Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran

Sudah dijelaskan panjang lebar tapi tak membuat Marcell percaya begitu saja akan ucapannya. Dia masih terngiang-ngiang oleh perkataan seseorang yang sudah memberinya bukti bahwa mantan istrinya itu benar-benar sudah selingkuh di belakangnya.

"Tidak usah terlalu banyak sumpah Vina, kalau orang banyak bersumpah hidupnya tidak akan pernah tenang. Lebih baik akui saja laki-laki mana yang sudah menidurimu waktu itu. Apa kau pikir aku percaya begitu saja setelah kau memberikan penjelasan palsu padaku? Tidak, aku tidak percaya sama sekali dengan penjelasanmu itu. Nyata-nyata aku sudah memiliki bukti kalau kau benar-benar sudah selingkuh dan tidur dengan laki-laki lain. Nyesel aku sudah menikahimu!"

Berkali-kali Marcell mengutarakan penyesalannya karena sudah mengenali dan menikahinya, dan itu cukup menyakitkan bagi Devina, tapi ia berusaha untuk terlihat tegar dan baik-baik saja di depan Marcell.

"Maafkan aku karena sudah membuatmu menyesal. Tapi kalau boleh tahu, bukti apa yang sudah kau miliki hingga membuatmu begitu yakin kalau aku sudah menghianatimu?"

Awalnya Devina masih bersikap formal dan menghormati mantan suami sebagai bosnya, tapi lama-lama ia jenggah juga memanggil 'anda' pada mantan suaminya.

"Ya tentu saja aku memiliki buktinya! Tunggulah di sini, jangan kemana-mana, aku akan carikan bukti yang mengarah semuanya padamu! Aku yakin setelah ini kau tidak bisa mengelaknya."

"Oke."

Devina yang merasa tidak bersalah, dia bersedia untuk menerima bukti-bukti yang dituduhkan oleh mantan suaminya. Dia sendiri juga dibuat penasaran dengan bukti-bukti yang dilayangkan padanya.

'Aku yakin sekali bahwa bukti itu palsu. Sumpah demi apapun aku tidak pernah berbuat keji dan berniat untuk membohonginya.'

"Ini buktinya." Marcell melemparkan empat lembar foto di atas meja dan meminta Devina untuk melihatnya.

Devina melangkahkan kakinya menuju meja dan mengambil lembaran foto yang bergambarkan dirinya tengah bersama seorang pria dalam keadaan tidak memakai pakaian tidur di atas ranjang tertutupkan selimut setengah badan.

"Astaga!! Ini gambarku? Jadi gambar ini yang membuatmu menceraikanku tanpa meminta penjelasan terlebih dulu dariku?"

Devina bahkan tidak yakin sama sekali jika wanita yang tengah tidur di atas ranjang itu adalah dirinya. Ia sangat yakin seseorang telah mengedit foto itu sedetail mungkin, hingga sulit untuk dibedakan antara editan atau benar-benar foto asli.

"Iya, aku rasa tidak ada yang perlu dijelaskan, karena semuanya udah jelas kan, kalau itu foto kamu? Udahlah, nggak usah mengelak lagi, ini benar-benar udah nyata! Mau alasan apalagi kamu?"

"Bukannya aku mengelak, tapi aku sangatlah tidak yakin kalau wanita ini adalah diriku. Bahkan aku tidak mengenali siapa pria ini. Kenapa kau langsung menuduhku telah berselingkuh dengan pria ini?"

Marcell berdecih. "Cih! Masih juga beralasan tidak mengenal. Jelas-jelas pria ini adalah temanku sejak kecil. Selama ini kami selalu bersama ,dan kamu pernah aku kenalkan padanya. Di sini kamu bilang tidak mengenali pria itu, sangat mustahil sekali kalau aku salah orang. Akui saja kesalahanmu, sudah berapa kali kau tidur bersamanya selama aku tidak ada bersamamu!'

Dengan jengkelnya Devina langsung menjawab. "Mungkin sudah ada lebih dari 50 kali aku tidur bersamanya, dan juga bersama pria lain tanpa sepengetahuanmu."

