Selamat Tinggal Jurang Kematian

Kini malam sudah berganti pagi, Arya terbang menuju ke gubuknya untuk memasukkan semua tanaman obat-obatan ke dalam ruang dimensi miliknya. Setelah semuanya dimasukkan, Arya kembali melangkah untuk menuju ke lembah hutan kematian. Pemuda itu berniat mencari beberapa pohon sumberdaya dan juga memasukkannya ke dalam ruang dimensinya.

Tapi sebelum memasuki lembah hutan kematian, Arya terlebih dahulu menuju ke tepi sungai. Dia kembali teringat masa dimana saat-saat dirinya masih bersama Zhen Long beberapa tahun yang lalu, mereka sering memancing atau menangkap ikan di sungai tersebut.

Arya memutuskan untuk menangkap ikan sekaligus untuk membersihkan badannya terlebih dahulu. Tak membutuhkan waktu lama, pemuda itu sudah menangkap 4 ekor ikan yang lumayan besar. Memang Arya berfikir sebelum memasuki lembah hutan kematian, alangkah baiknya dia sarapan untuk sekedar mengganjal perutnya.

Setelah memakan 4 ekor ikan yang berhasil di tangkapannya. Arya langsung melesat terbang dengan cepat ke arah tempat pohon sumberdaya yang di ingatnya beberapa waktu yang lalu saat ia sedang berburu di dalam lembah hutan kematian.

Butuh waktu beberapa jam untuk memasukkan semua pohon sumberdaya yang telah ditemukannya tersebut, namun dia tidak berhenti sampai disana, dia terus menyisir area hutan lembah kematian guna mencari beberapa sumberdaya lainnya.

Arya juga memasukkan beberapa pohon yang terdapat sarang lebah madu giok ke dalam dimensinya, karena madu giok sendiri berkhasiat memperkuat tubuh, memulihkan stamina dan juga menambah tenaga dalam.

Setelah mendapatkan semua yang di inginkannya, ternyata dia masih terus menyisir hutan tersebut sampai pada kedalaman yang belum pernah di jamahnya sama sekali.

Arya memang sudah menekan auranya agar tidak bisa terdeteksi oleh para siluman sejak awal memasuki hutan ini. Selama sedang mencari sumberdaya, dia beberapakali sempat bertemu dengan beberapa siluman, tapi Arya tidak berniat mengambil mustika-mustika siluman tersebut, dia justru malah selalu menghindar dan mengambil jarak, karena bagaimanapun dia tidak ingin membuang-buang waktu dan tenaganya. Sebab prioritas utamanya saat ini adalah mengumpulkan semua sumberdaya.

Semakin Arya memasuki kedalaman hutan, cahaya matahari mulai meredup. Itu semua karena cahaya matahari tidak dapat menembus lebatnya pepohonan besar yang begitu rindang dan banyaknya, sampai-sampai pohon-pohon tersebut juga mampu menutupi akses jalan masuk terlalu dalam ke area kedalaman hutan tersebut. Melihat hal itu, Arya memilih melanjutkan perjalanannya dengan melompati pohon demi pohon.

Arya tiba-tiba merasakan aura yang begitu besar, sampai-sampai dalam jarak yang masih begitu jauh, dia tetap merasakan tertekan dikarenakan pancaran energi tersebut. Energi itupun juga sanggup membuat tubuhnya bergetar, serta merasa berat untuk melangkah maju mendekati sumber energi itu.

"Sebenarnya energi apa ini, kuat sekali?" Gumam Arya dalam hati sambil mengalirkan energi ke seluruh tubuhnya agar mengurangi tekanan yang sebabkan energi itu.

Beberapa siluman terlihat berlarian menjauhi pusat lokasi yang memancarkan aura yang luar biasa hebat tersebut.

Karena penasaran, Arya tetap melangkahkan kakinya untuk mendekati sumber aura besar itu. Sampai akhirnya, pemuda itu mendengar sebuah suara seperti sedang terjadi sebuah pertarungan.

Setelah memperpendek jarak hingga sekitar 500 meter dari pusat pertarungan tersebut. Arya bisa melihat dengan jelas semua yang terjadi disana, itu semua dikarenakan Arya menggunakan jurus Panca Indera Naga Emas, yang membuat panca inderanya jauh lebih tajam dan lebih sensitif.

