Chapter 2 - What should I do?

TING TONG!

TING TONG!

Shasa membukakan pintu yang terkunci otomatis melalui remote di meja kerjanya.

Ternyata itu Aiden yang datang dengan membawa goodie bag yang Shasa yakini adalah makanan. Tercium dari baunya meskipun jarak mereka hampir 16 meter.

Ahh ... Shasa ingat. Dirinya belum makan apapun. Seharian ini wanita itu sibuk mengurus Adrian sampai-sampai melupakan makan siangnya. 

"Hay Babe, kok kamu ke sini gak kabarin aku?"

Shasa berdiri menghampiri Aiden dan memberikan pelukan erat.

Bagi Shasa, Aiden bukan hanya kekasihnya tapi sudah seperti sahabat, kakak bahkan pengganti ayahnya yang sudah meninggal.

Aiden sangat penyayang dan perhatian pada Shasa. Bahkan selama mereka berpacaran, Shasa dan Aiden tidak pernah terlibat pertengkaran hebat. Mereka saling memahami satu sama lain.

"Coba kamu cek handphone kamu!" 

Aiden membalas pelukan Shasa dan mengecup puncak kepala wanita yang berada di bawah dagunya dengan lembut.

Shasa melepaskan pelukannya. Lalu menuju snelli yang ia gantungkan di belakang meja kerjanya.

Ia kemudian memeriksa handphone nya dan terdapat panggilan tidak terjawab dari Aiden, lalu beberapa pesan yang belum dibukanya.

"Oh my God! I am so sorry?" ucap Shasa memelas sambil menunjukan puppy eyes nya.

Aiden mendekati Shasa yang masih berdiri dan membawa nya menuju sofa yang ada di ruang kerja Shasa.

"Kamu makan dulu, ya. Kata Tio, seharian ini kamu di dalam ruangan dan kamu sibuk karena ada pasien baru yang bikin kamu stress."

Sudah Shasa duga pasti Tio selalu menceritakan apapun yang terjadi di rumah sakit ini baik pasien maupun dirinya. Shasa menatap Aiden dengan lembut.

"Memang siapa pasiennya, hmmm? Sampai-sampai bikin kesayangan aku stress." 

"Kamu gak akan tau dan kenal, Ai. Meskipun aku jelaskan. Pokoknya pasien ini butuh penanganan ekstra dan pihak keluarganya ingin kami yang mengurusnya. Mereka tidak sanggup mengurus sendiri."

"Memangnya si pasien ini mengalami apa?"

"Diagnosa awal, dia traumatic stress disorder dan organic brain syndrome. Penyebabnya kecanduan alkohol dan --" Shasa berat untuk melanjutkan.

"Kamu kenapa, Babe?" Aiden menggenggam tangan Shasa, memberikan wanita itu kekuatan.

"Bukannya kamu sudah terbiasa dengan pasien yang seperti ini?"

Shasa mengangguk. "Aku agak sentimentil aja, Ai. Maklum mau datang bulan kayaknya!" Shasa terkekeh menutupi kegugupannya. 

"O-iya kamu jadi meeting hari ini? Bagaimana hasilnya?" tanya Shasa mengalihkan pembicaraan.

Aiden menarik nafas dalam dan menghembuskan nya dengan kasar. "Aku nggak suka sama investornya. Dia nggak profesional!"

"Gak profesional bagaimana?" tanya Shasa sambil menusuk salad buah yang di bawa Aiden.

"Jadi, meeting tadi di wakil kan sama Sekretarisnya. Katanya, Miss Han nya jetlag karena perjalanannya dari Beijing ke Indonesia!"

"Owh begitu," sahut Shasa sambil manggut-manggut. "Maklumi aja, Ai. Ya ampun kamu tuh!" 

Shasa telah selesai menghabiskan makanan nya dan merapikan dasi Aiden yang sedikit berantakan.

Aiden menahan tangan Shasa yang masih memegang bagian atas dasinya.

"Kita sudah berapa lama ya, Sha?"

"Baru seminggu, Aiden. Kita tidak bertemu," jawab Shasa.

"Bukan itu. Maksud aku, sudah berapa lama kita pacaran?"

"Kamu lupa? Tiap tahun kan kit-"

"Sssttt aku ingat," potong Aiden. "Apa bisa kita lebih int-"

"Aiden... please! Untuk yang satu itu bisa kan, kita lakukan setelah menikah?"

