Chapter 4 - Keep you.

Drrrttttt

Drrrtttt

Drrrttttt

Shasa langsung mengangkat handphonenya dalam mata yang masih terpejam.

"Bang Adrian mengamuk kak!"

Terdengar teriakan Adrian dari ujung telpon, seketika Shasa tersentak bangun karena suara itu.

Shasa memegangi kepalanya karena sakit akibat terbangun tiba-tiba. Belum lagi badannya nyeri karena tertidur dalam posisi duduk.

"Aku kesana sekarang!"

Belum juga reda rasa nyeri di jantungnya karena respon dari terbangun tiba-tiba. Sudah di tambah lagi dengan keadaan Adrian yang mengamuk di jam 3 pagi.

Shasa masih menggunakan blouse putihnya dan celana berwarna khaki -- pakaian kerjanya.

Wanita cantik itu berlarian menuju lift untuk turun menuju apartemen yang saat ini Adrian tempati.

Sesampainya di depan pintu unit apartemennya, Shasa menghembuskan nafasnya dengan rakus dan membuangnya cepat.

"Di mana dia?" Shasa langsung mengambil langkah cepat.

"Kamar mandi Kak, di bathtub!" jawab Martin.

Segera ia mengambil sembarang blanket, karena takut jika Adrian di kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat.

Setelah sampai di kamar mandi, Shasa cukup terkejut dengan darah di dalam bathtub dan mata Adrian yang terpejam.

Namun ia paham jika Adrian hanya memejamkan matanya, terlihat dari tempo tarikan nafasnya yang memburu.

Pandangan Shasa melihat sekeliling. Ternyata Adrian habis memecahkan kaca yang ada di walk in closed.

Namun pecahan kacanya seperti sudah dibereskan oleh Martin. Karena yang tersisa hanya Adrian yang masih merendamkan dirinya di bathtub.

Segera ia menuju bathtub. Disana Adrian berendam masih lengkap dengan pakaiannya.

Merendamkan dirinya bersama air yang tercampur cairan merah dari lengannya yang sobek dalam keadaan terdiam sesekali Adrian bergumam.

Entah menggumam kan apa, Shasa tidak bisa mendengarnya dengan jelas.

Wanita itu menjulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Adrian. "Ian, ayo bangun! Sudah selesai."

Shasa membujuknya dengan suara yang sangat lembut. Bahkan Shasa sendiri terkejut mengapa suaranya bisa selembut ini kepada musuh bebuyutannya itu.

Adrian menoleh menatap Shasa yang sedang menyentuh rahang.

"Jangan pergi, jangan hilang ... jangan pergi lagi, Sha!"

Shasa terkejut dengan kata-kata yang Adrian ungkapkan. Apakah itu untuknya?

Shasa membantu Adrian untuk berdiri dan keluar dari bathtub. Wanita itu melirik luka sobek di tangan kiri Adrian yang cukup parah.

'Apakah lelaki ini tidak merasakan sakit?' Batinnya.

"Ayo Ian, bilasan dulu!" Shasa menuntun Adrian untuk berdiri di bawah shower dan menyalakannya.

Saat Shasa membalikan tubuhnya, Adrian menarik pinggang Shasa dan memeluknya. Otomatis pakaian yang Shasa gunakan ikut basah oleh baju Adrian dan guyuran air shower.

"Aarrrghh Adrian lepas!" jerit Shasa tiba-tiba.

"Sebentar saja." Adrian bersuara. Kali ini sedikit berbisik hampir tidak terdengar.

Martin yang menunggu di luar seketika menghampiri Shasa. "Kak Shasa butuh bantuan?"

"Engga Martin! Semua aman," jawab Shasa dari dalam kamar mandi.

Adrian memeluk Shasa dari arah belakang. Ia menghirup rakus aroma yang keluar dari tubuh Shasa.

Cukup lama Adrian di posisinya, kemudian lelaki itu memegang leher bagian depan Shasa.

Hal itu membuat Shasa harus menengadahkan kepalanya dan membuat Adrian semakin leluasa mengeksplor ceruk leher Shasa.

Hingga dirasa Adrian sudah cukup tenang, Shasa berbalik menghadap Adrian sambil membuka kaos yang Adrian kenakan.

"Ayo Adrian, kalau kelamaan kita bisa sakit!" bujuk Shasa.

Adrian kali ini mengikuti Shasa yang membungkusnya menggunakan blanket.

Sedangkan Shasa masih mengenakan pakaian lengkap namun basah kuyup. 'sial.' batinnya kesal.

