Chapter 14 - ACCIDENT.

Didalam ruang keluarga yang hangat. Namun pembahasan mereka sangat dingin dan bahkan membuat Shasa berkali-kali meremas bajunya.

Ia fokus menatap sang ayah dan bundanya bergantian.

"Bagaimana dengan Chaiden dan Aditama, Yah?" tanya Shasa semakin penasaran.

Sungguh hanya Adrian yang saat ini Shasa khawatirkan, bahkan ia tidak memperdulikan latar belakang Adrian dan organisasi yang Adrian ikuti saat ini.

"Mereka tidak akan lama, mereka akan hancur karena perang saudara. Aditama tidak menyukai Chaiden karena kisah asmara anak mereka."

"Maksudnya, ibu dan ayah Adrian tidak mendapatkan restu dari kedua orang tua mereka?"

"Kamu benar, maka dari itu mereka memiliki perjanjian pra nikah. Bahkan ayah mendengar rumor, jika perusahaan yang sedang Edward jalanin mengalami gangguan yang disebabkan oleh Aditama!" jelas Handoko.

"Aditama itu old money. Konglomerat tersukses hingga kini, mengalahkan Harrison. Namun ia menutupinya!" sambung Minati.

"Mereka dalam satu bendera, tapi kenapa mereka saling menyerang, Ayah? Shasa tidak paham!"

"Shasa, uang dan kekuasaan itu tidak ada saudaranya bahkan uang bisa membutakan segalanya. Mereka lebih cinta uang dan kekuasaannya dari pada orang-orang yang harusnya mereka kasihi!" jelas Handoko.

Shasa mulai paham, pantas saja Adrian tidak memperdulikan orang tuanya karena Adrian tau siapa prioritas orang tuanya. Bukan dirinya melainkan uang mereka.

"Jadi Bunda harap kamu fokus sekolah saja. Tidak perlu terlibat dengan mereka!" pinta Minati, bunda Shasa.

Shasa menganggukkan kepala sebagai jawaban. Rasa cemas masih ia rasakan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Sha, lo rencananya liburan ke mana?"

Shasa menopang dagunya. "Ke Bandung ikut ayah bunda tugas! Lo ke mana?"

"Gue ke Paris. Oh iya! Ayah dan bunda lo tugas apa, by the way?" tanya Fani penasaran.

"Mereka berdagang. Wirausaha kecil-kecilan gitu!" sahut Shasa berbohong.

Ia tidak mungkin mengatakan jika ayah dan ibunya adalah seseorang yang berperan penting dalam negara ini.

Fani mengangguk anggukkan kepalanya dan bergantian menatap Arden. "Lo, Den? lo mau ke mana?"

Arden menunjuk wajahnya sendiri dengan jarinya. "Gue?"

"Iya elo. Emang yang namanya Arden siapa lagi? Kecuali kalau lo ganti namanya jadi Sarden!" kesal Fani.

Arden terkekeh, "Gue gak kemana-mana, paling nonton konser 2PM di Korea. Gue pengen liat Taecyeon dari dekat!" ucap Arden sambil menghentakkan kedua kakinya di lantai saking senangnya.

Fani dan Shasa tertawa sambil meringis memperhatikan ekspresi Arden yang memang fans berat Taecyeon 2PM.

"KITA MENANG... KITA MENANG... KITA MENANG...."

Suara sorak-sorak dari arah pintu masuk menggema memecah kelas yang sebelumnya hening.

Ada Adrian yang sedang digendong oleh teman-temannya. Browzy, Richie, dan Farel mengangkat tubuh Adrian dan mengaraknya dari lapangan futsal hingga ke kelas.

"Kita menang turnamen Futsal dan Basket guys lawan SMA Angkasa!" ucap Browzy heboh di dalam kelas.

"Dan kalian tau siapa kapten futsal dan basket kita?!" seru Farel tak kalah hebohnya.

"A.DRI.AN!" ucap heboh para teman-teman Adrian yang tadi mengarak Adrian.

Tidak lupa para cewek pun ikut mengarak Adrian dan bersorak, entah mereka dari kelas mana saja.

Semua siswa dan siswi maju ke depan kelas untuk memberikan selamat pada Adrian.

"Congratulation ya, Ian. Sukses selalu!" ucap Shasa ketika bersalaman dengan Ian.

"Thanks Sha!"

Kegaduhan kembali terjadi dilakukan oleh teman-teman Adrian, kecuali Pioneer yang hanya menatap Adrian dari tempat duduknya. Siapa lagi kalau bukan Kamandanu.

