Bab 03. Perempuan Murahan

Keesokan harinya, Marcell memasuki ruang karyawan di saat karyawan tengah memulai aktivitas.

"Kalian! Saya minta pindahkan meja kerja Devina ke ruangan saya. Cepat!!"

Dengan wajah yang diselimuti oleh emosi, Marcell meminta petugas kebersihan untuk mengambil meja kerja Revina yang berderetan dengan karyawan-karyawan yang lain.

"Loh! Pak. Mau dibawa ke mana meja saya! Bapak nggak bisa seenaknya sendiri mengambil meja kerja saya!"

Devina dibuat kesal oleh sikap bosnya yang tiba-tiba saja meminta karyawan untuk  memindahkan meja kerjanya.

"Diam! Kau tidak punya hak untuk melarangku! Di sini akulah yang berkuasa. Jadi kau tinggal menurut saja!"

"Tunggu apa lagi. Cepat kalian pindahkan!"

Dua petugas kebersihan menurut, dan langsung mengangkat meja kerja Devina, walaupun ditahan oleh pemiliknya.

"Jangan Aku mohon jangan ambil meja kerjaku."

"Maaf Nona. Kami hanya menjalankan perintah."

Devina menangis dan memohon-mohon agar Marcell tidak berlebihan terhadap dirinya.

"Pak, saya mohon. Tolong jangan seperti ini. Saya tahu Anda yang berkuasa di sini tapi anda tidak punya hak untuk mengatur waktu hidup saya. Saya akan tetap bekerja di sini bersama dengan karyawan yang lain. Tolong mengertilah Pak."

Wanita itu hanya bisa menangis saat melihat meja kerjanya dibawa keluar dari ruangannya. Rasanya ia ingin mengumpati pria yang sudah menaburkan luka di hatinya.

"Vina! Saya bilang diam! Jangan merengek-rengek seperti anak kecil. Lebih baik ikuti saya!"

Semua karyawan hanya bisa terbengong saling bertatapan dan tidak bisa membantu Devina. Tari yang sudah akrab dengan Devina menaruh rasa kasihan namun tidak bisa memberinya pertolongan.

Marcell semakin mendekati wajahnya ke wajah Revina, hingga tersisa beberapa centi saja, dan membuat Devina ketakutan.

"Tunggu apa lagi? Ikutlah bersamaku, atau aku akan menyeretmu!"

Dengan sangat terpaksa, Devina memutuskan untuk keluar dan mengikuti anjuran bosnya. Dia tidak ingin diperlakukan buruk di depan semua karyawan. Dia tidak ingin semua orang menaruh kecurigaan mengenai hubungan mereka.

"Pak, saya mohon mengertilah. Kita ini bukan lagi pasangan suami istri. jangan bersikap seperti ini. Kalau sampai karyawan-karyawan di sini tahu dan mencurigai kehidupan kita bagaimana? Di sini saya bukan lagi istri anda, dan anda tidak berhak untuk menyakiti saya!"

Marcell menghentikan langkahnya saat tiba di depan ruang kerjanya. Dia membalikkan badan dan bersedekap dada dan bertatapan langsung dengan Devina.

"Ya, kau memang benar. Kita memang bukan lagi pasangan suami istri seperti dulu, tapi nggak ada salahnya kan kalau saya ingin mengajakmu untuk senang-senang seperti yang pernah kita lakukan dulu sewaktu kita masih belum berpisah."

Plak!! Devina langsung melayangkan tangannya menampar mantan suami yang tidak bersikap sopan padanya.

"Jaga bicaramu ya?! Anda pikir saya ini perempuan murahan yang mudah untuk dibujuk rayu dan diperlakukan seperti binatang? Begitu rendahnya penilaian anda terhadap saya, Pak. Walaupun saya miskin, saya masih memiliki harga diri! Saya tidak serendah yang anda pikirkan!"

Marcell merasakan panas di pipi kanannya akibat tamparan keras yang dilayangkan oleh Devina. Wanita itu benar-benar sangat berani, tak peduli walaupun ia akan dipecat dari tempatnya bekerja.

