Bab 17. Kita Rujuk

Marcell berjalan mendekat dan berjongkok di depan kedua anaknya yang duduk di kursi bangku setelah selesai menikmati makanannya mereka kurang menikmati ayam goreng yang hanya 3 potong saja tapi mereka tidak berani meminta kepada Devina karena Kenzo tahu mamanya tidak memiliki uang untuk membeli ayam goreng kesukaannya.

"Mom, ini makanannya udah abis."

"Ya udah, kalau udah habis ditaruh di situ saja, Sayang. Nanti biar mommy yang cuci," sahut Devina juga ikut mendekat kepada mereka.

"Apakah kalian kurang makannya?" tanya Marcell dengan mengusap pipi Kenzo yang belepotan dengan nasi.

"Tidak Om, terima kasih. Tadi yayamnya enak banget. Apakah itu om yang beliin?"

Marcell mengangguk dengan menahan agar tidak menangis.

"Halo sayang, ini daddy nak, ini Daddy kalian, kalian jangan memanggil Om ya? Mulai sekarang panggil Daddy ya?"

Kedua bocah itu terbangun dengan menoleh ke arah ibunya.

"Mom, ciapa Om ini? Kok katanya bukan Om, tapi Daddy. Daddy itu ciapa?"

Selama hidupnya mereka belum pernah mengenali sosok Ayah jadi tidak pernah tahu apa arti dari kata-kata Daddy.

"Nak, Daddy ini Ayah kalian. Kalian belum pernah kan bertemu dengan Daddy sebelumnya? Sekarang kalian bertemu sama Daddy."

"Iya sayang, Om ini Daddy kalian. Kalian harus memanggilnya Daddy, jangan panggil Om lagi ya?"

Devina juga memberikan nasehat pada kedua anaknya. Dia agak lega setelah Marcell percaya bahwa kedua anaknya itu memanglah anak kandungnya.

"Telus celama ini Daddy ada di mana? Kok nggak pernah baleng cama kita? Daddy nggak pernah main cama kita, apalagi tidul cama kita," bantah Kenzo dan juga Azalea saling bersahutan.

Begitu tertohok rasanya saat anaknya mulai mengerti ia tidak pernah ada buat mereka. Apa yang bisa dijelaskan pada anak sekecil itu, selain meminta maaf.

"Maafin Daddy ya nak, Daddy selama ini nggak pernah ada buat kalian. Daddy udah jahat ninggalin kalian, Daddy tinggalin kalian hanya hidup dengan mommy, Daddy minta maaf ya sayang, Daddy benar-benar menyesal. Gara-gara keegoisan, kalian menjadi korban. Nggak seharusnya Daddy ngorbanin kalian."

Anak kecil itu hanya bisa bengong melihat Ayahnya mengoceh dengan menangis. Mana tau mereka apa yang tengah diomongin oleh Ayahnya.

"Daddy kenapa menanis? Daddy kan udah becal, nggak boleh menanis. Malu tau!!"

Kenzo dengan tampang polosnya meledek Ayahnya yang tengah menangis.

Devina terharu, dia juga ikut menangis sembari berjongkok di sebelah Marcell.

"Aku harus menemui Mama. Aku akan meminta penjelasan darinya!"

"Iya, tanyakan saja. Tapi aku tidak menjamin Mamamu akan berkata jujur," bantah Devina.

"Nggak apa-apa kalaupun mereka tidak jujur, tapi seenggaknya aku sudah tahu, kalau kamu hidup menderita di sini dan disebabkan oleh aku. Aku sedih karena lebih percaya pada orang tuaku dibandingkan dengan istriku, hingga aku dengan segala emosiku mengajukan perceraian tanpa berpikir panjang bahwa semua ini hanyalah taktik orang tuaku. Apa sih tujuan mereka ingin sekali menghancurkan hidupku seperti ini?"

Devina mengedikkan bahunya. "Aku sendiri juga tidak tahu apa tujuan orang tuamu ingin sekali memisahkan kita dengan cara yang kotor seperti ini."

