Bab 02. Jangan Kebaperan

Dengan bibir bergetar dia menjawab. "Saya baik-baik saja."

Tak bisa lagi menghindar. Marcell kini sudah menjadi bosnya, dan dia sudah terikat kontrak dengan perusahaan itu.

"Setelah kita berpisah, apa saja yang kau lakukan di luar? Apa kau memiliki pekerjaan di luar, atau kau sudah menikah kembali?"

Pria itu terkesan dingin padanya. Sangat berbeda dengan sebelumnya, dia begitu lembut dan perhatian.

Devina hanya diam. Dalam hati merutuki kebodohannya, kenapa ia dipertemukan kembali dengan pria yang sudah menaburkan luka di hatinya.

"Vina, apakah kamu baik-baik saja? Kenapa nggak dijawab? Aku sedang bertanya padamu!"

Devina yang tengah terbengong tersadar saat jemari tangan Marcell menyerukan suara nyaring di depan mukanya.

"Ah, i-iya ..,,"

"Sudah tiga tahun lamanya kita berpisah. Selama itu aku sudah tidak mendapatkan kabarmu. Apa saja yang kau lakukan selama tiga tahun ini? Apa kau sudah bahagia dengan pria lain?"

Tiba-tiba Devina merasakan sesak di dada. Hatinya kembali terkoyak saat sang mantan kembali mengingatkannya kembali pada perpisahan.

"Maaf. Anda meminta saya untuk datang ke ruangan anda hanya ingin mengorek kepribadian saya? Saya rasa anda tidak berhak tahu kepribadian saya, karena diantara kita sudah tidak ada hubungan apa-apa!" Dengan tegas Devina katakan.

"Sombong sekali dirimu! Kupikir kau perempuan baik-baik, tapi nyatanya aku salah menilaimu! Kau culas! Kau penipu!"

Segala ucapan buruk digunakan untuk menyerang Devina.

Devina mengepalkan tangannya menahan emosi. Saat ini ia tidak ingin membuat kekacauan di tempat orang lain.

"Anda mengatakan saya ini culas, penipu, memangnya apa yang pernah saya lakukan pada anda. Bahkan anda menalak saya tanpa saya tahu di mana letak kesalahannya saya. Anda sudah difitnah, anda lebih percaya pada ucapan orang lain dari pada saya."

"Ya, aku jauh percaya pada ucapan orang lain daripada kamu. Aku sangat menyesal terlalu percaya pada kepolosanmu. Devina yang kukenal dulu sangatlah berbeda. Dulu dia terlalu cupu dan tidak banyak gaya, tapi setelah aku memanjakannya, dia malah menentangku. Oke tidak masalah, dua tahun menemaniku, aku sudah merasakan bahagia bersamamu, kalaupun berakhir dengan perpisahan, itu sudah nasib, anggap saja kita tidak berjodoh."

Devina benar-benar jengkel dengan sikap mantan suaminya yang kini berubah sangat membencinya. Dia tidak pernah tahu titik masalah yang dihadapinya. Di saat suaminya pulang tugas, tiba-tiba saja menalaknya dan meminta perpisahan. Bahkan sampai sekarang, perpisahan itu menjadi tanda tanya besar buat dirinya.

"Iya, anggap saja kita tidak berjodoh. Aku tidak masalah kalaupun harus berpisah darimu. Aku masih bisa hidup tanpamu. Tapi aku benar-benar tidak bisa terima saat kau memfitnahku begitu keji. Kau mengatakan, jika aku sudah menentangmu, itu apa maksudnya? Kapan aku pernah menentangmu? Selama menjadi  istrimu aku selalu bersikap baik, aku selalu melayanimu dengan baik, tapi kau malah bilang aku sudah menentangmu. Kau sungguh keterlaluan!"

Tubuh Devina gemetaran, hatinya tercabik-cabik mendengar kata-kata pedas yang keluar dari mulut mantan suaminya.