Arya kemudian memanggil Dewa Petir. "Kenapa mereka bertarung satu sama lain?" Tanyanya sesaat setelah Dewa Petir muncul di sampingnya.

"Lima binatang itu tidak lain adalah Raja para siluman... Ini sangat berbahaya, kau harus lari sejauh mungkin dari tempat ini. Mereka bukanlah tandinganmu, karena mereka semua berada di tahap Pendekar Suci." Ujar Dewa Petir cemas. Lalu melanjutkan "Kelihatannya, mereka sedang memperebutkan daerah kekuasaan."

"Sebentar... Kita tunggu dulu disini...! kita amati siapa yang akan menang. Setelah hanya tersisa satu di antara mereka, kita ambil kesempatan itu untuk menyerang siluman yang tersisa. Pastinya, mustika dari Raja siluman itu akan sangat membantuku untuk meningkatkan Kultivasi." Kata Arya melalui telepati.

"Apa kau sudah gila... Bahkan jika hanya tertinggal satu Raja siluman saja, kau tidak mungkin akan bisa mengalahkannya. Lebih baik kita pergi menjauh dari sini, mendekatinya hanya akan membuatmu terbunuh." Balas Dewa Petir yang tidak setuju dengan pemikiran Arya.

"Kenapa aku harus takut.. Setelah hanya tersisa satu Raja siluman saja, energi mereka pasti hanya tersisa sedikit setelah melakukan pertarungan. Jika aku tidak bisa mengatasi mereka, bukankah kau pasti akan membantuku." Arya tersenyum tipis kepada Dewa Petir.

"Tidak ku sangka bocah sepertimu ternyata licik juga... Kau tak bisa selalu mengandalkan orang lain terus menerus. Belajarlah menyelesaikan masalahmu sendiri. Aaaahh... Tapi itu tidak masalah.. aku suka cara berfikirmu ini, setelah kau mendapatkan mustika Raja siluman itu, pasti perkembangan kultivasimu akan meningkat tajam dan tugasku sendiri akan cepat selesai. Hahaha..." Dewa Petir tertawa sambil menatap pertarungan para Raja siluman.

Setelah menunggu beberapa jam sampai hari sudah menjelang sore, pertarungan merekapun akhirnya berakhir, dan menyisakan satu Raja siluman kera hijau yang terluka parah akibat pertarungan tersebut.

Tak ingin membuang waktu, Arya langsung melesat cepat menyerang menggunakan Jurus Kilat Naga Emas yang di kombinasikan dengan Jurus Pusaran Angin Naga.

Sebelum serangan Arya berhasil mengenai sasaran, Raja siluman kera hijau tersebut mampu menangkisnya dengan menggunakan kedua tangannya. namun dikarenakan energi yang dimiliki siluman itu sudah terkuras, tangkisan Raja siluman itupun tidak dapat menahan terlalu lama serangan dari Arya. Hingga akhirnya kedua lengan Raja siluman kera hijau itupun terpotong.

Aaaaarrggg....

Melihat serangan yang tiba-tiba mengarah kepadanya dan berhasil membuat kedua lengannya terpotong. Raja siluman kera hijau itupun menjadi sangat murka, dan dengan cepat menyerang balik dengan membabi-buta.

Raja siluman itupun menyerang Arya tanpa menggunakan kedua lengannya yang telah terpotong. Akan tetapi Arya tetap tidak bisa mengimbangi kecepatan serta kekuatan dari serangan yang di lancarkan oleh Raja siluman tersebut. Bahkan beberapa kali Arya tidak bisa menghindari serangan dari Raja siluman tersebut, dan akhirnya dia harus rela mendapatkan tendangan demi tendangan bahkan beberapa kali ia sampai harus memuntahkan darah.

Sampai akhirnya Arya kembali terpental mundur dan mengeluarkan banyak darah dari hidung serta mulutnya. Baju yang di kenakannya pun kini terlihat telah mengalami banyak robekan, badannya sendiri banyak bekas luka sayatan. Kalau bukan karena Arya mempunyai Jurus Sisik Naga Emas, sudah barang tentu tubuhnya telah terbelah menjadi beberapa potongan.