Marcell sudah tidak memiliki kesabaran lagi untuk segera menemui orang tuanya. Ia ingin tahu bagaimana reaksi orang tuanya saat ia bertanya tentang kejadian  yang dialaminya selama ini.

"Berapa lama kamu tinggal di sini?" tanya Marcell dengan mengamati ruangan yang begitu sempit dan juga tidak layak untuk ditempati oleh kedua buah hatinya.

"Belum lama, sekitar 2 mingguan," jawab Devina.

"Sebelumnya kamu ada di mana?"

"Aku tinggal di Dubai, di rumah Papaku, tapi aku pergi ke sana juga tanpa sepengetahuan orang tuaku. Aku hanya pamitan ingin bekerja, tapi aku putuskan untuk pergi ke Dubai dengan menjual perhiasanku buat makan dan juga perjalanan. Di Dubai aku mulai belajar mandiri, bekerja serabutan untuk membiayai hidupku dan juga kandunganku. Awalnya memang sangat menyakitkan, dan aku sempat nggak menginginkan mereka, tapi aku berpikir seribu kali untuk melenyapkan janinku sendiri, aku takut berdosa. Apalagi mereka ini adalah kenangan terakhir kita."

Marcell menarik tangan Devina dan memeluknya. Dia menangis dan meminta maaf.

"Maafin aku yang, maafin aku. Aku nggak tau kalau kamu kuceraikan di saat sedang hamil. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan untuk menebus dosa-dosaku."

Dua kali Marcell menangis hanya karena memikirkan satu wanita. Saat berpisah dari Devina, dan saat mengetahui kondisi Devina yang jauh dari kata layak.

"Bagaimana kamu bisa kembali ke sini? Kenapa setelah pulang dari Dubai kamu malah tinggal di kontrakan kecil seperti ini, dan hidup kekurangan?"

"Aku bisa pulang dari Dubai itu karena aku gemar menabung. Selama 3 tahun aku kerja buat aku tabung, uangnya sebagian aku gunakan untuk kebutuhan pribadiku bersama dengan anak-anak. Banyak orang yang iba padaku dan memberi bantuan, tapi aku pulang ke sini dengan uang pas-pasan, dan aku tidak pulang ke rumah orang tuaku. Aku takut mereka nggak percaya kalau mereka ini adalah anak yang kuhasilkan dari pernikahanku bersamamu, karena pada saat aku pergi, mereka nggak ada yang tahu kalau aku sedang mengandung anak kita."

Marcell mendongakkan dagu Devina yang menunduk berlinangan air mata. Mereka saling berpandangan, dengan perasaan campur aduk.

"Kita pulang ya? Kita hidup bersama kembali. Kita bawa anak-anak, kita tinggal bersama."

Dengan cepat Devina menggeleng. "Mana mungkin? Kita nggak bisa bersama, aku sama kamu sudah bukan pasangan suami istri lagi. Aku hanya mantan istri kamu, dan aku nggak mau mendapatkan kecaman buruk dari orang-orang terdekatmu," bantah Devina.

"Kita rujuk yang, kita kembali bersama hidup bersama anak-anak kita."

"Rujuk?" Devina tersenyum getir.

"Mungkinkah kita bisa rujuk kembali? Lalu bagaimana dengan orang tuamu? Bukannya kamu sudah dijodohkan dengan wanita lain? Kamu sendiri yang bilang, sudah dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuamu."

Marcell masih kesal dengan sikap orang tuanya. Dalam kondisi stress, orang tuanya mendesak untuk segera menikah kembali, tentunya dengan wanita pilihannya. Tapi karena ia sendiri belum bisa move on dari mantan istrinya, dia belum memberikan jawaban pada orang tuanya.

"Kamu tenang saja, itu sudah menjadi urusanku. Aku nggak akan mau dijodohkan sama wanita manapun, dan aku akan tanya langsung pada Mama, apa tujuan dia begitu tega memisahkan hubungan kita. Selama ini Mama tidak pernah peduli padaku, yang dia pedulikan hanya uangku saja. Dia selalu mendesakku untuk segera menikah dengan Larissa. Entah apa yang membuatnya begitu berambisi untuk menikahkanku dengan wanita itu."