Shasa memberi jarak untuk mereka. Ia menggeser duduknya agar sedikit menjauh dari Aiden.

Namun tangan Aiden sudah lebih dahulu menyentuh rahang Shasa dan mengelusnya lembut. 

Cup

Aiden mencium bibir ranum Shasa dengan lembut dan sedikit menuntut, membuat Shasa harus mengimbangi permainan yang Aiden lakukan.

DDRRRTTTT

DRRRTTTTT

Telpon Aiden berdering menampilkan foto sang perdana Mentri yang saat ini menjabat di kediamannya, siapa lagi kalau bukan ibunya.

"Angkat dulu," ucap Shasa lembut.

"Biarin. Ganggu aja! Kita kan, jarang ketemu, Sha!"

"Aiden ...!" 

"Iya... iya... Babe. Sebentar ya." Aiden beranjak keluar ruangan Shasa.

Wanita itu seger membereskan makanannya yang telah ia habiskan. 

Dari sudut matanya, keluar cairan bening. Cepat-cepat ia menghapusnya, takut Aiden melihat dan bertanya yang tidak-tidak.

Aiden masuk kembali kedalam ruangan dengan wajah paniknya.

"*Babe*, aku harus ke Singapura, mama ada meeting dan aku harus menemaninya. Soalnya papa masih di Malibu!" ucap Aiden sambil mengambil tas kantornya yang ia letakan di kursi sofa tunggal.

"Iya Ai, hari ini juga berangkat nya?" 

"Iya Babe, kamu harus selalu kabarin aku ya!"

"Iya Babe, take care ya!"

Aiden mencium kening Shasa dalam dan berganti mencium kedua pipi wanita itu.

...💕💕💕💕💕...

"Hallo, apa benar ini nomor Farel-?"

"Ya benar, ada apa? cepatlah aku akan meeting!"

"Saya Sabrina, apa anda masih mengingat Adrian Chai-"

Panggilan terputus. Shasa terpaksa menggunakan nama palsu untuk menghubungi teman-teman nya.

Karena hubungannya dengan teman-teman Adrian tidaklah bagus bahkan sampai sekarang.

"Hallooohhhh... sshhh..." Suara wanita mendesah di seberang sana yang menyapa.

Padahal saat ini Shasa sedang menghubungi Browzy, salah satu teman Adrian.

"Ha-hallo, benar ini nomor Ozy? Browzy?" tanyanya gugup.

"Iya benar, kau si... ahhhh pelan pelan, Babe! Sshhh ahhh.. kau... si-siapa?" Suara erangan dan desahan dalam telpon itu membuat Shasha mual.

"Katakan pada Ozy, apakah ia mengingat Adrian Chaiden?! Hubungi nomor ini jika Ozy sudah tidak sibuk!"

Shasa langsung memutuskan panggilan itu dan memijat pelipisnya yang mulai pening.

"Bagaimana ini Adrian? Bahkan aku tidak tau tempat tinggal mu yang sekarang! Mereka pasti senang kalau tau kamu masih hidup." Shasa bergumam sambil menatap ponselnya.

Shasa menghubungi beberapa dayang-dayang yang dulu menempel bak parasit saat Adrian masih berjaya.

Namun, tidak ada yang mengingat siapa itu Adrian Chaiden, bahkan mereka seolah-olah tidak mengenal siapa itu Adrian Chaiden. Seolah-olah mereka semua tidak pernah tahu jika mereka memiliki teman bernama Adrian Chaiden atau Adrian Aditama.

Shasa mendapatkan nomor-nomor ini dari Fani sahabat SMA-nya, hanya dia yang mau membantu Shasa saat ini.

Hanya pada Fany, Shasa berani bercerita tentang Adrian saat mereka masih SMA hingga kuliah. Fani saksi cinta Adrian dan Shasa yang berakhir mengenaskan.

'Mungkin mereka taunya Adrian Chaiden sudah meninggal dan mereka sudah melupakan pria malang ini. Malang? Ahhh aku bingung mendeskripsikannya seperti apa kondisi Adrian yang sekarang.' Monolog Shasa.

"Hallo selamat malam, benar ini nomor Kenzo Nakamura?"

"Iya benar saya istrinya, maaf ini dengan siapa?" ucap wanita itu dengan nada sedikit menyelidik.

