Chapter 5 - Get Married.

Shasa terbangun dari tidur panjangnya. 'Ahhh ... rasanya baru ini aku tidur sepulas ini!'

Ketika ia ingin bangun, seperti ada yang menahan tubuhnya.

Shasa mengumpulkan kesadarannya terlebih dahulu dan melihat sekeliling ruangan kamar yang ia tempati

'Ahh ... kamar Adrian!' batinnya.

'Apa ... Adrian! Terus ini yang melingkar di perut ku tangan Adrian?' Monolognya.

'Sial! Kenapa bisa bisanya aku ketiduran di sini.'

Shasa mengangkat tangan Adrian yang melingkar di tubuhnya.

'Ya ampun berat sekali! Padahal Adrian kurus kenapa bisa seberat ini? Apa dosanya yang memberatkan tubuhnya?' batinnya sambil tertawa kecil.

"Jangan dilepas!" ucap Adrian dengan suara beratnya.

'Astaga jantung gue, bisa gak sih lebih santai aja berdetaknya. Jangan sampai kalian bermain skipping di dalam sana,' batin Shasa.

"Ian!"

"Hemmm," sahut Adrian dengan deheman.

"Jangan seperti ini!"

"Kenapa?"

"Nanti aku susah move on," ucap Shasa sambil bergumam berharap Adrian tidak mendengarnya.

"Apa?" tanyanya memastikan.

"Aku lapar Ian!" seru Shasa saat menyadari ucapannya melantur.

"Hemmm!" Adrian kembali berdehem.

'Hemm apa? Kenapa belum dilepas?! Adrian ngerti gak sih bahasa manusia?' batin Shasa kesal.

Akhirnya Shasa membalikkan tubuhnya dan menghadap Adrian.

"Ian ak--"

Ucapan Shasa terpotong saat wanita itu menatap Adrian yang mana ia juga sedang menatap manik mata Shasa sambil tangannya mengusap punggung wanita itu.

Kelihatan sekali Adrian sangat nyaman menatap manik mata Shasa. Begitu pun dengan Shasa yang enggan berpaling dari mata sipit milik Adrian.

Shasa ingat, sangat ingat. Jika dulu ia dan Adrian sering beradu tatap seperti ini. Sebelum Adrian memilih untuk menghempaskannya begitu saja.

"Kamu istriku!"

"APA!" jerit Shasa kaget dengan pernyataan Adrian.

Shasa bertanya kembali memastikan takut jika ia salah dengar.

"Ayo kita menikah, lagi!" ucapnya dengan wajah serius dan masih menatap mata Shasa.

Dari netranya, Shasa tahu bahwa Adrian sudah bisa berkomunikasi. Namun tidak dengan percakapan yang panjang. Setidaknya Adrian sudah mampu merespon.

Namun pernyataan Adrian benar-benar di luar BMKG, pemirsah.

Cukup lama mereka berada di posisi itu. Sampai Shasa tidak sadar jika Adrian mulai memasukkan tangannya ke dalam baju Shasa dan mengusap punggung perempuan itu.

Bersentuhan kulit seperti itu membuat Shasa membeku dan merinding, hingga membuat Shasa tersadar dari aktivitasnya menyelami netra Adrian.

"Kita gak bisa begini, Adrian!"

"Kenapa?"

Shasa mendorong dada bidang Adrian dengan pelan.

"Karena aku harus ke kamar mandi," pinta Shasa.

Adrian melonggarkan pelukannya namun masih mengelus elus pinggang Shasa dari dalam.

Shasa segera bangun dan meninggalkan Adrian yang terduduk melihatnya masuk ke dalam kamar mandi.

Lama Shasa di dalam kamar mandi menatap cermin yang hancur karena semalam ditonjok Adrian.

Shasa bercermin dari sisaan pecahan cermin yang masih menempel.

Shasa mengusap wajahnya dengan air dingin berharap bisa meredakan debaran jantung yang kencangnya bukan maen.