"Memangnya ada yang salah dengan perkataan saya tadi? Pada kenyataannya kamu memang perempuan murahan, kan? Kalau kamu perempuan baik-baik, kamu tidak akan tidur bersama laki-laki lain di saat suamimu sedang bertugas di luar kota. Kamu sudah melukai hatiku Devina, kamu sudah menghancurkan hidupku, hingga aku tidak memiliki kepercayaan lagi terhadap wanita."

Devina sendiri juga bingung bahkan sampai sekarang dia tidak tahu siapa yang sudah memfitnahnya.

"Aku heran sama kamu! Kenapa kamu lebih percaya pada omongan orang lain daripada aku yang nyata-nyata sangat setia menemani kamu. Di sini aku benar-benar difitnah. Aku tidak pernah tidur dengan siapapun. Dan kau pulang-pulang dengan wajah penuh amarah lalu mentalakku tanpa menjelaskan siapa yang sudah memberikan tuduhan buruk itu padaku."

Dengan tatapan kesal, Marcell membantahnya. "Kurasa tidak ada yang perlu dijelaskan, semuanya sudah jelas. Kau sudah membohongiku, kau sudah menghianatiku, dan kau tidak pantas untuk dipertahankan. Aku sudah muak sama kamu. Pengorbananku selama ini kau anggap sampah. Kau tidak bisa menghormatiku sebagai pasanganmu, Aku menyesal sudah mengenalimu!"

Tubuh Devina serasa membeku, hatinya teriris tercabik-cabik mendengar kata-kata pedas yang keluar dari mulut mantan suaminya.

Dengan menahan air matanya ia menjawab. "Kalau kamu memang benci sama aku, kenapa kamu menerimaku bekerja di sini? Kalau kamu sudah muak sama aku, kamu nggak harus menaruh meja kerjaku di ruanganmu. Kamu bahkan bisa bebas memecatku dari sini, mumpung aku masih belum lama bekerja denganmu, lebih baik lepaskan saja aku."

Marcell yang tidak bergeming. Dia membuang muka menoleh ke arah jendela dengan kedua tangannya mengepal.

"Aku memang bukan wanita baik-baik yang bisa menghormati pasangannya seperti yang kamu inginkan. Aku wanita kotor yang tidak ada harga dirinya. Lantas untuk apa kamu masih mempertahankanku di sini? Masih banyak wanita lain di luar sana yang lebih baik dan lebih cantik dariku. Kamu memiliki segalanya, kamu bebas melakukan apa saja. Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, jadi alangkah baiknya jika kamu melepaskanku."

Tidak mendapatkan kepercayaan dari mantan suaminya, lebih baik menjauhinya. Percuma saja jika mantan suaminya tidak pernah menghargai dan juga tidak mau mendengarkan penjelasannya.

"Kau benar-benar wanita sialan! Kau benar-benar memancing kesabaranku."

Marcell mendorong masuk tubuh Devina ke ruangannya dan menutup pintunya menggunakan kaki. Didorongnya tubuh wanita lemah itu dan menghimpitnya di samping lemari.

"Sebelum kau pergi dari sini, lebih baik kau layani aku. Berapa aku harus membayarmu!"

Devina memberontak marah ingin dilepaskan Dia menjerit-jerit berharap Marcell mau melepaskannya.

"Tolong ...! Lepaskan saya! Anda tidak punya hak untuk menyentuh saya. Lepaskan saya!!"

Marcell tersenyum menyeringai. "Tidak ada satu orang pun yang akan menolongmu! Apalagi saya? Lebih baik menyerah lah dan jangan pura-pura menolak. Kamu menginginkan uang kan? Aku akan memberimu banyak uang jika kamu mau melayaniku saat ini juga."

Dengan sekuat tenaganya Devina mendorong tubuh Marcell hingga membuatnya terhuyung. Hendak melarikan diri namun dengan cekatan Marcell langsung menyahut tangannya dengan sekuat tenaga.

"Mau lari ke mana kamu Nona Devina! Jangan coba-coba berlari dariku. Apapun yang sudah ada di tanganku tidak akan lepas begitu saja. Kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu selama ini. Kau sudah menghancurkan hidupku dan kau juga harus hancur bersamaku!"

