"SHASA ...."
Saat Shasa ingin bangkit berdiri, ada suara yang meneriakinya. Dari ujung matanya, ia melihat itu Adrian.
"Lo gue tungguin di parkiran ternyata lo di sini!" ucap Adrian dan segera menghampiri Shasa yang sedang tertatih berdiri sambil berpegangan pada tembok perpustakaan.
"So-sorry Ian!" ucap Shasa terbata.
"Lo kenapa, Sha?" Adrian terkejut dengan Shasa yang seolah-olah sedang mengumpulkan oksigen.
Terlihat saat Shasa menarik nafas dalam dan memegangi dadanya.
"Gue gak apa-apa, Ian, yuk kita pulang. Sorry ya buat lo nunggu!" ucap Shasa menatap Adrian.
Adrian terheran dengan wajah Shasa yang memerah ditambah ada luka seperti cekikan di leher putih gadis itu.
Adrian segera menarik lengan Shasa dan mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Shasa.
"Siapa yang lakuin ini?" tanya Adrian.
Shasa menggeleng kepala sambil menangis, Adrian langsung memeluk gadis itu yang semakin menumpahkan tangisannya di dada bidang Adrian.
"Siapa yang lakuin ini, Sha? bilang sama gue!" tanya Adrian lagi yang masih memeluk Shasa.
Di dalam pelukan Adrian Shasa masih menggelengkan kepalanya. Entah mengapa ada rasa sakit dan tidak terima melihat Shasa terluka.
Adrian mengendurkan pelukannya lalu menatap wajah Shasa. Kemudian kedua tangan Adrian menyentuh leher jenjang gadis itu dan mengelusnya. Berharap bisa sedikit mengurangi rasa sakit yang Shasa alami.
Kedua tangan Adrian naik menuju rahang Shasa dan menghapus air mata gadis itu. Ibu jarinya menghapus setiap jejak air mata di wajah cantik gadis di hadapannya ini. Adrian pun mengelap bibir mungil berwarna merah jambu milik Shasa.
Saat Adrian mendekatkan wajahnya dengan wajah Shasa. Netra Shasa terkunci pada netra Adrian.
BRAAKKKK
Shasa dan Adrian terkejut dengan suara yang berasal dari sebelah kanan mereka. Mereka sampai memisahkan jarak saking kagetnya.
Setelah mereka menoleh, ternyata itu Panji dan Kenzo yang sedari tadi mengintip mereka.
Shasa membuang wajahnya ke arah berlawanan untuk menutupi rasa malunya. Sedangkan Adrian menutup tubuh Shasa dengan tubuhnya.
"Kalian ngapain?" tanya Adrian kikuk
"Lo berdua yang ngapain di sini. Kalau kita dari tadi nyariin Danu!"
"Ngapain lo berdua nyariin Danu sampai ke sini?"
"Kita tadi liat Danu ke arah sini, ya gak Ken?" pungkas Panji yang dari tadi menjawab pertanyaan Adrian sedangkan Kenzo menatap Shasa yang berada di belakang Adrian.
"Gak jelas!" Adrian menarik tangan Shasa untuk mengajaknya meninggalkan tempat itu. "Ayo Sha!"
Sepeninggalan Shasa dan Adrian, Kenzo masih menatap punggung Shasa dari belakang dengan pikiran penuh curiga.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Gue mau CCTV di perpustakaan lama kirim ke gue sekarang!" ucap Adrian menghubungi orang teknisi.
Tak selang berapa lama Adrian menerima rekaman video CCTV. Wajahnya mengeras saat melihat Shasa diperlakukan buruk oleh sahabatnya sendiri.
Adrian langsung mengemudikan motor nya dengan kecepatan tinggi, tak sabar dirinya ingin sampai ke markas pioneer.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Brak!
"DANU ... KAMANDANU DALLIN HARRISON!" teriak Adrian murka.
Danu yang sedang duduk di bangku kebesarannya menoleh sekilas, seolah-olah teriakan Adrian hanya suara nyamuk lewat.
Body guard yang tadinya standby di depan pintu mansion seketika masuk kedalam dan menghadang Adrian agar lelaki itu tidak mendekati Tuan mudanya.
"BANCI LO!" teriak Adrian. "One by one sini sama gue tanpa bodyguard lo!" tantang Adrian.
Semua yang ada di ruangan itu menatap Adrian dengan horor. Bahkan Kenzo dan Panji yang sedang bermain billiard di dekat kolam menghentikan permainannya.
Mereka semua berlarian untuk berkumpul di ruang tengah tempat Danu saat ini mengerjakan tugas kantor dan sekolahnya.
Danu berdiri meninggalkan laptopnya di meja. "Lo mau one by one sama gue?" tanya Danu dingin. "Gue tunggu di ruangan!" lanjutnya.
Danu menyuruh pergi bodyguard nya lalu memasuki ruangan tempat biasa mereka berlatih Jujitsu, Taekwondo, Ninjutsu dan kegiatan Bela diri lainnya.
Di ruangan itu juga terdapat ring tinju yang biasa mereka gunakan untuk latihan.