Arya kemudian melompat mundur untuk mengambil jarak dan menstabilkan kembali kondisinya. Pemuda itu berniat menggunakan kesempatan ini untuk menggunakan Jurus pertama Pernafasan Naga Emas tahap 2, yaitu untuk meregenerasi tubuhnya agar cepat pulih dari luka-luka luar.

Namun tidak berselang beberapa lama ketika Arya baru saja tengah menggunakan Jurus tersebut, dia kembali diserang oleh Raja siluman kera hijau yang sudah gelap mata karena amarahnya yang telah memuncak.

Dewa Petir yang melihat Arya sudah tidak punya waktu lagi untuk menghindari serangan tersebut. Lantas langsung bergegas merasuki tubuh Arya, dan dengan satu tangan milik Arya yang telah dirasuki oleh Dewa Petir, pemuda itu bisa menahan serangan tersebut tanpa membuat tubuhnya bergeser sedikitpun dari tempatnya.

Raja siluman kera hijau itupun terbelalak dan lalu melompat mundur, dia memperhatikan Arya secara seksama. Karena kepintaran serta instingnya yang tajam, dia memutuskan untuk tidak lagi gegabah dengan kembali menyerang. Melihat kekuatan pemuda itu saat ini tiba-tiba meningkat secara tajam setelah dirasuki oleh Dewa Petir, Raja siluman kera hijau tersebut agak gentar dan berniat untuk kabur.

Tiba-tiba muncul aura biru yang menjalar semakin meluas dari tubuh Arya, aura itu ternyata membuat gravitasi mendadak sangat berat. Dengan sisa-sisa tenaganya, raja siluman kera hijau tersebut melarikan diri.

Setelah di rasa cukup jauh, raja siluman itupun menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa Arya sudah jauh darinya.

Namun tiba-tiba Raja siluman itupun terpental saat dirinya sedang menengok ke belakang. Setelah terjatuh, siluman itupun terkejut saat mendapati jika Arya sudah berada di hadapannya.

Karena ketakutan, Raja siluman tersebut tidak punya pilihan lain selain berusaha untuk kembali melarikan diri. namun sebelum dirinya bisa kabur lebih jauh, lagi-lagi Arya sudah berada di hadapannya dan langsung melepaskan sebuah pukulan yang dengan telak menghantam tubuhnya.

Sebuah lubang kawah besar tercipta dari ledakan energi bersamaan dengan jatuhnya tubuh Raja siluman kera hijau menghantam tanah. Raja siluman itupun mencoba untuk bangkit namun usahanya sia-sia, dia lalu melirik ke arah perutnya yang terasa sangat sakit, dan ternyata perutnya saat ini telah berlubang dengan darah mengalir deras dari lubang tersebut.

Arya berjalan perlahan dengan santai mendekati Raja siluman kera hijau yang terbaring tak berdaya. "Akan ku berikan sebuah hadiah untukmu bocah." Ucap Dewa Petir melalui telepati yang masih merasuki tubuh Arya.

Dewa Petir kemudian meletakkan tangan kanannya di kepala Raja siluman kera hijau. Setelahnya, dia menyerap energi kehidupan dari Raja siluman itu sampai habis. Beberapa saat kemudian, tubuh siluman tersebut tewas hanya menyisakan kerangka tulangnya saja.

Setelah membereskan Raja siluman kera hijau, Dewa Petir lalu melangkah menuju ke jasad para Raja siluman yang sudah terlebih dulu tewas. Kemudian ia mengambil 4 mustika siluman tersebut, sementara mustika Raja siluman kera hijau sendiri sudah habis terserap bersamaan dengan energi kehidupannya. Lalu Dewa Petir mengembalikan kesadaran Arya.

"Kekuatan Dewa Petir benar-benar mengerikan." Gumam Arya dalam hati sambil memandangi kerangka tulang siluman kera hijau.

"Itu belum seberapa bocah, makanya kau jangan berani-berani lagi meledekku seperti kemarin." Ujar Dewa dengan nada sombong melalui telepati.

