebas bersyarat
229
Chapter 228 - Istri ?
230
Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231
Chapter 230 - Menurun drastis
232
Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233
Chapter 232 - Target Adrian
234
Chapter 233 - Silent
235
Chapter 234 - Be like Monster
236
Chapter 235 - Delirium
237
Chapter 236 - Sesak
238
Chapter 237 - Pangkas rambut
239
Chapter 238 - Menyerah
240
Chapter 239 - Be with you, Again
241
Chapter 240 - Billy Andromeda
242
Chapter 241 - Reason Adrian
243
Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244
Chapter 243 - Mengunci hati
245
Chapter 244 - Terkuak
246
Chapter 245 - Other son
247
Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248
Chapter 247 - Kidnapped
249
Chapter 248 - Tabur tuai
250
Chapter 249 - Step Brother
251
Chapter 250 - The Aditama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!