"Iya, Aku akui dulu kau memang sangat perhatian padaku, tapi pada akhirnya kau tega menghianati cintaku. Kau selingkuhi aku, kau hancurkan kepercayaanku!" Dengan segala emosinya ia curahkan pada wanita yang pernah dicintainya.

"Astagfirullah haladzim, kenapa juga kau tidak percaya. Kapan aku menyelingkuhimu? Aku bahkan tidak pernah keluar tanpa dirimu, tega sekali kau memfitnahku. Fitnah itu jauh lebih keji, tak ada hujan tak ada angin kau melayangkan gugatan cerai, siapa yang tak kecewa. Kau sudah membuatku menderita, dan sekarang kau masih juga menganggap aku biang masalah. Ya sudah, aku nggak papa. Sekarang jalani saja kehidupan kita masing-masing."

Devina menangis mengingat kedua anaknya di rumah. Ia bahkan sudah menjanjikan mereka untuk membelikan mainan setelah ia diterima bekerja di perusahaan garmen, tapi tak taunya malah dipertemukan dengan mantan suaminya yang masih menaruh kebencian padanya. Ia bahkan tidak tahu kalau pemilik perusahaan itu adalah mantan suaminya.

'Maafkan mommy sayang, mommy belum bisa membahagiakan kalian. Mommy belum bisa membelikan mainan buat kalian.' Dalam hati Devina ingin menjerit. Menjadi ibu sekaligus Ayah buat anaknya yang masih kecil.

Setetes air bening jatuh di pelupuk matanya. Walaupun ia terlahir dari keluarga berada, ia tidak ingin menjadikan beban orang tuanya. Selama berpisah dari suaminya, ia putuskan untuk hidup mandiri dengan segala kekurangannya, tak mau berbelas kasih pada orang tua dan juga keluarganya yang lain.

"Jika kamu tak membutuhkanku, aku akan pergi dari sini. Lagian kau sudah bukan apa-apaku, tidak mungkin akan bekerja di tempat mantan suamiku."

Devina berkali-kali menyeka air matanya. Tak disangka kehadirannya kembali membuatnya mengingatkan pada luka lama yang belum bisa disembuhkan. Dia tak peduli kalaupun tidak bisa diterima bekerja dengan baik, lebih baik tidak bekerja pada orang yang tidak respect padanya.

"Kau tidak bisa pergi dari sini dengan mudah. Kau sudah menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan ini. Jadi kau tidak bisa bebas keluar masuk tempat ini. Bekerjalah dengan profesional, jangan menganggap remeh kontrak kerja yang sudah kau tandatangani."

"Mana bisa aku bekerja dengan baik pada orang yang sudah membenciku. Kau sendiri juga muak melihatku, setiap hari kita akan bertemu, dan aku ...,,"

"Sudahlah. Sebagai atasan aku tidak akan membeda-bedakan antara pegawai satu dengan yang lainnya. Aku pekerjaan mereka sesuai dengan kemampuannya. Dan aku tidak ingin mencampur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Aku tidak ingin dianggap buruk oleh karyawanku."

Kepala Devina berdenyut nyeri setelah banyak menangis. Semenjak kehamilannya, dia mengalami banyak masalah yang berimbas pada kesehatannya. Dia pernah mengalami depresi berat saat sang suami melayangkan gugatan cerai tanpa memberikan penjelasan pada titik permasalahannya.

"Kalau tidak lagi ada yang perlu dijelaskan, aku keluar sekarang. Aku akan kembali ke tempat kerjaku."

Dengan tubuh yang lemas dia memutuskan untuk segera pergi dari ruangan CEO. Walaupun hatinya menolak untuk tidak melanjutkan bekerja di tempat itu, tapi dia sudah menandatangani kontrak kerja.

Saat hendak membuka pintu, tiba-tiba tubuhnya terhuyung hendak jatuh. Buru-buru sang CEO menangkapnya.