Panji dan Kenzo memasuki kelas Adrian yang seperti kapal pecah. Kenzo memilih duduk di bangku kosong sebelah Danu dan Panji duduk di meja Danu.

Mereka menatap Adrian sambil menggeleng gelengkan kepala.

"Lo yang kapten basket aja gak sampe di arak begitu. Norak, anjir!" Dumel Panji.

"Gue ngeri star syndrom anjir, Bestie lo!" ucap Kenzo, sambil menatap Danu.

"Siapa Bestie gue? Dia?"

"Iya, siapa lagi yang suka adu jotos sama lo?"

Danu meninggalkan Adrian bersama kerumuman nya sambil memakaikan kembali headset ke telinganya.

"Mau kemana lo, Nu?" teriak Kenzo.

"Biasa!"

Kenzo paham arti kata 'Biasa', cowok itu pasti akan nongkrong lagi di basecamp pecinta alam dekat SMP Cakrawala.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"SHA ... koper kamu sudah dimasukan ke bagasi?" teriak Minati dari bawah tangga.

Shasa keluar dari kamarnya mengenakan dress berwarna biru muda selutut. Rambutnya di kuncir kuda ditambah pita dengan warna senada di kepalanya.

"Sudah Bun, ini aku udah siap!" ucapnya sambil menuruni anak tangga satu persatu.

Minati memperhatikan putrinya. "Cantiknya Anak Bunda. Sebentar lagi punya pacar. Ehhh apa udah punya ya?" ledek sang bunda sambil mencolek hidung Shasa.

Shasa salah tingkah dengan candaan sang bunda. "Apaan sih, Bun!" ucapnya tersenyum kecil.

"Belum boleh ya anak Ayah pacar-pacaran! Apalagi kalau sama anak Pioneer. Jangan dulu ya, Sha!"

"Iya Ayah!" Shasa menunduk menyembunyikan kesedihannya. "Kalau berteman aja, boleh kan, Yah?" tanya Shasa.

"Boleh ... tapi jangan terlibat dengan mereka. Apalagi Kamandanu dan Adrian. Mereka berbahaya, Sha."

Minati yang tahu anaknya badmood, segera mengusap punggung Shasa dan membawanya menuju mobil mereka.

Mereka mengemudikan mobil menuju ke arah Bandung. Tempat Handoko dan Minati melaksanakan tugas sementara mereka.

Shasa hanya mengikuti kemana ayah dan bundanya tugas sekaligus berlibur, karena akan aneh rasanya jika liburan semester nya diisi hanya berdiam diri di rumah.

Ia sebenarnya tidak memiliki rencana akan kemana saja selama di Bandung. Dirinya akan mengikuti kemana kakinya akan melangkah kali ini.

Shasa menyumpal telinganya dengan headset yang tersambung di iPod touch gen 2 nya. Memutar beberapa musik yang memang menjadi favoritnya.

Tak lama notifikasi handphonenya berbunyi menandakan ada seseorang yang mengiriminya beberapa chat.

Adrian: Dimana Sha? Liburan bareng yuk!

Shasa meringis membaca chat yang Adrian kirimkan. 'Adrian sungguh to the point'.

Shasa tidak mendengarkan peringatan ayahnya untuk menjauhi anak-anak pioneer khususnya keluarga Aditama.

Ia membalas pesan Adrian dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya.

Shasa: Aku lagi perjalanan ke Bandung nemenin Ayah Bunda tugas.

Adrian: Bandung mana? Gue juga lagi di Bandung. Ayo kita ketemu, gue mau ajak lo ke TSB.

Shasa tersenyum kecil lalu melirik ayah bundanya.

"Yah ... Bun ... nanti penginapan kita dekat TSB gak?"

"Kamu mau ke kesana, Sayang?" tanya Minati sambil melirik sang suami.

"Iya, Bun. Bisakah kita stay di hotel dekat TSB?" pinta Shasa.

Handoko mengangguk menyetujui permintaan sang putri tanpa curiga. "Kita menginap di Ibis hotel aja. Bersebelahan dengan TSB!"

Shasa yang senang kemudian mengabari Adrian bahwa ia akan menginap di hotel dekat dengan tujuan mereka berlibur.

Adrian yang membaca chat balasan dari Shasa, sangat senang. Sebenarnya Adrian masih ada di Jakarta bahkan agenda liburan Adrian dan teman-temannya adalah Gunung Lawu.

"Kita cancel aja ke Lawu, gimana kalau kita ke Malabar?"