"Dan kamu ingin melawan orang tua kamu sendiri hanya demi aku?" tanya Devina

"Iya, Aku hanya ingin tahu kebenarannya. Jika sampai dugaanku benar, berarti Mama lah yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya."

Terpopuler

Comments

Yatinah

Yatinah

bagusss marcell aku suka ketegasanmu

2024-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Kembali Bertemu
2 Bab 02. Jangan Kebaperan
3 Bab 03. Perempuan Murahan
4 Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5 Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6 Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7 Bab 07. Gagal Move on
8 Bab 08. Perang Dingin
9 Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10 Bab 10. Enyahlah dari Sini
11 Bab 11. Peduli
12 Bab 12. Insiden di Dapur
13 Bab 13. Siapa Mereka?
14 Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15 Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16 Bab 16. Mereka itu Anakmu
17 Bab 17. Kita Rujuk
18 Bab 18. Tolong Bantu Aku
19 Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20 Bab 20. Kalian Penjilat!
21 Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22 Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23 Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24 Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25 Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26 Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27 Bab 27. Akhirnya Mengaku
28 Bab 28. Daddy Pembohong
29 Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30 Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31 Bab 31. Azalea Kritis
32 Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33 Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34 Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35 Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36 Bab 36. Selalu Salah Paham
37 Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38 Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39 Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40 Bab 40. Mengalah Demi Anak
41 Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42 Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43 Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44 Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45 Bab 45. Restu dari Orang tua
46 Bab 46. Tinggal Satu Atap
47 Bab 47. Akhirnya Rujuk
48 Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49 Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50 Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51 Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52 Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53 Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54 Bab 54. Pilihan Tersulit
55 Bab 55. Produk Unggul
56 Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57 Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58 Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59 Bab 59. Orang Tua Serakah
60 Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61 Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62 Bab 62. Tabur Tuai
63 Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64 Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65 Bab 65. Ceraikan Aku
66 Bab 66. Hati yang Luka
67 Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68 Bab 68. Tumbal Pesugihan
69 Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70 Bab 70. Nadia Maharani
71 Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72 Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73 Bab 73. Pengakuan Nadia
74 Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75 Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76 Bab 76. Sang Pendosa
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 01. Kembali Bertemu
2
Bab 02. Jangan Kebaperan
3
Bab 03. Perempuan Murahan
4
Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5
Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6
Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7
Bab 07. Gagal Move on
8
Bab 08. Perang Dingin
9
Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10
Bab 10. Enyahlah dari Sini
11
Bab 11. Peduli
12
Bab 12. Insiden di Dapur
13
Bab 13. Siapa Mereka?
14
Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15
Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16
Bab 16. Mereka itu Anakmu
17
Bab 17. Kita Rujuk
18
Bab 18. Tolong Bantu Aku
19
Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20
Bab 20. Kalian Penjilat!
21
Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22
Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23
Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24
Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25
Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26
Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27
Bab 27. Akhirnya Mengaku
28
Bab 28. Daddy Pembohong
29
Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30
Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31
Bab 31. Azalea Kritis
32
Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33
Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34
Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35
Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36
Bab 36. Selalu Salah Paham
37
Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38
Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39
Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40
Bab 40. Mengalah Demi Anak
41
Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42
Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43
Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44
Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45
Bab 45. Restu dari Orang tua
46
Bab 46. Tinggal Satu Atap
47
Bab 47. Akhirnya Rujuk
48
Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49
Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50
Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51
Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52
Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53
Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54
Bab 54. Pilihan Tersulit
55
Bab 55. Produk Unggul
56
Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57
Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58
Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59
Bab 59. Orang Tua Serakah
60
Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61
Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62
Bab 62. Tabur Tuai
63
Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64
Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65
Bab 65. Ceraikan Aku
66
Bab 66. Hati yang Luka
67
Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68
Bab 68. Tumbal Pesugihan
69
Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70
Bab 70. Nadia Maharani
71
Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72
Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73
Bab 73. Pengakuan Nadia
74
Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75
Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76
Bab 76. Sang Pendosa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!