Chapter 3 - Remember me?

Duugghhhhh

Shasa membalikan tubuhnya namun tertabrak oleh dada Adrian yang entah sejak kapan berdiri di belakang Shasa.

"Aduh ... lo bisa nggak, sih. kasih tau gue kalau udah selesai!" Shasa mengaduh sambil mengelus pelipisnya.

Adrian hanya diam saja masih dengan tatapan kosongnya menatap Shasa. Namun, kali ini ekspresi yang Adrian tunjukan sedikit tajam seperti orang yang sedang menahan marah.

Menyadari jika dirinya menggunakan bahasa dan intonasi yang terlalu keras, Shasa kembali ke mode Pasien dan Dokter.

Shasa memperhatikan Adrian dari atas sampai bawah, Adrian tidak berubah.

Kadar ketampanannya tidak berubah, meskipun wajahnya tirus dan kulit nya menggelap, namun itu malah membuatnya semakin macho.

Sambil menggenggam telapak tangan Adrian, Shasa menatap manik mata lelaki itu.

"Ayo kita pulang, Ian!" ajak Shasa.

"Pulang?" Adrian mengerutkan kening dan menahan langkah Shasa.

"Iya pulang, kamu ingat rumah kamu?" Shasa memastikan kembali apakah Adrian mampu mengingat rumahnya.

Namun, kali ini respon Adrian semakin tajam membalas tatapan Shasa. Shasa tau bahwa Adrian akan mengamuk, tiba-tiba ia memeluk Adrian.

"Tidak apa-apa kalau kamu belum ingat. kamu bisa tinggal di tempatku," ucap Shasa masih dengan memeluk Adrian.

Segera ia lepaskan pelukannya, karena detak jantung Adrian sudah mulai normal tidak kencang seperti tadi.

Sebelum keluar ruangan, Shasa menyempatkan untuk merapikan rambut Adrian yang berantakan karena sudah panjang.

"Aku boleh merapikan rambut kamu? Nanti aku pangkas sedikit ya, rambutnya," ucap Shasa sambil berjinjit merapikan rambut Adrian.

Karena postur tubuhnya yang kecil, membuat Shasa kesulitan saat merapikan rambut pria itu.

Shasa membawa Adrian keluar ruangan masih dengan menggenggam erat tangan Adrian.

Hanya dengan menggenggam tangan lelaki ini, cara Shasa berkomunikasi agar mendapat respon dari Adrian. Physical touch.

"Baru kali ini Dokter Shasa mau membawa pasiennya secara langsung. Biasanya Dokter Shasa minta tolong Petugas, buat antar Pasiennya ke rumah mereka," ucap Suster Nana dari kejauhan saat melihat Shasa.

"Masih kerabat dari sahabatnya, gitu katanya," sahut Tio.

"Dia Pasien tercepat yang kita pulangkan dari rumah sakit ini apalagi kasusnya berat banget."

"Apa saja diagnosanya?" tanya Tio.

"Rahasia ...!" ledek Nana pada Tio yang sudah menampakkan wajah penasaran nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

~Singapura, kediaman Pattinson~

"Hallo Tio!"

"Iya Bang!"

"Kanapa Shasa susah dihubungi, ya. Apa dia sedang sibuk?"

"Dokter Shasa sedang mengantar Pasien pulang ke rumah keluarganya, Bang. Ada pesan yang harus Tio sampaikan ke Dokter Shasa?"

"Pasien siapa? Gak biasanya Shasa turun tangan langsung membawa pasien pulang. Siapa Pasien itu?"

"Pasien yang kemarin dibawanya, Bang, ODGJ gitu. Andika namanya, katanya masih keluarga sahabatnya dokter Shasa."

"Sahabatnya? Arden atau Fani, ya?" gumam Aiden yang masih terdengar oleh Septian.

Aiden yang sadar masih dalam panggilan bersama Tio segera mengakhiri panggilan tersebut.

"Siapa pasien itu sampai Shasa repot-repot mengurusnya?" gumam Aiden yang masih duduk termenung di meja kerjanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

PIP PIP PIP PIP

Shasa memasukan kode pin saat memasuki pintu unit apartemen yang akan di tempati Adrian dan asisten psikolog nya.

