Chapter 16 - Make a strong effort.

Acara pemakaman orang tua Shasa sangat ramai. Selain media yang ikut meliput, ada juga para rekan kerja dan kolega dari kedua orang tua Shasa.

Handoko Sailendra merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Djoko Sailendra dan sang istri --Sari. Jadi tidak banyak keluarga dari pihak keluarga Handoko yang hadir. Belum lagi keluarga mereka banyak tinggal di luar negeri.

Begitupun dengan Minati Atmaja, wanita itu besar di sebuah panti asuhan, sehingga tidak ada sanak saudara yang hadir dalam pemakaman wanita tersebut.

Shasa terduduk diam di kursi rodanya, keadaan nya belum pulih 100% namun ia memaksa untuk bisa ikut pemakaman kedua orang tuanya.

Dibantu asisten keluarga Djoko Sailendra-- kakek Shasa, gadis itu memasuki area pemakaman dengan kursi rodanya.

Sudah habis rasanya air mata Shasa menangisi kedua orang tuanya. Hingga saat ini yang tersisa hanya wajah sembab dan pucat saat gadis itu berada di pusaran kedua orang tuanya.

Acara pemakaman telah selesai, mereka semua berkumpul di rumah Shasa. Ada beberapa teman sekolah Shasa ikut berbelasungkawa dan tentu saja anak-anak Pioneer juga turut hadir.

Kehadiran anak-anak inti Pioneer menjadi pantauan para awak media dan membuat para awak media tertarik untuk meliputnya.

Karena dirumorkan, jika kedua orang tua Shasa merupakan salah satu orang yang selalu mengusik perusahaan para orang tua dari anak-anak Pioneer tersebut.

Sangat langka jika para anak-anak itu mau menyambangi rumah yang paling di hindari oleh orang tua mereka.

"Shasa, Saya Aiden ketua OSIS Alexandra. Saya mewakili sekolah, turut berdukacita atas apa yang terjadi pada kamu dan kedua orang tua kamu. Semoga kedua orang tua kamu ditempatkan di tempat terbaik di sisi Tuhan," ucap Aiden saat menghampiri Shasa.

Shasa mengangguk lemah. "Terima kasih Kak!" Hanya itu yang bisa Shasa ucapkan.

Kerongkongan nya masih perih dan lidahnya keluh karena dua hari sebelumnya Shasa tidak berhenti histeris dan menangis.

Anak-anak pioneer datang mengenakan pakaian serba hitam dan tak lupa masker hitam menutup setengah wajah tampan mereka. Meskipun begitu, kehadiran mereka sangat tercium para awak media.

Adrian yang lebih dulu mendekati Shasa, menekuk lututnya agar dapat menatap gadis itu.

"Lo harus kuat, setelah ini tugas lo bukan nangis. Tapi doain kedua orang tua lo. Lo gak sendiri, ada gue yang bisa lo repotin kalau lo butuh sesuatu!" ucap Adrian sambil menggenggam tangan Shasa.

Lagi-lagi air mata Shasa tumpah, ia tidak bisa membalas ucapan Adrian. Lelaki itu langsung membawa Shasa ke dalam pelukannya.

Danu, Kenzo dan Panji segera mendekati Shasa dan Adrian. "Gue ... maksud gue, kami ... turut berduka cita, Sha."

Danu berucap kaku mengingat terakhir hubungan dia dan gadis itu tidaklah baik. Beberapa awak media mengambil foto langka itu dan menyiarkan di berita televisi.

...Anak-anak dari perusahaan raksasa di Negara ini, ikut menghadiri pemakaman salah satu Anggota keamanan Negara. Tidak dapat dipercaya, anak-anak ini ternyata memiliki hubungan yang baik meskipun orang tua mereka memiliki hubungan yang sedikit sulit....

Shasa tidak terlalu menanggapi ucapan-ucapan bela sungkawa yang ia terima. Apalagi media yang memberitakan mengenai keluarganya. Ia lebih banyak diam dan melamun di atas kursi rodanya sesekali gadis itu menangis tanpa suara.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua pelayat sudah kembali ke kediaman mereka masing-masing. Saat ini hanya ada Shasa, asisten keluarga Djoko Sailendra dan kakek nenek Shasa.