"Adrian bercanda, 'kan? Dia hanya ngelantur, 'kan? Hahaha dia belum mengingat aku, 'kan? Kalau dia sudah ingat, gak mungkin dia ngajak aku nikah. Dekat-dekat denganku pun pasti dia ngamuk!" Shasa menyeka air mata yang tidak sengaja keluar.

"Tenang ... Adrian masih sakit. Sabar Shasa, sabar ... orang sabar pantatnya lebar!"

Shasa menyemangati dirinya sendiri, sambil sesekali ia menertawakan dirinya demi menjaga kewarasannya.

'Aku takut, nanti jika Adrian sudah sembuh. Ehhh malah gantian aku yang kena gangguan jiwa. Kan, gak lucu ada berita yang berbunyi, seorang dokter psikiater cantik mengalami gangguan kejiwaan.'

"Hahahah bisa sakit gue lama-lama!" desis Shasa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Shasa keluar dari kamar bersama Adrian dan menyuruh lelaki itu untuk duduk di meja makan. Ia melirik jam yang tergantung di ruang televisi.

'Ahhh sudah jam 11 rupanya, aku melewatkan sarapanku.'

Di pantry sudah ada Mba Sarah, ART yang bertugas memasak dan membereskan apartemen yang Adrian dan Martin tempati. Ia satu-satunya yang tidak tahu menahu mengenai kondisi Adrian saat ini.

"Martin ke mana, Mba?"

"Mas Martin masih di atas, Non. Tadi sempat ke bawah memanggil Non Shasa dan Tuan Adrian. Tapi balik lagi ke kamarnya," jawab Sarah.

'Duh ... apa tadi Martin lihat aku dipeluk Adrian ya? Ya ampun mau taruh di mana muka aku!' batin Shasa sambil melirik ke Adrian.

'Ini semua gara-gara kamu Adrian. Hidup aku jadi ribet begini.'

"Selamat siang!" sapa Martin saat menuruni tangga.

"Siang!" jawab Shasa. "O-iya Martin, selesai makan ada yang mau aku bicarakan perihal--" Shasa melirik Adrian.

Martin paham ucapan shasa yang sengaja ia gantung takut jika Adrian memahami pembahasan mereka.

"Iya Kak," sahut Martin cepat

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

~Kamar Konseling~

"Martin setelah ini mungkin saya akan jarang kesini. Kamu bisa kabarin kondisi Adrian melalui handphone dan saya tetap akan memantau Adrian melalui CCTV!"

"Apa sudah ada perubahan baik dari Bang Adrian, Kak?"

"Sudah, dia sudah merespon apa yang kita ucapkan ataupun kita perintahkan, tapi harus dengan intonasi yang pelan dan lembut."

"Iya kak. Untuk stimulasi motoriknya, kita tetap lakukan jogging pagi dan sore?"

"Jangan. Jangan pernah bawa Adrian ke luar tanpa seizin saya!"

Martin mengernyitkan keningnya bingung.

"Kamu bisa temani dia berjemur di balkon kamarnya atau balkon di sana," kata Shasa sambil menunjuk balkon yang tersambung dengan ruang keluarga.

Ting Tong !

Ting Tong !

Shasa dan Martin saling menoleh. Mereka bingung, pasalnya mereka tidak sedang memiliki tamu siapapun dan tidak sedang membuat janji dengan tamu manapun.

Dengan cepat Shasa melihat iPad-nya yang tersambung dengan door bell yang ia pasang kamera.

Shasa melihat seorang laki-laki bertopi dan berseragam kurir di depan pintu apartemennya.

"Kamu cek ya Martin untuk apa mereka kesini. Saya akan membawa Adrian masuk ke kamar ini!"

Sesuai instruksi, Martin membuka kan pintu sedangkan Shasa mengajak Adrian ke ruangan konselingnya untuk melakukan konseling verbal yang akan dia rekam menggunakan kamera pocket nya.

"Kak Shasa, yang datang tukang paket mau antar alat treadmill, sepeda statis dan alat-alat fitness lainnya. Katanya untuk Bang Adrian!"

Seketika Shasa berdiri dari duduknya dan mengambil handphonenya yang terletak di kamar Adrian.

