Chapter 10 - The Casanova.

"Awww!"

Meskipun baru berusia 16 tahun namun postur tubuh Adrian sudah seperti lelaki berusia 19 tahun. Karena gen dari Edward yang mungkin menurun pada Adrian.

"Sorry Sha, gue tarik nya terlalu kencang ya?" tanya Adrian sambil menunduk memastikan Shasa baik-baik saja.

"Gak apa-apa kok," jawab Shasa gugup.

"Ayo kita ke kelas ambil tas, sebentar lagi Bel pulang," ajak Adrian.

Shasa hanya mengekori Adrian dari belakang dengan senyum manis membingkai di wajahnya.

Begitupun dengan Adrian. Ini pertama kali jantungnya berdebar tidak karuan seperti sekarang dan bisa bersikap manis pada orang yang baru ia kenal.

...💕💕💕💕💕...

Adrian menunggu Shasa di parkiran motor sekolah khusus murid, yang terletak tidak jauh dari lobby utama sekolah.

Dari kejauhan, Adrian sudah melihat Shasa yang mengenakan tas ransel Jansport berwarna Misty rose.

Adrian melambaikan tangannya pada Shasa, sedangkan Shasa menunjuk dirinya sendiri sambil menatap Adrian.

Hal itu membuat Adrian mengangguk cepat membalas kode yang diberikan Shasa.

Shasa segera berlari mendekati Adrian. Mereka menjadi pusat perhatian para murid yang sedang dalam perjalanan menuju lobby. Tempat mereka menunggu para sopir mereka.

"Ada apa, Ian?" tanya Shasa bingung saat Adrian memanggilnya.

Adrian memberikan helmnya untuk Shasa kenakan. "Lo lupa ya kalau gue mau anter lo pulang!"

Shasa meringis melupakan janji Adrian yang memaksanya ingin mengantar Shasa pulang.

"Ini motor siapa, Ian. Bukannya tadi lo berangkat dianter?"

"Ini punya Kenzo."

"Terus Kenzo pulang naik apa?"

"Bareng supirnya. Udah ayo naik, Sha!"

Shasa segera mengenakan helm yang Adrian berikan. Agak sulit memang karena Shasa tidak pernah mengenakan helm seperti milik Adrian.

"Kalau gak bisa tuh ngomong kenapa sih Sha, nanti gue bantu!"

Shasa terkekeh dan mengangguk anggukkan kepalanya.

"Thank you ya!"

Adrian menaiki Ducati Panigale nya lalu menoleh pada Shasa yang tampak bingung menatap Adrian.

Sebenarnya motor itu miliknya. Justru Kenzo lah yang meminjamnya karena lelaki itu kesiangan bahkan tidak mengikuti MOS di jam pertama.

"Apalagi Shasa?"

"Gimana cara naiknya, Ian?" Shasa balik bertanya pada Adrian. "Motornya tinggi banget!"

Adrian turun dari motornya.

"YAA ...!"

Shasa refleks menjerit saat Adrian menggendong Shasa ala bridal style lalu mendudukkannya di jok belakang.

Semua mata tertuju pada mereka termasuk teman-teman Adrian.

Kamandanu, Kenzo dan Panji, Mereka menatap Adrian dan Shasa dengan wajah datar mereka. Pasalnya mereka tahu tabiat Adrian yang gemar PHP-in para wanita.

Namun ada yang membuat anak-anak Pioneer itu curiga, biasanya Adrian akan mengincar cewek-cewek Hedon atau glamor penampilannya.

Tapi kali ini Adrian berubah haluan, ia mendekati Shasa. Gadis sederhana dan terkenal dengan segudang prestasinya.

"Mangsa baru sang Chaiden!" gumam Panji disertai kekehan nya.

"Kasian banget itu cewek, mana baik banget, keliatan dari tampangnya. kayaknya gak ada tampang-tampang trouble maker. Apes banget ketemu Adrian sang Playboy sipit." Kenzo menimpali ucapan Panji.

"Kita harus kasih tau tuh cewek buat jauh-jauh dari si Andrian. Kasian kan, kalau tuh cewek jadi target nya sang Casanova!" saran Panji.

Danu menatap teman nya satu persatu. "Kita? Lo aja kali, gue engga. Gue sibuk!" ucap Kamandanu dingin. "Lagi pula bukan urusan gue si anak haram itu mau main sama siapa!" lanjutnya

"Iye ... lo kan, sibuk banget ya mangkal di SMP Cendrawasih. Belum bisa terima lo kalau lo udah lulus?" ledek Kenzo.

"Berisik lo!" Kamandanu meninggalkan teman-temannya yang masih meledek dirinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rumah Shasa

Adrian telah sampai di salah satu kompleks yang ia ketahui jika komplek itu dikelola oleh negara.

"Bokap lo intel ya?" tanya Adrian saat Shasa turun dari motornya.

Adrian menatap rumah berlantai dua yang keseluruhan temboknya berwarna putih. Hanya jendela, pagar balkon dan pagar depan yang berlist hitam.