"Maaf malam-malam saya menghubungi anda, saya Raneysha teman Adrian--"

"Adrian? Ian maksud kamu. Adrian Aditama?"

Ada sedikit harapan saat wanita di sebrang telpon itu mengenal Adrian.

"Iya benar, boleh saya berbicara dengan Kenzo. Ini perihal Adrian!"

"Tidak jangan! Jangan kamu hubungi kami lagi. Siapapun kamu, saya mohon jangan biarkan suami saya mendekati keluarga Aditama atau Pioneer lagi. Bukankah Adrian sudah mati? Kenapa ia masih merepotkan kami yang masih hidup!"

Tutttt...

Tuuuttt...

Lagi-lagi panggilan terputus, Shasa menggenggam erat handphonenya. Ia tempelkan tangannya yang masih menggenggam handphone, ke keningnya.

Frustasi. Itulah yang saat ini sedang Shasa rasakan.

"Ya Tuhan Adrian. Apa yang sebenarnya terjadi! Mengapa kamu sampai sehancur ini?"

Shasa bingung harus apa, tinggal satu nomor lagi. Dan sudah ia pastikan jika orang ini juga akan bereaksi sama. 

Tutttt...

Tuuuttt...

Panggil masih berdering. Agak lama, karena nomor yang ia hubungi dari luar negeri. Rusia.

"Hallo!" Panggilan kembali tersambung.

"Iya hallo, maaf dengan siapa ini?" sahut suara wanita yang Shasa ingat jelas suaranya.

Suara adik kelasnya yang dulu sering sekali membantunya ketika Adrian menyiksanya.

"Bella? Isabella? That's you?" 

"Ya... its me but who are you?"

"Aku Raneysha... Shasa, kamu inget aku?" Tiba-tiba hening.

"Ahhh iya Kak Shasa. Apa kabar? Kamu menghubungi ke nomor suami aku, ada apa Kak?"

"Bisa aku bicara dengan Kamandanu? Ini soal Adrian."

Ada jeda cukup lama, hal itu membuat Shasa khawatir jika Bella juga akan menolak panggilannya.

"Ohh, iya Kak sebentar!"

"Ada apa!"

Shasa lega, Kamandanu tidak menutup telponnya meskipun ia menyebut nama Adrian di telpon.

"Saya mohon jangan tutup telpon ini sebelum saya menjelaskan semua perihal Adrian!"

"Adrian... kenapa lo ingin tahu tentang Adrian?"

Suara bariton khas milik Kamandanu tidak berubah bahkan semakin terdengar berat saat ini.

Shasa menjelaskan awal mula pertemuannya dengan Adrian. Ia juga menjelaskan hasil diagnosa dari lelaki itu yang positif psikotropika dan gangguan kejiwaan lainnya. 

Kamandanu tampak mendengarkan. Terdengar dari ujung telpon helaan nafasnya yang berat dan sesekali berdehem. 

"Saya bisa minta tolong kamu untuk bawa Adrian kembali ke keluarganya? Karena peran keluarganya sangat dia but--"

"Tidak bisa. Keluarganya tidak akan bisa melakukan apapun. Berbahaya jika Adrian kembali dalam kondisinya yang tidak baik-baik saja. Lo bisa ikuti instruksi Gue dan jangan membantah!" tegas Kamandanu.

Ada nada intimidasi dan penekanan di setiap kalimatnya. Kamandanu belum berubah. Masih dingin dan ketus ketika berbicara.

Shasa mendengarkan setiap instruksi yang Kamandanu berikan tanpa membantah.

Kamandanu memang tidak akan ikut campur secara langsung, tapi dia akan membantu memberikan beberapa anak buahnya untuk membantu Shasa menjaga Adrian.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Non, tumben pulang cepat?" tanya Bude Parni yang sedang melipat pakaian di ruang laundry.

"Engga Bude, ini mau balik lagi. Aku pulang cuma mau ambil kunci dan kartu akses apartemen yang di lantai bawah!"

"Ada yang mau sewa, Non?"

"Iya Bude!" jawab Shasa berbohong. 

Selesai mengecek unit apartemennya yang di lantai bawah. Shasa meminta petugas kebersihan untuk membersihkan unitnya yang nantinya akan ia gunakan untuk merawat Adrian.

Karena tidak mungkin untuk Shasa merawat Adrian di rumah sakit. Cepat atau lambat Aiden akan tau.