"Om Tante mu itu bener-bener! Susah sekali mereka di hubungi," gerutu Sari. "Padahal kakak satu-satunya mening--"

Djoko memotong kalimat sang istri dengan cepat. "Sssttttt!" Ia lalu menatap Sari dan berganti menatap Shasa.

Mengerti maksud sang suami, Sari mendekati Shasa dan ikut duduk di sebelah cucunya itu.

"Sayang, kamu makan ya! dari kemarin Nenek belum liat kamu makan, Nak!"

Shasa tidak menjawab.

"Shasa, ayo kita makan dulu!" Titah sang kakek melirik asisten mereka dan memintanya membawa Shasa menuju meja makan.

Shasa menghentikan sang asisten itu. "Aku bisa jalan sendiri!" ucapnya pelan, lalu ia melangkah menuju meja makan.

Tatapan Shasa masih kosong kala dirinya mendudukkan tubuhnya di meja makan. Ia mengingat terakhir kali dirinya dan kedua orang tuanya makan malam di meja ini.

Air matanya kembali keluar dan tidak dapat ia tahan. Ia segera mengambil nasi dan beberapa lauk sambil terus mengeluarkan air matanya.

Djoko dan Sari hanya bisa menatap iba pada cucunya itu. Berkali-kali Shasa mencoba menelan meskipun sulit tapi tetap ia paksakan.

Shasa bertekad, ia harus kuat karena tujuan dirinya selanjutnya adalah menemukan orang yang sudah menabrak mereka dan membunuh orang tuanya.

Menurut kesaksian polisi yang menangani kasus kecelakaan yang dialami Shasa dan kedua orang tuanya, kecelakaan itu dikarenakan murni kecelakaan tunggal.

Padahal Shasa tau bahkan ia sangat yakin jika mobil kedua orang tuanya ditabrak.

Dalam keadaan setengah sadar, Shasa mengingat mobil berjenis SUV Jeep lah yang menabrak mobil orang tuanya yang sedang melaju dalam kecepatan normal.

Shasa mengingat jika penabraknya mengenakan pakaian serba hitam bahkan menggunakan masker full face yang hanya menyisakan kedua matanya.

Pelaku memiliki tatto bergambar Laba-laba. Hanya itu yang Shasa lihat di leher pelaku.

Trang!

Shasa tidak sengaja menjatuhkan sendok garpunya kedalam piring. Saat gadis itu mulai mengingat kejadian dimana mobil kedua orang tuanya tertabrak.

Sari, sang nenek menatap cucunya dengan cemas. "Kamu kenapa, Sayang?" tanyanya pelan sambil mengelus surai gadis itu yang panjangnya sebahu.

Shasa menatap nenek dan kakeknya. "Kecelakaan itu bukan kecelakaan tunggal yang tidak disengaja, Kek!" Shasa menatap sang kakek sangat dalam.

Djoko yang melihat cucunya sudah mau berkomunikasi, mulai menghentikan makannya dan menatap Shasa serius.

"Apa yang kamu lihat saat itu, ceritakan pada kami?"

Shasa mendorong piringnya sedikit, lalu duduk menghadap sang nenek yang saat itu menggenggam telapak tangan halus cucunya dari samping.

"Kecelakaan itu direncanakan oleh seseorang. Orang itu menabrak kami dari belakang. Sehingga mobil ayah menabrak pembatas jalan. Lalu pelaku turun dari mobil untuk memastikan kondisi Kami, Kek. Dia ... dia ...."

Shasa memegangi kepalanya mengingat sesuatu yang penting. "Ada tatto laba-laba di lehernya. Kulitnya sawo matang," lanjut Shasa.

"Berapa kira-kira tinggi badannya, kamu bisa memperkirakan setinggi apa orang itu? Atau plat nomor mobil?"

Shasa menggeleng. "Saat Shasa melihat, ia sedang membungkuk namun dari postur tubuh sepertinya berbadan tinggi kira-kira 180an, Kek!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sudah seminggu semenjak kematian kedua orang tua Shasa, hal itu merubah Shasa yang sebelumnya adalah gadis yang ceria, sekarang menjadi gadis yang pendiam dan pemurung.