Saat Shasa menunjukan komplek di mana ia tinggal, wajah Adrian seketika berubah datar dan menegang.

Apalagi ketika ia mulai memasuki kompleks itu. Kompleks yang menjadi tempat Kramat bagi anak-anak Pioneer untuk memasukinya.

"Iya, mau mampir?" tawar Shasa.

Adrian bingung, masalahnya kompleks ini sarang musuh Pioneer. Memang tidak semuanya tapi hampir semuanya.

Apalagi belum lama ini, perusahaan yang dilindungi Pioneer. Mengalami masalah dengan salah satu anggota badan intelijen negara.

"Emang boleh?" cicit Adrian.

Shasa mengangguk lalu meminta Adrian untuk memasuki motornya di pelataran rumah. Shasa membuka pintu rumahnya dengan kartu akses yang ia miliki.

Adrian melihat sekeliling rumah Shasa. Meskipun tidak ada security di dalam rumah ini, namun penjagaan rumah ini cukup ketat. Terlihat dari kunci yang digunakan menggunakan pengamanan ganda.

"Bokap nyokap lo ke mana, Sha?" tanya Adrian saat memasuki rumah yang sangat sepi seperti tidak ada kehidupan.

"Bokap ada tugas ke luar kota, nyokap jam segini masih di kantor, sebentar lagi pulang."

Shasa masuk ke pantry untuk mengambilkan minuman untuk Adrian dan beberapa Snack.

"Gini ya rasanya bertamu?" ucap Adrian terkekeh.

"Loh ... emang lo gak pernah main ke rumah temen lo?"

Adrian menggelengkan kepalanya. "Dari kecil kita terbiasa kumpul di rumah Danu, markas lebih tepatnya. Jadi gak pernah main ke rumah satu sama lain. Kalau pun main ya langsung masuk ke kamar mereka atau di taman. Itu kalau ada acara hari raya atau acara-acara lainnya!"

Shasa mengerutkan keningnya masih tidak paham.

"Maksudnya, gak pernah hanya duduk manis begini. Minum teh sambil makan cemilan. Biasanya gue dan yang lainnya langsung ke inti. Ke kamar mereka," lanjut Adrian.

"O ... iya ya, temen lo kan laki semua ya. Lupa gue!" Tawa Shasa.

"Iya bener."

"Jadi gak ada tuh duduk manis di ruang tamu begini. Kalau lo mau langsung ke kamar gue, yang ada alarm yang di sana bakal bunyi!" ucap Shasa sambil menunjuk sirine yang tertempel di tengah-tengah ruangan itu

"Lo gak pake asisten ya?" tanya Adrian melihat sekeliling rumah Shasa yang tampak sepi.

"Engga, gue dan nyokap bisa handle sendiri. Paling kita pakai jasa bersih-bersih rumah seminggu sekali!" ucap Shasa jujur.

Adrian hanya mengangguk paham.

"Bokap gak suka ada orang asing yang menetap lama di sini!"

'Ya iya lah bokap lo Intel, semua orang pasti dia curigain. Gak cuma orang. Kambing yang lewat sini cuma pake kaca mata hitam pasti juga di interogasi bokap lo,' batin Adrian

Tiba-tiba ada suara mesin mobil memasuki carport rumah Shasa, Shasa sudah menduga jika itu sang bunda.

Ternyata tebakan Shasa benar. Ibunya pulang membawa beberapa box makanan untuk mereka makan malam.

"Loh lagi ada tamu, Sha?" ucap Minati.

Minati menatap Adrian yang berdiri memberi salam padanya.

"Kamu siapa namanya?" tanya Minati menatap Adrian dengan senyum ramahnya. Pasalnya baru ini sang putri membawa temannya main ke rumah.

Adrian menatap Minati lalu mengulurkan tangannya.

"Saya Adrian Edmund Cha ... Aditama!"

Shasa mengerutkan keningnya bingung, mengapa Adrian menggunakan nama belakang ibunya bukan ayahnya.

Shasa tidak ingin banyak berprasangka, Adrian pasti memiliki alasan kenapa melakukan itu.

"Adrian tadi bantu Shasa waktu Shasa pingsan di sekolah, Bun. Adrian juga yang anterin Shasa pulang tadi."

"Benarkah? Kamu kenapa bisa pingsan, Sayang?"

Minati mengelus wajah anaknya dan mengecek suhu tubuh anaknya dengan punggung tangannya.

"Shasa lupa bawa bekal, Bun. Bekal Shasa ketinggalan. Pas lagi bersihin perpustakaan bareng Adrian, Shasa pingsan," adunya.

"Ya ampun ... terus bagaimana? Kamu baik-baik aja, Sayang?" tanya Minati khawatir.

"Untung aja ada Adrian, Bun. Adrian bawa Shasa ke UKS dan beliin Shasa banyak makanan," lanjutnya dengan tawa pelan Shasa yang menular pada ibunya dan Adrian.

"Kan gue temen lo, Sha. Mana bisa gue biarin lo tidur di lantai perpustakaan sendiri. Jahat banget dong gue."

