Bab 09. Mommy Jangan Pergi

Setibanya di rumah, Devina langsung menemui kedua anaknya di dalam kamar. Dia mendapati kedua anaknya sudah tertidur lelap. Dia berharap mereka tidak terbangun dan mencarinya.

"Semoga saja mereka tadi tidak bangun. Aku khawatir banget kalau mereka sampai nangis mencariku. Di sini mereka hanya berdua saja." Wanita itu berdiri di depan pintu dan memutuskan untuk mendekati kedua buah hatinya dan mengusap pipi keduanya bergantian. "Maafkan Mommy sayang. Mommy sangat terpaksa pergi meninggalkan kalian. Mommy nggak ingin dia mencari kita ke sini."

Devina menangis berdiri di sisi ranjang. Cukup menyedihkan melihat kedua anaknya yang ditinggal sendirian, padahal usia  mereka masih sangat kecil. "Huh, ini semua gara-gara dia. Kalau saja tidak terpaksa aku juga ogah menemuinya."

Devina masih menenteng makanan yang dipesan dan dibawa pulang, dia berniat untuk memberikan makanan  pemberian Marcell pada kedua buah hatinya. Nasi goreng spesial beserta ayam goreng akan dia hadiahkan untuk kedua anaknya yang kini masih lelap tertidur.

"Aku bangunin nggak ya? Aku pulang bawa makanan," gumamnya pelan. "Tapi kalau dibangunin nanti mereka nangis." Masih ragu-ragu untuk membangunkan anak-anaknya, dengan menatap kresek berisi makanan itu dia berpikir sedih. Sangat jarang sekali bisa menjajakan anak-anaknya yang masih kecil dengan makanan enak, dan kini ia membawa makanan enak pemberian dari pria yang sangat berpengaruh dalam hidupnya.

"Mendingan aku angetin aja nanti kalau mereka udah bangun mereka bisa langsung makan atau mungkin bisa digunakan untuk sarapan besok pagi."

Devina memutuskan untuk segera menghangatkan kembali nasi goreng yang terbungkus oleh kertas minyak beserta ayam goreng yang digoreng tidak begitu kering.

***

Keesokan harinya, kedua bocah itu terbangun dan langsung mencari ibunya di dapur. Kenzo dan juga Azalea sudah menahan lapar. Bahkan saat malamnya terbangun, mereka tidak mendapati keberadaan ibunya.

"Mom! Mommy tadi malem, ke mana saja?"

Kedua bocah kembar, Kenzo dan Azalea  memasuki dapur dengan berteriak-teriak. Mereka tahu jam segitu ibunya tengah ada di dapur tengah membuatkan makanan untuknya.

Dengan berucap lembut Devina menoleh dan menyapa kedua anaknya.

"Mommy jahat, tadi malem mommy nggak ada di lumah. Kami ditinggal."

Azalea mengomel dengan mukanya tertekuk sembari membawa boneka kecil yang sudah usang.

"Mommy nggak ke mana-mana sayang," jawab Devina dengan berjongkok mensejajari kedua anaknya.

"Bohong! Mommy nggak ada di lumah. Mommy kelual. Mommy jangan tinggalin kami. Kalau mommy pelgi, kami cama ciapa?"

Angel gadis cengeng dan penakut itu tidak bisa jauh-jauh dari mamanya. Di dunia ini, ia hanya tahu memiliki Mama saja, tanpa adanya Papa dan juga keluarganya yang lain. Saat mendapati Devina tidak ada bersamanya, mereka langsung panik dan menangis.

"Sini nak, peluk mommy."

Devina merentangkan kedua tangan dan meminta anaknya untuk memeluknya. Dalam hati ia ingin menjerit, merasa dunia tidak bisa adil terhadap dirinya.

"Sayang, maafin Mommy, ya? Tadi malem mommy ada keperluan mendadak. Mommy harus pergi. Kalau enggak, mommy bisa dipecat. Kalau sampai mommy dipecat dari pekerjaan Mommy, terus kalian hidupnya bagaimana? Kalian nggak bisa jajan lagi, karena Mommy tidak memiliki uang," tutur Devina mencoba untuk memberikan pengertian.

Azalea mengerucutkan bibirnya. Ia tidak suka mamanya bekerja. Sangat berbeda dengan Kenzo. Pikiran anak laki-lakinya itu lebih dewasa dibandingkan dengan kembarannya.