"Huuuuuuffftt... Eh tapi...tapi.. Mengapa badanku sekarang terasa lebih ringan dan lebih banyak energi daripada sebelumnya?” Arya memperhatikan tubuhnya dengan ekspresi kebingungan.

"Itu semua, karena aku telah menggunakan tubuhmu untuk menyerap energi kehidupan dari siluman kera kecil itu. Dan sekarang kau sudah naik ke tahap Pendekar Panglima tingkat puncak.... Sebentar lagi kau akan menerobos ke tahap Pendekar Raja, setelah kau menyerap energi mustika Raja siluman di tanganmu itu." Jelas Dewa Petir.

Arya hanya hanya mengangguk dan lalu memasukkan mustika Raja siluman tersebut ke dalam cincin ruang miliknya. Setelahnya, dia menatap ke area sekelilingnya yang telah hancur dan banyak pohon yang tumbang dimana-mana. Namun pandangannya langsung tertuju pada 3 pohon yang masih berdiri kokoh, dan jarak pohon satu dengan pohon yang lain tidak begitu jauh.

"Wow... Tidak ku sangka, disini ada pohon sumberdaya yang begitu langka, yang hanya bisa berbuah setelah seribu tahun lamanya... Jadi ternyata, para Raja siluman itu selain memperebutkan wilayah kekuasaan, mereka juga mengincar pohon langka yang sudah berbuah ini." Gumam Arya dalam hati dengan mata yang berbinar-binar mengamati 3 pohon langka tersebut.

Pohon itu tidak lain adalah pohon Taring Naga merah, anggur kristal giok hijau, dan labu api biru.

Arya mengetahui semua jenis-jenis sumberdaya dan tanaman obat serta manfaatnya, karena ia telah belajar dari kitab pengobatan surgawi yang diberikan Zhen Long kepadanya.

Setelah selesai memindahkan ketiga pohon sumberdaya langka tersebut, Arya lalu kembali terbang melesat cepat ke arah tepi sungai yang lokasinya tidak jauh dari gubuk tempat tinggalnya.

Arya kemudian mandi untuk membersihkan tubuhnya yang telah lengket akibat keringat dan darah, sehingga menimbulkan bau anyir yang tidak sedap.

Sesudah bersih dari segala kotoran yang menempel ditubuhnya, Arya juga tidak lupa mengganti pakaiannya. Kini penampilan pemuda itu terlihat gagah dengan kulitnya yang seputih salju serta wajahnya yang berparas tampan. Sehingga kalau ada orang yang melihatnya, mungkin orang tersebut akan mengira jika Arya adalah seorang pangeran atau bahkan seorang dewa yang turun dari khayangan.

Arya lantas kembali ke gubuknya, yang beberapa tahun belakangan ini sudah menjadi tempat tinggalnya. Setelah sampai di depan gubuk, ia menatap gubuk itu beberapa saat sebelum melesat terbang dengan kecepatan tinggi naik ke atas.

Dipertengahan perjalanan terbangnya menuju ke atas bibir jurang kematian, Arya berhenti sambil masih tetap melayang di udara, kemudian ia membuka segel yang telah di pasang oleh Zhen Long sebelumnya.

Segel itu sendiri berfungsi untuk menyamarkan aura dan melindungi dari siapapun yang berniat ingin menerobos segel tersebut. Jika pun ada yang tetap memaksakan diri menerobos segel tersebut maka tubuhnya akan di pastikan hancur.

Setelah berada di atas jurang kematian, Arya memandangi sekitar lokasi bibir jurang tersebut. Pemuda itu kembali teringat potongan-potongan kejadian yang di alami ibu dan pemilik tubuhnya sebelum terjatuh ke dasar jurang kematian.

Beberapa saat kemudian, Arya lalu menggunakan ilmu meringankan tubuhnya, pemuda itu terus berlari dan tidak menghiraukan beberapa siluman yang tengah mengawasinya.

Dalam hati Arya bergumam:

"Selamat tinggal lembah jurang Kematian, dan selamat datang dunia baru. Aku akan segera melaksanakan amanat untuk secepatnya menemui kakek."