Minati tersenyum menatap Adrian. "Terima kasih ya, Nak Adrian. Bagaimana kalau kamu ikut makan malam di sini, tanggung kan, kalau kamu pulang? Ini sebagai ucapan terima kasih dari Tante untuk Adrian."

"Saya boleh numpang makan di sini Tante?" tanya Adrian memastikan ucap ibu Shasa dengan wajah berbinarnya.

"Tentu saja boleh, orang tua kamu gak masalah 'kan, kalau anaknya makan di rumah orang lain?" tanya Minati.

Adrian mengangguk. "Boleh, orang tua saya gak permasalahkan saya mau makan di mana dan sama siapa, Tan," sahut Adrian semangat.

"Panggil Bunda aja. Risih saya dipanggil Tante," pinta Minati sambil terkekeh.

"Bunda ini aku masak semua capcay nya atau sebagian aja?" teriak Shasa dari arah pantry.

"Kamu suka capcay kan, Adrian?"  tanya Minati.

Adrian mengangguk dan mengikuti Minati ke arah dapur. Padahal dirinya tidak menyukai sayuran. Tapi demi terlihat baik, Adrian nurut-nurut saja.

Menu makan malam hari ini, Shasa yang memasak. Adrian yang menatap punggung Shasa seketika terhenyuh.

Baru kali ini Adrian memasak makanan perempuan lain selain ibunya dan koki di rumah atau kantin sekolah.

Adrian tergolong selektif dalam memasukan makanan kedalam tubuhnya. Ia pemilih makanan.

Jika menurut visual nya buruk, maka ia tidak akan memakannya meskipun rasanya enak.

Apalagi Adrian tipikal cinta kebersihan. Jadi ia akan memperhatikan dapur tempat makanan itu di olah.

Jika dapurnya berantakan atau kotor, maka dia tidak akan memakannya.

Belum lagi dirinya harus mengurangi bahkan menghindari makanan yang mengandung gluten.

Adrian berdiri di samping Shasa yang tengah fokus memotong beberapa sayuran.

Melihat Shasa yang kerepotan dengan rambutnya, segera ia mencari karet dan mengikat rambut gadis itu. Hal itu membuat Shasa salah tingkah. Manisnya.

"Sayang ... kamu ganti baju dulu," ucap Minati menegur anak perempuannya.

Shasa langsung bergeser cepat menjaga jaraknya dengan Adrian. Adrian pun sama, ia segera bergeser setelah mengikat rambut Shasa.

"Ini Adrian ada baju ayahnya Shasa. Belum pernah di pakai kok. Karena bukan style ayah Shasa katanya. Takut di bilang ABG dia."

Minati terkekeh lalu menggantikan Shasa di pantry dan Adrian menuju toilet dekat dapur.

Shasa berlari menuju kamarnya di lantai atas. Sesampainya di dalam kamar, ia memegangi dadanya dan kunciran yang tadi Adrian ikatkan.

Bergegas Shasa memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Tidak ingin menunggu lama, segera ia turun dari tangga.

Shasa menatap Adrian yang sedang membantu ibunya memotong sayur. Kemampuan Adrian dalam menggunakan pisau cukup diacungi jempol padahal Adrian laki-laki yang mungkin jarang masuk dapur.

Adrian pandai memotong daging dengan pisau dapur dan memotong bawang dengan cepat.

Hal itu juga ternyata diamati oleh Minati. Perempuan itu menatap lekat ke arah Adrian.

"Lo bisa masak, Ian?" tanya Shasa mendekati Adrian yang sedang mengurus bawang.

"Sekedar bisa aja, kalau jago engga."

"Bisa-bisanya merendah. Cara lo pegang pisau aja keliatan kok, lo profesional," ucap Shasa sambil menunjuk tangan Adrian.

Adrian tersenyum sambil meringis. Ia harus banyak-banyak bersandiwara di sini. Jangan sampai Shasa atau ibunya mengetahui siapa dia yang sebenarnya.

"Bun, dagingnya mau di masak apa?"

"Sapi lada hitam enak kali ya, Sha?" Sang bunda memberikan usul.

Shasa mengangguk lalu mulai menyiapkan bahan.

Drrrttttt

Drrrtttt

Drrrttttt

Tiba-tiba handphone Minati bergetar kemudian ia pamit untuk mengangkat telpon. Yang sepertinya itu dari kantor. Karena Minati langsung ke atas menuju ruang kerjanya.

"Jangan begitu motongnya. Nanti jari lo kepotong, kayak begini nih!"

Adrian memegang kedua tangan Shasa lalu membantu gadis itu memotong daging dengan cara yang benar.

"Gue bisa sendiri," ucap Shasa sedikit menjauhi tubuhnya dari Adrian.

Seharian ini kondisi jantung Shasa tidak baik. Berdebar tidak karuan.

"Gue tunggu di meja ya Sha, pegel nih kaki gue!" ucap Adrian

Shasa hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

'Sana duduk aja, gemeter gue kalo lo deket-deket,' batinnya.