"Iya, dek. Kalau Mommy di rumah saja, kita nggak akan bisa jajan lagi. Memangnya kamu mau nggak bisa jajan, karena mommy nggak punya uang. Katanya kamu juga ingin dibelikan boneka?"

"Iya cih. Tapi kan aku ingin mommy keljanya di lumah, nggak halus pelgi ke kantol. Telus kapan mommy ada libulnya? Aku kan ingin diajak jalan-jalan cama mommy," jawab Azalea.

Gadis kecil imut itu sangat menggemaskan. Pipinya yang bulat seperti bakpao, membuat Devina gemas selalu ingin menggigitnya.

"Memangnya Mommy harus kerja apa, kalau Mommy tidak boleh bekerja di kantor?" tanya Devina dengan mengusap suratnya.

"Ya nggak usah kelja," rengeknya manja

Devina menyentil pelan hidung Azalea dengan terkekeh.

"Sayang! Nggak boleh gitu dong. Kalau mommy punya banyak uang, Mommy nggak kerja, nggak jadi masalah. Kalau mommy nggak kaya, terus malas buat kerja, kita akan mati kelaparan. Iya, kan kak Kenzo?"

Devina menoleh pada putranya dengan mengerlingkan bola mata.

"Iya," jawabnya singkat.

Kenzo lebih pintar dan bersikap lebih dewasa. Di saat Devina bekerja, dialah yang diminta untuk menjaga kembarannya.

Walaupun umur mereka masih sangat kecil mereka diajari untuk mandiri agar tidak terlalu bergantung pada orang lain. Davina mawanti-wanti anaknya agar tidak bermain di luar saat ditinggalkan untuk mencari pekerjaan.

"Benal apa yang dikatakan oleh Mommy itu, dek. Kalau Mommy nggak kelja, Mommy nggak bakalan punya duit buat beli jajan kita. Jadi kamu juga halus dukung Mommy dan doain Mommy, agal Mommy dibelikan lezeki yang banyak, bial kita nggak telat makan."

Azalea terdiam dengan wajahnya menunduk. Sebenarnya ia hanya ingin bersama dengan mommy-nya saja. Tidak ingin jauh-jauh ditinggalkan sendirian di rumah. Takut ada orang jahat mendatanginya.

"Mom, aku boleh ikut mommy kelja nggak? Aku nggak nyaman tinggal di lumah sama kakak doang.  Nanti kalau ada olang jahat masuk lumah sini bagaimana? Aku takut mom."

Devina menghela nafas berat yang membuat dadanya sesak. Dia sendiri juga punya pikiran rasa takut jika saja ada orang jahat mendatangi anaknya dan membawanya pergi. Dia tidak memiliki siapapun yang bisa menjaga anaknya. Dia juga tidak punya keberanian untuk pulang dan merepotkan orang tuanya.

"Nggak bisa dong sayang! Nggak boleh sama bosnya. Nanti mommy akan kena marah. Kalian juga akan kena marah. Kalian tinggal di rumah saja ya, sama kakak. Pokoknya kalian nggak boleh keluar rumah, biar nggak ada orang jahat masuk ke sini. Siapapun yang datang mengetuk pintu jangan dibukain. Mommy udah siapin makanan buat kalian di dalam, nanti kalau kalian lapar kalian bisa langsung makan, nggak usah nunggu sampai mommy pulang, mommy juga udah siapin susu di botol. Maafin Mommy ya nak? Mommy belum bisa buat kalian bahagia. Seharusnya kalian nggak ditinggalin kayak gini."

Rasanya ingin menjerit jika ia punya keberanian. Kehidupan yang awalnya manis berubah drastis saat seseorang punya niatan untuk menghancurkannya.

"Yaudah. Sekarang Mommy suapin ya? Setelah ini mommy bekerja dulu.  Nanti kalau hari weekend, mommy janji akan mengajak kalian buat jalan-jalan."

"Benalkah, mom?" tanya kedua bocah kembar itu dengan wajahnya langsung berbinar senang.

Devina mengangguk dengan mengajak kedua anaknya itu duduk di bangku kecil yang biasanya digunakan saat menyuapi si kembar.

"Iya, dong. Masa mommy bohong. Doain mommy semoga kerjaannya lancar, ya? Biar kalian juga bisa jalan-jalan dan jajan."

"Aku celalu berdoa, agal mommy dibelikan kesehatan, telus dapat lezeki yang banyak. Bial kita bisa senang-senang."