"Gak ada otak lo, kita siap-siap buat ke Lawu lo tiba-tiba aja mau kita ke Malabar!" seru Panji sewot yang lagi memakan nasi padangnya di meja makan.

Adrian yang sedang memasukan barang-barangnya ke tas carrier tampak acuh dengan omelan Panji.

"Lo beneran mau ke Malabar? Apa pisah aja kita?" usul Kenzo

Danu segera mendudukkan tubuhnya di samping Adrian bersama laptop di tangannya.

"Kita geser ke Malabar aja. Kita belum pernah kesana, kan? Gue denger Lawu juga lagi rame!" jelas Adrian dengan alasan yang membuat mereka berpikir dua kali.

"Ian, ke Malabar mah bukan geser, tapi loncat. Atur aja lah, gue mah ngikut aja!" ucap Kenzo sambil menggendong tas carrier nya.

"Gue reservasi hotel tempat kita nginap dulu ya. Ibis hotel kayaknya bagus!" Adrian memeriksa handphone nya.

Danu mengerutkan kening bingung, mereka mau naik gunung kenapa Adrian reservasi hotel. Bocah gila emang.

"Kita ketemu di basecamp aja, Ian. Gue sama anak-anak nginep di deket basecamp Malabar aja," timpal Danu.

"Oke, no matter!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Adrian dan shasa benar-benar menikmati waktu liburan mereka berdua. Mengunjungi TSB dan menaiki serta memasuki berbagai macam wahana. Ternyata mereka berdua penikmat wahana yang dapat memacu adrenalin.

"Kalau di Jakarta, kita ke Dufan ya!" ajak Shasa dan diangguki oleh Adrian.

Setelah puas bermain, Adrian mengajak Shasa mengunjungi daerah Sukajadi.

Mereka mengendarai motor trail kesayangan Adrian yang sengaja ia bawa saat memisahkan diri dengan anak-anak pioneer yang lain.

"Lo mau susu, gak?" Shasa yang berjalan di depan Adrian, lalu berbalik menatap lelaki itu yang menghentikan langkahnya.

Adrian yang terkejut seketika menatap Shasa serius. "Hah ... susu apa, Sha?"

"Ini susu murni, Ian. Susu asli dari sumbernya. Lo doyan, gak?"

Adrian terkejut dengan penawaran Shasa yang to the point. Bahkan ia hampir tersedak saliva nya sendiri saat mendengar pertanyaan Shasa.

"Hah, beneran? Doyan ... doyan ... siapa yang nolak susu dari sumbernya!" Mata Adrian turun ke bukit kembar Shasa.

Sedangkan Shasa yang tidak begitu memperhatikan Adrian, segera menarik tangan lelaki itu.

'Agresif juga Shasa, gue makin demen nih!' Monolognya.

"Mau hangat atau dingin, Ian?"

"Hah? Apa aja gue suka kok."

Adrian yang sedang membelakangi Shasa kemudian ditepuk pundaknya oleh gadis itu.

"Ini!" Shasa menyodorkan satu bungkus susu dalam plastik kiloan yang sudah di beri sedotan dan diterima Adrian dengan bingung.

"AA ... apa ini Sha!" Adrian menatap bingung.

Shasa yang sudah meminum susu hangatnya kemudian melirik Adrian bingung.

"Tadi katanya mau susu. Itu gue beliin susu. Asli itu, Ian, dari peternakan sapi langsung dan di jamin steril! Gue selalu beli ini setiap ke Bandung!"

"Ohhh susu ini. Ya ... ya ... ya ... susu sapi ya!" Adrian meminum sambil meringis. Untung saja ia suka susu yang rasanya hambar itu. "Gue pikir susu apaan!"

"Lo mikir susu apaan, Ian? Jangan ngeres ya otak lo!" Tawa Shasa yang hanya dibalas kekehan dari Adrian.

Puas mereka bermain-main sepanjang Bandung, membuat mereka memutuskan untuk kembali ke hotel untuk makan malam.

Saat di lobby hotel, Shasa bertemu dengan ayah bundanya dan mengajaknya untuk makan malam.

"Kamu sekalian ikut saja, Nak Adrian!" ajak Minati saat menggandeng anaknya untuk menyamai langkahnya.

Adrian mengangguk sungkan untuk mengikuti wanita itu. Namun Shasa menarik tangan Adrian untuk ikut bergabung makan malam dengan mereka.

Handoko menatap Adrian penuh intimidasi. "Kamu liburan kesini sama siapa?"

"Sama teman-teman Om," jawab Adrian

"Saya gak lihat teman-teman kamu!"