Di meja makan yang berdekatan dengan pantry. Adrian diam-diam memotret Shasa dari belakang. Kemudian ia unggah dalam story WhatsMax nya.

Baru beberapa menit ia hapus kembali karena teman-teman nya langsung chat yang tidak-tidak padanya.

Room Group Chat Pioneer

Kenzo: Anjir GC banget si Adrian. (gerak cepat)

Kenzo mengirimkan screenshot story WhatsApp Adrian.

Riko: Berapa ronde Bang? Cieee abis ML terus laper nih kek nya

Panji: Inget pake pengaman, Ian. Kita masih di bawah umur

Adrian: Bacot berisik!

Riko: Ditunggu 3gp nya bang!

Kenzo: Anjir setuju gue! Btw lo dimana nih? Gue bete, Danu nutup markasnya, Tonight. Ngapain sih Dy?

Adrian: Sewa jab Lay kali, tapi malu ketauan kita

Danu: send picture

Kamandanu mengirimkan foto dirinya habis mengeksekusi salah satu ketua Genk di markasnya. Hal itu membuat Adrian berdiri dari bangkunya.

Ia melirik sekitar rumah Shasa. Takut jika ada CCTV atau kamera mengarah ke arahnya dan menangkap foto yang tadi Kamandanu kirimkan.

"Ada apa Ian? Gue baru kelar nih masaknya. Ayo kita makan!" ajak Shasa yang sulit sekali Adrian tolak.

Dengan cepat Adrian mengangguk lalu membantu Shasa membawakan piring yang akan mereka gunakan.

Shasa kemudian menghampiri sang bunda untuk mengajaknya makan.

Sepeninggalan Shasa ke atas, Adrian memotret foto hasil masakan Shasa. "Begini kali ya rasanya punya istri!" gumam Adrian sambil terkekeh.

Mereka bertiga makan dengan tenang. Adrian tidak menyangka jika masakan Shasa sangat lezat untuknya.

Pas di lidahnya, meskipun visualnya tidak begitu menarik.

"Kamu kurang asin Sha, masaknya," ujar sang Bunda.

"Masa sih, Bun?" Shasa mencicipi masakannya lalu melirik Adrian untuk meminta pendapat.

"Buat saya pas, Bun. Enak banget malah." Terbukti Adrian memang mengambil banyak lauk padahal awalnya ia mengambil sedikit.

"Masakan Shasa cocok ya sama lidah orang Korea?" tanya Minati.

"Korea?" Shasa dan Adrian saling tatap.

Shasa menatap Adrian lekat. bener juga Adrian gak mirip orang Inggris lebih mirip orang Korea.

"Lo blasteran Korea juga, Ian?"

"Iya Oma asli Seoul, tapi mami mengikuti gen kakek yang orang Indo asli!" jelas Adrian. 'Ketahuan!' batin Adrian.

Shasa manggut-manggut mendengar penjelasan Adrian. Sedangkan Adrian ketar ketir takut jika Minati akan membacakan kartunya lagi. Apalagi sampai kartu AS nya terbongkar.

"Sha, Bunda abis ini mau nyusul ayah ke Lembang, kamu bisa kan, di rumah sendiri?"

"Bisa Bun!"

Adrian menatap minati dengan wajah curiga, ada yang sedang minati tutupi dari sang putri.

Terlihat beberapa kali Minati menghela nafas dan berekspresi tidak secerah tadi sebelum wanita itu mengangkat telpon.

"Nanti saya suruh bodyguard saya berjaga di depan rumah Bunda kalau Bunda cemas soal keamanan Shasa."

"Baik sekali kamu, tidak perlu Adrian. Bunda sudah menugaskan beberapa anak buah ayah Shasa untuk memantau rumah ini. Lagi pula CCTV ini akan Bunda pantau dari kantor, agar mereka bisa ikut memantau Shasa ketika kami bertugas!"

Adrian mengangguk paham dengan penjelasan minati. Ia tidak bisa ikut campur terlalu jauh pada gadis yang saat ini baru ia kenal.

...(⁠╯⁠°⁠□⁠°⁠)⁠╯⁠︵⁠ To be continueノ⁠(⁠ ͡⁠°⁠ ͜⁠ʖ⁠ ͡⁠°⁠ノ⁠)...

...Apa yang terjadi dengan orang tua Shasa?  Mengapa Minati mendadak harus meninggalkan Shasa untuk menyusul suaminya? Apakah ini ada hubungannya dengan Adrian?...

Jangan lupa Vote dan follow aku ya guys untuk melanjutkan chapter. Free for you.