"Kamu bisa lepas ini sendiri 'kan, Ian?" tanya Shasa menunjuk sisa pakaian yang belum terlepas dari tubuh Adrian.

"Bisa. Gue nggak gila!" sahut Adrian dengan nada ketusnya. Namun sorotan matanya masih tajam dan kosong.

"Benarkah? Itu bagus. Apa kamu sudah mengingat ku?" tanya Shasa dengan nada sedikit mengejek.

Adrian mengangguk. "Shasa," ucapnya.

Shasa sempat terkejut, berarti harapan Shasa untuk memulangkan Adrian sangat besar. Adrian sudah mampu mengingat.

"Apa kamu ingat dimana rumah mu yang sekarang?" tanya Shasa memastikan sekali lagi.

"...."

'Oke baiklah. Ternyata dia hanya mengingat nama ku saja. Mungkin karena seringnya interaksi. Dia belum mengingat semuanya!' Hal itu hanya bisa ia ungkapkan dalam batinnya.

"Aku tunggu di luar, kamu ganti pakaian dulu. Okey!"

Shasa mengambil asal Hoodie yang ada di wardrobe untuk ia kenakan karena tidak mungkin ia kembali ke unitnya dalam keadaan basah kuyup begini.

"Martin bisa tolong pesankan makanan di aplikasi. Apa saja, aku lapar sekali. Dan aku yakin kalian juga sama, 'kan?" Titah Shasa sebelum memasuki kamar yang digunakan untuk konseling.

"Iya Kak!"

Setelah menutup pintu, Tubuh Shasa meluruh. Ia terisak sambil menutup mulutnya, takut jika isakan nya menimbulkan suara yang nantinya terdengar oleh Martin.

Ada rasa sesak saat Adrian memeluknya tadi. Jujur, Shasa sangat merindukan Adrian dan selama beberapa tahun lamanya, hal ini yang ingin Shasa rasakan.

Namun, Shasa tidak bisa membalasnya. Karena ia sudah memiliki Aiden. Aiden yang sangat mencintainya.

Shasa mengira Adrian sudah pergi untuk selamanya. Jadi, ia hanya memendam kerinduan yang tidak berujung tanpa ada yang tau.

Saat dirinya mantap untuk menjalani masa depannya, dengan seenaknya Adrian memasukinya dan kembali memporak porandakan hati Shasa lagi.

"Maafkan aku Aiden, maaf!" Kali ini Shasa meremas bagian depan blouse nya yang basah.

Setelah sibuk menangis di kamar konseling. Shasa mendengar suara Martin yang menyapa Adrian.

Segera ia mengganti pakaiannya yang basah dengan Hoodie yang kebesaran untuknya, bahkan hampir menenggelamkan nya.

"Udah kamu orderin, Martin?" tanya Shasa saat keluar dari kamar konseling.

Martin yang sedang mengajak Adrian duduk di sofa untuk menonton Netflix di televisi, seketika menoleh menatap Shasa.

"Sudah Kak. Sebentar lagi sampai, nanti biar aku aja yang turun ke lobby!"

"Thanks ya!"

...💕💕💕💕💕...

Setelah selesai makan, Shasa memeriksa suhu tubuh Adrian yang normal dan ia mengajak Adrian masuk ke kamar untuk beristirahat.

"Kamu istirahat ya, aku cek kerjaan aku dulu," ucap Shasa mencari alasan agar bisa menghindar dari Adrian.

"Di sini!" ucap Adrian.

Biarpun Adrian mengeluarkan kata yang irit namun Shasa memahami apa maksud Adrian.

Sambil melepaskan genggamannya dari Adrian Shasa mengangguk. "Iya aku bawa iPad aku ke sini. Kamu tunggu dulu ya, Ian."

Segera Shasa menuju apartemennya untuk mengambil tas kantornya dan beberapa dokumen beserta laptop untuk ia bawa ke apartemen bawah.

"Loh, Non. Mau berangkat kerja subuh-subuh?" tanya Bude Parni.

Shasa menjawab hanya dengan senyuman. Kepalanya mendadak pening. Mungkin ia kurang istirahat, pikirnya.

Setelah masuk kembali ke apartemen Adrian, Shasa menuju kamar Adrian untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tadi tertunda.

Adrian yang masih terjaga sedang menatap ke arah pintu sambil berbaring miring.

Shasa memberinya senyum dan berlenggang ke kamar mandi untuk menggosok gigi.