"Mereka menunggu saya di basecamp Malabar Om, kemungkinan besok pagi saya menyusul mereka!"

"Hati-hati ya di sana. Sedang musim hujan, kan?!" Handoko tentu sudah tau tujuan Adrian dan teman-temannya ke Malabar untuk apa. Apalagi kalau bukan hiking tidak mungkin kan mereka ingin shopping.

"Iya Om terima kasih!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Esoknya saat akan breakfast, Adrian kembali bertemu dengan Shasa. Namun kali ini gadis itu sendiri tidak didampingi kedua orang tuanya. Mereka menikmati breakfast berdua dengan buffet service.

"Today, Gue check out ya, Sha. Have fun, lanjutin liburannya!"

Shasa mengangguk dengan senyum kecilnya. "Have fun! Be careful Adrian!"

"Mau nitip apa?"

"Hah? Emang di Gunung ada apa?"

"Lo sebut aja, nanti gue bawain apapun yang lo sebutkan." Adrian berucap asal seolah-olah dia jin 76 yang bisa mengabulkan permintaan apa saja.

"Engga lah! Lo dan teman-teman lo pulang dengan selamat aja itu udah cukup. Oke?!" ucap Shasa sambil mengacungkan jempolnya.

Adrian menganggukkan kepalanya lalu memberikan sebuah bross berinisial 'A' pada Shasa.

"Kemeja lo kancing yang bener. Bagian atasnya kelihatan!" ucap Adrian saat Shasa tampak bingung dengan pemberian yang ia kasih.

Shasa langsung membekap bagian depan tubuhnya dan tersenyum canggung.

"Thanks Adrian!"

Adrian meninggalkan Shasa yang masih menikmati sarapannya. Ia menatap punggung lebar Adrian dari belakang dengan senyum yang terbit di wajahnya.

Bisakah waktu berhenti berputar sebentar saja. Shasa masih ingin berada di dekat lelaki itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Sepertinya kalian sangat dekat?" Handoko melihat putrinya melalui spion fender nya.

Lalu tatapannya mengarah pada Bross yang saat ini dikenakan oleh putrinya.

Handoko sangat tau arti Bross itu, itu adalah Bross yang menandakan bahwa pemiliknya adalah seorang Aditama -- milik keluarga Aditama.

Hanya keluarga Aditama yang bisa mengenakan bross berinisial A lapisan emas putih dikelilingi berlian.

Tak mendapatkan respon dari sang putri, Handoko berdehem dan itu malah membuat sang istri menolehkan badannya ke belakang untuk memeriksa Shasa.

Gadis itu tampak asik melihat sesuatu di luar kaca mobil dengan pikiran yang hanya dipenuhi oleh Adrian.

Liburannya di Bandung telah selesai meskipun liburan sekolahnya masih tersisa banyak dan mereka sekarang sedang menuju Jakarta untuk pulang.

"Shasa Sayang. Ayah sedang bicara sama kamu. Kenapa kamu tidak jawab pertanyaan Ayah?" tegur sang bunda dengan hati-hati.

Shasa membuyarkan lamunannya dan fokus menatap kedua orang tuanya yang saat ini duduk di depan.

"Ayah tadi tanya apa? Maaf Shasa ngantuk jadinya nggak dengar!" Bohongnya.

Handoko menarik nafas lalu membuangnya perlahan. "Kamu dan Adrian Aditama, ada hubungan apa Shasa? Gak mungkin 'kan hanya teman biasa?"

Shasa menegakkan duduknya. "Teman biasa, Yah. Shasa dan Adrian nggak ada hubungan spesial," ucapnya yakin.

Handoko menangkap kejujuran dari intonasi yang Shasa keluarkan.

Karena profesinya sebagai penyidik di salah satu instansi kepemerintahan. Membuat Handoko dan Minati sedikit banyak bisa membaca gesture dan gaya bahasa seseorang.

"Ayah harap kalian hanya berteman. Dan Ayah mau kamu janji sama Ayah. Jangan pernah terlibat dengan Pioneer, Shasa. Mereka krim--"

BRAAAKKK

BRAAAKKK

"Aaarrrrhggghhhhhh ...."

...(⁠ノ⁠ಥ⁠,⁠_⁠」⁠ಥ⁠)⁠ノ⁠彡 To Be Continue...

...Jangan lupa Like, subscribe dan Vote nya ya, kesayangan aku....

