Chapter 19 - Chaiden Family.

"Sha, pulang sekolah ke rumah gue yuk!"

"Ngapain?"

"Nyokap gue mau arisan, tapi dia gak ada temen buat pergi. Tante gue belum pulang dari LN."

Shasa bingung dengan permintaan Adrian yang memintanya untuk menemani mamanya arisan.

Pasalnya saat ini dirinya sudah mulai diantar jemput oleh supir kakeknya. Jadi, kemana pun Shasa pergi, harus sepengetahuan sang kakek.

Insiden sebulan yang lalu di rumah Shasa, membuat sang kakek menjadi over protektif dalam mengontrol setiap kegiatan yang Shasa ikutin baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Seperti sekarang ini, dirinya paham betul bahwa ia akan mengalami kesulitan untuk meminta izin pada kakeknya.

"Gue minta izin dulu sama kakek gue ya?"

"Gue yang ngomong deh, sini!"

Tiba-tiba handphone Shasa sudah beralih tangan, Adrian mencari kontak Djoko Sailendra di handphone Shasa. Setelah ketemu, lelaki itu berjalan menjauh dari Shasa.

"Gimana?" tanya Shasa ketika Adrian menghampirinya dengan wajah lesu.

'Kan ... pasti gak diizinin sama kakek!' batin Shasa.

Adrian menyerahkan handphone itu kepada pemiliknya dan kembali duduk di bangkunya lalu menghadap Shasa.

"Boleh dong. Gue!" ucap Adrian sambil tersenyum lebar. Bangga.

"Ihhh ... gue pikir gak diizinin. Soalnya tampang lo lesu banget kayak gak kebagian daging kurban!" ledeknya.

Adrian tertawa sambil mengacak-acak rambut Shasa dan pergi meninggalkan gadis itu begitu saja.

Tidak tahu kah Adrian, jika perbuatannya meninggalkan rasa berdebar di hati Shasa.

"Lo ada hubungan sama Adrian ya, Sha? Pacaran gitu?" tanya Fani ketika Andrian sudah tidak terlihat di ujung pintu kelas.

Shasa menoleh cepat ke arah Fani. "Engga, Fan. Just friends!"

"You liar! Mana ada temen yang mau di pegang-pegang. Friends with benefits maksud lo!" celetuk Debby dari arah depan Shasa sambil menunjukkan wajah sinis nya.

"Hati-hati ya lo kalau ngomong. Bukannya lo yang suka menawarkan tubuh lo untuk dijamah sama cowok mana aja termasuk Adrian!" balas Shasa tak kalah sinis nya.

"Why not? Kalau gue sih dibesarkan dengan budaya barat ya, Sha. Jadi yang kayak begitu bukan hal yang tabu buat gue. Sedangkan lo, lo dididik dengan budaya timur. Seharusnya lebih mengenal sopan santun, bukan begitu?"

"Udah mulai jadi guru kewarganegaraan lo? Segala ngomongin norma dan sopan santun. Balik sana ke negara tercinta lo, negara ini gak nerima bule yang merangkap jadi jal ang kayak lo."

"Lo ngatain gue apa, Sha? Lo yang jal ang!"

"Nyokap lo yang Indo itu milih nikah kontrak sama bokap lo biar menghasilkan bibit blasteran kayak lo. Supaya ... " Kalimatnya sengaja Shasa gantungkan agar Debby penasaran. "lo mau tau gak alasannya supaya apa?"

Debby yang paham jika Shasa sedang memprovokasinya, seketika berdiri dan meninggalkan Shasa sambil menarik tangan Ririn, gadis yang duduk di depan dirinya dan Fani.

Shasa dan Fani hanya tertawa melihat kepergian Debby. Dari arah depan kelas tepatnya di bangku Danu, lelaki itu menatap ke arah Shasa dengan pandangan yang sangat tajam.

"Menjijikan!" desis Danu.