Selesai keluar dari kamar mandi, Shasa dikejutkan oleh Adrian yang sedang berdiri di depan kamar mandi dengan ekspresi khawatir dari wajah lelaki itu.

Adrian mengunci tubuh mungil Shasa ke arah tembok. Tangan kirinya ia gunakan untuk mengganjal pergerakan Shasa dan tangan kanannya mengeksplor wajah Shasa.

Mulai dari wajah wanita itu lalu ke bibir dan turun ke ceruk leher Shasa.

Lagi-lagi Adrian seperti ingin mencekik Shasa. Namun bukan, bukan ingin mencekik.

Ia hanya ingin membuat Shasa mendongak ke atas dan mencumbu ceruk leher wanita itu.

"Ka--kamu mau apa Adrian?" ucap Shasa yang terkejut.

"I want fck you, until you pregnant my child!" Jawaban yang keluar dari mulut Adrian membuat kepala Shasa sakit dan telinganya berdengung. Ia seperti de-javu.

"Please ... don't!" Cairan bening keluar dari ujung mata Shasa.

"Don't cry, Shasa. I am just kidding!" ucapnya dengan nada yang parau.

"Heeeh!" Shasa terkejut dan melototi Adrian.

"Jangan seperti itu lagi, Adrian. Nafasku sesak!" bentak Shasa namun dengan nada pelan.

Adrian mengangguk-anggukkan kepala seperti anak TK yang sedang dinasehati gurunya.

Lantas Shasa segera meninggalkan Adrian untuk melanjutkan pekerjaannya di atas tempat tidur dan Adrian mengamati setiap gerakan demi gerakan yang Shasa lakukan.

Setelah selesai, Shasa menolehkan pandangannya ke arah Adrian yang ia sangka Adrian sedang tidur, ternyata lelaki itu sedang memperhatikannya.

Segera Shasa membereskan seluruh peralatan kantornya, kemudian berjalan menghampiri Adrian yang sedang terduduk di atas kasur.

"Adrian kamu ingat dimana rumah kamu?" tanya Shasa mengulangi pertanyaan yang tadi.

Besar harapan Shasa Adrian akan mengingat tempat tinggalnya agar mereka tidak perlu lagi berdekatan seperti sekarang.

"Rumah?" Adrian menjawab dengan suara yang pelan sambil terus menatap Shasa.

"Iya rumah kamu yang baru? Apartemen kamu atau mungkin kost-kostan kamu!" Pada akhir kata Shasa sengaja menekan intonasinya.

Adrian menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ya udah, kamu istirahat aja ya!"

Shasa membaringkan Adrian dan setelah itu Shasa duduk di samping Adrian mengamati pria yang saat ini selalu menatapnya.

Adrian tiba-tiba terduduk kembali sambil menatap Shasa. Lelaki itu menarik tangan Shasa sehingga tubuh Shasa otomatis maju ke depan bertabrakan dengan tubuh Adrian.

"Ian, kamu apa-apaan!" Berontak Shasa. "Lepas Ian!"

"Ayo tidur!" Suara berat Adrian mengajak Shasa untuk tidur.

"Gak bisa di sini, Ian. Aku nanti tidur di sofa atau di ru-"

"TIDUR DI SINI!" bentak Adrian sedikit kencang.

Shasa yang takut jika Adrian melakukan hal buruk padanya, akhirnya mengalah. lagi pula hanya tidur ini.

"Oke oke, tapi lepasin aku dulu ya, Ian!" Shasa berusaha selembut mungkin.

Setelah terlepas dari Adrian. Wanita itu meminta Adrian untuk menggeser tubuhnya sedikit lebih ke tengah dan Adrian menurut. Ada kemajuan, pikir Shasa.

Shasa ikut berbaring di samping Adrian dan Adrian duduk di samping Shasa yang sedang tertidur sambil memperhatikan wanita itu dengan lekat seperti macan yang sedang membidik buruannya.

Adrian membuka bajunya hal itu membuat Shasa terkejut.

"Hei ... apa yang ingin kamu lakukan?!" jerit Shasa tertahan. Ia tidak ingin sampe Martin khawatir dan berlari menuju kesini.

"Panas!"

Kemudian Adrian merebahkan badannya dan mengambil posisi memiringkan badannya menghadap Shasa.

'Oh oke, aduh Shasa mikir ngeres aja lo. Adrian mana mungkin inget begituan. Inget Tuhannya aja engga!' batin Shasa sedikit sambil meringis.

