Bab 20. Kalian Penjilat!

Setelah menemui Boy, Marcell memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya. Dia langsung menemui Ibunya dan meminta penjelasan darinya.

"Marcell, kamu dari mana saja? Bibi bilang kamu tadi baru dari sini dan langsung pergi. Kenapa kamu nggak nungguin Mama. Kamu tau nggak? Tadi Mama ngajak Shinta datang ke sini. Dia ingin sekali menemuimu, dia ...,"

"Jelasin!! Apa maksud Mama memalsukan foto yang Mama berikan padaku tiga tahun yang lalu. Kenapa Mama tega melakukan semua ini padaku, Ma!"

Belum selesai bicara, Marcell memotong ucapan Mamanya dengan nada menekan di setiap katanya.

"Foto apa?" tanya Erna, Mamanya Marcell.

"Foto perselingkuhan Devina dengan Aldo. Apa foto itu asli? Atau Mama sengaja mengedit foto itu agar terlihat asli?"

Erna nampak gelagapan. Dia pikir kejadian itu sudah berlalu, Marcell tidak akan menanyakannya kembali.

"Cell, sudah Mama tegaskan berulangkali padamu, foto itu asli, mama tidak merekayasanya, kenapa kamu masih juga tidak percaya? Sekarang terserah kamu saja, mau percaya mau tidak, itulah kenyataannya. Lagian kejadian itu sudah cukup lama, kenapa juga kamu masih mempertanyakan, lebih baik kamu buang jauh-jauh pikiranmu mengenai perempuan kurang ajar itu, dia sangat tidak layak untuk bersanding denganmu. Di sini sudah ada Shinta yang lebih pantas untuk kau jadikan pasanganmu."

Shinta yang baru keluar dari toilet dan menemui Marcell yang nampak bersitegang dengan Erna, dia langsung menghampirinya dan memegang lengan kekarnya.

"Marcell, tenangkan dirimu. Jangan berantem dengan orang tuamu. Kita bisa bicara baik-baik di sini."

Dengan cepat Marcell menghempaskan tangan Shinta hingga terlepas dari lengannya. Pria itu memberikan tatapan tajam pada wanita yang lebih tua dari Devina.

"Dengar baik-baik ya, Shinta! Jangan kau pikir aku bakalan sudi menerimamu, aku tidak sudi menjalin hubungan dengan wanita licik sepertimu. Kau itu tidak lain hanyalah sampah yang menempel dan berkuman," desis Marcell dengan menajamkan tatapannya pada Shinta.

"Marcell! Jaga ucapanmu!" Erna tak terima dan langsung membentaknya."

"Kenapa ma? Ada yang salah? Mama yang menginginkan Shinta untuk menjadi pasanganku, kan? Tapi tidak denganku. Aku tidak akan mau menerima siapapun sebagai pasanganku, kecuali orang yang aku cintai. Mama sudah menghancurkan rumah tanggaku hanya demi keegoisan. Dari awal Mama membenci Devina sebagai pasanganku, sampai mama memfitnahnya telah berselingkuh dengan teman baikku. Seperti itukah tindakanmu sebagai seorang ibu yang baik? Jika itu terjadi pada anak perempuanmu, bagaimana perasaanmu?"

Marcell sudah tidak peduli lagi dianggap anak durhaka oleh orang tuanya. Selama ini dia sudah banyak berkorban demi keluarga membela orang tua yang salah tapi apa yang didapatkannya, dia hanya menderita seorang diri tanpa ada yang peduli dengan keadaannya.

"Siapa yang fitnahmu? Aku tidak pernah memfitnahmu. Devina memang nyata-nyata sudah berselingkuh, dan foto itu sebagai buktinya. Apa kau pikir foto itu rekayasa?"

Erna tidak mau mengakui kesalahannya. Dia berpikir semua akan berjalan dengan normal sesuai dengan rencananya. Dia tidak pernah menyangka, diam-diam Marcell telah mencurigai tindakannya selama ini.