Tidak terdengar di telinga Shasa namun gadis itu memahami dari gerakan bibir lelaki itu. Seketika Shasa membuang wajahnya dan kembali berbicara pada Fani.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Adrian memarkir dengan asal motornya lalu mengintruksikan Shasa agar menyamai langkahnya.

Saat di depan pintu, Adrian hanya terdiam. Tak lama pintu terbuka menampakkan sekitar 4 asisten rumah tangga berjejer di sebelah kanan dan kiri mereka.

"Selamat siang Tuan Adrian. Saya bantu bawakan tasnya!" pinta salah satu wanita berpakaian maid.

Adrian langsung memberikan tasnya, kemudian menarik lengan Shasa agar tidak jauh dari langkahnya.

Shasa tersenyum ramah ke setiap maid yang bekerja di rumah Adrian, membuat Adrian memberikan nilai plus pada gadis itu. Baru ini Adrian bertemu perempuan yang tidak memandang rendah pekerjaan asisten rumah tangga.

Di ruang yang Adrian tuju ternyata adalah ruang keluarga Chaiden, ada seorang pria paruh baya duduk di bangkunya.

Lelaki itu adalah Edward Chaiden. Tentu saja lelaki itu ada di sana dengan laptop di tangannya dan kacamata yang membingkai wajahnya.

"Papa di rumah?"

"...." Tidak ada sahutan dari lelaki berwajah kebangsaan Inggris itu.

Meskipun berwajah tampan, namun Edward memiliki sikap yang dingin dan acuh.

Tidak mendapatkan respon dari Edward -- sang papa. Adrian tidak menunjukkan wajah sedihnya, ia meminta Shasa untuk duduk di salah satu sofa yang bersebrangan dengan Edward.

Sepeninggalan Adrian yang katanya ingin menemui mamanya, Shasa duduk dengan gugup.

Ia lupa jika dirinya belum mengucapkan salam pada sang tuan rumah.

"Selamat siang ... Tuan Edward. Saya Raneysha teman Adrian."

"...."

Lagi-lagi tidak ada sahutan, tapi lelaki itu melirik sekilas lalu menghembuskan nafas kasar.

Shasa sempat berfikir jika pria paruh baya dihadapannya ini mengalami tunawicara. Tapi hal itu ia tepis, karena ia pernah mendengarkan pidato dari pria ini saat penyambutan murid Alexandra.

'Apa bokapnya Adrian gak bisa bahasa Indonesia ya? Ehhh tapi tadi Adrian nyapa bokapnya pakai bahasa indonesia. Mungkin lagi bisulan kali ya mulutnya,' batin Shasa.

'Adrian kenapa lama amat sih, manggil nyokap nya di mana emang? Di Arab kali ya?'

Shasa sudah tidak tahan berada di satu tempat bersama orang yang nyata wujudnya namun tidak ada interaksinya.

'Berasa ikut uji nyali gue. Deg-degan gini. Padahal depan gue bapack-bapack ganteng.' Lagi-lagi Shasa cuma bisa bermonolog.

"HAYO ... lagi mikirin apa lo." Adrian mengejutkan Shasa dari arah belakang.

Refleks Shasa mengucapkan apa yang ia pikirkan. "UJI NYALI!" Ia membekap mulutnya. "Ehhh ... maaf!"

Adrian terkekeh geli sambil memegangi perutnya. Ternyata Adrian mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Makanya sedikit lama.

"Bisa gak sih jangan ngagetin gitu. Gak lucu kalau ada berita cewek cantik matinya karena dikagetin temen sekelasnya."

Adrian kembali tertawa terbahak-bahak melupakan jika di situ ada kedua orang tuanya.

Edward hanya melirik sekilas seperti tadi, lalu fokus kembali dengan laptopnya. Ariana yang berdiri tertutup tubuh Adrian, segera duduk di sebelah Shasa.

"Maaf Sayang. Kamu nunggu Tante lama ya?"

"Ahh ... engga kok, Tante." Shasa mengamit tangan Ariana dan mencium punggung tangannya.

"Kamu Adrian. Kenapa gak langsung bawa Shasa ke kamar Mama. Biar bisa ganti baju dulu. Malah kamu suruh nunggu di sini!"