Sudah seminggu juga Shasa selalu terbangun tengah malam dengan peluh yang membasahi bajunya.

Setelah itu ia tidak akan bisa tidur lagi. Mental Shasa benar-benar drop kali ini. Hanya nenek dan kakeknya yang setia menemani gadis itu.

"Raneysha ..." panggil sang nenek, dari ujung pintu kamar gadis itu.

"Iya Nek."

Shasa menjawab tanpa menatap wajah sang nenek, ia masih fokus menatap keluar jendela kamarnya.

"Nenek dan Kakek tidak bisa lama di sini. Shasa tau sendiri, kan. Kalau tiap awal bulan Nenek harus check up. Sedangkan rumah sakit tempat Nenek biasa check up jauh dari rumah ... mu."

Ada jeda saat Sari -- sang nenek ingin menyebutkan kalau ini kediaman anaknya namun lidahnya keluh.

Ia masih tidak menyangka jika anak dan menantunya akan lebih dahulu meninggalkan nya.

Tidak ada jawaban dari Shasa membuat Sari mendekati cucunya dan duduk di belakang Shasa sambil mengelus punggung cucu semata wayangnya.

"Shasa mau ikut tinggal sama Nenek dan Kakek?"

Shasa sedikit tertarik dengan tawaran sang nenek. Tapi dia mengingat jika jarak dari rumah neneknya ke sekolah sangat jauh, bisa-bisa hampir satu setengah jam.

"Sekolah aku jauh dari rumah Nenek," Shasa menjawab pelan hampir bergumam.

"Kamu jangan khawatir, Sayang, Mang Tata yang nanti antar jemput kamu sekolah. Bagaimana?"

"Shasa pikir-pikir lagi ya, Nek."

Gadis itu kembali menatap keluar jendela. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan, 'Siapa yang tega membunuh orang tua ku.'

"Jangan kelamaan mikirnya ya, Sayang, Nenek berharap kamu bisa tinggal dengan kami, agar disana tidak sepi!"

"Iya Nek."

Tokk!

Tokk!

Tokk!

"Iya masuk!" ucap Sari saat seseorang mengetuk pintu kamar cucunya.

Seorang wanita memakai baju khas pelayan membuka pintu dan perlahan memasuki kamar Shasa.

"Permisi Nyonya, ada yang mencari Nona Raneysha di bawah."

"Siapa?" tanya Sari.

"Katanya temen sekolah Non Raneysha. Den Adrian!"

Mendengar nama Adrian, Shasa segera mengalihkan tatapannya kemudian mengangguk lalu keluar untuk turun ke bawah.

"Hallo Sha, apa kabar?" sapa Adrian yang sedang berdiri di ruang tamu.

Shasa tersenyum tipis lalu mempersilahkan Adrian duduk.

"O iya, gue bawa ini buat lo. Gue gak tau sih, lo suka atau engga. Tapi gue harap lo suka. Lo gak ada alergi kacang, 'kan?" tanya Adrian sambil memberikan sekotak kue almond butter cream.

"Gue gak punya alergi kok, Ian. Lo gak usah repot-repot segala bawain kue begini. But, thanks banget ya. Gue lebih suka rasa almond dari pada coklat."

Kemudian Shasa memanggil asisten rumah tangganya untuk menyiapkan minum dan memotong kue yang tadi Adrian bawa.

"O-iya Sha, besok nyokap gue ultah. Lo mau gak ke rumah gue buat ikut ngerayain?"

"Nyokap lo? Emang boleh, Ian? Gue takut malu-maluin di sana nanti!"

"Engga lah. Gak banyak orang yang di undang karena nyokap gue orangnya introvert. Cuma temen-temen gue doang paling, sama keluarga nyokap."

"Beneran boleh? Lo udah bilang belum ke nyokap lo kalau lo mau undang gue?"

"Udah!" jawab Adrian dengan senyum lebarnya.

Kedatangan Adrian sedikit mengobati duka Shasa. Terkadang saat bersama Adrian, Shasa lupa dengan duka yang saat ini sedang meliputinya.