Apartemen yang akan Adrian tempati memiliki 2 lantai, sama seperti unit apartemen milik Shasa yang berada satu lantai di atasnya.

Apartemen 3 kamar tidur ini, memiliki pemandangan yang sangat indah berupa pemandangan gunung dari kaca ruang tamu. Serta dari balkon, terdapat banyak tanaman hias yang merambat ke bawah.

"Nona, kamar mana yang akan di tempati Tuan Adrian?" tanya Martin Asisten Psikolog rekomendasi Kamandanu untuk merawat dan membantu Shasa.

Seluruh karyawan Shasa tidak mengetahui jika Martin akan merawat Adrian, karena ia takut jika ada orang yang membocorkannya ke Aiden.

Shasa menyerahkan map hitam yang jika di buka terdapat surat perjanjian.

Surat perjanjian yang berisi bahwa Martin tidak diperbolehkan mengatakan apa yang ia lihat, rasa dan dengar selama bekerja bersama Raneysha. Kepada orang lain termasuk keluarga lelaki itu.

Martin segera menandatangani surat itu dan Shasa menjelaskan secara detail kondisi Adrian dan nama yang harus Martin Katakan jika sewaktu-waktu ada orang yang menanyakan siapa Adrian.

Tidak hanya Martin, hal itu juga berlaku pada ART mereka. Semua itu atas ide dari Kamandanu.

Shasa menuntun Adrian untuk duduk di sofa dekat kaca, agar lelaki itu bisa merilekskan dirinya dengan menatap pemandangan di depannya.

kemudian wanita itu mengambil iPad yang berada di meja pantry. Sambil menjelaskan jadwal Adrian yang berada dalam iPad-nya.

Shasa mengajak Martin untuk memasuki kamar yang dilengkapi kamar mandi di dalamnya.

Ia membuka kamar mandi dan wardrobe. Shasa mulai menjelaskan satu persatu kepada Martin.

"Adrian akan menempati kamar ini. Karena saya sudah memasang bathtub. Kamu bisa rendam dengan air yang diberi es batu jika Adrian mengalami sak--"

Shasa menggantung kalimatnya dan menatap Adrian dari pantulan kaca di kamar itu.

Shasa sengaja memasang banyak kaca di ruangan ini untuk memudahkan Martin mengontrol Adrian dari jauh, ketika mereka berada di ruangan lain.

Karena Adrian tidak suka ada orang asing yang mendekatinya terlalu lama.

"Ehhemm." Martin berdehem menyadarkan Shasa dari lamunannya.

"Sorry, tadi sampai mana Martin?"

"Jika Tuan Adrian sa kaw saya harus membantunya berendam di bathtub ini dengan air yang di campur es," sambung Martin.

"Ahh iya benar. Pastikan suhu ruangan dingin dan untuk keperluan lainnya nanti kamu akan dibantu oleh Sarah, ART yang akan datang setiap pagi sampai sore," lanjut Shasa.

"Tidak menginap, Nona?"

"Tidak, karena ia sudah berkeluarga. Ada lagi Martin yang ingin kamu tanyakan?"

"Apakah Tuan Adrian bisa melakukan kegiatan pribadinya sendiri? Seperti ke kamar mandi dan berpakaian?"

"Untuk menuju kamar mandi, Adrian bisa sendiri. Dia masih bisa melakukan aktivitas pribadinya, hanya saja emosinya bisa berubah-ubah. Kamu hanya perlu memantaunya dan mengajaknya berbicara. Setiap pagi dan sore ajak ia berkeliling di taman dekat sini, agar kalian tidak bosan."

Shasa keluar menuju kamar di lantai atas.

"Ini nanti jadi kamar kamu. Kamu atur saja sesuai keinginan kamu."

Sambil menuruni tangga, Shasa memasuki kamar yang berseberangan dengan kamar Adrian.

"Kamar ini bisa kita gunakan setiap konseling. Untuk chair therapy akan datang malam ini. Tolong di bantu ya!"

"Apa Nona akan sering berkunjung kesini atau hanya memantau dari ini?" Martin bertanya sambil mengangkat iPadnya.

Shasa menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan kasar.