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

kuuaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Li Tian

2024-02-28

0

Reza Aditiya

Reza Aditiya

masa pas pertarungan cuman isi penjelasan doang,kadang ada Suara pertarungan nya Kaya" Boom " atau Gimana gitu suara pertarungan biar seru ini mah Datar aja penjelasan doang?

2024-02-23

2

Harman LokeST

Harman LokeST

kuuaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Arya

2024-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula Berpindah Dimensi
2 Kehidupan Baru
3 Belajar Alkemis
4 Latihan Fisik 1
5 Latihan Fisik 2
6 Latihan Fisik 3
7 Latihan Fisik 4
8 Masa lalu Tubuh Arya
9 Kitab Pedang Bayangan
10 Perpisahan Dengan Zhen Long
11 Asal Muasal Cincin Ruang Semesta
12 Selamat Tinggal Jurang Kematian
13 Memulai Petualangan
14 Bertemu Kembali
15 Mengobati Tetua Sekte Bunga Matahari
16 Rencana Tetua Sekte Bunga Matahari
17 Pemahaman Ilmu Berpedang
18 Keinginan Liu Wei
19 Kedatangan Sekte Pedang Teratai
20 Meningkatkan Kultivasi Para Murid
21 Turnamen Pendekar Muda
22 Turnamen Pendekar Muda 2
23 Turmanen Pendekar Muda 3
24 Turnamen Pendekar Muda 4
25 Turmanen Pendekar Muda 5
26 Final Turnamen Pendekar Muda
27 Hasil Turmanen Pendekar Muda
28 Menjual Pil Giok Suci
29 Masalalu Liu Wei
30 Perpisahan
31 Pria Tua Misterius
32 Niat Baik Yang Dilandasi Kejahatan
33 Tupai Pertapa
34 Diatas Pendekar Suci
35 Terungkap Segalanya
36 Kejar Kejaran
37 Kerajaan Siluman Tupai
38 Memindahkan Sebuah Kerajaan
39 Menjadi Pemimpin Siluman Tupai
40 Kabut Ilusi
41 Penjaga Kabut Ilusi
42 Raja Obat
43 Menuju Pertarungan
44 Menjadi Pengawal Pangeran
45 Pertama Kalinya Membunuh
46 Kecerobohan Dewa Petir
47 Aura Jiwa Shenren
48 Bertemu Kaisar Surga
49 Mengobati Penduduk Desa
50 Siluman Penghuni Sungai
51 Si Kembar Haus Darah
52 Tangisan Desa Fushun
53 Kembalinya Dewa Petir
54 Cairan Pusaran Waktu
55 Menundukkan Harimau Putih
56 Roh Pusaka
57 Penculikan Pangeran Lin Yon Jun
58 Dimana Hantu
59 Keterpaksaan Tindakan Walikota
60 Teknik Penghisap Dimensi
61 Keputusan Arya
62 Arya Vs Patriark Kim Taiqing
63 Hancurnya Sekte Pedang Berduri
64 Mengarang Cerita
65 Racun Tengkorak Iblis
66 Menyebarkan Informasi
67 Pengintai
68 Tiba Di Kerajaan Goading
69 Mengobati Sang Raja
70 Duri Dalam Daging
71 Pertunjukan Yang Menarik
72 Bertarung Melawan Tiga Tetua
73 Persaingan
74 Kekecewaan
75 Bocah Kecil Penjual Permen
76 Tiga Bersaudara
77 Memberikan Kenang-kenangan
78 Raja Para Dewa
79 Jurus Berpindah Dimensi
80 Meninggalkan Istana Goading
81 Pasar
82 Kertas Sihir
83 Membuka Meridian Ketiga Bersaudara
84 Menangkap Pemberontak Dalam Istana
85 Penyerangan Ke Markas Pemberontak
86 Hancurnya Markas Pemberontak
87 Acara Pemakaman
88 Perpisahan Tanpa Kata
89 Penobatan Pangeran Lin Yon Jun
90 Kekuatan Pendekar Kekaisaran Tang
91 Melawan Para Perampok
92 Si Tubuh Besi
93 Asosiasi Lotus Perak
94 Kembalinya Sekte Lembah Petir