"Gimana? Lo mau kan?"

"Iya gue mau!"

"Asik ... Ehhh kalau sekarang gue ajak lo keluar buat cari kado nyokap, boleh gak sama orang rumah lo?"

"Hah orang rumah? Nenek Kakek gue?" Mendadak Shasa bingung ia tersadar kalau sekarang sudah tidak ada ayah bunda yang harus ia pamiti.

Adrian yang melihat wajah sedih Shasa seketika merasa bersalah dengan ucapannya yang tidak ia filter barusan. Bisa-bisanya dia lupa kalau Shasa sekarang yatim piatu.

"Sorry Sha, gue buat lo sedih ya?"

Shasa kembali menatap Adrian setelah sebelumnya ia sempat melamun sambil memperhatikan marmer di bawah kakinya.

"Gue izin nenek kakek dulu ya, Ian. Sekalian ganti baju!"

"Iya Sha!"

Cukup lama Adrian menunggu Shasa yang sedang berganti pakaian dan berpamitan dengan Nenek dan Kakeknya.

Sempat terfikir oleh Adrian jika Shasa tidak diperbolehkan keluar oleh keluarganya karena masih dalam suasana berkabung.

"Jadi kamu mau pergi sama dia?" tanya sang Nenek yang sedang berjalan menuju ruang tamu tempat Adrian duduk.

"Iya Nek. Boleh, kan?"

Adrian segera berdiri dari duduknya kemudian ia mendekati dan mencium tangan wanita itu.

"Saya Adrian, Nek."

"Iya ... iya ... saya masih ingat kamu, Adrian," kata Sari sambil tersenyum. "Kalian mau kemana?"

"Saya mau ajak Shasa ke Mall XX, Nek. Mau cari kado untuk ulang tahun mama saya besok. Boleh saya izin bawa Shasa keluar, Nek?" pamit Adrian.

"Boleh, tapi pulangnya jangan lewat jam 9 malam ya, Nak Adrian. Kalau di atas jam segitu nanti kamu berurusan nya dengan Kakeknya Shasa."

"Iya Nek. Adrian janji gak akan sampai lewat jam 9."

"Kalau begitu, Shasa dan Adrian pergi dulu ya, Nek!" pamit Shasa.

...ヾ⁠(⁠*⁠’⁠O⁠’⁠*⁠)⁠/ To be continueヾ⁠(⁠*⁠’⁠O⁠’⁠*⁠)⁠/...