"Jika kamu tidak bisa menangani dia, kamu bisa hubungi saya. Misalnya seharian dia tidak interaksi, tidak makan atau jika dia mengamuk terlalu sering!"

"Baik Nona, saya paham."

'Gue juga harus menjaga kesehatan mental gue Adrian. Berdekatan dengan lo saat ini bikin hati gue gelisah dan nyeri!' Monolog Shasa.

"Adrian, ayo kita makan!" ajak Shasa yang tidak di respon oleh Adrian.

Adrian malah sibuk menatap keluar jendela yang menampakkan pemandangan alam.

Shasa mendekat dan duduk di samping Adrian. Adrian tampak asik menatap kaca, bahkan kehadiran Shasa tidak membuat dirinya terganggu.

Shasa meraih tangan Adrian dan menggenggamnya. Adrian merespon lalu menatap manik mata Shasa.

Ini yang membuat Shasa jengah, berkali kali ia harus meyakinkan hatinya, bahwa sudah tidak ada tempat untuk lelaki yang saat ini sedang menatap manik matanya.

Yang tersisa untuk Adrian saat ini hanya kebencian yang harus Shasa pendam karena Ia harus profesional.

Dengan senyum yang sudah Shasa buat sedemikian aslinya, ia mengajak Adrian kembali untuk makan.

"Ayo Ian, kita makan! aku sudah lapar." Kali ini Shasa berdiri dan di ikuti oleh Adrian.

Setelah mendapat respon positif, Shasa segera menarik pelan tangan Adrian untuk mengikutinya ke meja makan.

Malam ini mereka makan makanan yang sudah Shasa order dari rumah makan Chinese, ia sudah tidak ada waktu untuk memasak karena seharian hanya mengurus keperluan Adrian.

"Martin ayo! Kamu juga ikut makan. Jangan sungkan ya. Anggap kita kerabat atau sahabat kalau perlu keluarga dan biasakan panggil saya Shasa, jangan Nona lagi!" Titah Shasa.

"Baik Non-" Martin menggantung kalimatnya. "Kak Shasha maksudnya!"

Mereka makan dengan diam, sesekali Shasa memperhatikan Adrian yang makan dengan lahap. Bahkan Adrian seperti orang yang tidak pernah makan sebulan.

"Pelan-pelan Bang, makannya!" ucap Martin saat Adrian tersedak.

Shasa segera mengambil kan minum dan memberikan kepada Adrian.

"Pelan-pelan Ian!" ucap Shasa sambil menepuk pelan punggung Adrian.

Sontak saja Adrian langsung mengikuti arahan Shasa untuk memakannya secara perlahan.

Hanya intruksi dari Shasa yang akan Adrian patuhi. Hal itu ternyata disadari oleh Martin.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Shasa kembali ke apartemen miliknya. Ia tidak langsung tidur. Padahal jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Masih ada hal yang harus di cek kembali untuk mengetahui keadaan Adrian saat ini.

Dokter Mario: MRI sudah saya kirim melalui email

Shasa memperhatikan pesan masuk dari dokter radiologi yang memeriksa Adrian pagi tadi.

Ia cukup terkejut setelah membacanya melalui email di laptopnya.

"Kenapa bisa begini? Apa yang sudah kamu lalui, Adrian!?"

Tanpa terasa air mata Shasa meluncur begitu saja. Sakit sekali hati Shasa.

Entah sakit karena membayangkan apa yang sudah di lalui Adrian atau alasan lainnya.

Menurut hasil dari MRI, Adrian pernah mengalami gegar otak berat mungkin itu yang menyebabkan dirinya amnesia.

"Setelah aku tau kamu pengguna psikotropika golongan 2. Sekarang aku harus tau amnesia kamu karena geger otak. Oke Adrian, akan ada surprise apa lagi yang akan aku dapat dari kamu setelah aku membaca dokumen yang sahabat kamu kasih!" ucap Shasa yang sedang berbicara sendiri dengan laptopnya.

Shasa memeriksa catatan kriminal apa saja yang Adrian lakukan. Cukup membuat Shasa terkejut karena banyaknya catatan kriminal yang Adrian lukis.

"Penganiayaan ...?"

