Bab 11. Peduli

Devina terlihat sangat syok setelah bertengkar dengan manager. Bahkan dia hampir dihampar oleh pria gendut itu. Untung saja Marcell datang di waktu yang tepat, jika saja Marcell datang terlambat, pria itu pasti akan menyakitinya.

"Kamu nggak papa?" Marcell mendekati Devina yang terdiam dengan tubuhnya gemetaran.

Devina hanya menggeleng dengan bibirnya mengatub, masih sulit untuk bisa diajak bicara.

"Duduklah." Marcell tau Devina mengalami syok berat, dan dia memintanya untuk duduk di kursi tunggu.

Devina mengangguk dan berjalan perlahan untuk duduk.

"Tolong bawakan air!" Marcell meminta salah satu karyawan yang melihat perdebatan Devina untuk mengambilkan air minum buat Devina.

"Baik Pak."

Salah satu pegawai wanita langsung bergegas menuju dapur untuk mengambilkan air putih.

"Vina? Apa yang sudah terjadi padamu tadi? Kenapa kamu bisa berdebat sama Darmanto?" tanya Marcell.

"Aku terlambat satu menit," jawab Devina lirih. Bibir wanita itu bergetar, air matanya juga mengalir keluar membasahi pipi.

"Terlambat satu menit? Dan dia langsung marah gitu?"

Marcell benar-benar kesal dengan sikap pegawainya yang suka arogan terhadap orang lain. Dia mempercayakan Dharmanto sebagai manager karena menilai Darmanto sangat cekatan saat mengerjakan pekerjaan berat, tapi melihat kelakuannya yang hampir melukai Devina membuatnya tidak bisa menganggapnya remeh, Darmanto harus menerima hukuman.

"Dari kemarin pas aku datang pertama kali ke sini, dia udah marah-marah gitu sama aku. Aku nggak tahu kesalahan aku ada di mana? Kalau memang aku tidak diinginkan bekerja di sini juga nggak masalah, aku bisa keluar dengan cara baik-baik, tapi tolong jangan rendahkan aku. Hanya karena aku orang miskin bisa direndahkan seperti ini. Aku di sini tidak mengemis, aku di sini mengulurkan tanganku buat bekerja. Kalau memang tidak diinginkan juga tidak masalah," jawab Devina dengan mengusap air matanya yang tak berhenti berjatuhan.

"Vina, ini adalah kantorku. Aku yang memutuskan siapa yang harus bekerja di sini dan siapa juga yang harus keluar dari sini. Dia itu hanya manajerku. Aku nggak tahu kalau dia tidak pernah bekerja dengan becus. Aku rasa bukan hanya kamu saja yang dibuat nggak nyaman seperti ini. Mungkin ada karyawan lain yang diperlakukan sama sepertimu."

Marcell benar-benar sangat menyesal karena sudah mempercayakan Darmanto sebagai manajer di kantornya. Bukan tanpa alasan dia menggunakan jasa Darmanto sebagai manajer. Selain Darmanto cekatan, orang tuanya masih ada hubungan keluarga. Orang tua Darmanto membujuknya untuk mengangkat Darmanto menjadi manajer di perusahaan miliknya.

"Kamu itu kalau cari pegawai yang benar. Pegawai yang bisa menghargai orang lain. Jangan cari orang yang cuma dianggap pintar tapi otaknya bodoh. Andai saja kamu tidak datang tepat waktu mungkin dia juga sudah menggamparku. Waktu pertama kali aku bekerja dia menegurku karena aku terlambat di saat itu hujan juga lebat dan aku cari angkot itu susah jadinya aku terlambat dan tadi aku terlambat karena ada sedikit masalah, aku benar-benar minta maaf. Aku belum bisa bekerja dengan baik seperti yang diinginkan oleh pegawai di sini."

"Kalau boleh tahu kamu memiliki masalah apa? Maaf aku terlalu ikut campur urusanmu, tapi kalau kamu memiliki masalah dan tidak bisa memecahkannya sendiri, lebih baik kamu cerita sama aku, siapa tahu aku bisa membantumu."

Devina penggalang dengan mengulas senyuman getir. "Nggak usah, terima kasih. Masalahnya juga udah beres. Aku masih bisa menyelesaikannya sendiri," jawab wanita itu dengan suaranya lemah.