Devina terharu oleh ucapan putranya. "Anak pinter! Kalian harus belajar mandiri ya?"

Terpopuler

Comments

Ika Dw

Ika Dw

halo kak, aku juga ada buku baru lagi, judulnya 'Kubalas Kesombongan Keluarga Suamiku' 🤗

2024-04-28

2

Rafanda 2018

Rafanda 2018

masa setega itu ninggalin anak dua thn sendirian,,,
lagian ngapain masih kerja di situ ,kaya ga ada tempat lain,,,

2024-04-21

0

Yatinah

Yatinah

kisahnya bikin gregetan

2024-04-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Kembali Bertemu
2 Bab 02. Jangan Kebaperan
3 Bab 03. Perempuan Murahan
4 Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5 Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6 Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7 Bab 07. Gagal Move on
8 Bab 08. Perang Dingin
9 Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10 Bab 10. Enyahlah dari Sini
11 Bab 11. Peduli
12 Bab 12. Insiden di Dapur
13 Bab 13. Siapa Mereka?
14 Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15 Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16 Bab 16. Mereka itu Anakmu
17 Bab 17. Kita Rujuk
18 Bab 18. Tolong Bantu Aku
19 Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20 Bab 20. Kalian Penjilat!
21 Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22 Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23 Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24 Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25 Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26 Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27 Bab 27. Akhirnya Mengaku
28 Bab 28. Daddy Pembohong
29 Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30 Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31 Bab 31. Azalea Kritis
32 Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33 Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34 Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35 Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36 Bab 36. Selalu Salah Paham
37 Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38 Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39 Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40 Bab 40. Mengalah Demi Anak
41 Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42 Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43 Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44 Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45 Bab 45. Restu dari Orang tua
46 Bab 46. Tinggal Satu Atap
47 Bab 47. Akhirnya Rujuk
48 Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49 Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50 Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51 Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52 Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53 Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54 Bab 54. Pilihan Tersulit
55 Bab 55. Produk Unggul
56 Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57 Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58 Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59 Bab 59. Orang Tua Serakah
60 Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61 Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62 Bab 62. Tabur Tuai
63 Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64 Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65 Bab 65. Ceraikan Aku
66 Bab 66. Hati yang Luka
67 Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68 Bab 68. Tumbal Pesugihan
69 Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70 Bab 70. Nadia Maharani
71 Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72 Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73 Bab 73. Pengakuan Nadia
74 Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75 Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76 Bab 76. Sang Pendosa
77 Bab 77. Panik
78 78. Kejahatan Apa yang dilakukan Mama?
79 Bab 79. Kedok Erna Mulai Terbongkar
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 01. Kembali Bertemu
2
Bab 02. Jangan Kebaperan
3
Bab 03. Perempuan Murahan
4
Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5
Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6
Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7
Bab 07. Gagal Move on
8
Bab 08. Perang Dingin
9
Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10
Bab 10. Enyahlah dari Sini
11
Bab 11. Peduli
12
Bab 12. Insiden di Dapur
13
Bab 13. Siapa Mereka?
14
Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15
Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16
Bab 16. Mereka itu Anakmu
17
Bab 17. Kita Rujuk
18
Bab 18. Tolong Bantu Aku
19
Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20
Bab 20. Kalian Penjilat!
21
Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22
Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23
Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24
Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25
Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26
Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27
Bab 27. Akhirnya Mengaku
28
Bab 28. Daddy Pembohong
29
Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30
Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31
Bab 31. Azalea Kritis
32
Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33
Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34
Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35
Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36
Bab 36. Selalu Salah Paham
37
Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38
Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39
Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40
Bab 40. Mengalah Demi Anak
41
Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42
Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43
Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44
Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45
Bab 45. Restu dari Orang tua
46
Bab 46. Tinggal Satu Atap
47
Bab 47. Akhirnya Rujuk
48
Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49
Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50
Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51
Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52
Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53
Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54
Bab 54. Pilihan Tersulit
55
Bab 55. Produk Unggul
56
Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57
Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58
Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59
Bab 59. Orang Tua Serakah
60
Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61
Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62
Bab 62. Tabur Tuai
63
Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64
Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65
Bab 65. Ceraikan Aku
66
Bab 66. Hati yang Luka
67
Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68
Bab 68. Tumbal Pesugihan
69
Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70
Bab 70. Nadia Maharani
71
Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72
Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73
Bab 73. Pengakuan Nadia
74
Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75
Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76
Bab 76. Sang Pendosa
77
Bab 77. Panik
78
78. Kejahatan Apa yang dilakukan Mama?
79
Bab 79. Kedok Erna Mulai Terbongkar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!