Adrian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Lupa Mam. Soalnya tadi kan, ada Papa. Aku sapa Papa dulu."

"Nampyeon (Sayang), aku pergi dulu ya, ada acara arisan di --"

"Pergilah!" potong Edward cepat saat Ariana berpamitan.

Nada Edward yang dingin serta berat membuat atmosfer di sekitar mendadak dingin

"Udah Mama berangkat aja. Gak usah pamit-pamit sama bajingan itu!" ucap Adrian dalam bahasa Korea.

Tentu saja bahasa itu hanya Adrian dan Ariana yang tau. Shasa sempat ingin bertanya namun melihat kecanggungan dan dinginnya keluarga ini membuat Shasa mengurungkan niatnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Shasa datang sekolah lebih awal dikarenakan hari ini jadwal dirinya piket kelas.

Seperti biasa, teman-teman Shasa selalu mengandalkan Shasa untuk membersihkan setiap bagian kelas.

Shasa tidak pernah mempermasalahkan sikap teman-temannya yang selalu merundungnya secara tidak langsung. Karena sedikit banyak Shasa mampu membalas perbuatan mereka.

Adrian memasuki kelas di saat Bel baru berbunyi. Seluruh siswa siswi sudah duduk di bangku mereka masing-masing termasuk Shasa yang memperlihatkan langkah Adrian.

Adrian hari ini berbeda. Ia mengenakan masker di wajahnya dan bagian keningnya ia tutupi dengan poni. Hampir tidak terlihat keseluruhan wajah Adrian.

Meskipun sekarang Adrian sedang berkamuflase menjadi jamet kuproy abis nguli. Namun gaya Hedon-nya bak anak-anak pejabat tetap terlihat.

Adrian melirik sekilas ke arah Shasa yang sedang memperhatikannya. Lelaki itu hanya berdehem tanda menyapa.

Baguslah, dari pada disapa dengan cara diklakson 3 kali, macam kuntilanak terowongan angker.

"Lo kenapa maskeran begitu? Gue bau ya?" Shasa mengendus dirinya sendiri.

'Ahh ... kebaperan gue. Gue kan, selalu harum mewangi sepanjang hari macam jalanan yang di Condet!' Monolognya.

Adrian menurunkan maskernya sampai ke dagu lalu memperlihatkan wajahnya yang seperti habis ikut pesta Halloween.

"Gue abis di smackdown bokap gue!"

"Bokap lo siapanya John Cena? Gila sampe gemuk gitu muka lo, Ian!" ucap Shasa sambil menutup mulutnya.

"Ishhh ... lo mah, malah bercanda! Kasihani gue kek!"

"Kasihannnnnn!"

"Lo ya Sha ... salah gue, ngomong sama lo!"

"Salah lagi gue. Ya udah nanti pas break jam 10, gue bawa lo ke TPU ... eh ... ke UKS maksudnya!" Canda Shasa.

Shasa tau, jika suasana hati pria itu sedang tidak baik-baik saja. Oleh sebab itu Shasa berusaha menghibur lelaki disebelahnya ini agar Adrian tidak kepikiran masalahnya di rumah.

Terbukti Adrian sejak tadi terkekeh karena ucapan Shasa meskipun lelaki itu setelahnya harus meringis menahan sakit di wajah dan tubuhnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Awww ... awww ... pelan-pelan Sha ... Ya Tuhan muka gue!"

"Kan, lagi gue obati bukan gue tonjokin. Lagian kok bisa sih lo ngajakin bokap lo smackdown. Emang ada keturunan The Rock lo?" goda Shasa saat mengobati Adrian di ruang UKS.

Adrian mendengar Shasa ngomel hanya ketawa-tawa. "Soalnya dia mukulin nyokap gue. Makanya gue bales. Ehh ... dia bales gue pakai ajudannya. Mana banyak lagi. Sialan!"

Ada nada emosi di setiap ucapan Adrian yang entah mengapa Shasa ikutan sakit mendengarnya.

