Alunan Music Symphony Orchestra Voices of Spring, Op 40 mengalun di setiap kelas bahkan koridor. Menandakan jam Istirahat telah tiba.
Adrian dan teman-temannya berencana akan berkumpul makan siang di kantin. Seorang gadis mirip Kendall Jenner mendekati meja Adrian dan Richie sambil mengibaskan rambutnya yang pirang.
"Hay, Adrian aku Debby, Makan siang bareng aku yuk!" ucapnya menggunakan bahasa inggris.
"Maaf saya tidak bisa berbahasa inggris!" jawab Adrian berbohong.
Kemudian Adrian setengah berlari menyusul teman-temannya dan meninggalkan perempuan yang bagian depannya oversize.
Adrian mendengar beberapa teman-temannya menertawakannya. Jelas saja mereka tertawa, mana mungkin seorang Chaiden tidak bisa berbicara menggunakan bahasa inggris.
Jelas-jelas di rumah dan di sekolah, ia menggunakan bahasa inggris. Hanya dengan Shasa ia bisa bebas menggunakan bahasa Indonesia.
Kalau dengan anggota Pioneer, bahasa yang ia gunakan campuran, kadang bahasa Inggris, Rusia, Jepang, bahkan lebih sering menggunakan bahasa binatang.
Adrian menuju perpustakaan lama untuk menikmati rokok favoritnya, moodnya sudah hancur karena musik Soprano yang menggema di setiap koridor.
Membuatnya merinding, ditambah saat di kelas dia harus dicegat kuntilanak yang kebesaran dada.
Adrian sempat bingung, makhluk yang ia temui tadi kuntilanak atau wewe gombel. Di bilang Wewe gombel tapi size-nya gak gede-gede amat.
Di bilang kuntilanak tapi size-nya gak bisa di bilang kalau itu kuntilanak. Entahlah ... Adrian bingung sendiri sama otaknya yang agak cabul ini.
Saat sampai di perpustakaan lama, ia memilih duduk di bagian paling belakang perpustakaan itu dan membuka jendelanya.
"Ahhh sepertinya gue bakal jadiin ini tempat terpenting gue!" ucapnya berbicara sendiri.
Saat ia sudah menghabiskan dua batang udud dan ingin menuju ke kantin, ada seorang gadis memasuki perpustakaan dengan kotak makan di tangannya.
Ia sibuk memperhatikan handphone di tangan sampai-sampai tidak menyadari jika Adrian berusaha menghadang jalannya.
Brukkkk
Shasa hampir terjatuh karena menabrak dada Adrian yang belum sempurna membentuk roti sobek.
Bentuknya masih seperti roti anget yang kalau di Telen susahnya Nauzubillah.
Untung saja kedua tangan Adrian langsung memeluk dengan sigap tubuh mungil gadis itu agar tidak jatuh.
Kalau sampai jatuh bukan sakitnya yang paling berkesan, tapi malunya.
"Hape terus!" ucap Adrian pada gadis itu yang sudah tegak berdiri.
"Ya ampun, Ian. Bikin kaget tau gak!"
"Jalan yang fokus, jangan sambil chattingan sama pacar!"
"Gue gak punya pacar, gak boleh sama bunda, masih kecil!"
Entah mengapa Shasa selalu ingin mengklarifikasi dan menerangkan jika dirinya adalah jomblowers sejak lahir.
Seolah-olah tidak ingin pewaris tunggal Aditama dan Chaiden ini berfikir jika ia memiliki kekasih.
"Yahhh ... langsung ditolak gue, nembak juga belum!" ucap Adrian menggunakan bahasa Koreanya.
"Hah ... apa artinya?" tanya Shasa dengan wajah bingung yang menggemaskan.
"Artinya ... sekolah yang pinter jangan pacaran dulu. Dosa," kata Adrian berbohong sambil terkekeh.
Ia sepertinya tahu jika Adrian berbohong. Lalu Shasa berdecak kemudian berjalan meninggalkan Adrian menuju bangku yang berada di bilik terakhir tempat Adrian habis merokok tadi.