"Cuma Mama yang bisa menjawabnya, foto ini rekayasa atau benar-benar asli. Sekarang jawab saja dengan jujur. Foto ini benar-benar asli atau memang dibuat rekayasa untuk menghancurkan kehidupanku. Selama 3 tahun hidupku menderita tanpa orang yang aku cintai. Aku bahkan kehilangan bukan hanya satu orang, aku kehilangan tiga orang yang seharusnya aku lindungi, dan itu semua gara-gara Mama. Aku tidak tahu jalan pikiran Mama seperti apa, aku benar-benar tidak pernah menyangka kalau orang tuaku tega melakukan ini semua. Mama harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu itu, atau aku tidak akan pernah sudi menjadi anakmu."

Erna kelabakan sendiri. Dia bingung, kalau sampai Marcell tidak mengakuinya sebagai orang tua. Dari mana dia bisa mendapatkan kekayaan jika bukan dari pria itu.

"Marcell, turunkan nada bicaramu. Kamu tengah bicara dengan ibumu. Kamu tidak pantas bicara seperti itu. Biar bagaimanapun juga, Mamamu ini adalah orang yang berjasa telah melahirkan kamu, dan sekarang kamu maki-maki hanya demi perempuan itu. Tidaklah pantas Marcell, seorang anak membantah orang tuanya seperti itu."

Shinta menegur Marcell karena merasa kasihan pada Erna yang telah dihujam cacian anaknya sendiri.

"Terserah! Aku mau bicara apa saja itu bukan urusanmu! Kau tidak berhak untuk mengatur-ngaturku di sini. Kau dan mamaku itu orang yang sama. Sama-sama pendusta, sama-sama pembohong, dan sama-sama penjilat."

Shinta tidak terima dikatakan sebagai penjilat oleh Marcel dia pun terbawa oleh emosi.

"Apa kau bilang? Aku ini seorang penjilat? Kau benar-benar sudah kurang ajar ya! Aku dan ibumu tidak pernah memiliki niatan buruk terhadapmu. Selama ini aku sama Tante Erna selalu bersikap baik karena aku merasakan ke airnya butuh kasih sayang. Kamu sebagai anak laki-lakinya tidak bisa memberikan kasih sayang terhadap orang tuamu, dan di sini aku sebagai orang lain aku selalu datang untuk memberinya empati memberinya kasih sayang yang lebih agar orang tuamu tidak menderita batin. Jika kamu katakan aku sebagai penjilat Memangnya apa yang sudah kujilat darimu?!"

"Kamu bilang Mamaku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari itu? Apakah kamu tidak bisa melihat, semua yang ada di sini adalah milikku, dan aku yang memberikannya buat orang tuaku. Kasih sayang mana yang kurang dariku? Apakah selama ini Mama pernah peduli dengan keadaanku? Aku bisa mencari harta sebanyak-banyaknya, tapi jika orang tuaku tidak bisa bersyukur atas nikmat yang diterimanya maka dari situlah aku akan berhenti untuk mencarikan harta untuknya."

Teriakan Marcell sungguh menggema di ruangan dan membuat orang-orang yang ada di rumah itu langsung menghentikan aktivitasnya dan memutuskan untuk menguping.

"Selebihnya lagi Mama tidak pernah jujur padaku. Dia ingin memanfaatkan uangku saja, tanpa mau menerimaku dengan sepenuh hati. Bukannya selama ini aku yang tidak pernah merasakan kasih sayang darinya? Selama ini aku diperlakukan sangat tidak adil oleh Mama. Aku dengan adikku, sudah dianggap seperti orang lain, bahkan adikku sampai meninggalkan rumah dan lebih nyaman tinggal di asrama dibandingkan tinggal di rumahnya sendiri, dan itu karena ulah Mama."

"Cukup Marcell, cukup! Kamu nggak usah selalu nyudutin Mama. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau bertanggung jawab, karena aku tidak merasa bersalah. Semua itu aku lakukan demi kebaikanmu sendiri. Kau tidak pantas memiliki pendamping seperti Devina, makanya Mama dengan segala upaya harus bisa menghancurkan pernikahan kalian. Pernikahan yang tidak direstui oleh orang tua tidak akan pernah bisa bahagia, dan lebih baik kalau kamu tidak akan pernah bahagia bersamanya."

Marcell mengepalkan tangannya dengan rahang mengerat. Ia semakin yakin saja bahwa orang tuanya lah yang sudah maka rekayasa foto itu dengan niatan buruk ingin memisahkan dirinya dengan Devina.