Masa bodoh Marcell bertambah marah. Pria itu sudah tidak lagi mempercayai ucapannya, lantas untuk apa bicara jujur tapi diabaikan.

Devina menatap salah satu gambar yang terlihat vulgar yang siapapun pasti akan jijik melihatnya. Dia sangat yakin gambar itu benar-benar dibuat seperti nyata hanya untuk mengelabui Marcell agar hubungan rumahnya berantakan.

"Sekarang aku tanya sama kamu, yang memberimu gambar seperti ini, itu siapa?"

"Nggak ada pentingnya kamu tahu siapa yang sudah memberiku gambar itu, tapi yang jelas kamu sudah mengakuinya bahwa kamu benar-benar tidur sama laki-laki ini. Ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh Mama, kalau kamu itu benar-benar wanita yang tidak tahu diri dan tidak tahu malu."

Refleks Devina melebarkan tatapannya saat mendengar satu kata yang keluar dari mulut mantan suaminya. Mertuanya orang yang sudah membuat hidupnya hancur dan sama-sama menderita sampai saat ini.

"Oh, jadi ini semua ulah orang tuamu? Pantas saja kau begitu membelanya dan tidak mengakui siapa yang sudah memberikan foto palsu ini padamu," ucapnya dengan melemparkan empat kertas yang diduga kuat itu adalah gambarnya.

Selama ini hubungan Devina dengan orang tua Marcell memang kurang baik, bahkan orang tua Marcell tidak pernah setuju saat Marcell hendak melamarnya, tapi karena Marcell  sangat mencintainya, ia menentang orang tuanya dan menikahinya tanpa mendapatkan restu.

"Aku sarankan padamu, lebih baik kau tanyakan lagi pada orang tuamu, tentang kebenaran foto ini, maksudnya palsu atau asli. Kau juga bisa menanyakannya pada fotografer handal. Kau bisa membenciku sebenci-bencinya kalau memang foto ini terbukti nyata, kalau aku sudah membodohimu selama ini."

Dengan mengusap air matanya yang mengalir, Devina berniat untuk resign dari pekerjaannya yang belum genap satu hari.

"Sepertinya aku tidak bisa bekerja sama denganmu. Aku tidak ingin di antara kita saling terluka, karena sudah memendam kebencian yang tidak ada ujungnya. Aku rasa kau sendiri juga tidak ingin kupermalukan di depan karyawanmu kan? Aku sendiri juga demikian. Aku tidak ingin direndahkan seperti ini oleh atasanku. Aku tidak ingin dipermalukan di depan orang banyak karena perbuatan yang tidak pernah aku lakukan. Aku sangat yakin ini semua hanya rekayasa orang tuamu untuk menjatuhkanku."

Dengan helaan napas tertahan yang menyekat di tenggorokan, Devina pun berpamitan.

"Sekarang aku mau pamit. Aku tidak nyaman bekerja denganmu dan aku akan mencari pekerjaan lain yang bisa menghargaiku. Anggap saja kita tidak berjodoh, dan aku harap kau tidak perlu menemuiku lagi. Sekarang kau sudah bebas untuk memilih. Jika dulu kau salah memilih seorang wanita untuk kau jadikan pasanganmu, maka sekarang kau harus lebih berhati-hati lagi. Jangan pilih wanita sepertiku, karena wanita sepertiku tidak layak untuk dijadikan pendamping. Atau lebih baik jika kau menuruti keinginan orang tuamu untuk dijodohkan dengan wanita pilihannya."

Tidak bisa menahan air matanya Devina pun langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Marcell. Dia menangis dengan berlari keluar lebih kantor tanpa menghiraukan tatapan dari semua orang yang bekerja di situ.

Marcell jadi salah tingkah saat ditinggalkan oleh Devina. Dia langsung berjongkok untuk memunguti kembali foto-foto yang membuat hatinya terluka, tapi ia akan mencari tahu secara detail tentang kebenarannya.

"Apa benarnya yang dikatakan Devina jika foto ini hanya rekayasa? Jika foto ini memang rekayasa, Mama lah yang harus mempertanggungjawabkannya. Tapi kenapa juga Mama tega melakukan ini semua padaku? Apa Aku ini masih kurang baik untuk keluargaku, hingga Mama tega memfitnah istriku dan membuat hidupku hancur?"