Shasa mengecek chat yang masuk, namun nihil tidak ada pesan atau chat apapun yang mengkonfirmasi pesanan itu. Yang ada malah puluhan pesan yang di kirim Aiden untuknya.

Drrrttttt

Drrrtttt

Drrrttttt

Tak lama ada telpon masuk dari nomor luar negeri.

"Hallo!" sapa seorang laki-laki di seberang sana.

"Hallo siapa di sana!" ucap Shasa se'ramah mungkin.

"Saya Marco Asisten Tuan Izyaslavich, saya sudah mengirimkan alat-alat fitness yang saya rasa berguna untuk Tuan Adrian selama masa pemulihannya. Saya juga sudah mengerahkan pasukan keamanan untuk standby di sekitar Apartemen Nona Raneysha. Pastikan Tuan Adrian tidak kembali ke rumahnya. Karena itu akan membahayakan dirinya bahkan mungkin anda juga akan terseret!" ucap Marco panjang lebar.

"Baik Pak Marco, saya paham. Apa ada lagi?"

"Jika sesuatu hal buruk terjadi pada Tuan Adrian, segera hubungi saya!" Panggilan terputus sebelum Shasa menjawab dan mengucapkan terima kasih.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Shasa berjalan menuju pintu apartemen nya dengan gontai. Hari ini rencananya ia ingin pergi menemui Fani sahabatnya.

Hanya Fani saat ini tempat Shasa mengadu perihal masalah Adrian.

Saat shasa memasuki apartemen nya. Dia dikejutkan oleh kehadiran Aiden yang sudah ada di dalam apartemennya.

Lelaki itu menatap Shasa dengan pandangan menyelidik.

"Dari mana kamu, Shasa?"

"Abis joging!" sahut Shasa cepat. Hanya alasan itu yang terlintas di kepalanya.

"Pakai pakaian begini kamu jogging? Siang hari bolong? Dan gak pakai sepatu?"

Aiden mengernyitkan keningnya dengan pertanyaan yang seperti sedang interview melamar pekerjaan.

Aiden benar, Mana ada orang jogging siang-siang bolong pakai Hoodie kebesaran selutut. Tanpa celana panjang. Ditambah hanya mengenakan sendal jepit lagi.

'Shasa ... Shasa ... seharusnya dulu kuliah ambil jurusan hukum biar jago ngeles bukan jadi psikiater.' batinnya.

Shasa berjalan melewati Aiden lalu menaiki tangga menuju kamarnya.

"Iya aku gak niat jogging serius. Cuma berjalan jalan aja di sekitar jungle pond!" ucapnya.

"Kamu sudah makan Aiden?" tanya Shasa mengalihkan pembicaraan.

"Belum, aku belum makan siang. Aku mau makan bareng kamu. Hari ini kamu free, kan?" tanya Aiden.

Shasa yang sedang membuka pintu seketika terdiam. 'Ini kesempatan aku buat ngelupain hal yang tadi Ian lakukan' Monolognya.

Shasa menganggukkan kepalanya tanda setuju

"Aku bersih-bersih dulu ya!" ucapnya.

"Kamu mau tunggu di sini atau di bawah?" tanya Shasa.

"Aku tunggu di sini aja, gak apa-apa kan, Sayang?"

"Iya Sayang gak apa-apa!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di dalam perjalanan, Shasa tampak diam saja, enggan membuka obrolan. Hal itu diperhatikan oleh Aiden.

Ia merasa wanitanya saat ini cukup aneh, karena tidak seperti biasanya, Shasa menjadi pendiam dan lebih sering gugup.

"Kamu ada masalah, Sha?"

Shasa menoleh pada Aiden. "Engga Ai, aku baik-baik aja!"

"Kamu dari tadi murung, ada apa?" tanya Aiden yang tidak di tanggapi oleh Shasa

"O-iya Sha, Bulan depan mami dan papi mau ke Indonesia. Aku juga mau meresmikan salah satu anak cabang perusahaan aku di Bandung. Kamu mau kan, dampingi aku saat gunting pita nanti?" jelas Aiden

"Sekalian kita ketemu papi dan mami aku. Aku sudah gak sabar mau memperkenalkan kamu ke mami dan papi. Supaya aku gak dijodohkan terus sama mami, Sha," lanjut Aiden.