"Kenapa sebanyak ini ya Tuhan, Adrian! Apa ini?" Shasa terkejut bahkan ada catatan kriminal kasus dugaan pembnuhan terhadap salah satu ketua gengster.

"Sebanyak ini kasus kamu, tapi kamu sama sekali gak menginap di rutan. Bagaimana bisa?" Shasa hanya bisa menggelengkan kepala.

Noted: Untuk saat ini jangan biarkan Adrian di luar tanpa penjagaan. Banyak musuh yang mengincarnya

Shasa membaca noted yang di kirimkan oleh Kamandanu melalui email. Shasa segera mengirimkan pesan kepada Martin untuk merubah kegiatan yang besok mereka jalani.

"Sepertinya aku gak akan bisa tidur nyenyak lagi," gumam Shasa sambil melipat tangannya di meja untuk menjadi bantalan kepalanya.

"Kalau Adrian tidak bisa mengingat selamanya ... bisakah aku membuat kenangan baru untuk Adrian? Adrian beruntungnya kamu," bisik Shasa sambil memejamkan mata.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Lacak keberadaan Email dan nomor handphone yang saya kirim ke kamu, Marco! Dimana lokasinya? Dalam waktu 5 menit saya mau tau dimana sialan itu sekarang! Satu yang pasti, dia di Indonesia."

"Baik Tuan!" Marco segera kembali menuju meja kerjanya yang berada tepat di samping ruangan Kamandanu.

"Adrian ... gara-gara lo. Gue dan istri gue harus keluar dari Indonesia dan menetap di sini!"

Kamandanu tersenyum smirk dan menatap tajam pada foto di galeri handphonenya.

Menampilkan 4 remaja berseragam putih abu-abu dengan blazer dari sekolah ternama di kota mereka.

Tokkk!

Tokkk!

Tokkk!

Marco masuk kembali setelah ia mengetuk pintu dan memberikan secarik kertas kepada Kamandanu.

Setelah membaca kertas itu Kamandanu segera berdiri dan mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Kerahkan anak buah lo ke alamat yang gue kasih. Bentuk pengaman yang ketat. Ingat kita berhutang nyawa dengan si sialan itu!"

"Oke siap!" sahut laki-laki dengan bersuara berat di ujung telpon.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Drrrttttt

Drrrtttt

Drrrttttt

Shasa langsung mengangkat handphonenya dalam mata yang masih terpejam. "Bang Adrian mengamuk kak!"

...(⁠・ั⁠ω⁠・ั⁠) To be continue (⁠・ั⁠ω⁠・ั⁠)...