95 Sekte Pelarian Dari Kekaisaran Tang
96 Mengajukan Kerjasama
97 Membuka Toko
98 Toko Obat Xian
99 Keputusan Shi Yuan Jie
100 Membeli Senjata
101 Membuat Pil Awet Muda
102 Toko Di Buka Kembali
103 Permainan Catur
104 Mencapai Kesepakatan
105 Pesta Peresmian
106 Teman Lama
107 Menutup Toko
108 Para Penghadang
109 Pemuja Iblis
110 Pertarungan Berakhir
111 Penyelidikan
112 Persaingan Dua Gadis
113 Hasil Penyelidikan
114 Kontrak Ikatan Pusaka
115 Melawan Roh Pusaka
116 Keberhasilan Melakukan Kontrak Pusaka
117 Masalalu Roh Pusaka
118 Jurus Perubahan Wujud
119 Kekesalan Liu Wei
120 Kedai Din Thai Fung
121 Menjalin Aliansi
122 Bergabung Dengan Aliansi Pendekar Surgawi
123 Acara Lelang
124 Pembukaan Lelang
125 Siluman Griffin
126 Pusaka Kipas Naga Angin
127 Burung Phoenix Petir
128 Kericuhan Acara Lelang
129 Siasat Shi Yuan Jie
130 Putri Kerajaan Guangzhou
131 Pusaka Tombak Pembunuh Naga
132 Melelang Penawar Racun Perusak Syaraf
133 Melelang Pil Giok Suci
134 Permintaan Maaf
135 Acara Lelang Berakhir
136 Keributan Di Pintu Gerbang Istana
137 Memenuhi Undangan Raja Thai Yen
138 Arya Vs Jenderal Yu Lang
139 Arya Vs Jenderal Yu Lang ll
140 Duel Berakhir
141 Dugaan Huashan
142 Menyusun Rencana
143 Penculikan
144 Sisi Lain Panglima Chong Quon
145 Menyambut Anggota Baru
146 Teknik Pedang Terbang
147 Pertempuran
148 Melumpuhkan Kultivasi
149 Perjodohan
150 Melatih Keseimbangan
151 Masalalu An Lushan
152 Menyampaikan Berita Baik
153 Dendam Yang Membara.
154 Kebimbangan Patriark Tao Lian
155 Mendatangi Sekte Pedang Teratai
156 Persetujuan
157 Semakin Yakin
158 Kekecewaan Sekte Tapak Iblis
159 Menemukan Tempat Persembunyian
160 Energi Kegelapan
161 Ritual Anggota Baru
162 Hutan Gelap
163 Sekelompok Siluman Singa
164 Serangan Susulan
165 Cerita Dibalik Hutan Hei'an
166 Bertemu Naga
167 Lembah Naga
168 Tiga Darah Berbeda
169 Kebebasan Yang Mengejutkan
170 Melawan Para Siluman Naga
171 Menghadapi Penyusup
172 Menghadapi Penyusup II
173 Pulau Kehidupan
174 Tamu Tidak Di Undang
175 Penyucian Hati
176 Sisi Gelap I
177 Sisi Gelap II
178 Teknik Pengendalian Darah
179 Taichi
180 Duel Naga Vs Harimau
181 Arya Vs Chaizu I
182 Arya Vs Chaizu II
183 Arya Vs Chaizu III
184 Arya Vs Chaizu IV
185 Keluar Dari Hutan Hei'an
186 Latihan Pertama Di Sekte Lembah Petir
187 Sahabat Baru
188 Pencari Pusaka Langit.
189 Penculikan Bayi
190 Mengejar Penculik
191 Pendekar Suci Turun Tangan
192 Penculikan Putri Kaisar
193 Kecerdikan Han Jifan
194 Arya Vs Huashan
195 Pil Serat Gairah
196 Kemarahan Sang Putri
197 Menyampaikan Permasalahan
198 Keputusan Sang Putri
199 Seruling Cahaya Malam
200 Pesan Dari Bangsa Iblis
201 Hujan Meteor
202 Kemunculan Tengkorak Di Langit
203 Kota Mati
204 Tantangan Yang Tidak Sepadan
205 Pengendalian Pikiran
206 Keluar Demi Membalaskan Dendam
207 Perubahan Sikap Arya
208 Sebuah Tamparan Telak
209 Episode Terakhir
210 Pengumuman
Episodes