"Gak gentle ya bokap lo. Tapi lo hebat, Ian. Gue suka!"

Adrian senang mendapat perhatian dari Shasa apalagi tadi gadis itu mengatakan jika dia suka.

Suka pada dirinya kah? Adrian hanya tersenyum samar sambil memperhatikan Shasa.

Shasa bingung harus bicara apa, masalahnya ia tidak pernah berada di posisi Adrian. Dirinya juga baru ini mendengar ada kekerasan dalam rumah tangga.

"Sha ... boleh sekalian gantiin perban gue yang di bahu gak?"

Adrian membuka kancing bajunya dan memperlihatkan dada bidangnya yang putih mulus.

"Hah?!"

Mau nolak tapi Adrian sudah membuka bajunya. Mau tidak mau Shasa membantu mengobati luka dan memar yang ada di tubuh Adrian.

"Yahhh ... muka gue jelek nih. Mana gue mau ada sparing futsal. Gak bisa jadi most wanted deh gue," gerutu Adrian saat melihat pantulan dirinya di kaca.

'Najis Narsis!' batin Shasa sambil melirik malas ke arah Adrian.

"Ngapain lo liatin gue begitu? Naksir lo ya?"

"Dih najis, gak suka gue sama cowok yang suka tebar pesona kayak lo. Bye!"

Tanpa pamit, Shasa pergi meninggalkan Adrian yang masih mengancingkan bajunya setelah Shasa menggantikan perban. Hatinya sangat kesal, bisa-bisanya Adrian lebih memikirkan para fansnya.

'Pesona gue cuma buat lo, Sha ... aishhh kalau lo tau pasti GR lo!'

...(⁠。⁠☬⁠0⁠☬⁠。⁠) To be continue (⁠。⁠☬⁠0⁠☬⁠。⁠)...

Please LIKE, SUBSCRIBE, FOLLOW, VOTE AND RATE ⭐ 5 Below...

(Your my spirit)