Shasa tidak menanggapi omongan yang saat ini Aiden utarakan. Karena saat ini Shasa sedang mengkhawatirkan Adrian yang hanya berdua dengan Martin.

Shasa takut jika Martin tidak bisa mengontrol emosi Adrian.

"Sha ... Shasa ...."

"...."

Tidak ada jawaban dari Shasa yang sedari tadi terdiam menatap jendela di sampingnya. Membuat Aiden memilih menepikan mobilnya.

Shasa menatap Adrian. "Loh kok kita berhenti? kan belum sampai!" kata Shasa bingung.

"Aku gak akan jalan kalau kamu diem aja. Kamu dari tadi gak merespon apa yang aku tanya. Bahkan aku cerita pun, kamu gak merespon. Kalaupun kamu respon, itu hanya gumaman kamu aja," ucap Aiden sambil menatap Shasa yang berada di sampingnya.

"Kamu nggak seperti biasanya, Sha. kamu ada masalah apa? Cerita sama aku!"

Shasa menatap mata Aiden dengan lekat. Ada rasa bersalah yang hinggap di hati Shasa ketika ia mengingat Adrian memeluknya tadi.

Bahkan mereka tidur bersama. Meskipun hanya tidur dan tidak melakukan aktivitas apapun. Namun, itu tetap membuat Shasa bersalah.

Karena ia dan Aiden tidak pernah melakukan hal seperti itu meskipun mereka sudah 9 tahun berpacaran.

"Aiden, ayo kita menikah!"

...(⁠ノ⁠•̀⁠ ⁠o⁠ ⁠•́⁠ ⁠)⁠ノ⁠ ⁠~To be continue◡⁠ノ⁠(⁠°⁠ ⁠-⁠°⁠ノ⁠)...

Please LIKE, SUBSCRIBE, dan Komen 🫰🏿

Jangan lupa ⭐ 5 nya. Terima kasih Majikanku.