Untuk visualnya aku buat setelah chapter 10 ya guys ya. Love u ❤️🫰🏻

Terpopuler

Comments

Katty miaw

Katty miaw

seru ceritanya thor

2025-02-11

0

young match

young match

poor adrian

2024-10-19

1

young match

young match

/Drool/

2024-10-19

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Crazy.
2 Chapter 2 - What should I do?
3 Chapter 3 - Remember me?
4 Chapter 4 - Keep you.
5 Chapter 5 - Get Married.
6 Chapter 6 - Rejection.
7 Chapter 7 - First Meet.
8 Chapter 8 - First Beat.
9 Chapter 9 - Classmates.
10 Chapter 10 - The Casanova.
11 Chapter Visual
12 Chapter 11 - Pioneer
13 Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14 Chapter 13 - Leaders.
15 Chapter 14 - ACCIDENT.
16 Chapter 15 - Shasa Grief.
17 Chapter 16 - Make a strong effort.
18 Chapter 17 - Homicide
19 Chapter 18 - Grandparents Home.
20 Chapter 19 - Chaiden Family.
21 Chapter 20 - Early warning.
22 Chapter 21 - Play save.
23 Chapter 22 - AS Card.
24 Chapter 23 - Back to Grieving.
25 Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26 Chapter 25 - Bookstore.
27 Chapter 26 - OSIS.
28 Chapter 27 - Inquiry.
29 Chapter 28 - Brain Wash.
30 Chapter 29 - ENOUGH.
31 Chapter 30 - Racing.
32 Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33 Chapter 32 - Privilege.
34 Chapter 33 - Cinema.
35 Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36 Chapter 35 - Praduga.
37 Chapter 36 - Chef.
38 Chapter 37 - Support.
39 Chapter 38 - Under Pressure.
40 Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41 Chapter 40 - Majikan
42 Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43 Chapter 42 - Will you be my Girl?
44 Chapter 43 - Peang
45 Chapter 44 - Blade or Knuckle
46 Chapter 45 - Permainan dimulai
47 Chapter 46 - Basecamp.
48 Chapter 47 - Stealing.
49 Chapter 48 - Aiden Plan.
50 Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51 Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52 Chapter 51 - Pamit.
53 Chapter 52 - Rest.
54 Chapter 53 - Solve Heart.
55 Chapter 54 - Luka.
56 Chapter 55 - New Issue.
57 Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58 Chapter 57 - Tidak seimbang.
59 Chapter 58 - Regret.
60 Chapter 59 - Aiden Rules.
61 Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62 Chapter 61 - Tulus.
63 Chapter 62 - Anak Haram.
64 Chapter 63 - Ceroboh.
65 Chapter 64 - Debora family.
66 Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67 Chapter 66 - Saling Membohongi.
68 Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69 Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70 Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71 Chapter 70 - Teror.
72 Chapter 71 - The only one girl.
73 Chapter 72 - Never Give up.
74 Chapter 73 - Bukan Benci.
75 Chapter 74 - Curang.
76 Chapter 75 - Stranger.
77 Chapter 76 - Danger Line.
78 Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79 Chapter 78 - BINGO.
80 Chapter 79 - Mundur selangkah.
81 Chapter 80 - Backstreet.
82 Chapter 81 - Kedagingan.
83 Chapter 82 - Masa sulit.
84 Chapter 83 - Keenakan.
85 Chapter 84 - Hukuman Berat.
86 Chapter 85 - Percaya.
87 Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88 Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89 Chapter 88 - Public Enemy.
90 Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91 Chapter 90 - His Lost
92 Chapter 91 - Save but Lost
93 Chapter 92 - Kegiatan Positif
94 Chapter 93 - Rindu
95 Chapter 94 - Bermuka Dua
96 Chapter 95 - Pregnant
97 Chapter 96 - Chaiden Son
98 Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99 Chapter 98 - Present Day
100 Chapter 99 - Apartemen Lama
101 Chapter 100 - Memory
102 Chapter 101 - Kost-an
103 Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104 Chapter 103 - Care
105 Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106 Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107 Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108 Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109 Chapter 108 - Toxic Relationship
110 Chapter 109 - Like Dusk
111 Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112 Chapter 111 - Djoko's Anger
113 Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114 Chapter 113 - Karma
115 Chapter 114 - Not Fear.
116 Chapter 115 - Kenzo Offers
117 Chapter 116 - Breaking up
118 Chapter 117 - My All.
119 Chapter 118 - Malu
120 Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121 Chapter 120 - Menunda