Terpopuler

Comments

Elvani Yunita

Elvani Yunita

Kalo udah ikutin alurnya, ceritanya seru banget thor /Good//Good//Good//Good/

2024-09-04

1

Bilqies

Bilqies

penasaran Thor sama sosok Adrian 🤔🤔🤔

2024-05-12

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Crazy.
2 Chapter 2 - What should I do?
3 Chapter 3 - Remember me?
4 Chapter 4 - Keep you.
5 Chapter 5 - Get Married.
6 Chapter 6 - Rejection.
7 Chapter 7 - First Meet.
8 Chapter 8 - First Beat.
9 Chapter 9 - Classmates.
10 Chapter 10 - The Casanova.
11 Chapter Visual
12 Chapter 11 - Pioneer
13 Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14 Chapter 13 - Leaders.
15 Chapter 14 - ACCIDENT.
16 Chapter 15 - Shasa Grief.
17 Chapter 16 - Make a strong effort.
18 Chapter 17 - Homicide
19 Chapter 18 - Grandparents Home.
20 Chapter 19 - Chaiden Family.
21 Chapter 20 - Early warning.
22 Chapter 21 - Play save.
23 Chapter 22 - AS Card.
24 Chapter 23 - Back to Grieving.
25 Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26 Chapter 25 - Bookstore.
27 Chapter 26 - OSIS.
28 Chapter 27 - Inquiry.
29 Chapter 28 - Brain Wash.
30 Chapter 29 - ENOUGH.
31 Chapter 30 - Racing.
32 Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33 Chapter 32 - Privilege.
34 Chapter 33 - Cinema.
35 Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36 Chapter 35 - Praduga.
37 Chapter 36 - Chef.
38 Chapter 37 - Support.
39 Chapter 38 - Under Pressure.
40 Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41 Chapter 40 - Majikan
42 Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43 Chapter 42 - Will you be my Girl?
44 Chapter 43 - Peang
45 Chapter 44 - Blade or Knuckle
46 Chapter 45 - Permainan dimulai
47 Chapter 46 - Basecamp.
48 Chapter 47 - Stealing.
49 Chapter 48 - Aiden Plan.
50 Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51 Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52 Chapter 51 - Pamit.
53 Chapter 52 - Rest.
54 Chapter 53 - Solve Heart.
55 Chapter 54 - Luka.
56 Chapter 55 - New Issue.
57 Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58 Chapter 57 - Tidak seimbang.
59 Chapter 58 - Regret.
60 Chapter 59 - Aiden Rules.
61 Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62 Chapter 61 - Tulus.
63 Chapter 62 - Anak Haram.
64 Chapter 63 - Ceroboh.
65 Chapter 64 - Debora family.
66 Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67 Chapter 66 - Saling Membohongi.
68 Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69 Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70 Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71 Chapter 70 - Teror.
72 Chapter 71 - The only one girl.
73 Chapter 72 - Never Give up.
74 Chapter 73 - Bukan Benci.
75 Chapter 74 - Curang.
76 Chapter 75 - Stranger.
77 Chapter 76 - Danger Line.
78 Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79 Chapter 78 - BINGO.
80 Chapter 79 - Mundur selangkah.
81 Chapter 80 - Backstreet.
82 Chapter 81 - Kedagingan.
83 Chapter 82 - Masa sulit.
84 Chapter 83 - Keenakan.
85 Chapter 84 - Hukuman Berat.
86 Chapter 85 - Percaya.
87 Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88 Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89 Chapter 88 - Public Enemy.
90 Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91 Chapter 90 - His Lost
92 Chapter 91 - Save but Lost
93 Chapter 92 - Kegiatan Positif
94 Chapter 93 - Rindu
95 Chapter 94 - Bermuka Dua
96 Chapter 95 - Pregnant
97 Chapter 96 - Chaiden Son
98 Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99 Chapter 98 - Present Day
100 Chapter 99 - Apartemen Lama
101 Chapter 100 - Memory
102 Chapter 101 - Kost-an
103 Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104 Chapter 103 - Care
105 Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106 Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107 Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108 Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109 Chapter 108 - Toxic Relationship
110 Chapter 109 - Like Dusk
111 Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112 Chapter 111 - Djoko's Anger
113 Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114 Chapter 113 - Karma
115 Chapter 114 - Not Fear.
116 Chapter 115 - Kenzo Offers
117 Chapter 116 - Breaking up
118 Chapter 117 - My All.
119 Chapter 118 - Malu
120 Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121 Chapter 120 - Menunda