Terpopuler

Comments

Kang ngecrot

Kang ngecrot

ku tinggalkan jejak di sini 👣👣👣

2024-12-18

0

young match

young match

semakin seru .....
gue rela download noveltoon demi bisa baca novel ini

2024-10-19

0

young match

young match

Shasa masih cinta adrian

2024-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Crazy.
2 Chapter 2 - What should I do?
3 Chapter 3 - Remember me?
4 Chapter 4 - Keep you.
5 Chapter 5 - Get Married.
6 Chapter 6 - Rejection.
7 Chapter 7 - First Meet.
8 Chapter 8 - First Beat.
9 Chapter 9 - Classmates.
10 Chapter 10 - The Casanova.
11 Chapter Visual
12 Chapter 11 - Pioneer
13 Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14 Chapter 13 - Leaders.
15 Chapter 14 - ACCIDENT.
16 Chapter 15 - Shasa Grief.
17 Chapter 16 - Make a strong effort.
18 Chapter 17 - Homicide
19 Chapter 18 - Grandparents Home.
20 Chapter 19 - Chaiden Family.
21 Chapter 20 - Early warning.
22 Chapter 21 - Play save.
23 Chapter 22 - AS Card.
24 Chapter 23 - Back to Grieving.
25 Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26 Chapter 25 - Bookstore.
27 Chapter 26 - OSIS.
28 Chapter 27 - Inquiry.
29 Chapter 28 - Brain Wash.
30 Chapter 29 - ENOUGH.
31 Chapter 30 - Racing.
32 Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33 Chapter 32 - Privilege.
34 Chapter 33 - Cinema.
35 Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36 Chapter 35 - Praduga.
37 Chapter 36 - Chef.
38 Chapter 37 - Support.
39 Chapter 38 - Under Pressure.
40 Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41 Chapter 40 - Majikan
42 Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43 Chapter 42 - Will you be my Girl?
44 Chapter 43 - Peang
45 Chapter 44 - Blade or Knuckle
46 Chapter 45 - Permainan dimulai
47 Chapter 46 - Basecamp.
48 Chapter 47 - Stealing.
49 Chapter 48 - Aiden Plan.
50 Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51 Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52 Chapter 51 - Pamit.
53 Chapter 52 - Rest.
54 Chapter 53 - Solve Heart.
55 Chapter 54 - Luka.
56 Chapter 55 - New Issue.
57 Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58 Chapter 57 - Tidak seimbang.
59 Chapter 58 - Regret.
60 Chapter 59 - Aiden Rules.
61 Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62 Chapter 61 - Tulus.
63 Chapter 62 - Anak Haram.
64 Chapter 63 - Ceroboh.
65 Chapter 64 - Debora family.
66 Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67 Chapter 66 - Saling Membohongi.
68 Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69 Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70 Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71 Chapter 70 - Teror.
72 Chapter 71 - The only one girl.
73 Chapter 72 - Never Give up.
74 Chapter 73 - Bukan Benci.
75 Chapter 74 - Curang.
76 Chapter 75 - Stranger.
77 Chapter 76 - Danger Line.
78 Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79 Chapter 78 - BINGO.
80 Chapter 79 - Mundur selangkah.
81 Chapter 80 - Backstreet.
82 Chapter 81 - Kedagingan.
83 Chapter 82 - Masa sulit.
84 Chapter 83 - Keenakan.
85 Chapter 84 - Hukuman Berat.
86 Chapter 85 - Percaya.
87 Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88 Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89 Chapter 88 - Public Enemy.
90 Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91 Chapter 90 - His Lost
92 Chapter 91 - Save but Lost
93 Chapter 92 - Kegiatan Positif
94 Chapter 93 - Rindu
95 Chapter 94 - Bermuka Dua
96 Chapter 95 - Pregnant
97 Chapter 96 - Chaiden Son
98 Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99 Chapter 98 - Present Day
100 Chapter 99 - Apartemen Lama
101 Chapter 100 - Memory
102 Chapter 101 - Kost-an
103 Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104 Chapter 103 - Care
105 Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106 Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107 Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108 Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109 Chapter 108 - Toxic Relationship
110 Chapter 109 - Like Dusk
111 Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112 Chapter 111 - Djoko's Anger
113 Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114 Chapter 113 - Karma
115 Chapter 114 - Not Fear.
116 Chapter 115 - Kenzo Offers
117 Chapter 116 - Breaking up
118 Chapter 117 - My All.
119 Chapter 118 - Malu
120 Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121 Chapter 120 - Menunda