122 Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123 Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124 Chapter 123 - Teasing
125 Chapter 124 - Anak ku
126 Chapter 125 - Two Ship
127 Chapter 126 - Menguap
128 Chapter 127 - Saling mencintai
129 Chapter 128 - Ice Cream
130 Chapter 129 - Last Message.
131 Chapter 130 - Homicide not Suicide
132 Chapter 131 - Cadaver
133 Chapter 132 - Ariana Funeral
134 Chapter 133 - Sejuta Memori.
135 Chapter 134 - Mulai membalas
136 Chapter 135 - Friendship
137 Chapter 136 - Minimal
138 Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139 Chapter 138 - Memanas
140 Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141 Chapter 140 - Andai
142 Chapter 141 - Western Sky
143 Chapter 142 - War in library
144 Chapter 143 - Angel For Heaven
145 Chapter 144 - Bad Girl
146 Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147 Chapter 146 - RED2612
148 Chapter 147 - Disgusted
149 Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150 Chapter 149 - Balas Budi
151 Chapter 150 - At least
152 Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153 Chapter 152 - Anfal
154 Chapter 153 - Tersiksa
155 Chapter 154. Without you I am nothing
156 Chapter 155 - Aware
157 Chapter 156 - Are you pregnant?
158 Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159 Chapter 158 - Ignoring You
160 Chapter 159 - Aditama Family
161 Chapter 160 - Aditama's Treasure
162 Chapter 161 - Childbirth
163 Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164 Chapter 163 - Adrian Plan
165 Chapter 164 - Restu Sailendra family
166 Chapter 165 - Trying to make peace.
167 Chapter 166 - Melepaskan
168 Chapter 167 - Okhotnik
169 Chapter 168 - Sadis
170 Chapter 169 - Realistis
171 Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172 Chapter 171 - Memanfaatkan
173 Chapter 172 - Question without Answer.
174 Chapter 173 - Sorry
175 Chapter 174 - Kesetaraan
176 Chapter 175 - Brain wash
177 Chapter 176 - Lepas Pasang
178 Chapter 177 - Knowing All.
179 Chapter 178 - Prom night
180 Chapter 179 - Small world.
181 Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182 Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183 Chapter 182 - Gladi resik
184 Chapter 183 - Wedding vows.
185 Chapter 184 - Intens
186 Chapter 185 - Like Young Sister
187 Chapter 186 - Lost control.
188 Chapter 187 - Adrian Plan
189 Chapter 188 - Auto pilot
190 Chapter 189 - Shadow Guard
191 Chapter 190 - Arden, You ...!
192 Chapter 191 - The Actor.
193 Chapter 192 - Damn Guest.
194 Chapter 193 - The truth about Arden
195 Chapter 194 - Adrian Secret.
196 Chapter 195 - No forgiveness.
197 Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198 Chapter 197 - Hipnosis
199 Chapter 198 - Forgotten.
200 Chapter 199 - Farewell
201 Chapter 200 - Moonlight.
202 Chapter 201 - GPS Tracker.
203 Chapter 202 - Who's?
204 Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205 Chapter 204 - Not dreams.
206 Chapter 205 - Dust in the wind
207 Chapter 206 - How is that possible?
208 Chapter 207 - Menjerat
209 Chapter 208 - Bahagiakah?
210 Chapter 209 - Rencana indah.
211 Chapter 210 - Kesempatan.
212 Chapter 211 - BLACK2612
213 Chapter 212 - Melarikan diri.
214 Chapter 213 - Perlawanan
215 Chapter 214 - Blood
216 Chapter 215 - Pembalasan
217 Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218 Chapter 217 - Blodkjenne
219 Chapter 218 - Tidak ada maaf
220 Chapter 219 - Trauma
221 Chapter 220 - Cepat pulang
222 Chapter 221 - Tanpa kabar
223 Chapter 222 - Provokasi
224 Chapter 223 - Saving
225 Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226 Chapter 225 - Honduras
227 Chapter 226 - Histeris
228 Chapter 227 - Bebas bersyarat
229 Chapter 228 - Istri ?
230 Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231 Chapter 230 - Menurun drastis
232 Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233 Chapter 232 - Target Adrian
234 Chapter 233 - Silent
235 Chapter 234 - Be like Monster
236 Chapter 235 - Delirium
237 Chapter 236 - Sesak
238 Chapter 237 - Pangkas rambut
239 Chapter 238 - Menyerah
240 Chapter 239 - Be with you, Again
241 Chapter 240 - Billy Andromeda
242 Chapter 241 - Reason Adrian
243 Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244 Chapter 243 - Mengunci hati
245 Chapter 244 - Terkuak
246 Chapter 245 - Other son
247 Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248 Chapter 247 - Kidnapped
249 Chapter 248 - Tabur tuai
250 Chapter 249 - Step Brother
251 Chapter 250 - The Aditama
Episodes