Terpopuler

Comments

Yatinah

Yatinah

orang tua yg ngk punya etika baik selalu memandang orang sebelah mata

2024-04-28

1

Yurniati

Yurniati

tetap semangat terus update nya thorr

2024-04-02

1

Yurniati

Yurniati

kasian anak mu kena imbas nya,orang tua nya yang punya masalah anak kena imbasnya,kembar lagi,,,,,,😢😢

2024-04-02

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Kembali Bertemu
2 Bab 02. Jangan Kebaperan
3 Bab 03. Perempuan Murahan
4 Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5 Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6 Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7 Bab 07. Gagal Move on
8 Bab 08. Perang Dingin
9 Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10 Bab 10. Enyahlah dari Sini
11 Bab 11. Peduli
12 Bab 12. Insiden di Dapur
13 Bab 13. Siapa Mereka?
14 Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15 Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16 Bab 16. Mereka itu Anakmu
17 Bab 17. Kita Rujuk
18 Bab 18. Tolong Bantu Aku
19 Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20 Bab 20. Kalian Penjilat!
21 Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22 Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23 Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24 Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25 Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26 Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27 Bab 27. Akhirnya Mengaku
28 Bab 28. Daddy Pembohong
29 Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30 Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31 Bab 31. Azalea Kritis
32 Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33 Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34 Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35 Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36 Bab 36. Selalu Salah Paham
37 Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38 Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39 Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40 Bab 40. Mengalah Demi Anak
41 Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42 Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43 Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44 Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45 Bab 45. Restu dari Orang tua
46 Bab 46. Tinggal Satu Atap
47 Bab 47. Akhirnya Rujuk
48 Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49 Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50 Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51 Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52 Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53 Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54 Bab 54. Pilihan Tersulit
55 Bab 55. Produk Unggul
56 Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57 Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58 Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59 Bab 59. Orang Tua Serakah
60 Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61 Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62 Bab 62. Tabur Tuai
63 Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64 Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65 Bab 65. Ceraikan Aku
66 Bab 66. Hati yang Luka
67 Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68 Bab 68. Tumbal Pesugihan
69 Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70 Bab 70. Nadia Maharani
71 Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72 Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73 Bab 73. Pengakuan Nadia
74 Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75 Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76 Bab 76. Sang Pendosa
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 01. Kembali Bertemu
2
Bab 02. Jangan Kebaperan
3
Bab 03. Perempuan Murahan
4
Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5
Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6
Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7
Bab 07. Gagal Move on
8
Bab 08. Perang Dingin
9
Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10
Bab 10. Enyahlah dari Sini
11
Bab 11. Peduli
12
Bab 12. Insiden di Dapur
13
Bab 13. Siapa Mereka?
14
Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15
Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16
Bab 16. Mereka itu Anakmu
17
Bab 17. Kita Rujuk
18
Bab 18. Tolong Bantu Aku
19
Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20
Bab 20. Kalian Penjilat!
21
Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22
Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23
Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24
Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25
Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26
Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27
Bab 27. Akhirnya Mengaku
28
Bab 28. Daddy Pembohong
29
Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30
Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31
Bab 31. Azalea Kritis
32
Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33
Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34
Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35
Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36
Bab 36. Selalu Salah Paham
37
Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38
Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39
Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40
Bab 40. Mengalah Demi Anak
41
Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42
Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43
Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44
Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45
Bab 45. Restu dari Orang tua
46
Bab 46. Tinggal Satu Atap
47
Bab 47. Akhirnya Rujuk
48
Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49
Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50
Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51
Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52
Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53
Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54
Bab 54. Pilihan Tersulit
55
Bab 55. Produk Unggul
56
Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57
Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58
Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59
Bab 59. Orang Tua Serakah
60
Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61
Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62
Bab 62. Tabur Tuai
63
Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64
Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65
Bab 65. Ceraikan Aku
66
Bab 66. Hati yang Luka
67
Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68
Bab 68. Tumbal Pesugihan
69
Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70
Bab 70. Nadia Maharani
71
Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72
Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73
Bab 73. Pengakuan Nadia
74
Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75
Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76
Bab 76. Sang Pendosa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!