122 Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123 Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124 Chapter 123 - Teasing
125 Chapter 124 - Anakku
126 Chapter 125 - Two Ship
127 Chapter 126 - Menguap
128 Chapter 127 - Saling mencintai
129 Chapter 128 - Ice Cream
130 Chapter 129 - Last Message.
131 Chapter 130 - Homicide not Suicide
132 Chapter 131 - Cadaver
133 Chapter 132 - Ariana Funeral
134 Chapter 133 - Sejuta Memori.
135 Chapter 134 - Mulai membalas
136 Chapter 135 - Friendship
137 Chapter 136 - Minimal
138 Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139 Chapter 138 - Memanas
140 Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141 Chapter 140 - Andai
142 Chapter 141 - Western Sky
143 Chapter 142 - War in library
144 Chapter 143 - Angel For Heaven
145 Chapter 144 - Bad Girl
146 Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147 Chapter 146 - RED2612
148 Chapter 147 - Disgusted
149 Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150 Chapter 149 - Balas Budi
151 Chapter 150 - At least
152 Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153 Chapter 152 - Anfal
154 Chapter 153 - Tersiksa
155 Chapter 154. Without you I am nothing
156 Chapter 155 - Aware
157 Chapter 156 - Are you pregnant?
158 Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159 Chapter 158 - Ignoring You
160 Chapter 159 - Aditama Family
161 Chapter 160 - Aditama's Treasure
162 Chapter 161 - Childbirth
163 Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164 Chapter 163 - Adrian Plan
165 Chapter 164 - Restu Sailendra family
166 Chapter 165 - Trying to make peace.
167 Chapter 166 - Melepaskan
168 Chapter 167 - Okhotnik
169 Chapter 168 - Sadis
170 Chapter 169 - Realistis
171 Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172 Chapter 171 - Memanfaatkan
173 Chapter 172 - Question without Answer.
174 Chapter 173 - Sorry
175 Chapter 174 - Kesetaraan
176 Chapter 175 - Brain wash
177 Chapter 176 - Lepas Pasang
178 Chapter 177 - Knowing All.
179 Chapter 178 - Prom night
180 Chapter 179 - Small world.
181 Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182 Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183 Chapter 182 - Gladi resik
184 Chapter 183 - Wedding vows.
185 Chapter 184 - Intens
186 Chapter 185 - Like Young Sister
187 Chapter 186 - Lost control.
188 Chapter 187 - Adrian Plan
189 Chapter 188 - Auto pilot
190 Chapter 189 - Shadow Guard
191 Chapter 190 - Arden, You ...!
192 Chapter 191 - The Actor.
193 Chapter 192 - Damn Guest.
194 Chapter 193 - The truth about Arden
195 Chapter 194 - Adrian Secret.
196 Chapter 195 - No forgiveness.
197 Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198 Chapter 197 - Hipnosis
199 Chapter 198 - Forgotten.
200 Chapter 199 - Farewell
201 Chapter 200 - Moonlight.
202 Chapter 201 - GPS Tracker.
203 Chapter 202 - Who's?
204 Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205 Chapter 204 - Not dreams.
206 Chapter 205 - Dust in the wind
207 Chapter 206 - How is that possible?
208 Chapter 207 - Menjerat
209 Chapter 208 - Bahagiakah?
210 Chapter 209 - Rencana indah.
211 Chapter 210 - Kesempatan.
212 Chapter 211 - BLACK2612
213 Chapter 212 - Melarikan diri.
214 Chapter 213 - Perlawanan
215 Chapter 214 - Blood
216 Chapter 215 - Pembalasan
217 Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218 Chapter 217 - Blodkjenne
219 Chapter 218 - Tidak ada maaf
220 Chapter 219 - Trauma
221 Chapter 220 - Cepat pulang
222 Chapter 221 - Tanpa kabar
223 Chapter 222 - Provokasi
224 Chapter 223 - Saving
225 Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226 Chapter 225 - Honduras
227 Chapter 226 - Histeris
228 Chapter 227 - Bebas bersyarat
229 Chapter 228 - Istri ?
230 Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231 Chapter 230 - Menurun drastis
232 Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233 Chapter 232 - Target Adrian
234 Chapter 233 - Silent
235 Chapter 234 - Be like Monster
236 Chapter 235 - Delirium
237 Chapter 236 - Sesak
238 Chapter 237 - Pangkas rambut
239 Chapter 238 - Menyerah
240 Chapter 239 - Be with you, Again
241 Chapter 240 - Billy Andromeda
242 Chapter 241 - Reason Adrian
243 Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244 Chapter 243 - Mengunci hati
245 Chapter 244 - Terkuak
246 Chapter 245 - Other son
247 Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248 Chapter 247 - Kidnapped
249 Chapter 248 - Tabur tuai
250 Chapter 249 - Step Brother
251 Chapter 250 - The Aditama
Episodes