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

kaya nya ibunya Shasa setuju ya Thor tapi lain halnya dengan ayah shasa

2024-05-23

2

Bilqies

Bilqies

kecewa gak tuh si Ian 😬🤣🤣🤣🤣🤣

2024-05-23

1

Bilqies

Bilqies

tuh kan

2024-05-23

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Crazy.
2 Chapter 2 - What should I do?
3 Chapter 3 - Remember me?
4 Chapter 4 - Keep you.
5 Chapter 5 - Get Married.
6 Chapter 6 - Rejection.
7 Chapter 7 - First Meet.
8 Chapter 8 - First Beat.
9 Chapter 9 - Classmates.
10 Chapter 10 - The Casanova.
11 Chapter Visual
12 Chapter 11 - Pioneer
13 Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14 Chapter 13 - Leaders.
15 Chapter 14 - ACCIDENT.
16 Chapter 15 - Shasa Grief.
17 Chapter 16 - Make a strong effort.
18 Chapter 17 - Homicide
19 Chapter 18 - Grandparents Home.
20 Chapter 19 - Chaiden Family.
21 Chapter 20 - Early warning.
22 Chapter 21 - Play save.
23 Chapter 22 - AS Card.
24 Chapter 23 - Back to Grieving.
25 Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26 Chapter 25 - Bookstore.
27 Chapter 26 - OSIS.
28 Chapter 27 - Inquiry.
29 Chapter 28 - Brain Wash.
30 Chapter 29 - ENOUGH.
31 Chapter 30 - Racing.
32 Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33 Chapter 32 - Privilege.
34 Chapter 33 - Cinema.
35 Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36 Chapter 35 - Praduga.
37 Chapter 36 - Chef.
38 Chapter 37 - Support.
39 Chapter 38 - Under Pressure.
40 Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41 Chapter 40 - Majikan
42 Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43 Chapter 42 - Will you be my Girl?
44 Chapter 43 - Peang
45 Chapter 44 - Blade or Knuckle
46 Chapter 45 - Permainan dimulai
47 Chapter 46 - Basecamp.
48 Chapter 47 - Stealing.
49 Chapter 48 - Aiden Plan.
50 Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51 Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52 Chapter 51 - Pamit.
53 Chapter 52 - Rest.
54 Chapter 53 - Solve Heart.
55 Chapter 54 - Luka.
56 Chapter 55 - New Issue.
57 Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58 Chapter 57 - Tidak seimbang.
59 Chapter 58 - Regret.
60 Chapter 59 - Aiden Rules.
61 Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62 Chapter 61 - Tulus.
63 Chapter 62 - Anak Haram.
64 Chapter 63 - Ceroboh.
65 Chapter 64 - Debora family.
66 Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67 Chapter 66 - Saling Membohongi.
68 Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69 Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70 Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71 Chapter 70 - Teror.
72 Chapter 71 - The only one girl.
73 Chapter 72 - Never Give up.
74 Chapter 73 - Bukan Benci.
75 Chapter 74 - Curang.
76 Chapter 75 - Stranger.
77 Chapter 76 - Danger Line.
78 Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79 Chapter 78 - BINGO.
80 Chapter 79 - Mundur selangkah.
81 Chapter 80 - Backstreet.
82 Chapter 81 - Kedagingan.
83 Chapter 82 - Masa sulit.
84 Chapter 83 - Keenakan.
85 Chapter 84 - Hukuman Berat.
86 Chapter 85 - Percaya.
87 Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88 Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89 Chapter 88 - Public Enemy.
90 Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91 Chapter 90 - His Lost
92 Chapter 91 - Save but Lost
93 Chapter 92 - Kegiatan Positif
94 Chapter 93 - Rindu
95 Chapter 94 - Bermuka Dua
96 Chapter 95 - Pregnant
97 Chapter 96 - Chaiden Son
98 Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99 Chapter 98 - Present Day
100 Chapter 99 - Apartemen Lama
101 Chapter 100 - Memory
102 Chapter 101 - Kost-an
103 Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104 Chapter 103 - Care
105 Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106 Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107 Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108 Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109 Chapter 108 - Toxic Relationship
110 Chapter 109 - Like Dusk
111 Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112 Chapter 111 - Djoko's Anger
113 Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114 Chapter 113 - Karma
115 Chapter 114 - Not Fear.
116 Chapter 115 - Kenzo Offers
117 Chapter 116 - Breaking up
118 Chapter 117 - My All.
119 Chapter 118 - Malu
120 Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121 Chapter 120 - Menunda