"Hey! Kau itu kenapa? Apa kau sakit?"

Devina mencoba untuk menguatkannya dirinya dan berdiri kembali.

"Aku tidak apa-apa. Aku baik-baik saja."

"Jangan memaksa, kondisimu begitu lemah. Ayo duduklah!"

Marcell memintanya untuk duduk dan menyerahkan teh hangat padanya.

Devina kembali teringat saat dia sakit, Marcell merawatnya dengan baik, tapi kini dia sudah menjadi orang lain.

"Kau tidak usah terlalu perhatian padaku. Aku tidak ingin menjadikan beban dirimu."

"Ck! Jangan kebaperan. Siapa juga yang perhatian pada wanita yang sudah menghancurkan hidupku. Aku melakukan semua ini karena kepedulianku terhadap karyawanku. Tidak usah berpikir yang macam-macam."

"Maaf, aku tidak bermaksud bicara seperti itu. Aku cuma tidak ingin membalas budi padamu. Sekarang kita hanya sebatas rekan kerja. Maksudnya aku sebagai karyawanmu, aku tidak ingin karyawanmu yang lain mencurigai kita."

Terpopuler

Comments

Yatinah

Yatinah

lanjutt semangat kak author

2024-04-28

1

Ika Dw

Ika Dw

Hello, ini karya ke 2 author, Semoga bisa menghibur di waktu puasa. Selamat menjalankan ibadah puasa buat yang menjalankannya 🥳🥰