Permasalahan yang dihadapinya kini ada pada anak kembarnya  Azalea tidak mau ditinggal jauh-jauh buat bekerja. Anak kecil itu takut hanya berdua saja di rumah, mereka takut kalau sampai ada penjahat masuk rumah dan membawa mereka, dan itu yang selalu terngiang-ngiang di otak kecil Devina.

"Lain kali kalau kamu butuh sesuatu kamu bilang saja, enggak usah malu-malu. Kamu itu selalu saja menghindariku. Diantarkan pulang nggak mau juga, diminta untuk cerita tentang masalahmu kamu juga menutupinya. Aku sampai bingung harus berbuat apa untuk bisa mengerti perasaanmu. Kamu selalu bilang kalau aku tidak pernah bisa mengerti perasaanmu, dan aku sudah menyakiti hatimu. Terus Apa yang bisa kulakukan untukmu?"

Marcell sangatlah serba salah. Ingin percaya pada Devina tapi melihat foto yang diduga perselingkuhan Devina membuatnya tidak bisa mengontrol emosi, tapi ia masih penasaran dan ingin segera mengetahui kebenarannya, yang bisa membenarkan keaslian foto itu hanyalah fotografer handal dan juga ibunya yang sudah memberikan foto itu padanya."

"Kamu nggak perlu melakukan apa-apa untukku. Kita berteman saja sudah cukup."

"Maksudnya?" Marcell menautkan kedua alisnya dengan menatap dalam-dalam mantan istri yang hampir saja dicelakai oleh pria yang sangat dipercayainya.

"Maksudnya jangan terlihat berlebihan. Di sini kedudukanku sebagai karyawan biasa, itu sudah cukup, jangan seolah-olah kamu pernah memiliki hubungan denganku hingga kamu menganggapku pegawai yang spesial, Aku tidak mau itu."

"Dan satu hal lagi. Kamu harus benar-benar teliti dalam menyurvei pegawaimu. Carilah pegawai yang benar-benar cerdas dan bisa diandalkan bukan hanya dari mulutnya saja tapi tutur katanya juga perlu dipertanyakan banyak orang pintar tapi dia melupakan satu hal yaitu sopan santun jika satu hal itu tidak bisa dipenuhi maka aku jamin perusahaan tidak akan lama berkembang perusahaan bisa jatuh dengan sendirinya karena penguasanya sangat arogan."

Marcell mengangguk. "Iya makasih banyak ya, atas saranmu. Aku bisa merasakan betapa sangat berbeda saat kau ada di sini. Andai saja dari dulu kau ada di sisiku mungkin aku tidak akan selemah ini."

Devina menaikkan ujung bibirnya menyeringai . "Apa kamu bilang? Kamu lemah?" Wanita itu kembali tersenyum meledek. "Lemah dalam hal apa? Kamu itu seorang pemimpin yang berkuasa, dan nggak pantas seorang pemimpin itu berjiwa lemah."

"Kamu bisa membeli semuanya dengan uangmu yang banyak, kamu memiliki segalanya dan kamu berkuasa. Semua orang pasti tersanjung akan dirimu, jadi kalau kamu bilang lemah itu mustahil, tidak akan ada orang yang percaya akan ucapanmu itu."

"Perlu kamu ketahui saja, di sini yang pantas diangkap lemah itu aku. Aku hanya sebatas wanita miskin yang tidak memiliki apa-apa. Hidupku terlunta-lunta di luar tanpa kepedulian siapapun. Bahkan orang tuaku saja tidak mengetahui seperti apa kehidupanku saat ini. Tapi walaupun begitu Aku tidak menunjukkan kelemahanku pada orang lain. Aku sanggup kok, berdiri sendiri tanpa siapapun. Walaupun aku serba kekurangan, setidaknya aku bisa berdiri sendiri dan berusaha untuk bangkit, nggak harus mengemis-ngemis meminta belas kasihan pada orang-orang seperti dirimu."