122 Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123 Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124 Chapter 123 - Teasing
125 Chapter 124 - Anak ku
126 Chapter 125 - Two Ship
127 Chapter 126 - Menguap
128 Chapter 127 - Saling mencintai
129 Chapter 128 - Ice Cream
130 Chapter 129 - Last Message.
131 Chapter 130 - Homicide not Suicide
132 Chapter 131 - Cadaver
133 Chapter 132 - Ariana Funeral
134 Chapter 133 - Sejuta Memori.
135 Chapter 134 - Mulai membalas
136 Chapter 135 - Friendship
137 Chapter 136 - Minimal
138 Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139 Chapter 138 - Memanas
140 Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141 Chapter 140 - Andai
142 Chapter 141 - Western Sky
143 Chapter 142 - War in library
144 Chapter 143 - Angel For Heaven
145 Chapter 144 - Bad Girl
146 Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147 Chapter 146 - RED2612
148 Chapter 147 - Disgusted
149 Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150 Chapter 149 - Balas Budi
151 Chapter 150 - At least
152 Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153 Chapter 152 - Anfal
154 Chapter 153 - Tersiksa
155 Chapter 154. Without you I am nothing
156 Chapter 155 - Aware
157 Chapter 156 - Are you pregnant?
158 Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159 Chapter 158 - Ignoring You
160 Chapter 159 - Aditama Family
161 Chapter 160 - Aditama's Treasure
162 Chapter 161 - Childbirth
163 Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164 Chapter 163 - Adrian Plan
165 Chapter 164 - Restu Sailendra family
166 Chapter 165 - Trying to make peace.
167 Chapter 166 - Melepaskan
168 Chapter 167 - Okhotnik
169 Chapter 168 - Sadis
170 Chapter 169 - Realistis
171 Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172 Chapter 171 - Memanfaatkan
173 Chapter 172 - Question without Answer.
174 Chapter 173 - Sorry
175 Chapter 174 - Kesetaraan
176 Chapter 175 - Brain wash
177 Chapter 176 - Lepas Pasang
178 Chapter 177 - Knowing All.
179 Chapter 178 - Prom night
180 Chapter 179 - Small world.
181 Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182 Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183 Chapter 182 - Gladi resik
184 Chapter 183 - Wedding vows.
185 Chapter 184 - Intens
186 Chapter 185 - Like Young Sister
187 Chapter 186 - Lost control.
188 Chapter 187 - Adrian Plan
189 Chapter 188 - Auto pilot
190 Chapter 189 - Shadow Guard
191 Chapter 190 - Arden, You ...!
192 Chapter 191 - The Actor.
193 Chapter 192 - Damn Guest.
194 Chapter 193 - The truth about Arden
195 Chapter 194 - Adrian Secret.
196 Chapter 195 - No forgiveness.
197 Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198 Chapter 197 - Hipnosis
199 Chapter 198 - Forgotten.
200 Chapter 199 - Farewell
201 Chapter 200 - Moonlight.
202 Chapter 201 - GPS Tracker.
203 Chapter 202 - Who's?
204 Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205 Chapter 204 - Not dreams.
206 Chapter 205 - Dust in the wind
207 Chapter 206 - How is that possible?
208 Chapter 207 - Menjerat
209 Chapter 208 - Bahagiakah?
210 Chapter 209 - Rencana indah.
211 Chapter 210 - Kesempatan.
212 Chapter 211 - BLACK2612
213 Chapter 212 - Melarikan diri.
214 Chapter 213 - Perlawanan
215 Chapter 214 - Blood
216 Chapter 215 - Pembalasan
217 Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218 Chapter 217 - Blodkjenne
219 Chapter 218 - Tidak ada maaf
220 Chapter 219 - Trauma
221 Chapter 220 - Cepat pulang
222 Chapter 221 - Tanpa kabar
223 Chapter 222 - Provokasi
224 Chapter 223 - Saving
225 Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226 Chapter 225 - Honduras
227 Chapter 226 - Histeris
228 Chapter 227 - Bebas bersyarat
229 Chapter 228 - Istri ?
230 Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231 Chapter 230 - Menurun drastis
232 Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233 Chapter 232 - Target Adrian
234 Chapter 233 - Silent
235 Chapter 234 - Be like Monster
236 Chapter 235 - Delirium
237 Chapter 236 - Sesak
238 Chapter 237 - Pangkas rambut
239 Chapter 238 - Menyerah
240 Chapter 239 - Be with you, Again
241 Chapter 240 - Billy Andromeda
242 Chapter 241 - Reason Adrian
243 Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244 Chapter 243 - Mengunci hati
245 Chapter 244 - Terkuak
246 Chapter 245 - Other son
247 Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248 Chapter 247 - Kidnapped
249 Chapter 248 - Tabur tuai
250 Chapter 249 - Step Brother
251 Chapter 250 - The Aditama
Episodes