Shasa tidak tega melihat Adrian harus dirawat bersama dengan pasien lainnya.

Apalagi mengenai diagnosa yang Shasa terima, membuat dirinya terpukul dan lemas. Mengapa Adrian bisa positif narkoba. 

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Esok harinya, Shasa meminta bagian administrasi untuk mencabut izin rawat inap pasien yang bernama Andika -- nama yang ia gunakan untuk Adrian. 

Shasa sudah merencanakan ini dan keputusannya sudah matang, bahwa ia akan merawat Adrian di salah satu unit apartemennya.

"Pasien atas nama Andika mau dibawa orang tuanya, Dok?" tanya Tio yang sedang mencabut infus dari tangan Adrian 

"Iya Tio. Dia masih kerabat teman saya. Nanti biar saya yang antar ke rumahnya." 

"Jangan Dokter! Takutnya si pasien memberontak dan histeris. Nanti Bu Dokter dalam bahaya, biar saya dan Raka saja yang antar pasien ini!"

"Pihak keluarganya meminta saya yang antarkan dia," balas Shasa dengan senyum ramahnya.

"Kalau ada apa-apa kabarin kita ya, Bu Dokter!"

"Siap Tio. Terima kasih!"

Shasa memasuki kamar inap Adrian. Tidak ada yang perlu Adrian kemasi karena Adrian tidak membawa apapun bahkan baju yang ia kenakan kemarin pun harus di buang karena sudah tidak layak.

Shasa memberikan kemeja dan celana panjang beserta pakaian dalam untuk Adrian.

Bahkan di apartemen, Shasa sudah menyiapkan semua keperluan Adrian untuk lelaki itu gunakan sehari-hari.

"Ganti pakaian mu dengan ini!" perintah Shasa.

Adrian tidak menjawab, ia menatap kosong ke pojok ruangan, tepatnya belakang punggung Shasa.

Shasa menyentuh telapak tangan Adrian dan menatap bola mata lelaki itu yang penuh kehampaan.

"Ian, ganti baju yang kamu gunakan dengan ini!" perintah Shasa dengan nada sedikit halus.

Adrian membuka kancingnya satu persatu tanpa mengalihkan tatapan matanya pada Shasa.

"Aku tunggu di luar, ya!"

Telapak tangan Shasa di genggam erat oleh Adrian yang masih menatapnya lekat dan tangan satunya lagi ia gunakan untuk membuka bajunya.

Susah payah Shasa menelan Saliva nya, saat Adrian menahannya agar Shasa tidak beranjak dari tempatnya. 

Meskipun tubuh Adrian mengalami penurunan drastis. Namun otot-otot tubuhnya masih terlihat, meskipun tidak sejelas dulu.

Shasa membuang pandangannya dan menatap ke sembarang arah. Ia tidak ingin beradu tatap dengan mata Adrian yang sampai saat ini membuat hatinya gemetar.

"Stopp--" Shasa menahan tangan Adrian yang ingin membuka celana nya.

Kemudian Shasa berbalik badan. "Kamu bisa ganti celana kamu sekarang!"

Cukup lama Shasa membalik badan namun tidak ada sahutan dari Adrian yang mengatakan bahwa ia telah selesai mengganti celananya. Sampai Shasa memutuskan untuk berbalik badan.

Duugghhhhh

...**乁⁠(⁠ ⁠•⁠⁠•⁠ ⁠)⁠ㄏ To be continue乁⁠(⁠ ⁠•⁠⁠•⁠ ⁠)⁠ㄏ**...

Terpopuler

Comments

IRINA SHINING STAR

IRINA SHINING STAR

aku juga mampir ya kakak.. sumpah awal nya nya aja seru banget pas waktu aku baca😁