122 Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123 Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124 Chapter 123 - Teasing
125 Chapter 124 - Anak ku
126 Chapter 125 - Two Ship
127 Chapter 126 - Menguap
128 Chapter 127 - Saling mencintai
129 Chapter 128 - Ice Cream
130 Chapter 129 - Last Message.
131 Chapter 130 - Homicide not Suicide
132 Chapter 131 - Cadaver
133 Chapter 132 - Ariana Funeral
134 Chapter 133 - Sejuta Memori.
135 Chapter 134 - Mulai membalas
136 Chapter 135 - Friendship
137 Chapter 136 - Minimal
138 Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139 Chapter 138 - Memanas
140 Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141 Chapter 140 - Andai
142 Chapter 141 - Western Sky
143 Chapter 142 - War in library
144 Chapter 143 - Angel For Heaven
145 Chapter 144 - Bad Girl
146 Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147 Chapter 146 - RED2612
148 Chapter 147 - Disgusted
149 Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150 Chapter 149 - Balas Budi
151 Chapter 150 - At least
152 Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153 Chapter 152 - Anfal
154 Chapter 153 - Tersiksa
155 Chapter 154. Without you I am nothing
156 Chapter 155 - Aware
157 Chapter 156 - Are you pregnant?
158 Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159 Chapter 158 - Ignoring You
160 Chapter 159 - Aditama Family
161 Chapter 160 - Aditama's Treasure
162 Chapter 161 - Childbirth
163 Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164 Chapter 163 - Adrian Plan
165 Chapter 164 - Restu Sailendra family
166 Chapter 165 - Trying to make peace.
167 Chapter 166 - Melepaskan
168 Chapter 167 - Okhotnik
169 Chapter 168 - Sadis
170 Chapter 169 - Realistis
171 Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172 Chapter 171 - Memanfaatkan
173 Chapter 172 - Question without Answer.
174 Chapter 173 - Sorry
175 Chapter 174 - Kesetaraan
176 Chapter 175 - Brain wash
177 Chapter 176 - Lepas Pasang
178 Chapter 177 - Knowing All.
179 Chapter 178 - Prom night
180 Chapter 179 - Small world.
181 Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182 Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183 Chapter 182 - Gladi resik
184 Chapter 183 - Wedding vows.
185 Chapter 184 - Intens
186 Chapter 185 - Like Young Sister
187 Chapter 186 - Lost control.
188 Chapter 187 - Adrian Plan
189 Chapter 188 - Auto pilot
190 Chapter 189 - Shadow Guard
191 Chapter 190 - Arden, You ...!
192 Chapter 191 - The Actor.
193 Chapter 192 - Damn Guest.
194 Chapter 193 - The truth about Arden
195 Chapter 194 - Adrian Secret.
196 Chapter 195 - No forgiveness.
197 Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198 Chapter 197 - Hipnosis
199 Chapter 198 - Forgotten.
200 Chapter 199 - Farewell
201 Chapter 200 - Moonlight.
202 Chapter 201 - GPS Tracker.
203 Chapter 202 - Who's?
204 Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205 Chapter 204 - Not dreams.
206 Chapter 205 - Dust in the wind
207 Chapter 206 - How is that possible?
208 Chapter 207 - Menjerat
209 Chapter 208 - Bahagiakah?
210 Chapter 209 - Rencana indah.
211 Chapter 210 - Kesempatan.
212 Chapter 211 - BLACK2612
213 Chapter 212 - Melarikan diri.
214 Chapter 213 - Perlawanan
215 Chapter 214 - Blood
216 Chapter 215 - Pembalasan
217 Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218 Chapter 217 - Blodkjenne
219 Chapter 218 - Tidak ada maaf
220 Chapter 219 - Trauma
221 Chapter 220 - Cepat pulang
222 Chapter 221 - Tanpa kabar
223 Chapter 222 - Provokasi
224 Chapter 223 - Saving
225 Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226 Chapter 225 - Honduras
227 Chapter 226 - Histeris
228 Chapter 227 - Bebas bersyarat
229 Chapter 228 - Istri ?
230 Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231 Chapter 230 - Menurun drastis
232 Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233 Chapter 232 - Target Adrian
234 Chapter 233 - Silent
235 Chapter 234 - Be like Monster
236 Chapter 235 - Delirium
237 Chapter 236 - Sesak
238 Chapter 237 - Pangkas rambut
239 Chapter 238 - Menyerah
240 Chapter 239 - Be with you, Again
241 Chapter 240 - Billy Andromeda
242 Chapter 241 - Reason Adrian
243 Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244 Chapter 243 - Mengunci hati
245 Chapter 244 - Terkuak
246 Chapter 245 - Other son
247 Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248 Chapter 247 - Kidnapped
249 Chapter 248 - Tabur tuai
250 Chapter 249 - Step Brother
251 Chapter 250 - The Aditama
Episodes