Updated 251 Episodes

1
Chapter 1 - Crazy.
2
Chapter 2 - What should I do?
3
Chapter 3 - Remember me?
4
Chapter 4 - Keep you.
5
Chapter 5 - Get Married.
6
Chapter 6 - Rejection.
7
Chapter 7 - First Meet.
8
Chapter 8 - First Beat.
9
Chapter 9 - Classmates.
10
Chapter 10 - The Casanova.
11
Chapter Visual
12
Chapter 11 - Pioneer
13
Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14
Chapter 13 - Leaders.
15
Chapter 14 - ACCIDENT.
16
Chapter 15 - Shasa Grief.
17
Chapter 16 - Make a strong effort.
18
Chapter 17 - Homicide
19
Chapter 18 - Grandparents Home.
20
Chapter 19 - Chaiden Family.
21
Chapter 20 - Early warning.
22
Chapter 21 - Play save.
23
Chapter 22 - AS Card.
24
Chapter 23 - Back to Grieving.
25
Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26
Chapter 25 - Bookstore.
27
Chapter 26 - OSIS.
28
Chapter 27 - Inquiry.
29
Chapter 28 - Brain Wash.
30
Chapter 29 - ENOUGH.
31
Chapter 30 - Racing.
32
Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33
Chapter 32 - Privilege.
34
Chapter 33 - Cinema.
35
Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36
Chapter 35 - Praduga.
37
Chapter 36 - Chef.
38
Chapter 37 - Support.
39
Chapter 38 - Under Pressure.
40
Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41
Chapter 40 - Majikan
42
Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43
Chapter 42 - Will you be my Girl?
44
Chapter 43 - Peang
45
Chapter 44 - Blade or Knuckle
46
Chapter 45 - Permainan dimulai
47
Chapter 46 - Basecamp.
48
Chapter 47 - Stealing.
49
Chapter 48 - Aiden Plan.
50
Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51
Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52
Chapter 51 - Pamit.
53
Chapter 52 - Rest.
54
Chapter 53 - Solve Heart.
55
Chapter 54 - Luka.
56
Chapter 55 - New Issue.
57
Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58
Chapter 57 - Tidak seimbang.
59
Chapter 58 - Regret.
60
Chapter 59 - Aiden Rules.
61
Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62
Chapter 61 - Tulus.
63
Chapter 62 - Anak Haram.
64
Chapter 63 - Ceroboh.
65
Chapter 64 - Debora family.
66
Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67
Chapter 66 - Saling Membohongi.
68
Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69
Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70
Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71
Chapter 70 - Teror.
72
Chapter 71 - The only one girl.
73
Chapter 72 - Never Give up.
74
Chapter 73 - Bukan Benci.
75
Chapter 74 - Curang.
76
Chapter 75 - Stranger.
77
Chapter 76 - Danger Line.
78
Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79
Chapter 78 - BINGO.
80
Chapter 79 - Mundur selangkah.
81
Chapter 80 - Backstreet.
82
Chapter 81 - Kedagingan.
83
Chapter 82 - Masa sulit.
84
Chapter 83 - Keenakan.
85
Chapter 84 - Hukuman Berat.
86
Chapter 85 - Percaya.
87
Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88
Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89
Chapter 88 - Public Enemy.
90
Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91
Chapter 90 - His Lost
92
Chapter 91 - Save but Lost
93
Chapter 92 - Kegiatan Positif
94
Chapter 93 - Rindu
95
Chapter 94 - Bermuka Dua
96
Chapter 95 - Pregnant
97
Chapter 96 - Chaiden Son
98
Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99
Chapter 98 - Present Day
100
Chapter 99 - Apartemen Lama
101
Chapter 100 - Memory
102
Chapter 101 - Kost-an
103
Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104
Chapter 103 - Care
105
Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106
Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107
Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108
Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109
Chapter 108 - Toxic Relationship
110
Chapter 109 - Like Dusk
111
Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112
Chapter 111 - Djoko's Anger
113
Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114
Chapter 113 - Karma
115
Chapter 114 - Not Fear.
116
Chapter 115 - Kenzo Offers
117
Chapter 116 - Breaking up
118
Chapter 117 - My All.
119
Chapter 118 - Malu
120
Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121
Chapter 120 - Menunda
122
Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123
Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124
Chapter 123 - Teasing
125
Chapter 124 - Anak ku
126
Chapter 125 - Two Ship
127