Terpopuler

Comments

Katty miaw

Katty miaw

sedih banget jadi shasa

2025-02-23

0

yudha

yudha

semakin seru thor ceritanya

2025-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Crazy.
2 Chapter 2 - What should I do?
3 Chapter 3 - Remember me?
4 Chapter 4 - Keep you.
5 Chapter 5 - Get Married.
6 Chapter 6 - Rejection.
7 Chapter 7 - First Meet.
8 Chapter 8 - First Beat.
9 Chapter 9 - Classmates.
10 Chapter 10 - The Casanova.
11 Chapter Visual
12 Chapter 11 - Pioneer
13 Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14 Chapter 13 - Leaders.
15 Chapter 14 - ACCIDENT.
16 Chapter 15 - Shasa Grief.
17 Chapter 16 - Make a strong effort.
18 Chapter 17 - Homicide
19 Chapter 18 - Grandparents Home.
20 Chapter 19 - Chaiden Family.
21 Chapter 20 - Early warning.
22 Chapter 21 - Play save.
23 Chapter 22 - AS Card.
24 Chapter 23 - Back to Grieving.
25 Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26 Chapter 25 - Bookstore.
27 Chapter 26 - OSIS.
28 Chapter 27 - Inquiry.
29 Chapter 28 - Brain Wash.
30 Chapter 29 - ENOUGH.
31 Chapter 30 - Racing.
32 Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33 Chapter 32 - Privilege.
34 Chapter 33 - Cinema.
35 Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36 Chapter 35 - Praduga.
37 Chapter 36 - Chef.
38 Chapter 37 - Support.
39 Chapter 38 - Under Pressure.
40 Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41 Chapter 40 - Majikan
42 Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43 Chapter 42 - Will you be my Girl?
44 Chapter 43 - Peang
45 Chapter 44 - Blade or Knuckle
46 Chapter 45 - Permainan dimulai
47 Chapter 46 - Basecamp.
48 Chapter 47 - Stealing.
49 Chapter 48 - Aiden Plan.
50 Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51 Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52 Chapter 51 - Pamit.
53 Chapter 52 - Rest.
54 Chapter 53 - Solve Heart.
55 Chapter 54 - Luka.
56 Chapter 55 - New Issue.
57 Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58 Chapter 57 - Tidak seimbang.
59 Chapter 58 - Regret.
60 Chapter 59 - Aiden Rules.
61 Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62 Chapter 61 - Tulus.
63 Chapter 62 - Anak Haram.
64 Chapter 63 - Ceroboh.
65 Chapter 64 - Debora family.
66 Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67 Chapter 66 - Saling Membohongi.
68 Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69 Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70 Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71 Chapter 70 - Teror.
72 Chapter 71 - The only one girl.
73 Chapter 72 - Never Give up.
74 Chapter 73 - Bukan Benci.
75 Chapter 74 - Curang.
76 Chapter 75 - Stranger.
77 Chapter 76 - Danger Line.
78 Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79 Chapter 78 - BINGO.
80 Chapter 79 - Mundur selangkah.
81 Chapter 80 - Backstreet.
82 Chapter 81 - Kedagingan.
83 Chapter 82 - Masa sulit.
84 Chapter 83 - Keenakan.
85 Chapter 84 - Hukuman Berat.
86 Chapter 85 - Percaya.
87 Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88 Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89 Chapter 88 - Public Enemy.
90 Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91 Chapter 90 - His Lost
92 Chapter 91 - Save but Lost
93 Chapter 92 - Kegiatan Positif
94 Chapter 93 - Rindu
95 Chapter 94 - Bermuka Dua
96 Chapter 95 - Pregnant
97 Chapter 96 - Chaiden Son
98 Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99 Chapter 98 - Present Day
100 Chapter 99 - Apartemen Lama
101 Chapter 100 - Memory
102 Chapter 101 - Kost-an
103 Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104 Chapter 103 - Care
105 Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106 Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107 Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108 Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109 Chapter 108 - Toxic Relationship
110 Chapter 109 - Like Dusk
111 Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112 Chapter 111 - Djoko's Anger
113 Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114 Chapter 113 - Karma
115 Chapter 114 - Not Fear.
116 Chapter 115 - Kenzo Offers
117 Chapter 116 - Breaking up
118 Chapter 117 - My All.
119 Chapter 118 - Malu
120 Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121 Chapter 120 - Menunda
122 Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123 Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124 Chapter 123 - Teasing