Segera Shasa memiringkan badannya membelakangi Adrian. Ia harus tetap menjaga kewarasannya dan menjaga hatinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Pastikan CCTV di sekitar Apartemen wanita itu kalian handle. Jangan ada yang tau jika wanita itu sedang merawat Adrian!" perintah Danu melalui telpon pada anak buah Pravitel' vselennoy dan Pioneer yang bertugas di Indonesia.

"Semua sudah beres tuan, saya pastikan Tuan Adrian dan Nona Raneysha aman!"

"Bagus, Awasi terus mereka!"

"Baik tuan!"

Panggilan terputus, segera Danu memasukan kembali ponselnya.

"Mengapa tidak kamu lepaskan saja dia, Sayang? Kasihan!" Seorang wanita cantik memasuki ruang kerja lelaki itu dengan baju tidur berbahan satin.

"Kamu tunggu di situ, Sayang!" Danu menahan pergerakan Bella karena wanita itu mengenakan pakaian tidur yang tipis. Ia tidak ingin Marco melihatnya.

"Jangan menoleh. Diam di tempat sampai gue keluar dari ruangan ini!" Titah Kamandanu.

Marco yang ingin menoleh ke sumber suara, diperintahkan untuk diam di tempat.

Kamandanu menghampiri istri mungilnya lalu memeluk dan menciumi istrinya itu.

"Kenapa bangun, hemm? Ayo tidur lagi!" perintah Kamandanu, lalu ia menggendong istrinya ala bridal style.

"Turunin aku Danu, kamu belum jawab! Kenapa kamu setega itu sama Adrian. Adrian udah baik banget sama ki-"

"Aku yang lebih tau dia, Sayang. Ini demi kebaikan kita dan tentunya kebaikan dia juga!" potong Kamandanu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Pesankan saya tiket ke Indonesia hari ini. Penerbangan tercepat!"

"Baik Tuan!" sahut seseorang diseberang telpon.

"Kamu mau kemana,sih. Aiden?" tanya wanita yang sudah tidak muda lagi namun masih sangat elegan karena dihiasi barang-barang branded di tubuhnya.

"Ya ampun ... Mami ngagetin Aiden aja!" Lelaki itu mengelus dadanya. "Aku akan pulang ke Indonesia, Mam. Aku ada urusan!"

"Ngurusin cewek kamu yang gila itu?"

"Kok Mami bilang begitu? Shasa gak gila, Mam. Malah dia yang merawat orang-orang dalam gangguan jiwa. Jasanya besar loh, Mam!"

"Tetep aja. Lama-lama juga dia bakal gila!"

"Aiden gak suka ya, Mami merendahkan Profesi Shasa apalagi menghina Shasa. Dia wanita terbaik yang Aiden miliki, Mam!"

"Dia hanya menginginkan harta kita, Aiden!"

"Shasa gak sehina itu Mam. Dia wanita mandiri. Bahkan rumah sakit itu milik dia, jadi gak ada alasan Shasa mendekati Aiden hanya karena harta!"

"Terserah kamu lah, Aiden. Kamu mengatakan itu karena kamu sedang menjadi katak dalam tempurung. Jadi di mata kamu hanya Shasa lah yang terbaik. Padahal masih banyak wanita di luar sana lebih baik dari shasa, Aiden!"

"Mami mau jodohin aku ya? atau jangan-jangan Mami udah jodohin aku sama tante-tante temen arisan Mami?" ledek Aiden.

"Ide bagus! Tapi ya gak sama temen Mami lah, Sayang. Kamu tuh ya, anak nakal!"

Aiden melirik tajam pada maminya yang keluar dari ruangan sambil tertawa - tawa menertawakan tingkah anaknya yang suka asal bicara.

"Hallo Jenk! Bagaimana kabarnya? Jadi kan kita jodohin anak kita?"

...(⁠ ⁠・ั⁠﹏⁠・ั⁠) To Be Continue (⁠ ⁠・ั⁠﹏⁠・ั⁠)...

...Like, vote, kembang dan kopinya ya, Majikanku...