IG: Soundofchoi8

Terpopuler

Comments

samara betric

samara betric

ngakak ya Allah /Facepalm/

2024-04-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Crazy.
2 Chapter 2 - What should I do?
3 Chapter 3 - Remember me?
4 Chapter 4 - Keep you.
5 Chapter 5 - Get Married.
6 Chapter 6 - Rejection.
7 Chapter 7 - First Meet.
8 Chapter 8 - First Beat.
9 Chapter 9 - Classmates.
10 Chapter 10 - The Casanova.
11 Chapter Visual
12 Chapter 11 - Pioneer
13 Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14 Chapter 13 - Leaders.
15 Chapter 14 - ACCIDENT.
16 Chapter 15 - Shasa Grief.
17 Chapter 16 - Make a strong effort.
18 Chapter 17 - Homicide
19 Chapter 18 - Grandparents Home.
20 Chapter 19 - Chaiden Family.
21 Chapter 20 - Early warning.
22 Chapter 21 - Play save.
23 Chapter 22 - AS Card.
24 Chapter 23 - Back to Grieving.
25 Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26 Chapter 25 - Bookstore.
27 Chapter 26 - OSIS.
28 Chapter 27 - Inquiry.
29 Chapter 28 - Brain Wash.
30 Chapter 29 - ENOUGH.
31 Chapter 30 - Racing.
32 Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33 Chapter 32 - Privilege.
34 Chapter 33 - Cinema.
35 Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36 Chapter 35 - Praduga.
37 Chapter 36 - Chef.
38 Chapter 37 - Support.
39 Chapter 38 - Under Pressure.
40 Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41 Chapter 40 - Majikan
42 Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43 Chapter 42 - Will you be my Girl?
44 Chapter 43 - Peang
45 Chapter 44 - Blade or Knuckle
46 Chapter 45 - Permainan dimulai
47 Chapter 46 - Basecamp.
48 Chapter 47 - Stealing.
49 Chapter 48 - Aiden Plan.
50 Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51 Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52 Chapter 51 - Pamit.
53 Chapter 52 - Rest.
54 Chapter 53 - Solve Heart.
55 Chapter 54 - Luka.
56 Chapter 55 - New Issue.
57 Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58 Chapter 57 - Tidak seimbang.
59 Chapter 58 - Regret.
60 Chapter 59 - Aiden Rules.
61 Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62 Chapter 61 - Tulus.
63 Chapter 62 - Anak Haram.
64 Chapter 63 - Ceroboh.
65 Chapter 64 - Debora family.
66 Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67 Chapter 66 - Saling Membohongi.
68 Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69 Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70 Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71 Chapter 70 - Teror.
72 Chapter 71 - The only one girl.
73 Chapter 72 - Never Give up.
74 Chapter 73 - Bukan Benci.
75 Chapter 74 - Curang.
76 Chapter 75 - Stranger.
77 Chapter 76 - Danger Line.
78 Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79 Chapter 78 - BINGO.
80 Chapter 79 - Mundur selangkah.
81 Chapter 80 - Backstreet.
82 Chapter 81 - Kedagingan.
83 Chapter 82 - Masa sulit.
84 Chapter 83 - Keenakan.
85 Chapter 84 - Hukuman Berat.
86 Chapter 85 - Percaya.
87 Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88 Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89 Chapter 88 - Public Enemy.
90 Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91 Chapter 90 - His Lost
92 Chapter 91 - Save but Lost
93 Chapter 92 - Kegiatan Positif
94 Chapter 93 - Rindu
95 Chapter 94 - Bermuka Dua
96 Chapter 95 - Pregnant
97 Chapter 96 - Chaiden Son
98 Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99 Chapter 98 - Present Day
100 Chapter 99 - Apartemen Lama
101 Chapter 100 - Memory
102 Chapter 101 - Kost-an
103 Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104 Chapter 103 - Care
105 Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106 Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107 Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108 Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109 Chapter 108 - Toxic Relationship
110 Chapter 109 - Like Dusk
111 Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112 Chapter 111 - Djoko's Anger
113 Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114 Chapter 113 - Karma
115 Chapter 114 - Not Fear.
116 Chapter 115 - Kenzo Offers
117 Chapter 116 - Breaking up
118 Chapter 117 - My All.
119 Chapter 118 - Malu
120 Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121 Chapter 120 - Menunda
122 Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123 Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124 Chapter 123 - Teasing