125 Chapter 124 - Anak ku
126 Chapter 125 - Two Ship
127 Chapter 126 - Menguap
128 Chapter 127 - Saling mencintai
129 Chapter 128 - Ice Cream
130 Chapter 129 - Last Message.
131 Chapter 130 - Homicide not Suicide
132 Chapter 131 - Cadaver
133 Chapter 132 - Ariana Funeral
134 Chapter 133 - Sejuta Memori.
135 Chapter 134 - Mulai membalas
136 Chapter 135 - Friendship
137 Chapter 136 - Minimal
138 Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139 Chapter 138 - Memanas
140 Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141 Chapter 140 - Andai
142 Chapter 141 - Western Sky
143 Chapter 142 - War in library
144 Chapter 143 - Angel For Heaven
145 Chapter 144 - Bad Girl
146 Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147 Chapter 146 - RED2612
148 Chapter 147 - Disgusted
149 Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150 Chapter 149 - Balas Budi
151 Chapter 150 - At least
152 Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153 Chapter 152 - Anfal
154 Chapter 153 - Tersiksa
155 Chapter 154. Without you I am nothing
156 Chapter 155 - Aware
157 Chapter 156 - Are you pregnant?
158 Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159 Chapter 158 - Ignoring You
160 Chapter 159 - Aditama Family
161 Chapter 160 - Aditama's Treasure
162 Chapter 161 - Childbirth
163 Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164 Chapter 163 - Adrian Plan
165 Chapter 164 - Restu Sailendra family
166 Chapter 165 - Trying to make peace.
167 Chapter 166 - Melepaskan
168 Chapter 167 - Okhotnik
169 Chapter 168 - Sadis
170 Chapter 169 - Realistis
171 Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172 Chapter 171 - Memanfaatkan
173 Chapter 172 - Question without Answer.
174 Chapter 173 - Sorry
175 Chapter 174 - Kesetaraan
176 Chapter 175 - Brain wash
177 Chapter 176 - Lepas Pasang
178 Chapter 177 - Knowing All.
179 Chapter 178 - Prom night
180 Chapter 179 - Small world.
181 Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182 Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183 Chapter 182 - Gladi resik
184 Chapter 183 - Wedding vows.
185 Chapter 184 - Intens
186 Chapter 185 - Like Young Sister
187 Chapter 186 - Lost control.
188 Chapter 187 - Adrian Plan
189 Chapter 188 - Auto pilot
190 Chapter 189 - Shadow Guard
191 Chapter 190 - Arden, You ...!
192 Chapter 191 - The Actor.
193 Chapter 192 - Damn Guest.
194 Chapter 193 - The truth about Arden
195 Chapter 194 - Adrian Secret.
196 Chapter 195 - No forgiveness.
197 Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198 Chapter 197 - Hipnosis
199 Chapter 198 - Forgotten.
200 Chapter 199 - Farewell
201 Chapter 200 - Moonlight.
202 Chapter 201 - GPS Tracker.
203 Chapter 202 - Who's?
204 Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205 Chapter 204 - Not dreams.
206 Chapter 205 - Dust in the wind
207 Chapter 206 - How is that possible?
208 Chapter 207 - Menjerat
209 Chapter 208 - Bahagiakah?
210 Chapter 209 - Rencana indah.
211 Chapter 210 - Kesempatan.
212 Chapter 211 - BLACK2612
213 Chapter 212 - Melarikan diri.
214 Chapter 213 - Perlawanan
215 Chapter 214 - Blood
216 Chapter 215 - Pembalasan
217 Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218 Chapter 217 - Blodkjenne
219 Chapter 218 - Tidak ada maaf
220 Chapter 219 - Trauma
221 Chapter 220 - Cepat pulang
222 Chapter 221 - Tanpa kabar
223 Chapter 222 - Provokasi
224 Chapter 223 - Saving
225 Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226 Chapter 225 - Honduras
227 Chapter 226 - Histeris
228 Chapter 227 - Bebas bersyarat
229 Chapter 228 - Istri ?
230 Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231 Chapter 230 - Menurun drastis
232 Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233 Chapter 232 - Target Adrian
234 Chapter 233 - Silent
235 Chapter 234 - Be like Monster
236 Chapter 235 - Delirium
237 Chapter 236 - Sesak
238 Chapter 237 - Pangkas rambut
239 Chapter 238 - Menyerah
240 Chapter 239 - Be with you, Again
241 Chapter 240 - Billy Andromeda
242 Chapter 241 - Reason Adrian
243 Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244 Chapter 243 - Mengunci hati
245 Chapter 244 - Terkuak
246 Chapter 245 - Other son
247 Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248 Chapter 247 - Kidnapped
249 Chapter 248 - Tabur tuai
250 Chapter 249 - Step Brother
251 Chapter 250 - The Aditama
Episodes