Terpopuler

Comments

Punk Kout

Punk Kout

sampai di sini dulu /Drool/ besok aku lanjut thor

2025-02-11

0

Katty miaw

Katty miaw

waduh... Aiden mau dijodohkan 😭

2025-02-23

0

Casillas Marko

Casillas Marko

Minggu ini aku berikan vote ku untuk Adrian dan Shasa ❤️🌹

2024-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Crazy.
2 Chapter 2 - What should I do?
3 Chapter 3 - Remember me?
4 Chapter 4 - Keep you.
5 Chapter 5 - Get Married.
6 Chapter 6 - Rejection.
7 Chapter 7 - First Meet.
8 Chapter 8 - First Beat.
9 Chapter 9 - Classmates.
10 Chapter 10 - The Casanova.
11 Chapter Visual
12 Chapter 11 - Pioneer
13 Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14 Chapter 13 - Leaders.
15 Chapter 14 - ACCIDENT.
16 Chapter 15 - Shasa Grief.
17 Chapter 16 - Make a strong effort.
18 Chapter 17 - Homicide
19 Chapter 18 - Grandparents Home.
20 Chapter 19 - Chaiden Family.
21 Chapter 20 - Early warning.
22 Chapter 21 - Play save.
23 Chapter 22 - AS Card.
24 Chapter 23 - Back to Grieving.
25 Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26 Chapter 25 - Bookstore.
27 Chapter 26 - OSIS.
28 Chapter 27 - Inquiry.
29 Chapter 28 - Brain Wash.
30 Chapter 29 - ENOUGH.
31 Chapter 30 - Racing.
32 Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33 Chapter 32 - Privilege.
34 Chapter 33 - Cinema.
35 Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36 Chapter 35 - Praduga.
37 Chapter 36 - Chef.
38 Chapter 37 - Support.
39 Chapter 38 - Under Pressure.
40 Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41 Chapter 40 - Majikan
42 Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43 Chapter 42 - Will you be my Girl?
44 Chapter 43 - Peang
45 Chapter 44 - Blade or Knuckle
46 Chapter 45 - Permainan dimulai
47 Chapter 46 - Basecamp.
48 Chapter 47 - Stealing.
49 Chapter 48 - Aiden Plan.
50 Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51 Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52 Chapter 51 - Pamit.
53 Chapter 52 - Rest.
54 Chapter 53 - Solve Heart.
55 Chapter 54 - Luka.
56 Chapter 55 - New Issue.
57 Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58 Chapter 57 - Tidak seimbang.
59 Chapter 58 - Regret.
60 Chapter 59 - Aiden Rules.
61 Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62 Chapter 61 - Tulus.
63 Chapter 62 - Anak Haram.
64 Chapter 63 - Ceroboh.
65 Chapter 64 - Debora family.
66 Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67 Chapter 66 - Saling Membohongi.
68 Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69 Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70 Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71 Chapter 70 - Teror.
72 Chapter 71 - The only one girl.
73 Chapter 72 - Never Give up.
74 Chapter 73 - Bukan Benci.
75 Chapter 74 - Curang.
76 Chapter 75 - Stranger.
77 Chapter 76 - Danger Line.
78 Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79 Chapter 78 - BINGO.
80 Chapter 79 - Mundur selangkah.
81 Chapter 80 - Backstreet.
82 Chapter 81 - Kedagingan.
83 Chapter 82 - Masa sulit.
84 Chapter 83 - Keenakan.
85 Chapter 84 - Hukuman Berat.
86 Chapter 85 - Percaya.
87 Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88 Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89 Chapter 88 - Public Enemy.
90 Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91 Chapter 90 - His Lost
92 Chapter 91 - Save but Lost
93 Chapter 92 - Kegiatan Positif
94 Chapter 93 - Rindu
95 Chapter 94 - Bermuka Dua
96 Chapter 95 - Pregnant
97 Chapter 96 - Chaiden Son
98 Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99 Chapter 98 - Present Day
100 Chapter 99 - Apartemen Lama
101 Chapter 100 - Memory
102 Chapter 101 - Kost-an
103 Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104 Chapter 103 - Care
105 Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106 Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107 Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108 Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109 Chapter 108 - Toxic Relationship
110 Chapter 109 - Like Dusk
111 Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112 Chapter 111 - Djoko's Anger
113 Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114 Chapter 113 - Karma
115 Chapter 114 - Not Fear.
116 Chapter 115 - Kenzo Offers
117 Chapter 116 - Breaking up
118 Chapter 117 - My All.
119 Chapter 118 - Malu
120 Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121 Chapter 120 - Menunda