Updated 251 Episodes

1
Chapter 1 - Crazy.
2
Chapter 2 - What should I do?
3
Chapter 3 - Remember me?
4
Chapter 4 - Keep you.
5
Chapter 5 - Get Married.
6
Chapter 6 - Rejection.
7
Chapter 7 - First Meet.
8
Chapter 8 - First Beat.
9
Chapter 9 - Classmates.
10
Chapter 10 - The Casanova.
11
Chapter Visual
12
Chapter 11 - Pioneer
13
Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14
Chapter 13 - Leaders.
15
Chapter 14 - ACCIDENT.
16
Chapter 15 - Shasa Grief.
17
Chapter 16 - Make a strong effort.
18
Chapter 17 - Homicide
19
Chapter 18 - Grandparents Home.
20
Chapter 19 - Chaiden Family.
21
Chapter 20 - Early warning.
22
Chapter 21 - Play save.
23
Chapter 22 - AS Card.
24
Chapter 23 - Back to Grieving.
25
Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26
Chapter 25 - Bookstore.
27
Chapter 26 - OSIS.
28
Chapter 27 - Inquiry.
29
Chapter 28 - Brain Wash.
30
Chapter 29 - ENOUGH.
31
Chapter 30 - Racing.
32
Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33
Chapter 32 - Privilege.
34
Chapter 33 - Cinema.
35
Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36
Chapter 35 - Praduga.
37
Chapter 36 - Chef.
38
Chapter 37 - Support.
39
Chapter 38 - Under Pressure.
40
Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41
Chapter 40 - Majikan
42
Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43
Chapter 42 - Will you be my Girl?
44
Chapter 43 - Peang
45
Chapter 44 - Blade or Knuckle
46
Chapter 45 - Permainan dimulai
47
Chapter 46 - Basecamp.
48
Chapter 47 - Stealing.
49
Chapter 48 - Aiden Plan.
50
Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51
Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52
Chapter 51 - Pamit.
53
Chapter 52 - Rest.
54
Chapter 53 - Solve Heart.
55
Chapter 54 - Luka.
56
Chapter 55 - New Issue.
57
Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58
Chapter 57 - Tidak seimbang.
59
Chapter 58 - Regret.
60
Chapter 59 - Aiden Rules.
61
Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62
Chapter 61 - Tulus.
63
Chapter 62 - Anak Haram.
64
Chapter 63 - Ceroboh.
65
Chapter 64 - Debora family.
66
Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67
Chapter 66 - Saling Membohongi.
68
Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69
Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70
Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71
Chapter 70 - Teror.
72
Chapter 71 - The only one girl.
73
Chapter 72 - Never Give up.
74
Chapter 73 - Bukan Benci.
75
Chapter 74 - Curang.
76
Chapter 75 - Stranger.
77
Chapter 76 - Danger Line.
78
Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79
Chapter 78 - BINGO.
80
Chapter 79 - Mundur selangkah.
81
Chapter 80 - Backstreet.
82
Chapter 81 - Kedagingan.
83
Chapter 82 - Masa sulit.
84
Chapter 83 - Keenakan.
85
Chapter 84 - Hukuman Berat.
86
Chapter 85 - Percaya.
87
Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88
Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89
Chapter 88 - Public Enemy.
90
Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91
Chapter 90 - His Lost
92
Chapter 91 - Save but Lost
93
Chapter 92 - Kegiatan Positif
94
Chapter 93 - Rindu
95
Chapter 94 - Bermuka Dua
96
Chapter 95 - Pregnant
97
Chapter 96 - Chaiden Son
98
Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99
Chapter 98 - Present Day
100
Chapter 99 - Apartemen Lama
101
Chapter 100 - Memory
102
Chapter 101 - Kost-an
103
Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104
Chapter 103 - Care
105
Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106
Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107
Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108
Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109
Chapter 108 - Toxic Relationship
110
Chapter 109 - Like Dusk
111
Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112
Chapter 111 - Djoko's Anger
113
Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114
Chapter 113 - Karma
115
Chapter 114 - Not Fear.
116
Chapter 115 - Kenzo Offers
117
Chapter 116 - Breaking up
118
Chapter 117 - My All.
119
Chapter 118 - Malu
120
Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121
Chapter 120 - Menunda
122
Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123
Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124
Chapter 123 - Teasing
125
Chapter 124 - Anak ku
126
Chapter 125 - Two Ship
127