"Oh jadi seperti itu anggapan Mama. Berarti benar dugaanku, kalau Mama yang sudah merekayasa foto itu?"

Terpopuler

Comments

Yatinah

Yatinah

orang tua kok fikurannya konyol ngk ounya oemikiran yg luas egoisnya sudah tingkat akut

2024-04-28

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Kembali Bertemu
2 Bab 02. Jangan Kebaperan
3 Bab 03. Perempuan Murahan
4 Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5 Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6 Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7 Bab 07. Gagal Move on
8 Bab 08. Perang Dingin
9 Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10 Bab 10. Enyahlah dari Sini
11 Bab 11. Peduli
12 Bab 12. Insiden di Dapur
13 Bab 13. Siapa Mereka?
14 Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15 Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16 Bab 16. Mereka itu Anakmu
17 Bab 17. Kita Rujuk
18 Bab 18. Tolong Bantu Aku
19 Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20 Bab 20. Kalian Penjilat!
21 Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22 Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23 Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24 Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25 Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26 Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27 Bab 27. Akhirnya Mengaku
28 Bab 28. Daddy Pembohong
29 Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30 Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31 Bab 31. Azalea Kritis
32 Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33 Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34 Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35 Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36 Bab 36. Selalu Salah Paham
37 Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38 Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39 Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40 Bab 40. Mengalah Demi Anak
41 Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42 Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43 Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44 Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45 Bab 45. Restu dari Orang tua
46 Bab 46. Tinggal Satu Atap
47 Bab 47. Akhirnya Rujuk
48 Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49 Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50 Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51 Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52 Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53 Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54 Bab 54. Pilihan Tersulit
55 Bab 55. Produk Unggul
56 Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57 Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58 Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59 Bab 59. Orang Tua Serakah
60 Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61 Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62 Bab 62. Tabur Tuai
63 Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64 Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65 Bab 65. Ceraikan Aku
66 Bab 66. Hati yang Luka
67 Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68 Bab 68. Tumbal Pesugihan
69 Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70 Bab 70. Nadia Maharani
71 Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72 Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73 Bab 73. Pengakuan Nadia
74 Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75 Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76 Bab 76. Sang Pendosa
77 Bab 77. Panik
78 78. Kejahatan Apa yang dilakukan Mama?
79 Bab 79. Kedok Erna Mulai Terbongkar
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 01. Kembali Bertemu
2
Bab 02. Jangan Kebaperan
3
Bab 03. Perempuan Murahan
4
Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5
Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6
Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7
Bab 07. Gagal Move on
8
Bab 08. Perang Dingin
9
Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10
Bab 10. Enyahlah dari Sini
11
Bab 11. Peduli
12
Bab 12. Insiden di Dapur
13
Bab 13. Siapa Mereka?
14
Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15
Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16
Bab 16. Mereka itu Anakmu
17
Bab 17. Kita Rujuk
18
Bab 18. Tolong Bantu Aku
19
Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20
Bab 20. Kalian Penjilat!
21
Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22
Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23
Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24
Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25
Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26
Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27
Bab 27. Akhirnya Mengaku
28
Bab 28. Daddy Pembohong
29
Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30
Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31
Bab 31. Azalea Kritis
32
Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33
Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34
Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35
Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36
Bab 36. Selalu Salah Paham
37
Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38
Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39
Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40
Bab 40. Mengalah Demi Anak
41
Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42
Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43
Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44
Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45
Bab 45. Restu dari Orang tua
46
Bab 46. Tinggal Satu Atap
47
Bab 47. Akhirnya Rujuk
48
Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49
Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50
Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51
Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52
Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53
Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54
Bab 54. Pilihan Tersulit
55
Bab 55. Produk Unggul
56
Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57
Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58
Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59
Bab 59. Orang Tua Serakah
60
Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61
Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62
Bab 62. Tabur Tuai
63
Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64
Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65
Bab 65. Ceraikan Aku
66
Bab 66. Hati yang Luka
67
Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68
Bab 68. Tumbal Pesugihan
69
Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70
Bab 70. Nadia Maharani
71
Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72
Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73
Bab 73. Pengakuan Nadia
74
Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75
Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76
Bab 76. Sang Pendosa
77
Bab 77. Panik
78
78. Kejahatan Apa yang dilakukan Mama?
79
Bab 79. Kedok Erna Mulai Terbongkar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!