"Gila! Anda benar-benar sudah gila. Suatu saat nanti kau pasti akan menyesal karena anda sudah salah paham pada saya. Jangan harap saya mau melayani anda walaupun anda memaksa saya seperti ini. Apa anda pikir dengan kekayaan yang anda miliki, Anda bisa berbuat sesuka hati? Saya bukan pengemis, saya juga bukan wanita murahan yang bebas menjual diri hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup. Lebih baik saya mati daripada harus mengorbankan harga diri!"

Terpopuler

Comments

Yatinah

Yatinah

hmmm gregetan rasannya mekihat sikap marcelm yg sok suci

2024-04-28

1

Rafanda 2018

Rafanda 2018

goblok,,tinggal ga masuk kerja trus pindah,,ngapain mikirin kontrak kerja tolol

2024-04-21

0

Hafni Lisa

Hafni Lisa

ceritanya bes

2024-05-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Kembali Bertemu
2 Bab 02. Jangan Kebaperan
3 Bab 03. Perempuan Murahan
4 Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5 Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6 Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7 Bab 07. Gagal Move on
8 Bab 08. Perang Dingin
9 Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10 Bab 10. Enyahlah dari Sini
11 Bab 11. Peduli
12 Bab 12. Insiden di Dapur
13 Bab 13. Siapa Mereka?
14 Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15 Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16 Bab 16. Mereka itu Anakmu
17 Bab 17. Kita Rujuk
18 Bab 18. Tolong Bantu Aku
19 Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20 Bab 20. Kalian Penjilat!
21 Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22 Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23 Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24 Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25 Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26 Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27 Bab 27. Akhirnya Mengaku
28 Bab 28. Daddy Pembohong
29 Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30 Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31 Bab 31. Azalea Kritis
32 Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33 Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34 Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35 Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36 Bab 36. Selalu Salah Paham
37 Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38 Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39 Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40 Bab 40. Mengalah Demi Anak
41 Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42 Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43 Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44 Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45 Bab 45. Restu dari Orang tua
46 Bab 46. Tinggal Satu Atap
47 Bab 47. Akhirnya Rujuk
48 Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49 Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50 Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51 Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52 Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53 Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54 Bab 54. Pilihan Tersulit
55 Bab 55. Produk Unggul
56 Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57 Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58 Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59 Bab 59. Orang Tua Serakah
60 Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61 Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62 Bab 62. Tabur Tuai
63 Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64 Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65 Bab 65. Ceraikan Aku
66 Bab 66. Hati yang Luka
67 Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68 Bab 68. Tumbal Pesugihan
69 Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70 Bab 70. Nadia Maharani
71 Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72 Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73 Bab 73. Pengakuan Nadia
74 Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75 Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76 Bab 76. Sang Pendosa
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 01. Kembali Bertemu
2
Bab 02. Jangan Kebaperan
3
Bab 03. Perempuan Murahan
4
Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5
Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6
Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7
Bab 07. Gagal Move on
8
Bab 08. Perang Dingin
9
Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10
Bab 10. Enyahlah dari Sini
11
Bab 11. Peduli
12
Bab 12. Insiden di Dapur
13
Bab 13. Siapa Mereka?
14
Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15
Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16
Bab 16. Mereka itu Anakmu
17
Bab 17. Kita Rujuk
18
Bab 18. Tolong Bantu Aku
19
Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20
Bab 20. Kalian Penjilat!
21
Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22
Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23
Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24
Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25
Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26
Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27
Bab 27. Akhirnya Mengaku
28
Bab 28. Daddy Pembohong
29
Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30
Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31
Bab 31. Azalea Kritis
32
Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33
Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34
Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35
Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36
Bab 36. Selalu Salah Paham
37
Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38
Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39
Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40
Bab 40. Mengalah Demi Anak
41
Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42
Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43
Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44
Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45
Bab 45. Restu dari Orang tua
46
Bab 46. Tinggal Satu Atap
47
Bab 47. Akhirnya Rujuk
48
Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49
Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50
Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51
Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52
Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53
Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54
Bab 54. Pilihan Tersulit
55
Bab 55. Produk Unggul
56
Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57
Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58
Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59
Bab 59. Orang Tua Serakah
60
Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61
Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62
Bab 62. Tabur Tuai
63
Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64
Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65
Bab 65. Ceraikan Aku
66
Bab 66. Hati yang Luka
67
Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68
Bab 68. Tumbal Pesugihan
69
Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70
Bab 70. Nadia Maharani
71
Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72
Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73
Bab 73. Pengakuan Nadia
74
Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75
Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76
Bab 76. Sang Pendosa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!