"Jangan di situ, Sha! Di situ kotor," kata Adrian memperingati Shasa.
Ia menyuruh Shasa untuk duduk di bilik satunya lagi yang memiliki jendela juga. Gadis itu meletakkan lunch bag nya lalu membuka jendela.
Shasa menatap lelaki yang berdiri di depannya. "Lo udah makan, Ian?" tanya Shasa sambil membuka satu persatu lunch boxnya.
Adrian masih mengamati lauk apa yang Shasa bawa. Dari aromanya sangat wangi.
Tiba-tiba saja perutnya berbunyi tidak sopan, untung saja Shasa tidak mendengar nya. Bisa hancur harga diri pewaris tunggal Chaiden.
"Sha, jangan dimakan dulu. Tunggu dulu ya! Tunggu gue ke sini lagi. Kasih gue waktu 5 menit!" ucap Adrian asal-asalan sambil berlari keluar menuju kantin.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Saat di kantin, ternyata ramai sekali. Belum lagi saat mengambil makan siang harus antri.
Adrian langsung menggunakan black card-nya untuk memotong barisan antrian yang sudah dari tadi menunggu giliran.
Banyak yang terkejut, namun mereka semua hanya mendesah pelan, tidak berani melawan dan hanya bisa mengomel dengan suara pelan.
"Sinting ya si Adrian? dateng-dateng main motong antrian!" ucap Kenzo kesal.
"Sorry gue buru-buru. Mules perut gue!"
"Gue sumpahin mules beneran lo!" ucap Danu cuek.
"Iya anak Mafia!" balas Adrian sambil terkekeh geli.
Adrian mengabaikan tatapan maut yang Danu berikan, ia fokus berbicara pada petugas catering.
"Chicken katsu nya gue mau 2, sayurnya jangan banyak-banyak nanti teman gue yang fakir itu gak ke bagian!" Adrian menunjuk Danu yang berdiri di belakangnya. "Susunya yang strawberry ya! Jangan lupa pakai box bento. Gue gak makan di kantin!" lanjut Adrian sambil melirik Garmin yang melingkar di tangannya.
"Sejak kapan lo doyan susu Strawberry dan sayuran. Lo mau gedein tok et?" ledek Kenzo.
"Berisik lo anak Mafia!"
"Sekali lagi lo bilang kita anak Mafia, gue ancurin saham keluarga Chaiden. Gue beli yayasan Aditama!" Ancam Danu dengan suara beratnya.
Adrian tertawa terbahak-bahak, "Bercanda ah elah. Lagi PMS lo ya?"
"Gak ada yang tau background gue di sini, Baji ngan!" desis Danu berbisik tepat di telinga Adrian dan Kenzo.
"Tahan, Nu. Si Chaiden cuma bercanda. Gak usah dimasukin ke hati omongan anak haram ini." Kenzo berusaha meredakan emosi Kamandanu.
Sedangkan Adrian hanya memasang senyum cerah, secerah ibu-ibu habis dapet arisan.
Lalu ia meninggalkan teman-temannya yang masih menatapnya sambil geleng-geleng kepala.
Mereka selalu mengatakan Adrian anak har am karena menurut mereka, Adrian tidak mirip dengan Edward.
Hanya postur tubuhnya saja yang seperti Edward. Oleh sebab itu mereka mengatakan omong kosong yang sebenarnya tidak pernah Adrian tanggapi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Adrian memasuki perpustakaan dengan langkah lebarnya. Ia meletakan box bento nya di hadapan Shasa.
"Ayo kita makan bareng!" ajak Adrian.
Shasa menatapnya bingung dan mengangguk. "Aa ... ayo!"
"Tunggu ... tunggu ..." Tahan Adrian.
Saat Shasa ingin memakan makan siangnya, Adrian menahan tangan Shasa.
"Lo makan punya gue, gue juga udah bawain susu strawberry kesukaan lo!"
"Terus nanti lo makan apa?"
"Gue makan bekal lo. Ini lo yang masak, kan?" tanya Adrian yang diangguki oleh Shasa.