122 Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123 Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124 Chapter 123 - Teasing
125 Chapter 124 - Anak ku
126 Chapter 125 - Two Ship
127 Chapter 126 - Menguap
128 Chapter 127 - Saling mencintai
129 Chapter 128 - Ice Cream
130 Chapter 129 - Last Message.
131 Chapter 130 - Homicide not Suicide
132 Chapter 131 - Cadaver
133 Chapter 132 - Ariana Funeral
134 Chapter 133 - Sejuta Memori.
135 Chapter 134 - Mulai membalas
136 Chapter 135 - Friendship
137 Chapter 136 - Minimal
138 Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139 Chapter 138 - Memanas
140 Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141 Chapter 140 - Andai
142 Chapter 141 - Western Sky
143 Chapter 142 - War in library
144 Chapter 143 - Angel For Heaven
145 Chapter 144 - Bad Girl
146 Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147 Chapter 146 - RED2612
148 Chapter 147 - Disgusted
149 Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150 Chapter 149 - Balas Budi
151 Chapter 150 - At least
152 Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153 Chapter 152 - Anfal
154 Chapter 153 - Tersiksa
155 Chapter 154. Without you I am nothing
156 Chapter 155 - Aware
157 Chapter 156 - Are you pregnant?
158 Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159 Chapter 158 - Ignoring You
160 Chapter 159 - Aditama Family
161 Chapter 160 - Aditama's Treasure
162 Chapter 161 - Childbirth
163 Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164 Chapter 163 - Adrian Plan
165 Chapter 164 - Restu Sailendra family
166 Chapter 165 - Trying to make peace.
167 Chapter 166 - Melepaskan
168 Chapter 167 - Okhotnik
169 Chapter 168 - Sadis
170 Chapter 169 - Realistis
171 Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172 Chapter 171 - Memanfaatkan
173 Chapter 172 - Question without Answer.
174 Chapter 173 - Sorry
175 Chapter 174 - Kesetaraan
176 Chapter 175 - Brain wash
177 Chapter 176 - Lepas Pasang
178 Chapter 177 - Knowing All.
179 Chapter 178 - Prom night
180 Chapter 179 - Small world.
181 Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182 Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183 Chapter 182 - Gladi resik
184 Chapter 183 - Wedding vows.
185 Chapter 184 - Intens
186 Chapter 185 - Like Young Sister
187 Chapter 186 - Lost control.
188 Chapter 187 - Adrian Plan
189 Chapter 188 - Auto pilot
190 Chapter 189 - Shadow Guard
191 Chapter 190 - Arden, You ...!
192 Chapter 191 - The Actor.
193 Chapter 192 - Damn Guest.
194 Chapter 193 - The truth about Arden
195 Chapter 194 - Adrian Secret.
196 Chapter 195 - No forgiveness.
197 Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198 Chapter 197 - Hipnosis
199 Chapter 198 - Forgotten.
200 Chapter 199 - Farewell
201 Chapter 200 - Moonlight.
202 Chapter 201 - GPS Tracker.
203 Chapter 202 - Who's?
204 Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205 Chapter 204 - Not dreams.
206 Chapter 205 - Dust in the wind
207 Chapter 206 - How is that possible?
208 Chapter 207 - Menjerat
209 Chapter 208 - Bahagiakah?
210 Chapter 209 - Rencana indah.
211 Chapter 210 - Kesempatan.
212 Chapter 211 - BLACK2612
213 Chapter 212 - Melarikan diri.
214 Chapter 213 - Perlawanan
215 Chapter 214 - Blood
216 Chapter 215 - Pembalasan
217 Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218 Chapter 217 - Blodkjenne
219 Chapter 218 - Tidak ada maaf
220 Chapter 219 - Trauma
221 Chapter 220 - Cepat pulang
222 Chapter 221 - Tanpa kabar
223 Chapter 222 - Provokasi
224 Chapter 223 - Saving
225 Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226 Chapter 225 - Honduras
227 Chapter 226 - Histeris
228 Chapter 227 - Bebas bersyarat
229 Chapter 228 - Istri ?
230 Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231 Chapter 230 - Menurun drastis
232 Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233 Chapter 232 - Target Adrian
234 Chapter 233 - Silent
235 Chapter 234 - Be like Monster
236 Chapter 235 - Delirium
237 Chapter 236 - Sesak
238 Chapter 237 - Pangkas rambut
239 Chapter 238 - Menyerah
240 Chapter 239 - Be with you, Again
241 Chapter 240 - Billy Andromeda
242 Chapter 241 - Reason Adrian
243 Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244 Chapter 243 - Mengunci hati
245 Chapter 244 - Terkuak
246 Chapter 245 - Other son
247 Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248 Chapter 247 - Kidnapped
249 Chapter 248 - Tabur tuai
250 Chapter 249 - Step Brother
251 Chapter 250 - The Aditama
Episodes