Chapter 126 - Menguap
128
Chapter 127 - Saling mencintai
129
Chapter 128 - Ice Cream
130
Chapter 129 - Last Message.
131
Chapter 130 - Homicide not Suicide
132
Chapter 131 - Cadaver
133
Chapter 132 - Ariana Funeral
134
Chapter 133 - Sejuta Memori.
135
Chapter 134 - Mulai membalas
136
Chapter 135 - Friendship
137
Chapter 136 - Minimal
138
Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139
Chapter 138 - Memanas
140
Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141
Chapter 140 - Andai
142
Chapter 141 - Western Sky
143
Chapter 142 - War in library
144
Chapter 143 - Angel For Heaven
145
Chapter 144 - Bad Girl
146
Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147
Chapter 146 - RED2612
148
Chapter 147 - Disgusted
149
Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150
Chapter 149 - Balas Budi
151
Chapter 150 - At least
152
Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153
Chapter 152 - Anfal
154
Chapter 153 - Tersiksa
155
Chapter 154. Without you I am nothing
156
Chapter 155 - Aware
157
Chapter 156 - Are you pregnant?
158
Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159
Chapter 158 - Ignoring You
160
Chapter 159 - Aditama Family
161
Chapter 160 - Aditama's Treasure
162
Chapter 161 - Childbirth
163
Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164
Chapter 163 - Adrian Plan
165
Chapter 164 - Restu Sailendra family
166
Chapter 165 - Trying to make peace.
167
Chapter 166 - Melepaskan
168
Chapter 167 - Okhotnik
169
Chapter 168 - Sadis
170
Chapter 169 - Realistis
171
Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172
Chapter 171 - Memanfaatkan
173
Chapter 172 - Question without Answer.
174
Chapter 173 - Sorry
175
Chapter 174 - Kesetaraan
176
Chapter 175 - Brain wash
177
Chapter 176 - Lepas Pasang
178
Chapter 177 - Knowing All.
179
Chapter 178 - Prom night
180
Chapter 179 - Small world.
181
Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182
Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183
Chapter 182 - Gladi resik
184
Chapter 183 - Wedding vows.
185
Chapter 184 - Intens
186
Chapter 185 - Like Young Sister
187
Chapter 186 - Lost control.
188
Chapter 187 - Adrian Plan
189
Chapter 188 - Auto pilot
190
Chapter 189 - Shadow Guard
191
Chapter 190 - Arden, You ...!
192
Chapter 191 - The Actor.
193
Chapter 192 - Damn Guest.
194
Chapter 193 - The truth about Arden
195
Chapter 194 - Adrian Secret.
196
Chapter 195 - No forgiveness.
197
Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198
Chapter 197 - Hipnosis
199
Chapter 198 - Forgotten.
200
Chapter 199 - Farewell
201
Chapter 200 - Moonlight.
202
Chapter 201 - GPS Tracker.
203
Chapter 202 - Who's?
204
Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205
Chapter 204 - Not dreams.
206
Chapter 205 - Dust in the wind
207
Chapter 206 - How is that possible?
208
Chapter 207 - Menjerat
209
Chapter 208 - Bahagiakah?
210
Chapter 209 - Rencana indah.
211
Chapter 210 - Kesempatan.
212
Chapter 211 - BLACK2612
213
Chapter 212 - Melarikan diri.
214
Chapter 213 - Perlawanan
215
Chapter 214 - Blood
216
Chapter 215 - Pembalasan
217
Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218
Chapter 217 - Blodkjenne
219
Chapter 218 - Tidak ada maaf
220
Chapter 219 - Trauma
221
Chapter 220 - Cepat pulang
222
Chapter 221 - Tanpa kabar
223
Chapter 222 - Provokasi
224
Chapter 223 - Saving
225
Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226
Chapter 225 - Honduras
227
Chapter 226 - Histeris
228
Chapter 227 - Bebas bersyarat
229
Chapter 228 - Istri ?
230
Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231
Chapter 230 - Menurun drastis
232
Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233
Chapter 232 - Target Adrian
234
Chapter 233 - Silent
235
Chapter 234 - Be like Monster
236
Chapter 235 - Delirium
237
Chapter 236 - Sesak
238
Chapter 237 - Pangkas rambut
239
Chapter 238 - Menyerah
240
Chapter 239 - Be with you, Again
241
Chapter 240 - Billy Andromeda
242
Chapter 241 - Reason Adrian
243
Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244
Chapter 243 - Mengunci hati
245
Chapter 244 - Terkuak
246
Chapter 245 - Other son
247
Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248
Chapter 247 - Kidnapped
249
Chapter 248 - Tabur tuai
250
Chapter 249 - Step Brother
251
Chapter 250 - The Aditama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!