"Tapi Ian, masakan gue gak e-"
"Enak banget. Lo tiap hari bawa bekal, kan? bagaimana kalau kita tukeran. Gue makan bekal lo dan lo makan jatah makan siang gue!"
"Jangan lah, Ian. Jatah makan siang di sini kan, sudah diatur kandungan vitamin dan gizinya. Cocok untuk lidah kalian malah. Kalau masakan gue kan, sederhana!"
Sederhana yang Shasa maksud dengan menu ayam suwir kemangi, perkedel kentang dan tumis buncis daging cincang.
Memang sederhana menurutnya khas masakan Indonesia, dibanding bento yang Adrian bawa dengan menu chicken katsu, nasi ayam Hainan, salad dan gyoza.
"Tapi gue suka lo!" ucap Adrian dengan mulut penuhnya.
"Hah apa?"
Adrian menelan makanannya dengan cepat karena sadar kalau ia salah bicara. "Maksud gue, gue suka makanan yang lo buat. Pokoknya mulai sekarang lo harus masak buat gue!"
"Macam emak-emak catering gue!" Shasa terkekeh sambil menikmati makanan yang sudah Adrian bawakan untuknya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Itu siapa sih yang selalu jalan sama Adrian?" tanya wanita yang mirip Kendall Jenner.
"Ohhh itu Raneysha yang duduk sama Arden, kenapa memangnya?" jawab Ririn
"Jal ang banget sih dia, deket-deketin cowok gue!"
Perempuan yang bernama Ririn langsung menatap Debby dengan wajah terkejutnya.
"Jadi Adrian cowok lo, Deb? Sejak kapan? Kok kita gak ada yang tau kalau kalian sedang dekat?" tanya Ririn terkejut.
Debby mengangguk dengan percaya dirinya. "Nyokap nya Adrian dan nyokap gue udah sepakat mau jodohin kita," ucap Debby kemudian menatap Shasa dengan wajah sinis nya.
"Lo masuk ke kelas duluan sana, gue mau--" Adrian memberikan kode merokok.
Shasa yang paham hanya terkekeh sambil menggeleng gelengkan kepala.
Banyak murid yang salah paham melihat kode yang Adrian berikan untuk Shasa. Mereka berpikir itu kode kiss bye.
"Pantes aja nempel terus, dia tau kali ya kalau yang lagi dia gebet itu anak pemilik sekolah ini!" ucap Debby, ketika Shasa berjalan mendekati kerumunan para gadis yang katanya populer dan cukup berpengaruh di Alexandra High school.
"Ya iya lah Deb, buat bertahan di sekolah ini apalagi orang tua bukan pengusaha ya harus jadi jal ang!" Cewek yang bernama Ririn itu menimpali sindiran dari temannya yang bernama Debby.
Shasa yang masih belum mengerti dengan atmosfer kelas, tampak tidak terganggu dengan sindiran-sindiran yang Debby dan Ririn berikan. Hal itu membuat Debby maupun Ririn meradang.
Namun, ia tidak bisa berbuat apapun karena pembullyan atau penindasan di Alexandra tidak diperbolehkan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari berganti Hari, Minggu berganti Minggu, Bulan pun berganti Bulan.
Kedekatan Shasa dan Adrian semakin terlihat jelas. Bahkan Adrian secara terang-terangan mengantar jemput Shasa sekolah.
Keduanya pun saling mensupport kegiatan masing-masing. Shasa dengan ekskul seni vocal dan PMR-nya, lalu Adrian dengan semua ekskul cabang olahraga dan seni vocal nya.
Tak jarang Shasa dan Adrian terlihat menghabiskan waktu bersama di sekolah khususnya di ruang musik.
Perasaan mereka pun semakin lama semakin tumbuh. Namun diantara keduanya selalu mengelak jika ada yang mengatakan bahwa mereka sepasang kekasih.
Di balik kedekatan Adrian, teman-teman Adrian khususnya Pioneer, tidak menyukai kebersamaan Shasa dan Adrian.
Karena menurut mereka, semenjak Adrian bersama Shasa, intensitas kehadiran Adrian di markas berkurang.
Di tambah wanita-wanita pemuja Adrian mulai terang-terangan mengganggu Shasa.