"Ian, lo mau bundir ngajak Danu duel? Heh ... lo tau kan, prestasi dia di dunia MMA kayak apa!?" bisik Panji di telinga Adrian.
"Kenapa? Gue juga peraih Emas di segala bidang bela diri. Gue coach Jujitsu di SMP Alexandra," ucap Adrian jumawa.
"Lo kenapa tiba-tiba ngajak Danu duel?!" tanya Kenzo.
"Danu cekik Shasa!"
"APA!" pekik Kenzo dan Panji bersamaan.
"Mending lo omongin baik-baik dulu deh, gue yakin lo salah paham. Lo sama dia kan, komunikasi nya buruk," saran panji.
"Gue yang bakal mediasi kalian!" ucap Kenzo final.
Danu sudah mengenakan seragam nya lengkap dengan sabuknya. Lelaki itu keluar dari kamar pribadinya dengan aura gelap yang dapat membuat sekelilingnya bergidik ngeri.
Tidak ada senyum yang Danu tampilkan di wajah tampannya yang bak Dewa Yunani.
Danu menuruni tangga sambil menatap Adrian dingin, ia memang sudah lama ingin memberi cowok itu pelajaran agar tidak semena-mena lagi padanya.
"Danu ... sebentar!" Kenzo mendekati Danu yang sudah bersiap menuju ruang GYM nya.
"Lo kenapa cekik Raneysha tadi siang? dan gue tau, lo sengaja bikin Adrian tau dengan apa yang udah lo lakuin ke Raneysha," tanya Kenzo menatap Danu dan Adrian bergantian.
"Gue tau Nu, bahkan kita semua tau cara kerja lo yang gak seburuk itu ninggalin barang bukti CCTV kalau lo mau ekse kusi orang. Ada maksud apa lo ngelakuin ini ke Shasa?" Kali ini Adrian yang bertanya.
Danu tersenyum miring. "Good, berarti lo tau, kan? kalau gue Mafia kayak bokap gue!" Danu mendekati Adrian dan itu membuat Kenzo pasang badan agar Danu tidak melukai Adrian.
"Maksud lo?" tanya Adrian bingung.
"Seharusnya lo bisa kasih tau jal ang lo dan jelasin ke dia, siapa temen-temen lo ini. Biar dia gak asal ngomong!"
"Jadi lo tersinggung sama ucapan Shasa yang bilang kalau anak Mafia itu makan uang haram?" tanya Adrian. "Hey ... itu udah beberapa bulan yang lalu. Kenapa lo baper nya sekarang?!"
"Gila, cewek lo bilang gitu?" tanya Kenzo.
"Dia bahkan gak tau kalau kalian, ohhh bukan hanya kalian. Bahkan Kita. Ya ... kita bagian dari Mafia!" Bela Adrian.
"Dan lo tau dia bilang gue apa? Dia bilang kalau gue penyuka sesama jenis. Dia nuduh gue suka sama lo! Najis."
Semua Yang ada di sana tertawa terbahak-bahak bahkan Adrian harus menahan tawanya dengan mengigit ujung lidahnya.
"Gue gak pernah mempermasalahkan kalian mau ngeledek gue apa pun, tapi gak berlaku untuk orang asing!" ucap Danu masih dengan nada dinginnya
"Tapi lo udah bersikap kasar dengan mencekik dia!"
"Cekikan gue belum seberapa. Lo tau, kan? kalau gue bisa ngelakuin hal yang lebih dari itu!" ucap Danu sambil mendekati Adrian.
Tepat di telinga Adrian, Danu membisikan, "Karena gue anak Mafia yang makan uang haram!" Danu tersenyum smirk lalu meninggalkan Adrian yang mematung di tempat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
~Kediaman Sailendra~
Malam yang tenang di meja makan yang hangat dipenuhi dengan lauk buatan Shasa dan Minati.
Keluarga kecil ini menikmati makan malam mereka penuh dengan kehangatan sesekali Handoko-- ayah Shasa, melemparkan pujian untuk sang istri dan membuat sang istri tersipu malu.
"Kamu gak gerah sayang pakai baju berkerah sampai leher gitu? Bunda lihatnya gerah!"
Saat ini Shasa mengenakan baju rajut turtleneck tanpa lengan untuk menutupi luka cekikan yang masih membekas sampai saat ini.
Shasa tidak ingin orang tuanya khawatir mengenai kondisi yang saat ini ia alami.
"Gak Bun!" jawab Shasa sambil tersenyum menatap sang bunda.
"Nanti setelah makan ada yang mau Ayah dan Bunda bicarakan sama kamu, Sha. Bisa kan, Shasa menyempatkan waktu?"
Shasa mengangguk. "Bisa Yah, soal liburan semester ya?" sahut Shasa riang.
"O-IYA! sebentar lagi kamu libur semester ya? Bagaimana kalau kamu ikut kita tugas ke Bandung?" tanya Minati.
"Aku mau, Bun!" ucap Shasa senang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mereka semua berkumpul di ruang kerja Handoko dan Minati yang terletak di lantai atas dekat kamar Shasa.