Updated 251 Episodes

1
Chapter 1 - Crazy.
2
Chapter 2 - What should I do?
3
Chapter 3 - Remember me?
4
Chapter 4 - Keep you.
5
Chapter 5 - Get Married.
6
Chapter 6 - Rejection.
7
Chapter 7 - First Meet.
8
Chapter 8 - First Beat.
9
Chapter 9 - Classmates.
10
Chapter 10 - The Casanova.
11
Chapter Visual
12
Chapter 11 - Pioneer
13
Chapter 12 - ONLY WITH YOU.
14
Chapter 13 - Leaders.
15
Chapter 14 - ACCIDENT.
16
Chapter 15 - Shasa Grief.
17
Chapter 16 - Make a strong effort.
18
Chapter 17 - Homicide
19
Chapter 18 - Grandparents Home.
20
Chapter 19 - Chaiden Family.
21
Chapter 20 - Early warning.
22
Chapter 21 - Play save.
23
Chapter 22 - AS Card.
24
Chapter 23 - Back to Grieving.
25
Chapter 24 - Uncle and Aunty.
26
Chapter 25 - Bookstore.
27
Chapter 26 - OSIS.
28
Chapter 27 - Inquiry.
29
Chapter 28 - Brain Wash.
30
Chapter 29 - ENOUGH.
31
Chapter 30 - Racing.
32
Chapter 31 - Perlawanan pertama.
33
Chapter 32 - Privilege.
34
Chapter 33 - Cinema.
35
Chapter 34 - Masa lalu Handoyo.
36
Chapter 35 - Praduga.
37
Chapter 36 - Chef.
38
Chapter 37 - Support.
39
Chapter 38 - Under Pressure.
40
Chapter 39 - Masa depan Hancur.
41
Chapter 40 - Majikan
42
Chapter 41 - Perlahan-lahan.
43
Chapter 42 - Will you be my Girl?
44
Chapter 43 - Peang
45
Chapter 44 - Blade or Knuckle
46
Chapter 45 - Permainan dimulai
47
Chapter 46 - Basecamp.
48
Chapter 47 - Stealing.
49
Chapter 48 - Aiden Plan.
50
Chapter 49 - Hiking X Hunting.
51
Chapter 50 - Kesalahan Indah.
52
Chapter 51 - Pamit.
53
Chapter 52 - Rest.
54
Chapter 53 - Solve Heart.
55
Chapter 54 - Luka.
56
Chapter 55 - New Issue.
57
Chapter 56 - Terkubur dan Terpendam.
58
Chapter 57 - Tidak seimbang.
59
Chapter 58 - Regret.
60
Chapter 59 - Aiden Rules.
61
Chapter 60 - Mencintai atau Dicintai.
62
Chapter 61 - Tulus.
63
Chapter 62 - Anak Haram.
64
Chapter 63 - Ceroboh.
65
Chapter 64 - Debora family.
66
Chapter 65 - Desakan Kamandanu.
67
Chapter 66 - Saling Membohongi.
68
Chapter 67 - Keajaiban Doa.
69
Chapter 68 - Diam-diam menghanyutkan.
70
Chapter 69 - Fitnah lainnya.
71
Chapter 70 - Teror.
72
Chapter 71 - The only one girl.
73
Chapter 72 - Never Give up.
74
Chapter 73 - Bukan Benci.
75
Chapter 74 - Curang.
76
Chapter 75 - Stranger.
77
Chapter 76 - Danger Line.
78
Chapter 77 - Tidak mungkin sekedar teman.
79
Chapter 78 - BINGO.
80
Chapter 79 - Mundur selangkah.
81
Chapter 80 - Backstreet.
82
Chapter 81 - Kedagingan.
83
Chapter 82 - Masa sulit.
84
Chapter 83 - Keenakan.
85
Chapter 84 - Hukuman Berat.
86
Chapter 85 - Percaya.
87
Chapter 86 - Tidak ada tempat untuk penghianat.
88
Chapter 87 - Hinaan dan Pujian.
89
Chapter 88 - Public Enemy.
90
Chapter 89 - Serigala Brengsek.
91
Chapter 90 - His Lost
92
Chapter 91 - Save but Lost
93
Chapter 92 - Kegiatan Positif
94
Chapter 93 - Rindu
95
Chapter 94 - Bermuka Dua
96
Chapter 95 - Pregnant
97
Chapter 96 - Chaiden Son
98
Chapter 97 - Tidak terbiasa tanpamu
99
Chapter 98 - Present Day
100
Chapter 99 - Apartemen Lama
101
Chapter 100 - Memory
102
Chapter 101 - Kost-an
103
Chapter 102 - Melibatkan orang lain
104
Chapter 103 - Care
105
Chapter 104 - Hurt Myself by Hurting You
106
Chapter 105 - Perlakuan sama, Sikap yang berubah
107
Chapter 106 - Belum mengenal dengan baik
108
Chapter 107 - Brain, Beauty, Behavior
109
Chapter 108 - Toxic Relationship
110
Chapter 109 - Like Dusk
111
Chapter 110 - Menyakiti lebih dulu
112
Chapter 111 - Djoko's Anger
113
Chapter 112 - Juvenile Delinquency
114
Chapter 113 - Karma
115
Chapter 114 - Not Fear.
116
Chapter 115 - Kenzo Offers
117
Chapter 116 - Breaking up
118
Chapter 117 - My All.
119
Chapter 118 - Malu
120
Chapter 119 - Who's your girlfriend?
121
Chapter 120 - Menunda
122
Chapter 121 - Complicated Relationshit.
123
Chapter 122 - Jangan Ikut Campur
124
Chapter 123 - Teasing
125
Chapter 124 - Anak ku
126
Chapter 125 - Two Ship
127
Chapter 126 - Menguap
128
Chapter 127 - Saling mencintai
129
Chapter 128 - Ice Cream
130
Chapter 129 - Last Message.
131
Chapter 130 - Homicide not Suicide