2025-04-09

0

Katty miaw

Katty miaw

seru thor ceritanya

2025-02-11

0

siti_1234

siti_1234

seruu😉

2024-12-20

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Crazy.
2 Chapter 2 - What should I do?
3 Chapter 3 - Remember me?
4 Chapter 4 - Keep you.
5 Chapter 5 - Get Married.
6 Chapter 6 - Rejection.
7 Chapter 7 - First Meet.
8 Chapter 8 - First Beat.
9 Chapter 9 - Classmates.
10 Chapter 10 - The Casanova.
11 Chapter Visual
12 Chapter 11 - Pioneer
13 Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14 Chapter 13 - Leaders.
15 Chapter 14 - ACCIDENT.
16 Chapter 15 - Shasa Grief.
17 Chapter 16 - Make a strong effort.
18 Chapter 17 - Homicide
19 Chapter 18 - Grandparents Home.
20 Chapter 19 - Chaiden Family.
21 Chapter 20 - Early warning.
22 Chapter 21 - Play save.
23 Chapter 22 - AS Card.
24 Chapter 23 - Back to Grieving.
25 Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26 Chapter 25 - Bookstore.
27 Chapter 26 - OSIS.
28 Chapter 27 - Inquiry.
29 Chapter 28 - Brain Wash.
30 Chapter 29 - ENOUGH.
31 Chapter 30 - Racing.
32 Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33 Chapter 32 - Privilege.
34 Chapter 33 - Cinema.
35 Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36 Chapter 35 - Praduga.
37 Chapter 36 - Chef.
38 Chapter 37 - Support.
39 Chapter 38 - Under Pressure.
40 Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41 Chapter 40 - Majikan
42 Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43 Chapter 42 - Will you be my Girl?
44 Chapter 43 - Peang
45 Chapter 44 - Blade or Knuckle
46 Chapter 45 - Permainan dimulai
47 Chapter 46 - Basecamp.
48 Chapter 47 - Stealing.
49 Chapter 48 - Aiden Plan.
50 Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51 Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52 Chapter 51 - Pamit.
53 Chapter 52 - Rest.
54 Chapter 53 - Solve Heart.
55 Chapter 54 - Luka.
56 Chapter 55 - New Issue.
57 Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58 Chapter 57 - Tidak seimbang.
59 Chapter 58 - Regret.
60 Chapter 59 - Aiden Rules.
61 Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62 Chapter 61 - Tulus.
63 Chapter 62 - Anak Haram.
64 Chapter 63 - Ceroboh.
65 Chapter 64 - Debora family.
66 Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67 Chapter 66 - Saling Membohongi.
68 Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69 Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70 Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71 Chapter 70 - Teror.
72 Chapter 71 - The only one girl.
73 Chapter 72 - Never Give up.
74 Chapter 73 - Bukan Benci.
75 Chapter 74 - Curang.
76 Chapter 75 - Stranger.
77 Chapter 76 - Danger Line.
78 Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79 Chapter 78 - BINGO.
80 Chapter 79 - Mundur selangkah.
81 Chapter 80 - Backstreet.
82 Chapter 81 - Kedagingan.
83 Chapter 82 - Masa sulit.
84 Chapter 83 - Keenakan.
85 Chapter 84 - Hukuman Berat.
86 Chapter 85 - Percaya.
87 Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88 Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89 Chapter 88 - Public Enemy.
90 Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91 Chapter 90 - His Lost
92 Chapter 91 - Save but Lost
93 Chapter 92 - Kegiatan Positif
94 Chapter 93 - Rindu
95 Chapter 94 - Bermuka Dua
96 Chapter 95 - Pregnant
97 Chapter 96 - Chaiden Son
98 Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99 Chapter 98 - Present Day
100 Chapter 99 - Apartemen Lama
101 Chapter 100 - Memory
102 Chapter 101 - Kost-an
103 Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104 Chapter 103 - Care
105 Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106 Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107 Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108 Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109 Chapter 108 - Toxic Relationship
110 Chapter 109 - Like Dusk
111 Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112 Chapter 111 - Djoko's Anger
113 Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114 Chapter 113 - Karma
115 Chapter 114 - Not Fear.
116 Chapter 115 - Kenzo Offers
117 Chapter 116 - Breaking up
118 Chapter 117 - My All.
119 Chapter 118 - Malu
120 Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121 Chapter 120 - Menunda
122 Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123 Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124 Chapter 123 - Teasing