Updated 251 Episodes

1
Chapter 1 - Crazy.
2
Chapter 2 - What should I do?
3
Chapter 3 - Remember me?
4
Chapter 4 - Keep you.
5
Chapter 5 - Get Married.
6
Chapter 6 - Rejection.
7
Chapter 7 - First Meet.
8
Chapter 8 - First Beat.
9
Chapter 9 - Classmates.
10
Chapter 10 - The Casanova.
11
Chapter Visual
12
Chapter 11 - Pioneer
13
Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14
Chapter 13 - Leaders.
15
Chapter 14 - ACCIDENT.
16
Chapter 15 - Shasa Grief.
17
Chapter 16 - Make a strong effort.
18
Chapter 17 - Homicide
19
Chapter 18 - Grandparents Home.
20
Chapter 19 - Chaiden Family.
21
Chapter 20 - Early warning.
22
Chapter 21 - Play save.
23
Chapter 22 - AS Card.
24
Chapter 23 - Back to Grieving.
25
Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26
Chapter 25 - Bookstore.
27
Chapter 26 - OSIS.
28
Chapter 27 - Inquiry.
29
Chapter 28 - Brain Wash.
30
Chapter 29 - ENOUGH.
31
Chapter 30 - Racing.
32
Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33
Chapter 32 - Privilege.
34
Chapter 33 - Cinema.
35
Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36
Chapter 35 - Praduga.
37
Chapter 36 - Chef.
38
Chapter 37 - Support.
39
Chapter 38 - Under Pressure.
40
Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41
Chapter 40 - Majikan
42
Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43
Chapter 42 - Will you be my Girl?
44
Chapter 43 - Peang
45
Chapter 44 - Blade or Knuckle
46
Chapter 45 - Permainan dimulai
47
Chapter 46 - Basecamp.
48
Chapter 47 - Stealing.
49
Chapter 48 - Aiden Plan.
50
Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51
Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52
Chapter 51 - Pamit.
53
Chapter 52 - Rest.
54
Chapter 53 - Solve Heart.
55
Chapter 54 - Luka.
56
Chapter 55 - New Issue.
57
Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58
Chapter 57 - Tidak seimbang.
59
Chapter 58 - Regret.
60
Chapter 59 - Aiden Rules.
61
Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62
Chapter 61 - Tulus.
63
Chapter 62 - Anak Haram.
64
Chapter 63 - Ceroboh.
65
Chapter 64 - Debora family.
66
Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67
Chapter 66 - Saling Membohongi.
68
Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69
Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70
Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71
Chapter 70 - Teror.
72
Chapter 71 - The only one girl.
73
Chapter 72 - Never Give up.
74
Chapter 73 - Bukan Benci.
75
Chapter 74 - Curang.
76
Chapter 75 - Stranger.
77
Chapter 76 - Danger Line.
78
Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79
Chapter 78 - BINGO.
80
Chapter 79 - Mundur selangkah.
81
Chapter 80 - Backstreet.
82
Chapter 81 - Kedagingan.
83
Chapter 82 - Masa sulit.
84
Chapter 83 - Keenakan.
85
Chapter 84 - Hukuman Berat.
86
Chapter 85 - Percaya.
87
Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88
Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89
Chapter 88 - Public Enemy.
90
Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91
Chapter 90 - His Lost
92
Chapter 91 - Save but Lost
93
Chapter 92 - Kegiatan Positif
94
Chapter 93 - Rindu
95
Chapter 94 - Bermuka Dua
96
Chapter 95 - Pregnant
97
Chapter 96 - Chaiden Son
98
Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99
Chapter 98 - Present Day
100
Chapter 99 - Apartemen Lama
101
Chapter 100 - Memory
102
Chapter 101 - Kost-an
103
Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104
Chapter 103 - Care
105
Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106
Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107
Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108
Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109
Chapter 108 - Toxic Relationship
110
Chapter 109 - Like Dusk
111
Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112
Chapter 111 - Djoko's Anger
113
Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114
Chapter 113 - Karma
115
Chapter 114 - Not Fear.
116
Chapter 115 - Kenzo Offers
117
Chapter 116 - Breaking up
118
Chapter 117 - My All.
119
Chapter 118 - Malu
120
Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121
Chapter 120 - Menunda
122
Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123
Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124
Chapter 123 - Teasing
125
Chapter 124 - Anakku
126
Chapter 125 - Two Ship
127