132
Chapter 131 - Cadaver
133
Chapter 132 - Ariana Funeral
134
Chapter 133 - Sejuta Memori.
135
Chapter 134 - Mulai membalas
136
Chapter 135 - Friendship
137
Chapter 136 - Minimal
138
Chapter 137 - Rindu Membelenggu
139
Chapter 138 - Memanas
140
Chapter 139 - Pelajar atau Pel--
141
Chapter 140 - Andai
142
Chapter 141 - Western Sky
143
Chapter 142 - War in library
144
Chapter 143 - Angel For Heaven
145
Chapter 144 - Bad Girl
146
Chapter 145 - Angels trapped with the devil
147
Chapter 146 - RED2612
148
Chapter 147 - Disgusted
149
Chapter 148 - Debaran pertama menjadi memori
150
Chapter 149 - Balas Budi
151
Chapter 150 - At least
152
Chapter 151 - Luka yang sama dari orang yang berbeda.
153
Chapter 152 - Anfal
154
Chapter 153 - Tersiksa
155
Chapter 154. Without you I am nothing
156
Chapter 155 - Aware
157
Chapter 156 - Are you pregnant?
158
Chapter 157 - Leave her, come back to me!
159
Chapter 158 - Ignoring You
160
Chapter 159 - Aditama Family
161
Chapter 160 - Aditama's Treasure
162
Chapter 161 - Childbirth
163
Chapter 162 - Opportunity doesn't come twice.
164
Chapter 163 - Adrian Plan
165
Chapter 164 - Restu Sailendra family
166
Chapter 165 - Trying to make peace.
167
Chapter 166 - Melepaskan
168
Chapter 167 - Okhotnik
169
Chapter 168 - Sadis
170
Chapter 169 - Realistis
171
Chapter 170 - Surprise dari Adrian untuk Wulan
172
Chapter 171 - Memanfaatkan
173
Chapter 172 - Question without Answer.
174
Chapter 173 - Sorry
175
Chapter 174 - Kesetaraan
176
Chapter 175 - Brain wash
177
Chapter 176 - Lepas Pasang
178
Chapter 177 - Knowing All.
179
Chapter 178 - Prom night
180
Chapter 179 - Small world.
181
Chapter 180 - Matches are not exchanged, sandals are exchanged.
182
Chapter 181 - Kemarahan Kamandanu
183
Chapter 182 - Gladi resik
184
Chapter 183 - Wedding vows.
185
Chapter 184 - Intens
186
Chapter 185 - Like Young Sister
187
Chapter 186 - Lost control.
188
Chapter 187 - Adrian Plan
189
Chapter 188 - Auto pilot
190
Chapter 189 - Shadow Guard
191
Chapter 190 - Arden, You ...!
192
Chapter 191 - The Actor.
193
Chapter 192 - Damn Guest.
194
Chapter 193 - The truth about Arden
195
Chapter 194 - Adrian Secret.
196
Chapter 195 - No forgiveness.
197
Chapter 196 - Sweet dreams become nightmares.
198
Chapter 197 - Hipnosis
199
Chapter 198 - Forgotten.
200
Chapter 199 - Farewell
201
Chapter 200 - Moonlight.
202
Chapter 201 - GPS Tracker.
203
Chapter 202 - Who's?
204
Chapter 203 - Jangan hubungi lagi!
205
Chapter 204 - Not dreams.
206
Chapter 205 - Dust in the wind
207
Chapter 206 - How is that possible?
208
Chapter 207 - Menjerat
209
Chapter 208 - Bahagiakah?
210
Chapter 209 - Rencana indah.
211
Chapter 210 - Kesempatan.
212
Chapter 211 - BLACK2612
213
Chapter 212 - Melarikan diri.
214
Chapter 213 - Perlawanan
215
Chapter 214 - Blood
216
Chapter 215 - Pembalasan
217
Chapter 216 - Berusaha berdamai.
218
Chapter 217 - Blodkjenne
219
Chapter 218 - Tidak ada maaf
220
Chapter 219 - Trauma
221
Chapter 220 - Cepat pulang
222
Chapter 221 - Tanpa kabar
223
Chapter 222 - Provokasi
224
Chapter 223 - Saving
225
Chapter 224 - Kenangan manis penuh luka
226
Chapter 225 - Honduras
227
Chapter 226 - Histeris
228
Chapter 227 - Bebas bersyarat
229
Chapter 228 - Istri ?
230
Chapter 229 - Sumpah Kenzo
231
Chapter 230 - Menurun drastis
232
Chapter 231 - Mempertahankan Ingatan
233
Chapter 232 - Target Adrian
234
Chapter 233 - Silent
235
Chapter 234 - Be like Monster
236
Chapter 235 - Delirium
237
Chapter 236 - Sesak
238
Chapter 237 - Pangkas rambut
239
Chapter 238 - Menyerah
240
Chapter 239 - Be with you, Again
241
Chapter 240 - Billy Andromeda
242
Chapter 241 - Reason Adrian
243
Chapter 242 - Membayar rasa sakit
244
Chapter 243 - Mengunci hati
245
Chapter 244 - Terkuak
246
Chapter 245 - Other son
247
Chapter 246 - Berdamai dengan keadaan
248
Chapter 247 - Kidnapped
249
Chapter 248 - Tabur tuai
250
Chapter 249 - Step Brother
251
Chapter 250 - The Aditama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!