Updated 251 Episodes

1
Chapter 1 - Crazy.
2
Chapter 2 - What should I do?
3
Chapter 3 - Remember me?
4
Chapter 4 - Keep you.
5
Chapter 5 - Get Married.
6
Chapter 6 - Rejection.
7
Chapter 7 - First Meet.
8
Chapter 8 - First Beat.
9
Chapter 9 - Classmates.
10
Chapter 10 - The Casanova.
11
Chapter Visual
12
Chapter 11 - Pioneer
13
Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14
Chapter 13 - Leaders.
15
Chapter 14 - ACCIDENT.
16
Chapter 15 - Shasa Grief.
17
Chapter 16 - Make a strong effort.
18
Chapter 17 - Homicide
19
Chapter 18 - Grandparents Home.
20
Chapter 19 - Chaiden Family.
21
Chapter 20 - Early warning.
22
Chapter 21 - Play save.
23
Chapter 22 - AS Card.
24
Chapter 23 - Back to Grieving.
25
Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26
Chapter 25 - Bookstore.
27
Chapter 26 - OSIS.
28
Chapter 27 - Inquiry.
29
Chapter 28 - Brain Wash.
30
Chapter 29 - ENOUGH.
31
Chapter 30 - Racing.
32
Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33
Chapter 32 - Privilege.
34
Chapter 33 - Cinema.
35
Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36
Chapter 35 - Praduga.
37
Chapter 36 - Chef.
38
Chapter 37 - Support.
39
Chapter 38 - Under Pressure.
40
Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41
Chapter 40 - Majikan
42
Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43
Chapter 42 - Will you be my Girl?
44
Chapter 43 - Peang
45
Chapter 44 - Blade or Knuckle
46
Chapter 45 - Permainan dimulai
47
Chapter 46 - Basecamp.
48
Chapter 47 - Stealing.
49
Chapter 48 - Aiden Plan.
50
Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51
Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52
Chapter 51 - Pamit.
53
Chapter 52 - Rest.
54
Chapter 53 - Solve Heart.
55
Chapter 54 - Luka.
56
Chapter 55 - New Issue.
57
Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58
Chapter 57 - Tidak seimbang.
59
Chapter 58 - Regret.
60
Chapter 59 - Aiden Rules.
61
Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62
Chapter 61 - Tulus.
63
Chapter 62 - Anak Haram.
64
Chapter 63 - Ceroboh.
65
Chapter 64 - Debora family.
66
Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67
Chapter 66 - Saling Membohongi.
68
Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69
Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70
Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71
Chapter 70 - Teror.
72
Chapter 71 - The only one girl.
73
Chapter 72 - Never Give up.
74
Chapter 73 - Bukan Benci.
75
Chapter 74 - Curang.
76
Chapter 75 - Stranger.
77
Chapter 76 - Danger Line.
78
Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79
Chapter 78 - BINGO.
80
Chapter 79 - Mundur selangkah.
81
Chapter 80 - Backstreet.
82
Chapter 81 - Kedagingan.
83
Chapter 82 - Masa sulit.
84
Chapter 83 - Keenakan.
85
Chapter 84 - Hukuman Berat.
86
Chapter 85 - Percaya.
87
Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88
Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89
Chapter 88 - Public Enemy.
90
Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91
Chapter 90 - His Lost
92
Chapter 91 - Save but Lost
93
Chapter 92 - Kegiatan Positif
94
Chapter 93 - Rindu
95
Chapter 94 - Bermuka Dua
96
Chapter 95 - Pregnant
97
Chapter 96 - Chaiden Son
98
Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99
Chapter 98 - Present Day
100
Chapter 99 - Apartemen Lama
101
Chapter 100 - Memory
102
Chapter 101 - Kost-an
103
Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104
Chapter 103 - Care
105
Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106
Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107
Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108
Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109
Chapter 108 - Toxic Relationship
110
Chapter 109 - Like Dusk
111
Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112
Chapter 111 - Djoko's Anger
113
Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114
Chapter 113 - Karma
115
Chapter 114 - Not Fear.
116
Chapter 115 - Kenzo Offers
117
Chapter 116 - Breaking up
118
Chapter 117 - My All.
119
Chapter 118 - Malu
120
Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121
Chapter 120 - Menunda
122
Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123
Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124
Chapter 123 - Teasing
125
Chapter 124 - Anak ku
126
Chapter 125 - Two Ship
127