125 Chapter 124 - Anak ku
126 Chapter 125 - Two Ship
127 Chapter 126 - Menguap
128 Chapter 127 - Saling mencintai
129 Chapter 128 - Ice Cream
130 Chapter 129 - Last Message.
131 Chapter 130 - Homicide not Suicide
132 Chapter 131 - Cadaver
133 Chapter 132 - Ariana Funeral
134 Chapter 133 - Sejuta Memori.
135 Chapter 134 - Mulai membalas
136 Chapter 135 - Friendship
137 Chapter 136 - Minimal
138 Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139 Chapter 138 - Memanas
140 Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141 Chapter 140 - Andai
142 Chapter 141 - Western Sky
143 Chapter 142 - War in library
144 Chapter 143 - Angel For Heaven
145 Chapter 144 - Bad Girl
146 Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147 Chapter 146 - RED2612
148 Chapter 147 - Disgusted
149 Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150 Chapter 149 - Balas Budi
151 Chapter 150 - At least
152 Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153 Chapter 152 - Anfal
154 Chapter 153 - Tersiksa
155 Chapter 154. Without you I am nothing
156 Chapter 155 - Aware
157 Chapter 156 - Are you pregnant?
158 Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159 Chapter 158 - Ignoring You
160 Chapter 159 - Aditama Family
161 Chapter 160 - Aditama's Treasure
162 Chapter 161 - Childbirth
163 Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164 Chapter 163 - Adrian Plan
165 Chapter 164 - Restu Sailendra family
166 Chapter 165 - Trying to make peace.
167 Chapter 166 - Melepaskan
168 Chapter 167 - Okhotnik
169 Chapter 168 - Sadis
170 Chapter 169 - Realistis
171 Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172 Chapter 171 - Memanfaatkan
173 Chapter 172 - Question without Answer.
174 Chapter 173 - Sorry
175 Chapter 174 - Kesetaraan
176 Chapter 175 - Brain wash
177 Chapter 176 - Lepas Pasang
178 Chapter 177 - Knowing All.
179 Chapter 178 - Prom night
180 Chapter 179 - Small world.
181 Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182 Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183 Chapter 182 - Gladi resik
184 Chapter 183 - Wedding vows.
185 Chapter 184 - Intens
186 Chapter 185 - Like Young Sister
187 Chapter 186 - Lost control.
188 Chapter 187 - Adrian Plan
189 Chapter 188 - Auto pilot
190 Chapter 189 - Shadow Guard
191 Chapter 190 - Arden, You ...!
192 Chapter 191 - The Actor.
193 Chapter 192 - Damn Guest.
194 Chapter 193 - The truth about Arden
195 Chapter 194 - Adrian Secret.
196 Chapter 195 - No forgiveness.
197 Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198 Chapter 197 - Hipnosis
199 Chapter 198 - Forgotten.
200 Chapter 199 - Farewell
201 Chapter 200 - Moonlight.
202 Chapter 201 - GPS Tracker.
203 Chapter 202 - Who's?
204 Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205 Chapter 204 - Not dreams.
206 Chapter 205 - Dust in the wind
207 Chapter 206 - How is that possible?
208 Chapter 207 - Menjerat
209 Chapter 208 - Bahagiakah?
210 Chapter 209 - Rencana indah.
211 Chapter 210 - Kesempatan.
212 Chapter 211 - BLACK2612
213 Chapter 212 - Melarikan diri.
214 Chapter 213 - Perlawanan
215 Chapter 214 - Blood
216 Chapter 215 - Pembalasan
217 Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218 Chapter 217 - Blodkjenne
219 Chapter 218 - Tidak ada maaf
220 Chapter 219 - Trauma
221 Chapter 220 - Cepat pulang
222 Chapter 221 - Tanpa kabar
223 Chapter 222 - Provokasi
224 Chapter 223 - Saving
225 Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226 Chapter 225 - Honduras
227 Chapter 226 - Histeris
228 Chapter 227 - Bebas bersyarat
229 Chapter 228 - Istri ?
230 Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231 Chapter 230 - Menurun drastis
232 Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233 Chapter 232 - Target Adrian
234 Chapter 233 - Silent
235 Chapter 234 - Be like Monster
236 Chapter 235 - Delirium
237 Chapter 236 - Sesak
238 Chapter 237 - Pangkas rambut
239 Chapter 238 - Menyerah
240 Chapter 239 - Be with you, Again
241 Chapter 240 - Billy Andromeda
242 Chapter 241 - Reason Adrian
243 Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244 Chapter 243 - Mengunci hati
245 Chapter 244 - Terkuak
246 Chapter 245 - Other son
247 Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248 Chapter 247 - Kidnapped
249 Chapter 248 - Tabur tuai
250 Chapter 249 - Step Brother
251 Chapter 250 - The Aditama
Episodes