2024-03-17

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Kembali Bertemu
2 Bab 02. Jangan Kebaperan
3 Bab 03. Perempuan Murahan
4 Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5 Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6 Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7 Bab 07. Gagal Move on
8 Bab 08. Perang Dingin
9 Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10 Bab 10. Enyahlah dari Sini
11 Bab 11. Peduli
12 Bab 12. Insiden di Dapur
13 Bab 13. Siapa Mereka?
14 Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15 Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16 Bab 16. Mereka itu Anakmu
17 Bab 17. Kita Rujuk
18 Bab 18. Tolong Bantu Aku
19 Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20 Bab 20. Kalian Penjilat!
21 Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22 Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23 Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24 Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25 Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26 Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27 Bab 27. Akhirnya Mengaku
28 Bab 28. Daddy Pembohong
29 Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30 Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31 Bab 31. Azalea Kritis
32 Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33 Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34 Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35 Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36 Bab 36. Selalu Salah Paham
37 Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38 Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39 Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40 Bab 40. Mengalah Demi Anak
41 Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42 Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43 Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44 Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45 Bab 45. Restu dari Orang tua
46 Bab 46. Tinggal Satu Atap
47 Bab 47. Akhirnya Rujuk
48 Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49 Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50 Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51 Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52 Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53 Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54 Bab 54. Pilihan Tersulit
55 Bab 55. Produk Unggul
56 Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57 Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58 Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59 Bab 59. Orang Tua Serakah
60 Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61 Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62 Bab 62. Tabur Tuai
63 Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64 Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65 Bab 65. Ceraikan Aku
66 Bab 66. Hati yang Luka
67 Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68 Bab 68. Tumbal Pesugihan
69 Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70 Bab 70. Nadia Maharani
71 Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72 Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73 Bab 73. Pengakuan Nadia
74 Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75 Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76 Bab 76. Sang Pendosa
77 Bab 77. Panik
78 78. Kejahatan Apa yang dilakukan Mama?
79 Bab 79. Kedok Erna Mulai Terbongkar
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 01. Kembali Bertemu
2
Bab 02. Jangan Kebaperan
3
Bab 03. Perempuan Murahan
4
Bab 04. Foto Penyebab Kehancuran
5
Bab 05. Kekuatan dari Si Kembar
6
Bab 06. Bayar Denda Lima Belas Juta Rupiah
7
Bab 07. Gagal Move on
8
Bab 08. Perang Dingin
9
Bab 09. Mommy Jangan Pergi
10
Bab 10. Enyahlah dari Sini
11
Bab 11. Peduli
12
Bab 12. Insiden di Dapur
13
Bab 13. Siapa Mereka?
14
Bab 14. Aku Nggak Mau dicuntik
15
Bab 15. Siapa Ayah Mereka?
16
Bab 16. Mereka itu Anakmu
17
Bab 17. Kita Rujuk
18
Bab 18. Tolong Bantu Aku
19
Bab 19. Ternyata hanya Rekayasa
20
Bab 20. Kalian Penjilat!
21
Bab 21. Atau Aku Akan Meneriakimu Seperti Maling
22
Bab 22. Pergi dari Rumahku!
23
Bab 23. Aku Mau Tinggal Sama Daddy
24
Bab 24. Mommy , Jangan Usir Daddy
25
Bab 25. Pikiran Masa Depan Anak-anak
26
Bab 26. Jangan Minta Aku Menjauh
27
Bab 27. Akhirnya Mengaku
28
Bab 28. Daddy Pembohong
29
Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?
30
Bab 30. Dedek Jangan Pergi
31
Bab 31. Azalea Kritis
32
Bab 32. Pengorbananku Kau Abaikan
33
Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!
34
Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu
35
Bab 35. Hentikan Omong Kosongmu
36
Bab 36. Selalu Salah Paham
37
Bab 37. Fasilitas yang Berbeda
38
Bab 38. Apa Kau Berpikir Aku Sudah Berubah?
39
Bab 39. Kalau Bukan Buat Aku, Lakukan Untuk Anak-anak
40
Bab 40. Mengalah Demi Anak
41
Bab 41. Dimuliakan Mantan Suami
42
Bab 42. Aku Pergi Karena Papa
43
Bab 43. Apa Serendah itu Diriku?
44
Bab 44. Jadi Mereka ini Cucu Kami?
45
Bab 45. Restu dari Orang tua
46
Bab 46. Tinggal Satu Atap
47
Bab 47. Akhirnya Rujuk
48
Bab 48. Lebih Buas Daripada Serigala
49
Bab 49. Kartu As Ada ditanganku
50
Bab 50. Atau Hidupmu Semakin Kacau
51
Bab 51. Curiga Tak Beralasan
52
Bab 52. Apa Kau yang Mengajarinya Kurang Ajar?
53
Bab 53. Pergilah Dari Ini dan Bawalah Anak-anakmu!
54
Bab 54. Pilihan Tersulit
55
Bab 55. Produk Unggul
56
Bab 56. Pertemuan yang Mengejutkan
57
Bab 57. Bernostalgia Mengingat Masa Lalu
58
Bab 58. Sama-sama Menjadi Korban Keegoisan Mertua
59
Bab 59. Orang Tua Serakah
60
Bab 60. Dibenci Anak Sendiri
61
Bab 61. Tak Ada yang Mau Mengalah
62
Bab 62. Tabur Tuai
63
Bab 63. Apa Benar Suamiku Berselingkuh?
64
Bab 64. Kekecewaan yang Mendalam
65
Bab 65. Ceraikan Aku
66
Bab 66. Hati yang Luka
67
Bab 67. Kujadikan Pengasuh Anak-anakku
68
Bab 68. Tumbal Pesugihan
69
Bab 69. Wanita Tua Penghuni Hutan
70
Bab 70. Nadia Maharani
71
Bab 71. Kedatangan Erna Pembuat Onar
72
Bab 72. Atau Aku yang Akan Memberinya Pelajaran
73
Bab 73. Pengakuan Nadia
74
Bab 74. Apa Aku Bukan Keturunannya?
75
Bab 75. Penjahat Kelas Kakap
76
Bab 76. Sang Pendosa
77
Bab 77. Panik
78
78. Kejahatan Apa yang dilakukan Mama?
79
Bab 79. Kedok Erna Mulai Terbongkar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!