Shasa duduk berhadapan dengan kedua orang tuanya yang duduk di depannya.
"Shasa, kata Bunda, kamu sedang dekat dengan salah satu anak 6 serigala?!"
"Serigala? Sama kucing aja Shasa takut, Yah! Siapa saja anak 6 serigala, Yah?"
"Kamandanu anak Igor Izyaslavich, Kenzo anak Kenta Nakamura, dan salah satu keluarga Aditama yaitu anak Chaiden. Mereka salah satu 6 anak serigala. Yang tiga lagi, tidak bersekolah di sana," jelas Minati sambil menatap sang putri.
"Ehhhemmm!" Handoko-ayah Shasa berdehem. "Maksud Ayah salah satu anak pengusaha di Negeri ini!"
Shasa menatap sang bunda bingung dengan apa yang ayahnya bicarakan. Kemudian sang Bunda mendekati Shasa dan duduk di samping sang anak.
Handoko menyalakan proyektor nya dan menampilkan berita-berita dalam bentuk artikel.
"Kamu sedang dekat dengan salah satu anak Pravitel' Vselennoy dan mereka tergabung dalam kelompok bernama PIONEER. Dia Chaiden 'kan, Sayang? Siapa namanya Bunda lupa, ai-"
"Adrian, Bun!" Ralat Shasa.
"O-iya ... Adrian!"
"Sejauh mana kamu mengenal Adrian, Shasa?" tanya sang ayah dengan tatapan serius.
Shasa berbalik menatap sang Ayah, ia merasa ada yang tidak beres dengan teman baiknya itu jika sang Ayah sudah menanyakan seperti ini. Apalagi sampai sang ayah menyalakan proyektor nya.
"Kami hanya teman baik, Yah. Temen sekelas!"
"Ayah harap kalian hanya sampai di situ. Ayah dan Bunda khawatir dengan kamu, jika kamu terlibat dengan Chaiden apalagi Pioneer terlalu jauh!" ucap Handoko sambil mengenakan kacamata kerjanya dan berdiri di samping layar proyektor nya.
Di sana terlihat sebuah artikel yang menggunakan bahasa inggris jika keluarga Chaiden merupakan salah satu konglomerat yang terkenal di Inggris.
Hal itu dikarenakan konglomerasi nya di campur tangani oleh organisasi Pravitel' Vselennoy dari Rusia.
Perusahaan Chaiden memiliki kerja sama untuk melakukan bisnis di bidang pertambangan yang dilakukan di bawah peraturan dan kewenangan dari Pravitel' Vselennoy.
Tidak hanya Chaiden group. Aditama milik sang ibu Adrian pun melakukan hal yang sama.
Bahkan sekolah tempat Shasa menimba ilmu itu hanya yayasan berkedok pendidikan yang dilakukan pengusaha-pengusaha yang bekerja sama dengan Pravitel' Vselennoy untuk melakukan money laundry.
"Ini skala Internasionalnya Shasa, Pravitel' Vselennoy mengontrol para pengusaha melalui organisasi yang dibentuk oleh anaknya, yaitu Oswald, Chernyy Orel, Diavolo dan yang tertinggi adalah Pioneer!"
"Pi ... pi ... Pioneer!" ucap Shasa terbata sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Handoko menampilkan slide bagan yang menampilkan struktur organisasi dari Pravitel' Vselennoy dan Pioneer.
Pioneer lah yang mengendalikan semua pengusaha, selebritas dan oknum-oknum instansi di Indonesia dan daerah Asean lainnya.
Tidak hanya Pioneer, mereka di bantu oleh Nakamura dan Nakatama sang Twins Yakuza.
Nakamura dan Nakatama yang di pimpin oleh orang tua Lee Kenzo dan paman nya, menguasai segala sektor baik ilegal maupun legal.
"Yang ilegal apa, Yah?" tanya Shasa saat sang ayah menjelaskan.
"Human traf icking, Nark ba, judi online, terkadang mereka juga melakukan transaksi pembelian dan penjualan senpi. Masih banyak lagi kasus mereka, hanya saja yang ayah garis bawahi ya ini!"
"Apa mereka semua melakukan itu? Mereka kan, masih anak SMA, Yah. Baru masuk SMA lebih tepatnya!"
Handoko tertawa pelan. "Kamu tau Kamandanu Dallin Harrison? Dia sudah dilatih ayahnya menjadi King Pravitel' Vselennoy dari usianya 10 tahun. Bahkan Kenzo sudah menjadi pemimpin di keluarga Nakamura sejak ia dilahirkan. Mereka bukan anak SMA biasa Shasa, mereka para pemimpin!"
"Bagaimana dengan Chaiden dan Aditama, Yah?"
...(ノ•̀ o •́ )ノ ~ To be continue ◡ノ(° -°ノ)...
Yuk Majikanku ... like, vote, kembang dan kopinya dulu 🫰🏾
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
young match
lanjut thor
2024-10-25
0
Pena dua jempol
terimakasih sudah mendukung karya pena dua jempol 🫰🏿
2024-05-24
1
Bilqies
hai Thor aku udah mampir niih
2024-05-23
1