Chapter 126 - Menguap
128
Chapter 127 - Saling mencintai
129
Chapter 128 - Ice Cream
130
Chapter 129 - Last Message.
131
Chapter 130 - Homicide not Suicide
132
Chapter 131 - Cadaver
133
Chapter 132 - Ariana Funeral
134
Chapter 133 - Sejuta Memori.
135
Chapter 134 - Mulai membalas
136
Chapter 135 - Friendship
137
Chapter 136 - Minimal
138
Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139
Chapter 138 - Memanas
140
Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141
Chapter 140 - Andai
142
Chapter 141 - Western Sky
143
Chapter 142 - War in library
144
Chapter 143 - Angel For Heaven
145
Chapter 144 - Bad Girl
146
Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147
Chapter 146 - RED2612
148
Chapter 147 - Disgusted
149
Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150
Chapter 149 - Balas Budi
151
Chapter 150 - At least
152
Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153
Chapter 152 - Anfal
154
Chapter 153 - Tersiksa
155
Chapter 154. Without you I am nothing
156
Chapter 155 - Aware
157
Chapter 156 - Are you pregnant?
158
Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159
Chapter 158 - Ignoring You
160
Chapter 159 - Aditama Family
161
Chapter 160 - Aditama's Treasure
162
Chapter 161 - Childbirth
163
Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164
Chapter 163 - Adrian Plan
165
Chapter 164 - Restu Sailendra family
166
Chapter 165 - Trying to make peace.
167
Chapter 166 - Melepaskan
168
Chapter 167 - Okhotnik
169
Chapter 168 - Sadis
170
Chapter 169 - Realistis
171
Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172
Chapter 171 - Memanfaatkan
173
Chapter 172 - Question without Answer.
174
Chapter 173 - Sorry
175
Chapter 174 - Kesetaraan
176
Chapter 175 - Brain wash
177
Chapter 176 - Lepas Pasang
178
Chapter 177 - Knowing All.
179
Chapter 178 - Prom night
180
Chapter 179 - Small world.
181
Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182
Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183
Chapter 182 - Gladi resik
184
Chapter 183 - Wedding vows.
185
Chapter 184 - Intens
186
Chapter 185 - Like Young Sister
187
Chapter 186 - Lost control.
188
Chapter 187 - Adrian Plan
189
Chapter 188 - Auto pilot
190
Chapter 189 - Shadow Guard
191
Chapter 190 - Arden, You ...!
192
Chapter 191 - The Actor.
193
Chapter 192 - Damn Guest.
194
Chapter 193 - The truth about Arden
195
Chapter 194 - Adrian Secret.
196
Chapter 195 - No forgiveness.
197
Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198
Chapter 197 - Hipnosis
199
Chapter 198 - Forgotten.
200
Chapter 199 - Farewell
201
Chapter 200 - Moonlight.
202
Chapter 201 - GPS Tracker.
203
Chapter 202 - Who's?
204
Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205
Chapter 204 - Not dreams.
206
Chapter 205 - Dust in the wind
207
Chapter 206 - How is that possible?
208
Chapter 207 - Menjerat
209
Chapter 208 - Bahagiakah?
210
Chapter 209 - Rencana indah.
211
Chapter 210 - Kesempatan.
212
Chapter 211 - BLACK2612
213
Chapter 212 - Melarikan diri.
214
Chapter 213 - Perlawanan
215
Chapter 214 - Blood
216
Chapter 215 - Pembalasan
217
Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218
Chapter 217 - Blodkjenne
219
Chapter 218 - Tidak ada maaf
220
Chapter 219 - Trauma
221
Chapter 220 - Cepat pulang
222
Chapter 221 - Tanpa kabar
223
Chapter 222 - Provokasi
224
Chapter 223 - Saving
225
Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226
Chapter 225 - Honduras
227
Chapter 226 - Histeris
228
Chapter 227 - Bebas bersyarat
229
Chapter 228 - Istri ?
230
Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231
Chapter 230 - Menurun drastis
232
Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233
Chapter 232 - Target Adrian
234
Chapter 233 - Silent
235
Chapter 234 - Be like Monster
236
Chapter 235 - Delirium
237
Chapter 236 - Sesak
238
Chapter 237 - Pangkas rambut
239
Chapter 238 - Menyerah
240
Chapter 239 - Be with you, Again
241
Chapter 240 - Billy Andromeda
242
Chapter 241 - Reason Adrian
243
Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244
Chapter 243 - Mengunci hati
245
Chapter 244 - Terkuak
246
Chapter 245 - Other son
247
Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248
Chapter 247 - Kidnapped
249
Chapter 248 - Tabur tuai
250
Chapter 249 - Step Brother
251
Chapter 250 - The Aditama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!