Chapter 126 - Menguap
128
Chapter 127 - Saling mencintai
129
Chapter 128 - Ice Cream
130
Chapter 129 - Last Message.
131
Chapter 130 - Homicide not Suicide
132
Chapter 131 - Cadaver
133
Chapter 132 - Ariana Funeral
134
Chapter 133 - Sejuta Memori.
135
Chapter 134 - Mulai membalas
136
Chapter 135 - Friendship
137
Chapter 136 - Minimal
138
Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139
Chapter 138 - Memanas
140
Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141
Chapter 140 - Andai
142
Chapter 141 - Western Sky
143
Chapter 142 - War in library
144
Chapter 143 - Angel For Heaven
145
Chapter 144 - Bad Girl
146
Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147
Chapter 146 - RED2612
148
Chapter 147 - Disgusted
149
Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150
Chapter 149 - Balas Budi
151
Chapter 150 - At least
152
Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153
Chapter 152 - Anfal
154
Chapter 153 - Tersiksa
155
Chapter 154. Without you I am nothing
156
Chapter 155 - Aware
157
Chapter 156 - Are you pregnant?
158
Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159
Chapter 158 - Ignoring You
160
Chapter 159 - Aditama Family
161
Chapter 160 - Aditama's Treasure
162
Chapter 161 - Childbirth
163
Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164
Chapter 163 - Adrian Plan
165
Chapter 164 - Restu Sailendra family
166
Chapter 165 - Trying to make peace.
167
Chapter 166 - Melepaskan
168
Chapter 167 - Okhotnik
169
Chapter 168 - Sadis
170
Chapter 169 - Realistis
171
Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172
Chapter 171 - Memanfaatkan
173
Chapter 172 - Question without Answer.
174
Chapter 173 - Sorry
175
Chapter 174 - Kesetaraan
176
Chapter 175 - Brain wash
177
Chapter 176 - Lepas Pasang
178
Chapter 177 - Knowing All.
179
Chapter 178 - Prom night
180
Chapter 179 - Small world.
181
Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182
Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183
Chapter 182 - Gladi resik
184
Chapter 183 - Wedding vows.
185
Chapter 184 - Intens
186
Chapter 185 - Like Young Sister
187
Chapter 186 - Lost control.
188
Chapter 187 - Adrian Plan
189
Chapter 188 - Auto pilot
190
Chapter 189 - Shadow Guard
191
Chapter 190 - Arden, You ...!
192
Chapter 191 - The Actor.
193
Chapter 192 - Damn Guest.
194
Chapter 193 - The truth about Arden
195
Chapter 194 - Adrian Secret.
196
Chapter 195 - No forgiveness.
197
Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198
Chapter 197 - Hipnosis
199
Chapter 198 - Forgotten.
200
Chapter 199 - Farewell
201
Chapter 200 - Moonlight.
202
Chapter 201 - GPS Tracker.
203
Chapter 202 - Who's?
204
Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205
Chapter 204 - Not dreams.
206
Chapter 205 - Dust in the wind
207
Chapter 206 - How is that possible?
208
Chapter 207 - Menjerat
209
Chapter 208 - Bahagiakah?
210
Chapter 209 - Rencana indah.
211
Chapter 210 - Kesempatan.
212
Chapter 211 - BLACK2612
213
Chapter 212 - Melarikan diri.
214
Chapter 213 - Perlawanan
215
Chapter 214 - Blood
216
Chapter 215 - Pembalasan
217
Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218
Chapter 217 - Blodkjenne
219
Chapter 218 - Tidak ada maaf
220
Chapter 219 - Trauma
221
Chapter 220 - Cepat pulang
222
Chapter 221 - Tanpa kabar
223
Chapter 222 - Provokasi
224
Chapter 223 - Saving
225
Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226
Chapter 225 - Honduras
227
Chapter 226 - Histeris
228
Chapter 227 - Bebas bersyarat
229
Chapter 228 - Istri ?
230
Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231
Chapter 230 - Menurun drastis
232
Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233
Chapter 232 - Target Adrian
234
Chapter 233 - Silent
235
Chapter 234 - Be like Monster
236
Chapter 235 - Delirium
237
Chapter 236 - Sesak
238
Chapter 237 - Pangkas rambut
239
Chapter 238 - Menyerah
240
Chapter 239 - Be with you, Again
241
Chapter 240 - Billy Andromeda
242
Chapter 241 - Reason Adrian
243
Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244
Chapter 243 - Mengunci hati
245
Chapter 244 - Terkuak
246
Chapter 245 - Other son
247
Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248
Chapter 247 - Kidnapped
249
Chapter 248 - Tabur tuai
250
Chapter 249 - Step Brother
251
Chapter 250 - The Aditama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!