Updated 210 Episodes

1
Awal Mula Berpindah Dimensi
2
Kehidupan Baru
3
Belajar Alkemis
4
Latihan Fisik 1
5
Latihan Fisik 2
6
Latihan Fisik 3
7
Latihan Fisik 4
8
Masa lalu Tubuh Arya
9
Kitab Pedang Bayangan
10
Perpisahan Dengan Zhen Long
11
Asal Muasal Cincin Ruang Semesta
12
Selamat Tinggal Jurang Kematian
13
Memulai Petualangan
14
Bertemu Kembali
15
Mengobati Tetua Sekte Bunga Matahari
16
Rencana Tetua Sekte Bunga Matahari
17
Pemahaman Ilmu Berpedang
18
Keinginan Liu Wei
19
Kedatangan Sekte Pedang Teratai
20
Meningkatkan Kultivasi Para Murid
21
Turnamen Pendekar Muda
22
Turnamen Pendekar Muda 2
23
Turmanen Pendekar Muda 3
24
Turnamen Pendekar Muda 4
25
Turmanen Pendekar Muda 5
26
Final Turnamen Pendekar Muda
27
Hasil Turmanen Pendekar Muda
28
Menjual Pil Giok Suci
29
Masalalu Liu Wei
30
Perpisahan
31
Pria Tua Misterius
32
Niat Baik Yang Dilandasi Kejahatan
33
Tupai Pertapa
34
Diatas Pendekar Suci
35
Terungkap Segalanya
36
Kejar Kejaran
37
Kerajaan Siluman Tupai
38
Memindahkan Sebuah Kerajaan
39
Menjadi Pemimpin Siluman Tupai
40
Kabut Ilusi
41
Penjaga Kabut Ilusi
42
Raja Obat
43
Menuju Pertarungan
44
Menjadi Pengawal Pangeran
45
Pertama Kalinya Membunuh
46
Kecerobohan Dewa Petir
47
Aura Jiwa Shenren
48
Bertemu Kaisar Surga
49
Mengobati Penduduk Desa
50
Siluman Penghuni Sungai
51
Si Kembar Haus Darah
52
Tangisan Desa Fushun
53
Kembalinya Dewa Petir
54
Cairan Pusaran Waktu
55
Menundukkan Harimau Putih
56
Roh Pusaka
57
Penculikan Pangeran Lin Yon Jun
58
Dimana Hantu
59
Keterpaksaan Tindakan Walikota
60
Teknik Penghisap Dimensi
61
Keputusan Arya
62
Arya Vs Patriark Kim Taiqing
63
Hancurnya Sekte Pedang Berduri
64
Mengarang Cerita
65
Racun Tengkorak Iblis
66
Menyebarkan Informasi
67
Pengintai
68
Tiba Di Kerajaan Goading
69
Mengobati Sang Raja
70
Duri Dalam Daging
71
Pertunjukan Yang Menarik
72
Bertarung Melawan Tiga Tetua
73
Persaingan
74
Kekecewaan
75
Bocah Kecil Penjual Permen
76
Tiga Bersaudara
77
Memberikan Kenang-kenangan
78
Raja Para Dewa
79
Jurus Berpindah Dimensi
80
Meninggalkan Istana Goading
81
Pasar
82
Kertas Sihir
83
Membuka Meridian Ketiga Bersaudara
84
Menangkap Pemberontak Dalam Istana
85
Penyerangan Ke Markas Pemberontak
86
Hancurnya Markas Pemberontak
87
Acara Pemakaman
88
Perpisahan Tanpa Kata
89
Penobatan Pangeran Lin Yon Jun
90
Kekuatan Pendekar Kekaisaran Tang
91
Melawan Para Perampok
92
Si Tubuh Besi
93
Asosiasi Lotus Perak
94
Kembalinya Sekte Lembah Petir
95
Sekte Pelarian Dari Kekaisaran Tang
96
Mengajukan Kerjasama
97
Membuka Toko
98
Toko Obat Xian
99
Keputusan Shi Yuan Jie
100
Membeli Senjata
101
Membuat Pil Awet Muda
102
Toko Di Buka Kembali
103
Permainan Catur
104
Mencapai Kesepakatan
105