Chapter 126 - Menguap
128
Chapter 127 - Saling mencintai
129
Chapter 128 - Ice Cream
130
Chapter 129 - Last Message.
131
Chapter 130 - Homicide not Suicide
132
Chapter 131 - Cadaver
133
Chapter 132 - Ariana Funeral
134
Chapter 133 - Sejuta Memori.
135
Chapter 134 - Mulai membalas
136
Chapter 135 - Friendship
137
Chapter 136 - Minimal
138
Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139
Chapter 138 - Memanas
140
Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141
Chapter 140 - Andai
142
Chapter 141 - Western Sky
143
Chapter 142 - War in library
144
Chapter 143 - Angel For Heaven
145
Chapter 144 - Bad Girl
146
Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147
Chapter 146 - RED2612
148
Chapter 147 - Disgusted
149
Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150
Chapter 149 - Balas Budi
151
Chapter 150 - At least
152
Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153
Chapter 152 - Anfal
154
Chapter 153 - Tersiksa
155
Chapter 154. Without you I am nothing
156
Chapter 155 - Aware
157
Chapter 156 - Are you pregnant?
158
Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159
Chapter 158 - Ignoring You
160
Chapter 159 - Aditama Family
161
Chapter 160 - Aditama's Treasure
162
Chapter 161 - Childbirth
163
Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164
Chapter 163 - Adrian Plan
165
Chapter 164 - Restu Sailendra family
166
Chapter 165 - Trying to make peace.
167
Chapter 166 - Melepaskan
168
Chapter 167 - Okhotnik
169
Chapter 168 - Sadis
170
Chapter 169 - Realistis
171
Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172
Chapter 171 - Memanfaatkan
173
Chapter 172 - Question without Answer.
174
Chapter 173 - Sorry
175
Chapter 174 - Kesetaraan
176
Chapter 175 - Brain wash
177
Chapter 176 - Lepas Pasang
178
Chapter 177 - Knowing All.
179
Chapter 178 - Prom night
180
Chapter 179 - Small world.
181
Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182
Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183
Chapter 182 - Gladi resik
184
Chapter 183 - Wedding vows.
185
Chapter 184 - Intens
186
Chapter 185 - Like Young Sister
187
Chapter 186 - Lost control.
188
Chapter 187 - Adrian Plan
189
Chapter 188 - Auto pilot
190
Chapter 189 - Shadow Guard
191
Chapter 190 - Arden, You ...!
192
Chapter 191 - The Actor.
193
Chapter 192 - Damn Guest.
194
Chapter 193 - The truth about Arden
195
Chapter 194 - Adrian Secret.
196
Chapter 195 - No forgiveness.
197
Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198
Chapter 197 - Hipnosis
199
Chapter 198 - Forgotten.
200
Chapter 199 - Farewell
201
Chapter 200 - Moonlight.
202
Chapter 201 - GPS Tracker.
203
Chapter 202 - Who's?
204
Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205
Chapter 204 - Not dreams.
206
Chapter 205 - Dust in the wind
207
Chapter 206 - How is that possible?
208
Chapter 207 - Menjerat
209
Chapter 208 - Bahagiakah?
210
Chapter 209 - Rencana indah.
211
Chapter 210 - Kesempatan.
212
Chapter 211 - BLACK2612
213
Chapter 212 - Melarikan diri.
214
Chapter 213 - Perlawanan
215
Chapter 214 - Blood
216
Chapter 215 - Pembalasan
217
Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218
Chapter 217 - Blodkjenne
219
Chapter 218 - Tidak ada maaf
220
Chapter 219 - Trauma
221
Chapter 220 - Cepat pulang
222
Chapter 221 - Tanpa kabar
223
Chapter 222 - Provokasi
224
Chapter 223 - Saving
225
Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226
Chapter 225 - Honduras
227
Chapter 226 - Histeris
228
Chapter 227 - Bebas bersyarat
229
Chapter 228 - Istri ?
230
Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231
Chapter 230 - Menurun drastis
232
Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233
Chapter 232 - Target Adrian
234
Chapter 233 - Silent
235
Chapter 234 - Be like Monster
236
Chapter 235 - Delirium
237
Chapter 236 - Sesak
238
Chapter 237 - Pangkas rambut
239
Chapter 238 - Menyerah
240
Chapter 239 - Be with you, Again
241
Chapter 240 - Billy Andromeda
242
Chapter 241 - Reason Adrian
243
Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244
Chapter 243 - Mengunci hati
245
Chapter 244 - Terkuak
246
Chapter 245 - Other son
247
Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248
Chapter 247 - Kidnapped
249
Chapter 248 - Tabur tuai
250
Chapter 249 - Step Brother
251
Chapter 250 - The Aditama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!