125 Chapter 124 - Anak ku
126 Chapter 125 - Two Ship
127 Chapter 126 - Menguap
128 Chapter 127 - Saling mencintai
129 Chapter 128 - Ice Cream
130 Chapter 129 - Last Message.
131 Chapter 130 - Homicide not Suicide
132 Chapter 131 - Cadaver
133 Chapter 132 - Ariana Funeral
134 Chapter 133 - Sejuta Memori.
135 Chapter 134 - Mulai membalas
136 Chapter 135 - Friendship
137 Chapter 136 - Minimal
138 Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139 Chapter 138 - Memanas
140 Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141 Chapter 140 - Andai
142 Chapter 141 - Western Sky
143 Chapter 142 - War in library
144 Chapter 143 - Angel For Heaven
145 Chapter 144 - Bad Girl
146 Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147 Chapter 146 - RED2612
148 Chapter 147 - Disgusted
149 Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150 Chapter 149 - Balas Budi
151 Chapter 150 - At least
152 Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153 Chapter 152 - Anfal
154 Chapter 153 - Tersiksa
155 Chapter 154. Without you I am nothing
156 Chapter 155 - Aware
157 Chapter 156 - Are you pregnant?
158 Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159 Chapter 158 - Ignoring You
160 Chapter 159 - Aditama Family
161 Chapter 160 - Aditama's Treasure
162 Chapter 161 - Childbirth
163 Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164 Chapter 163 - Adrian Plan
165 Chapter 164 - Restu Sailendra family
166 Chapter 165 - Trying to make peace.
167 Chapter 166 - Melepaskan
168 Chapter 167 - Okhotnik
169 Chapter 168 - Sadis
170 Chapter 169 - Realistis
171 Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172 Chapter 171 - Memanfaatkan
173 Chapter 172 - Question without Answer.
174 Chapter 173 - Sorry
175 Chapter 174 - Kesetaraan
176 Chapter 175 - Brain wash
177 Chapter 176 - Lepas Pasang
178 Chapter 177 - Knowing All.
179 Chapter 178 - Prom night
180 Chapter 179 - Small world.
181 Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182 Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183 Chapter 182 - Gladi resik
184 Chapter 183 - Wedding vows.
185 Chapter 184 - Intens
186 Chapter 185 - Like Young Sister
187 Chapter 186 - Lost control.
188 Chapter 187 - Adrian Plan
189 Chapter 188 - Auto pilot
190 Chapter 189 - Shadow Guard
191 Chapter 190 - Arden, You ...!
192 Chapter 191 - The Actor.
193 Chapter 192 - Damn Guest.
194 Chapter 193 - The truth about Arden
195 Chapter 194 - Adrian Secret.
196 Chapter 195 - No forgiveness.
197 Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198 Chapter 197 - Hipnosis
199 Chapter 198 - Forgotten.
200 Chapter 199 - Farewell
201 Chapter 200 - Moonlight.
202 Chapter 201 - GPS Tracker.
203 Chapter 202 - Who's?
204 Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205 Chapter 204 - Not dreams.
206 Chapter 205 - Dust in the wind
207 Chapter 206 - How is that possible?
208 Chapter 207 - Menjerat
209 Chapter 208 - Bahagiakah?
210 Chapter 209 - Rencana indah.
211 Chapter 210 - Kesempatan.
212 Chapter 211 - BLACK2612
213 Chapter 212 - Melarikan diri.
214 Chapter 213 - Perlawanan
215 Chapter 214 - Blood
216 Chapter 215 - Pembalasan
217 Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218 Chapter 217 - Blodkjenne
219 Chapter 218 - Tidak ada maaf
220 Chapter 219 - Trauma
221 Chapter 220 - Cepat pulang
222 Chapter 221 - Tanpa kabar
223 Chapter 222 - Provokasi
224 Chapter 223 - Saving
225 Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226 Chapter 225 - Honduras
227 Chapter 226 - Histeris
228 Chapter 227 - Bebas bersyarat
229 Chapter 228 - Istri ?
230 Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231 Chapter 230 - Menurun drastis
232 Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233 Chapter 232 - Target Adrian
234 Chapter 233 - Silent
235 Chapter 234 - Be like Monster
236 Chapter 235 - Delirium
237 Chapter 236 - Sesak
238 Chapter 237 - Pangkas rambut
239 Chapter 238 - Menyerah
240 Chapter 239 - Be with you, Again
241 Chapter 240 - Billy Andromeda
242 Chapter 241 - Reason Adrian
243 Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244 Chapter 243 - Mengunci hati
245 Chapter 244 - Terkuak
246 Chapter 245 - Other son
247 Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248 Chapter 247 - Kidnapped
249 Chapter 248 - Tabur tuai
250 Chapter 249 - Step Brother
251 Chapter 250 - The Aditama
Episodes