Marcell sedih mendengarkan kata-kata yang terucap dari mulut mantan istrinya. Sebegitu jahatkah ia telah menceraikan istrinya tanpa bertanya dulu tentang kebenarannya. Tapi saat itu ia benar-benar sudah sangat emosi dan tidak bisa di tolelir lagi. Mendapatkan aduan yang membuat telinganya panas, ia langsung menggugat cerai sang istri tanpa mempedulikan perasaannya.

Terpopuler

Comments

Yatinah

Yatinah

menyesal memang datangnya belakangan

2024-04-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Kembali Bertemu
2 Bab 02. Jangan Kebaperan
3 Bab 03. Perempuan Murahan
4 Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5 Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6 Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7 Bab 07. Gagal Move on
8 Bab 08. Perang Dingin
9 Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10 Bab 10. Enyahlah dari Sini
11 Bab 11. Peduli
12 Bab 12. Insiden di Dapur
13 Bab 13. Siapa Mereka?
14 Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15 Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16 Bab 16. Mereka itu Anakmu
17 Bab 17. Kita Rujuk
18 Bab 18. Tolong Bantu Aku
19 Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20 Bab 20. Kalian Penjilat!
21 Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22 Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23 Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24 Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25 Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26 Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27 Bab 27. Akhirnya Mengaku
28 Bab 28. Daddy Pembohong
29 Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30 Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31 Bab 31. Azalea Kritis
32 Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33 Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34 Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35 Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36 Bab 36. Selalu Salah Paham
37 Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38 Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39 Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40 Bab 40. Mengalah Demi Anak
41 Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42 Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43 Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44 Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45 Bab 45. Restu dari Orang tua
46 Bab 46. Tinggal Satu Atap
47 Bab 47. Akhirnya Rujuk
48 Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49 Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50 Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51 Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52 Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53 Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54 Bab 54. Pilihan Tersulit
55 Bab 55. Produk Unggul
56 Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57 Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58 Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59 Bab 59. Orang Tua Serakah
60 Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61 Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62 Bab 62. Tabur Tuai
63 Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64 Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65 Bab 65. Ceraikan Aku
66 Bab 66. Hati yang Luka
67 Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68 Bab 68. Tumbal Pesugihan
69 Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70 Bab 70. Nadia Maharani
71 Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72 Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73 Bab 73. Pengakuan Nadia
74 Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75 Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76 Bab 76. Sang Pendosa
77 Bab 77. Panik
78 78. Kejahatan Apa yang dilakukan Mama?
79 Bab 79. Kedok Erna Mulai Terbongkar
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 01. Kembali Bertemu
2
Bab 02. Jangan Kebaperan
3
Bab 03. Perempuan Murahan
4
Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5
Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6
Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7
Bab 07. Gagal Move on
8
Bab 08. Perang Dingin
9
Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10
Bab 10. Enyahlah dari Sini
11
Bab 11. Peduli
12
Bab 12. Insiden di Dapur
13
Bab 13. Siapa Mereka?
14
Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15
Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16
Bab 16. Mereka itu Anakmu
17
Bab 17. Kita Rujuk
18
Bab 18. Tolong Bantu Aku
19
Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20
Bab 20. Kalian Penjilat!
21
Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22
Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23
Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24
Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25
Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26
Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27
Bab 27. Akhirnya Mengaku
28
Bab 28. Daddy Pembohong
29
Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30
Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31
Bab 31. Azalea Kritis
32
Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33
Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34
Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35
Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36
Bab 36. Selalu Salah Paham
37
Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38
Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39
Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40
Bab 40. Mengalah Demi Anak
41
Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42
Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43
Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44
Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45
Bab 45. Restu dari Orang tua
46
Bab 46. Tinggal Satu Atap
47
Bab 47. Akhirnya Rujuk
48
Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49
Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50
Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51
Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52
Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53
Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54
Bab 54. Pilihan Tersulit
55
Bab 55. Produk Unggul
56
Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57
Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58
Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59
Bab 59. Orang Tua Serakah
60
Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61
Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62
Bab 62. Tabur Tuai
63
Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64
Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65
Bab 65. Ceraikan Aku
66
Bab 66. Hati yang Luka
67
Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68
Bab 68. Tumbal Pesugihan
69
Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70
Bab 70. Nadia Maharani
71
Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72
Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73
Bab 73. Pengakuan Nadia
74
Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75
Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76
Bab 76. Sang Pendosa
77
Bab 77. Panik
78
78. Kejahatan Apa yang dilakukan Mama?
79
Bab 79. Kedok Erna Mulai Terbongkar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!