Updated 251 Episodes

1
Chapter 1 - Crazy.
2
Chapter 2 - What should I do?
3
Chapter 3 - Remember me?
4
Chapter 4 - Keep you.
5
Chapter 5 - Get Married.
6
Chapter 6 - Rejection.
7
Chapter 7 - First Meet.
8
Chapter 8 - First Beat.
9
Chapter 9 - Classmates.
10
Chapter 10 - The Casanova.
11
Chapter Visual
12
Chapter 11 - Pioneer
13
Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14
Chapter 13 - Leaders.
15
Chapter 14 - ACCIDENT.
16
Chapter 15 - Shasa Grief.
17
Chapter 16 - Make a strong effort.
18
Chapter 17 - Homicide
19
Chapter 18 - Grandparents Home.
20
Chapter 19 - Chaiden Family.
21
Chapter 20 - Early warning.
22
Chapter 21 - Play save.
23
Chapter 22 - AS Card.
24
Chapter 23 - Back to Grieving.
25
Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26
Chapter 25 - Bookstore.
27
Chapter 26 - OSIS.
28
Chapter 27 - Inquiry.
29
Chapter 28 - Brain Wash.
30
Chapter 29 - ENOUGH.
31
Chapter 30 - Racing.
32
Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33
Chapter 32 - Privilege.
34
Chapter 33 - Cinema.
35
Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36
Chapter 35 - Praduga.
37
Chapter 36 - Chef.
38
Chapter 37 - Support.
39
Chapter 38 - Under Pressure.
40
Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41
Chapter 40 - Majikan
42
Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43
Chapter 42 - Will you be my Girl?
44
Chapter 43 - Peang
45
Chapter 44 - Blade or Knuckle
46
Chapter 45 - Permainan dimulai
47
Chapter 46 - Basecamp.
48
Chapter 47 - Stealing.
49
Chapter 48 - Aiden Plan.
50
Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51
Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52
Chapter 51 - Pamit.
53
Chapter 52 - Rest.
54
Chapter 53 - Solve Heart.
55
Chapter 54 - Luka.
56
Chapter 55 - New Issue.
57
Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58
Chapter 57 - Tidak seimbang.
59
Chapter 58 - Regret.
60
Chapter 59 - Aiden Rules.
61
Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62
Chapter 61 - Tulus.
63
Chapter 62 - Anak Haram.
64
Chapter 63 - Ceroboh.
65
Chapter 64 - Debora family.
66
Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67
Chapter 66 - Saling Membohongi.
68
Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69
Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70
Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71
Chapter 70 - Teror.
72
Chapter 71 - The only one girl.
73
Chapter 72 - Never Give up.
74
Chapter 73 - Bukan Benci.
75
Chapter 74 - Curang.
76
Chapter 75 - Stranger.
77
Chapter 76 - Danger Line.
78
Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79
Chapter 78 - BINGO.
80
Chapter 79 - Mundur selangkah.
81
Chapter 80 - Backstreet.
82
Chapter 81 - Kedagingan.
83
Chapter 82 - Masa sulit.
84
Chapter 83 - Keenakan.
85
Chapter 84 - Hukuman Berat.
86
Chapter 85 - Percaya.
87
Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88
Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89
Chapter 88 - Public Enemy.
90
Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91
Chapter 90 - His Lost
92
Chapter 91 - Save but Lost
93
Chapter 92 - Kegiatan Positif
94
Chapter 93 - Rindu
95
Chapter 94 - Bermuka Dua
96
Chapter 95 - Pregnant
97
Chapter 96 - Chaiden Son
98
Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99
Chapter 98 - Present Day
100
Chapter 99 - Apartemen Lama
101
Chapter 100 - Memory
102
Chapter 101 - Kost-an
103
Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104
Chapter 103 - Care
105
Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106
Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107
Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108
Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109
Chapter 108 - Toxic Relationship
110
Chapter 109 - Like Dusk
111
Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112
Chapter 111 - Djoko's Anger
113
Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114
Chapter 113 - Karma
115
Chapter 114 - Not Fear.
116
Chapter 115 - Kenzo Offers
117
Chapter 116 - Breaking up
118
Chapter 117 - My All.
119
Chapter 118 - Malu
120
Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121
Chapter 120 - Menunda
122
Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123
Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124
Chapter 123 - Teasing
125
Chapter 124 - Anak ku
126
Chapter 125 - Two Ship
127