Pesta Peresmian
106
Teman Lama
107
Menutup Toko
108
Para Penghadang
109
Pemuja Iblis
110
Pertarungan Berakhir
111
Penyelidikan
112
Persaingan Dua Gadis
113
Hasil Penyelidikan
114
Kontrak Ikatan Pusaka
115
Melawan Roh Pusaka
116
Keberhasilan Melakukan Kontrak Pusaka
117
Masalalu Roh Pusaka
118
Jurus Perubahan Wujud
119
Kekesalan Liu Wei
120
Kedai Din Thai Fung
121
Menjalin Aliansi
122
Bergabung Dengan Aliansi Pendekar Surgawi
123
Acara Lelang
124
Pembukaan Lelang
125
Siluman Griffin
126
Pusaka Kipas Naga Angin
127
Burung Phoenix Petir
128
Kericuhan Acara Lelang
129
Siasat Shi Yuan Jie
130
Putri Kerajaan Guangzhou
131
Pusaka Tombak Pembunuh Naga
132
Melelang Penawar Racun Perusak Syaraf
133
Melelang Pil Giok Suci
134
Permintaan Maaf
135
Acara Lelang Berakhir
136
Keributan Di Pintu Gerbang Istana
137
Memenuhi Undangan Raja Thai Yen
138
Arya Vs Jenderal Yu Lang
139
Arya Vs Jenderal Yu Lang ll
140
Duel Berakhir
141
Dugaan Huashan
142
Menyusun Rencana
143
Penculikan
144
Sisi Lain Panglima Chong Quon
145
Menyambut Anggota Baru
146
Teknik Pedang Terbang
147
Pertempuran
148
Melumpuhkan Kultivasi
149
Perjodohan
150
Melatih Keseimbangan
151
Masalalu An Lushan
152
Menyampaikan Berita Baik
153
Dendam Yang Membara.
154
Kebimbangan Patriark Tao Lian
155
Mendatangi Sekte Pedang Teratai
156
Persetujuan
157
Semakin Yakin
158
Kekecewaan Sekte Tapak Iblis
159
Menemukan Tempat Persembunyian
160
Energi Kegelapan
161
Ritual Anggota Baru
162
Hutan Gelap
163
Sekelompok Siluman Singa
164
Serangan Susulan
165
Cerita Dibalik Hutan Hei'an
166
Bertemu Naga
167
Lembah Naga
168
Tiga Darah Berbeda
169
Kebebasan Yang Mengejutkan
170
Melawan Para Siluman Naga
171
Menghadapi Penyusup
172
Menghadapi Penyusup II
173
Pulau Kehidupan
174
Tamu Tidak Di Undang
175
Penyucian Hati
176
Sisi Gelap I
177
Sisi Gelap II
178
Teknik Pengendalian Darah
179
Taichi
180
Duel Naga Vs Harimau
181
Arya Vs Chaizu I
182
Arya Vs Chaizu II
183
Arya Vs Chaizu III
184
Arya Vs Chaizu IV
185
Keluar Dari Hutan Hei'an
186
Latihan Pertama Di Sekte Lembah Petir
187
Sahabat Baru
188
Pencari Pusaka Langit.
189
Penculikan Bayi
190
Mengejar Penculik
191
Pendekar Suci Turun Tangan
192
Penculikan Putri Kaisar
193
Kecerdikan Han Jifan
194
Arya Vs Huashan
195
Pil Serat Gairah
196
Kemarahan Sang Putri
197
Menyampaikan Permasalahan
198
Keputusan Sang Putri
199
Seruling Cahaya Malam
200
Pesan Dari Bangsa Iblis
201
Hujan Meteor
202
Kemunculan Tengkorak Di Langit
203
Kota Mati
204
Tantangan Yang Tidak Sepadan
205
Pengendalian Pikiran
206
Keluar Demi Membalaskan Dendam
207
Perubahan Sikap Arya
208
Sebuah Tamparan Telak
209
Episode Terakhir
210
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!