Baik secara langsung ataupun di sosmed. Bahkan kini Shasa memprivasi akun sosial media nya.
"Gue mau ngomong sama lo sebentar!" Danu mencegat Shasa yang sedang berjalan di koridor menuju parkiran sekolah.
Danu berjalan mendahului Shasa, lalu Shasa mengikuti langkah Danu yang mengarah menuju perpustakaan tempat dirinya dan Adrian menghabiskan waktu istirahat bersama.
"Gue tau apa yang selama ini kalian lakukan di sini. Di tempat ini!" ucap Danu dingin sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
Shasa mengangguk. "Semua orang tau kalau gue dan Adrian menghabiskan waktu di sini bahkan penjaga perpustakaan pun tau itu!"
Danu berdecih dan tersenyum smirk. "I mean, gue tau perasaan lo sebesar apa ke Adrian dan --"
"Gak usah sok tau, gue sama Adrian cuma teman baik!" potong shasa cepat.
"Well, well, best friends? Lo tau, antara wanita dan pria itu tidak ada yang namanya teman baik, Raneysha!"
Shasa terdiam membenarkan ucapan cowok yang berpenampilan sempurna itu, yang kini berdiri di hadapannya.
"To be honest, I am so hate you. Gadis sok suci!" desis Danu. "Inget Raneysha, gua bakal bikin Adrian membenci lo!" Ancam Danu sinis.
"Apa maksud lo? Gue gak pernah mengganggu lo, Nu. Gue juga gak pernah mengusik lo! Apa ini karena gue berteman dengan Adrian makanya lo cemburu, marah dan benci gue? Atau jangan-jangan --"
Shasa mendekatkan tubuhnya sejajar dengan telinga Danu karena tubuh Danu sangat tinggi melebihi Adrian.
"Jangan-jangan lo suka sama Adrian? Lo ho mo?" tebak Shasa.
Danu menoleh cepat dan langsung mencekik Shasa dengan tangan kirinya. Tubuh gadis itu ia benturkan ke tembok.
"Hati-hati kalau lo ngomong. Lo tau kan, kalau orang tuanya Mafia, anaknya pun juga Mafia dan gue gak pandang bulu. Gue bebas mengek sekusi siapa pun yang gue mau dan gue yakin lo paham permainan Mafia seperti apa!"
"Uhuuk ... uhhukk ... uhuukkk ..." Shasa berusaha untuk memukul lengan Danu agar lelaki itu melepaskan tangannya dari batang leher Shasa.
"Satu lagi Raneysha, gue bukan penganut feminisme! Apapun gendernya, selama dia mengusik ketenangan gue, bakal gue habisin!" lanjut Danu.
Kali ini Shasa memukul tangan Danu dengan keras. Namun percuma, tenaganya kalah dengan Danu. Shasa sekarang paham kenapa Danu membencinya.
Ini bukan soal Adrian tapi ini soal ucapannya tempo lalu yang mungkin menyinggung seorang Kamandanu.
"Uhhhuukkk ... uhhhuuukkk ... uhhhuuukkk." Shasa kembali terbatuk saat Danu melepaskan cekikannya. Ia segera merauk oksigen sebanyak-banyaknya.
"Maaf ... maaf," ucap Shasa terbata sambil mengeluarkan air mata dari sudut matanya.
"Gue minta maaf kalau kata-kata gue waktu itu menyinggung lo dan teman-teman lo. Gue gak tau tentang lo semua. Gue minta maaf!" lanjut Shasa sambil berjongkok. Cekikan dari Danu membuatnya sulit bernafas.
Danu meninggalkan Shasa begitu saja dan tidak menghiraukan permintaan maaf dari shasa.
"SHASA ...."
...(┛ಸ_ಸ)┛彡To be continueノ( ͡° ͜ʖ ͡°ノ)...
Jangan lupa like, kembang kopinya 🫰🏾
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Katty miaw
hey Adrian. kamu kocak
2025-02-23
0
young match
kejamnya danu
2024-10-25
0
Bilqies
hmmm dasar
bilang aja loo pengen makan masakan nya shasa
2024-05-22
1