Updated 251 Episodes

1
Chapter 1 - Crazy.
2
Chapter 2 - What should I do?
3
Chapter 3 - Remember me?
4
Chapter 4 - Keep you.
5
Chapter 5 - Get Married.
6
Chapter 6 - Rejection.
7
Chapter 7 - First Meet.
8
Chapter 8 - First Beat.
9
Chapter 9 - Classmates.
10
Chapter 10 - The Casanova.
11
Chapter Visual
12
Chapter 11 - Pioneer
13
Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14
Chapter 13 - Leaders.
15
Chapter 14 - ACCIDENT.
16
Chapter 15 - Shasa Grief.
17
Chapter 16 - Make a strong effort.
18
Chapter 17 - Homicide
19
Chapter 18 - Grandparents Home.
20
Chapter 19 - Chaiden Family.
21
Chapter 20 - Early warning.
22
Chapter 21 - Play save.
23
Chapter 22 - AS Card.
24
Chapter 23 - Back to Grieving.
25
Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26
Chapter 25 - Bookstore.
27
Chapter 26 - OSIS.
28
Chapter 27 - Inquiry.
29
Chapter 28 - Brain Wash.
30
Chapter 29 - ENOUGH.
31
Chapter 30 - Racing.
32
Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33
Chapter 32 - Privilege.
34
Chapter 33 - Cinema.
35
Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36
Chapter 35 - Praduga.
37
Chapter 36 - Chef.
38
Chapter 37 - Support.
39
Chapter 38 - Under Pressure.
40
Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41
Chapter 40 - Majikan
42
Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43
Chapter 42 - Will you be my Girl?
44
Chapter 43 - Peang
45
Chapter 44 - Blade or Knuckle
46
Chapter 45 - Permainan dimulai
47
Chapter 46 - Basecamp.
48
Chapter 47 - Stealing.
49
Chapter 48 - Aiden Plan.
50
Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51
Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52
Chapter 51 - Pamit.
53
Chapter 52 - Rest.
54
Chapter 53 - Solve Heart.
55
Chapter 54 - Luka.
56
Chapter 55 - New Issue.
57
Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58
Chapter 57 - Tidak seimbang.
59
Chapter 58 - Regret.
60
Chapter 59 - Aiden Rules.
61
Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62
Chapter 61 - Tulus.
63
Chapter 62 - Anak Haram.
64
Chapter 63 - Ceroboh.
65
Chapter 64 - Debora family.
66
Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67
Chapter 66 - Saling Membohongi.
68
Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69
Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70
Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71
Chapter 70 - Teror.
72
Chapter 71 - The only one girl.
73
Chapter 72 - Never Give up.
74
Chapter 73 - Bukan Benci.
75
Chapter 74 - Curang.
76
Chapter 75 - Stranger.
77
Chapter 76 - Danger Line.
78
Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79
Chapter 78 - BINGO.
80
Chapter 79 - Mundur selangkah.
81
Chapter 80 - Backstreet.
82
Chapter 81 - Kedagingan.
83
Chapter 82 - Masa sulit.
84
Chapter 83 - Keenakan.
85
Chapter 84 - Hukuman Berat.
86
Chapter 85 - Percaya.
87
Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88
Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89
Chapter 88 - Public Enemy.
90
Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91
Chapter 90 - His Lost
92
Chapter 91 - Save but Lost
93
Chapter 92 - Kegiatan Positif
94
Chapter 93 - Rindu
95
Chapter 94 - Bermuka Dua
96
Chapter 95 - Pregnant
97
Chapter 96 - Chaiden Son
98
Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99
Chapter 98 - Present Day
100
Chapter 99 - Apartemen Lama
101
Chapter 100 - Memory
102
Chapter 101 - Kost-an
103
Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104
Chapter 103 - Care
105
Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106
Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107
Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108
Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109
Chapter 108 - Toxic Relationship
110
Chapter 109 - Like Dusk
111
Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112
Chapter 111 - Djoko's Anger
113
Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114
Chapter 113 - Karma
115
Chapter 114 - Not Fear.
116
Chapter 115 - Kenzo Offers
117
Chapter 116 - Breaking up
118
Chapter 117 - My All.
119
Chapter 118 - Malu
120
Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121
Chapter 120 - Menunda
122
Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123
Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124
Chapter 123 - Teasing
125
Chapter 124 - Anak ku
126
Chapter 125 - Two Ship
127