Chapter 126 - Menguap
128
Chapter 127 - Saling mencintai
129
Chapter 128 - Ice Cream
130
Chapter 129 - Last Message.
131
Chapter 130 - Homicide not Suicide
132
Chapter 131 - Cadaver
133
Chapter 132 - Ariana Funeral
134
Chapter 133 - Sejuta Memori.
135
Chapter 134 - Mulai membalas
136
Chapter 135 - Friendship
137
Chapter 136 - Minimal
138
Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139
Chapter 138 - Memanas
140
Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141
Chapter 140 - Andai
142
Chapter 141 - Western Sky
143
Chapter 142 - War in library
144
Chapter 143 - Angel For Heaven
145
Chapter 144 - Bad Girl
146
Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147
Chapter 146 - RED2612
148
Chapter 147 - Disgusted
149
Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150
Chapter 149 - Balas Budi
151
Chapter 150 - At least
152
Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153
Chapter 152 - Anfal
154
Chapter 153 - Tersiksa
155
Chapter 154. Without you I am nothing
156
Chapter 155 - Aware
157
Chapter 156 - Are you pregnant?
158
Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159
Chapter 158 - Ignoring You
160
Chapter 159 - Aditama Family
161
Chapter 160 - Aditama's Treasure
162
Chapter 161 - Childbirth
163
Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164
Chapter 163 - Adrian Plan
165
Chapter 164 - Restu Sailendra family
166
Chapter 165 - Trying to make peace.
167
Chapter 166 - Melepaskan
168
Chapter 167 - Okhotnik
169
Chapter 168 - Sadis
170
Chapter 169 - Realistis
171
Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172
Chapter 171 - Memanfaatkan
173
Chapter 172 - Question without Answer.
174
Chapter 173 - Sorry
175
Chapter 174 - Kesetaraan
176
Chapter 175 - Brain wash
177
Chapter 176 - Lepas Pasang
178
Chapter 177 - Knowing All.
179
Chapter 178 - Prom night
180
Chapter 179 - Small world.
181
Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182
Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183
Chapter 182 - Gladi resik
184
Chapter 183 - Wedding vows.
185
Chapter 184 - Intens
186
Chapter 185 - Like Young Sister
187
Chapter 186 - Lost control.
188
Chapter 187 - Adrian Plan
189
Chapter 188 - Auto pilot
190
Chapter 189 - Shadow Guard
191
Chapter 190 - Arden, You ...!
192
Chapter 191 - The Actor.
193
Chapter 192 - Damn Guest.
194
Chapter 193 - The truth about Arden
195
Chapter 194 - Adrian Secret.
196
Chapter 195 - No forgiveness.
197
Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198
Chapter 197 - Hipnosis
199
Chapter 198 - Forgotten.
200
Chapter 199 - Farewell
201
Chapter 200 - Moonlight.
202
Chapter 201 - GPS Tracker.
203
Chapter 202 - Who's?
204
Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205
Chapter 204 - Not dreams.
206
Chapter 205 - Dust in the wind
207
Chapter 206 - How is that possible?
208
Chapter 207 - Menjerat
209
Chapter 208 - Bahagiakah?
210
Chapter 209 - Rencana indah.
211
Chapter 210 - Kesempatan.
212
Chapter 211 - BLACK2612
213
Chapter 212 - Melarikan diri.
214
Chapter 213 - Perlawanan
215
Chapter 214 - Blood
216
Chapter 215 - Pembalasan
217
Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218
Chapter 217 - Blodkjenne
219
Chapter 218 - Tidak ada maaf
220
Chapter 219 - Trauma
221
Chapter 220 - Cepat pulang
222
Chapter 221 - Tanpa kabar
223
Chapter 222 - Provokasi
224
Chapter 223 - Saving
225
Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226
Chapter 225 - Honduras
227
Chapter 226 - Histeris
228
Chapter 227 - Bebas bersyarat
229
Chapter 228 - Istri ?
230
Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231
Chapter 230 - Menurun drastis
232
Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233
Chapter 232 - Target Adrian
234
Chapter 233 - Silent
235
Chapter 234 - Be like Monster
236
Chapter 235 - Delirium
237
Chapter 236 - Sesak
238
Chapter 237 - Pangkas rambut
239
Chapter 238 - Menyerah
240
Chapter 239 - Be with you, Again
241
Chapter 240 - Billy Andromeda
242
Chapter 241 - Reason Adrian
243
Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244
Chapter 243 - Mengunci hati
245
Chapter 244 - Terkuak
246
Chapter 245 - Other son
247
Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248
Chapter 247 - Kidnapped
249
Chapter 248 - Tabur tuai
250
Chapter 249 - Step Brother
251
Chapter 250 - The Aditama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!