Updated 251 Episodes

1
Chapter 1 - Crazy.
2
Chapter 2 - What should I do?
3
Chapter 3 - Remember me?
4
Chapter 4 - Keep you.
5
Chapter 5 - Get Married.
6
Chapter 6 - Rejection.
7
Chapter 7 - First Meet.
8
Chapter 8 - First Beat.
9
Chapter 9 - Classmates.
10
Chapter 10 - The Casanova.
11
Chapter Visual
12
Chapter 11 - Pioneer
13
Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14
Chapter 13 - Leaders.
15
Chapter 14 - ACCIDENT.
16
Chapter 15 - Shasa Grief.
17
Chapter 16 - Make a strong effort.
18
Chapter 17 - Homicide
19
Chapter 18 - Grandparents Home.
20
Chapter 19 - Chaiden Family.
21
Chapter 20 - Early warning.
22
Chapter 21 - Play save.
23
Chapter 22 - AS Card.
24
Chapter 23 - Back to Grieving.
25
Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26
Chapter 25 - Bookstore.
27
Chapter 26 - OSIS.
28
Chapter 27 - Inquiry.
29
Chapter 28 - Brain Wash.
30
Chapter 29 - ENOUGH.
31
Chapter 30 - Racing.
32
Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33
Chapter 32 - Privilege.
34
Chapter 33 - Cinema.
35
Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36
Chapter 35 - Praduga.
37
Chapter 36 - Chef.
38
Chapter 37 - Support.
39
Chapter 38 - Under Pressure.
40
Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41
Chapter 40 - Majikan
42
Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43
Chapter 42 - Will you be my Girl?
44
Chapter 43 - Peang
45
Chapter 44 - Blade or Knuckle
46
Chapter 45 - Permainan dimulai
47
Chapter 46 - Basecamp.
48
Chapter 47 - Stealing.
49
Chapter 48 - Aiden Plan.
50
Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51
Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52
Chapter 51 - Pamit.
53
Chapter 52 - Rest.
54
Chapter 53 - Solve Heart.
55
Chapter 54 - Luka.
56
Chapter 55 - New Issue.
57
Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58
Chapter 57 - Tidak seimbang.
59
Chapter 58 - Regret.
60
Chapter 59 - Aiden Rules.
61
Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62
Chapter 61 - Tulus.
63
Chapter 62 - Anak Haram.
64
Chapter 63 - Ceroboh.
65
Chapter 64 - Debora family.
66
Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67
Chapter 66 - Saling Membohongi.
68
Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69
Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70
Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71
Chapter 70 - Teror.
72
Chapter 71 - The only one girl.
73
Chapter 72 - Never Give up.
74
Chapter 73 - Bukan Benci.
75
Chapter 74 - Curang.
76
Chapter 75 - Stranger.
77
Chapter 76 - Danger Line.
78
Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79
Chapter 78 - BINGO.
80
Chapter 79 - Mundur selangkah.
81
Chapter 80 - Backstreet.
82
Chapter 81 - Kedagingan.
83
Chapter 82 - Masa sulit.
84
Chapter 83 - Keenakan.
85
Chapter 84 - Hukuman Berat.
86
Chapter 85 - Percaya.
87
Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88
Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89
Chapter 88 - Public Enemy.
90
Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91
Chapter 90 - His Lost
92
Chapter 91 - Save but Lost
93
Chapter 92 - Kegiatan Positif
94
Chapter 93 - Rindu
95
Chapter 94 - Bermuka Dua
96
Chapter 95 - Pregnant
97
Chapter 96 - Chaiden Son
98
Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99
Chapter 98 - Present Day
100
Chapter 99 - Apartemen Lama
101
Chapter 100 - Memory
102
Chapter 101 - Kost-an
103
Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104
Chapter 103 - Care
105
Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106
Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107
Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108
Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109
Chapter 108 - Toxic Relationship
110
Chapter 109 - Like Dusk
111
Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112
Chapter 111 - Djoko's Anger
113
Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114
Chapter 113 - Karma
115
Chapter 114 - Not Fear.
116
Chapter 115 - Kenzo Offers
117
Chapter 116 - Breaking up
118
Chapter 117 - My All.
119
Chapter 118 - Malu
120
Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121
Chapter 120 - Menunda
122
Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123
Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124
Chapter 123 - Teasing
125
Chapter 124 - Anak ku
126
Chapter 125 - Two Ship
127