Chapter 126 - Menguap
128
Chapter 127 - Saling mencintai
129
Chapter 128 - Ice Cream
130
Chapter 129 - Last Message.
131
Chapter 130 - Homicide not Suicide
132
Chapter 131 - Cadaver
133
Chapter 132 - Ariana Funeral
134
Chapter 133 - Sejuta Memori.
135
Chapter 134 - Mulai membalas
136
Chapter 135 - Friendship
137
Chapter 136 - Minimal
138
Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139
Chapter 138 - Memanas
140
Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141
Chapter 140 - Andai
142
Chapter 141 - Western Sky
143
Chapter 142 - War in library
144
Chapter 143 - Angel For Heaven
145
Chapter 144 - Bad Girl
146
Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147
Chapter 146 - RED2612
148
Chapter 147 - Disgusted
149
Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150
Chapter 149 - Balas Budi
151
Chapter 150 - At least
152
Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153
Chapter 152 - Anfal
154
Chapter 153 - Tersiksa
155
Chapter 154. Without you I am nothing
156
Chapter 155 - Aware
157
Chapter 156 - Are you pregnant?
158
Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159
Chapter 158 - Ignoring You
160
Chapter 159 - Aditama Family
161
Chapter 160 - Aditama's Treasure
162
Chapter 161 - Childbirth
163
Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164
Chapter 163 - Adrian Plan
165
Chapter 164 - Restu Sailendra family
166
Chapter 165 - Trying to make peace.
167
Chapter 166 - Melepaskan
168
Chapter 167 - Okhotnik
169
Chapter 168 - Sadis
170
Chapter 169 - Realistis
171
Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172
Chapter 171 - Memanfaatkan
173
Chapter 172 - Question without Answer.
174
Chapter 173 - Sorry
175
Chapter 174 - Kesetaraan
176
Chapter 175 - Brain wash
177
Chapter 176 - Lepas Pasang
178
Chapter 177 - Knowing All.
179
Chapter 178 - Prom night
180
Chapter 179 - Small world.
181
Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182
Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183
Chapter 182 - Gladi resik
184
Chapter 183 - Wedding vows.
185
Chapter 184 - Intens
186
Chapter 185 - Like Young Sister
187
Chapter 186 - Lost control.
188
Chapter 187 - Adrian Plan
189
Chapter 188 - Auto pilot
190
Chapter 189 - Shadow Guard
191
Chapter 190 - Arden, You ...!
192
Chapter 191 - The Actor.
193
Chapter 192 - Damn Guest.
194
Chapter 193 - The truth about Arden
195
Chapter 194 - Adrian Secret.
196
Chapter 195 - No forgiveness.
197
Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198
Chapter 197 - Hipnosis
199
Chapter 198 - Forgotten.
200
Chapter 199 - Farewell
201
Chapter 200 - Moonlight.
202
Chapter 201 - GPS Tracker.
203
Chapter 202 - Who's?
204
Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205
Chapter 204 - Not dreams.
206
Chapter 205 - Dust in the wind
207
Chapter 206 - How is that possible?
208
Chapter 207 - Menjerat
209
Chapter 208 - Bahagiakah?
210
Chapter 209 - Rencana indah.
211
Chapter 210 - Kesempatan.
212
Chapter 211 - BLACK2612
213
Chapter 212 - Melarikan diri.
214
Chapter 213 - Perlawanan
215
Chapter 214 - Blood
216
Chapter 215 - Pembalasan
217
Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218
Chapter 217 - Blodkjenne
219
Chapter 218 - Tidak ada maaf
220
Chapter 219 - Trauma
221
Chapter 220 - Cepat pulang
222
Chapter 221 - Tanpa kabar
223
Chapter 222 - Provokasi
224
Chapter 223 - Saving
225
Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226
Chapter 225 - Honduras
227
Chapter 226 - Histeris
228
Chapter 227 - Bebas bersyarat
229
Chapter 228 - Istri ?
230
Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231
Chapter 230 - Menurun drastis
232
Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233
Chapter 232 - Target Adrian
234
Chapter 233 - Silent
235
Chapter 234 - Be like Monster
236
Chapter 235 - Delirium
237
Chapter 236 - Sesak
238
Chapter 237 - Pangkas rambut
239
Chapter 238 - Menyerah
240
Chapter 239 - Be with you, Again
241
Chapter 240 - Billy Andromeda
242
Chapter 241 - Reason Adrian
243
Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244
Chapter 243 - Mengunci hati
245
Chapter 244 - Terkuak
246
Chapter 245 - Other son
247
Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248
Chapter 247 - Kidnapped
249
Chapter 248 - Tabur tuai
250
Chapter 249 - Step Brother
251
Chapter 250 - The Aditama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!