Chapter 126 - Menguap
128
Chapter 127 - Saling mencintai
129
Chapter 128 - Ice Cream
130
Chapter 129 - Last Message.
131
Chapter 130 - Homicide not Suicide
132
Chapter 131 - Cadaver
133
Chapter 132 - Ariana Funeral
134
Chapter 133 - Sejuta Memori.
135
Chapter 134 - Mulai membalas
136
Chapter 135 - Friendship
137
Chapter 136 - Minimal
138
Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139
Chapter 138 - Memanas
140
Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141
Chapter 140 - Andai
142
Chapter 141 - Western Sky
143
Chapter 142 - War in library
144
Chapter 143 - Angel For Heaven
145
Chapter 144 - Bad Girl
146
Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147
Chapter 146 - RED2612
148
Chapter 147 - Disgusted
149
Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150
Chapter 149 - Balas Budi
151
Chapter 150 - At least
152
Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153
Chapter 152 - Anfal
154
Chapter 153 - Tersiksa
155
Chapter 154. Without you I am nothing
156
Chapter 155 - Aware
157
Chapter 156 - Are you pregnant?
158
Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159
Chapter 158 - Ignoring You
160
Chapter 159 - Aditama Family
161
Chapter 160 - Aditama's Treasure
162
Chapter 161 - Childbirth
163
Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164
Chapter 163 - Adrian Plan
165
Chapter 164 - Restu Sailendra family
166
Chapter 165 - Trying to make peace.
167
Chapter 166 - Melepaskan
168
Chapter 167 - Okhotnik
169
Chapter 168 - Sadis
170
Chapter 169 - Realistis
171
Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172
Chapter 171 - Memanfaatkan
173
Chapter 172 - Question without Answer.
174
Chapter 173 - Sorry
175
Chapter 174 - Kesetaraan
176
Chapter 175 - Brain wash
177
Chapter 176 - Lepas Pasang
178
Chapter 177 - Knowing All.
179
Chapter 178 - Prom night
180
Chapter 179 - Small world.
181
Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182
Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183
Chapter 182 - Gladi resik
184
Chapter 183 - Wedding vows.
185
Chapter 184 - Intens
186
Chapter 185 - Like Young Sister
187
Chapter 186 - Lost control.
188
Chapter 187 - Adrian Plan
189
Chapter 188 - Auto pilot
190
Chapter 189 - Shadow Guard
191
Chapter 190 - Arden, You ...!
192
Chapter 191 - The Actor.
193
Chapter 192 - Damn Guest.
194
Chapter 193 - The truth about Arden
195
Chapter 194 - Adrian Secret.
196
Chapter 195 - No forgiveness.
197
Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198
Chapter 197 - Hipnosis
199
Chapter 198 - Forgotten.
200
Chapter 199 - Farewell
201
Chapter 200 - Moonlight.
202
Chapter 201 - GPS Tracker.
203
Chapter 202 - Who's?
204
Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205
Chapter 204 - Not dreams.
206
Chapter 205 - Dust in the wind
207
Chapter 206 - How is that possible?
208
Chapter 207 - Menjerat
209
Chapter 208 - Bahagiakah?
210
Chapter 209 - Rencana indah.
211
Chapter 210 - Kesempatan.
212
Chapter 211 - BLACK2612
213
Chapter 212 - Melarikan diri.
214
Chapter 213 - Perlawanan
215
Chapter 214 - Blood
216
Chapter 215 - Pembalasan
217
Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218
Chapter 217 - Blodkjenne
219
Chapter 218 - Tidak ada maaf
220
Chapter 219 - Trauma
221
Chapter 220 - Cepat pulang
222
Chapter 221 - Tanpa kabar
223
Chapter 222 - Provokasi
224
Chapter 223 - Saving
225
Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226
Chapter 225 - Honduras
227
Chapter 226 - Histeris
228
Chapter 227 - Bebas bersyarat
229
Chapter 228 - Istri ?
230
Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231
Chapter 230 - Menurun drastis
232
Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233
Chapter 232 - Target Adrian
234
Chapter 233 - Silent
235
Chapter 234 - Be like Monster
236
Chapter 235 - Delirium
237
Chapter 236 - Sesak
238
Chapter 237 - Pangkas rambut
239
Chapter 238 - Menyerah
240
Chapter 239 - Be with you, Again
241
Chapter 240 - Billy Andromeda
242
Chapter 241 - Reason Adrian
243
Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244
Chapter 243 - Mengunci hati
245
Chapter 244 - Terkuak
246
Chapter 245 - Other son
247
Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248
Chapter 247 - Kidnapped
249
Chapter 248 - Tabur tuai
250
Chapter 249 - Step Brother
251
Chapter 250 - The Aditama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!