Eps 13:Pengorbanan Terhormat

"Sial .... Dia serius tidak memberikanku kesempatan untuk melawan balik, aku serasa hancur .... Meski aku memiliki darah keturunan Dewa itu tidak lebih dari sekedar manusia biasa. Aku mungkin akan mati hari ini tanpa bisa menghajarnya sedikit pun, apa ... Hanya sampai di sini yang bisa kulakukan?"

Zelth bergumam ragu dengan perjuangan yang di lakukannya sampai sekarang, dalam kondisi ini ia hanya menyerahkan dirinya kepada takdir yang berpegang di tangan Izaya.

"Aku tau betul, perasaan kacau ini di pengaruhi oleh dia maka tidak heran bila aku berpikir demikian. Tetapi ... Aku sungguh belum merasa puas dengan keadaan ini. Dan rasa takut? Sejak kapan aku memilikinya terhadap musuhku? Mungkinkah .... "

Sejak pertama kali Izaya memberikan luka fatal terhadap Zelth sampai saat ini ia masih terus menghantarkan pukulan yang tak dapat di ketahui lagi oleh insting serta pandangan mata karena faktor kecepatan yang terus meningkat.

Menyadari perbedaan tersebut Zelth merasa sangat tertekan dengan kondisinya, perasaan takut mulai muncul tanpa adanya sebab yang jelas dan semakin menggantikan tekad sebagai mana harga diri seorang ksatria.

"Sial ... Aku tidak memahami lagi bagaimana rasa sakit itu, aku sudah muak dengan penderitaan ini. Kupikir seluruh tulang-tulang ragaku telah hancur, walau begitu ... Aku selamanya tidak boleh seperti ini. Terkadang kesabaran ada batasannya juga tau."

Zelth mulai membangun kembali keinginan kuatnya untuk membunuh Izaya, tindakan tersebut terlihat dari aliran kekuatan sihir yang perlahan terpancar di sekujur tubuhnya, bahkan Izaya sendiri menyadari adanya percobaan pemberontakan di tengah kesenangan tersebut.

"Perasaan takut yang kau berikan tidak akan lagi berpengaruh terhadapku."

[AREA DESTRUCTION]

*DOOOOOMMMM...!!*

Secara mengejutkan Zelth merapalkan sihir dan menciptakan kehancuran di sekelilingnya, sihir tersebut terlihat mampu menyapu paksa segala sesuatu yang berada di sekitarnya tanpa perlawanan sehingga memberikan jarak tertentu.

Namun pertarungan mereka berlangsung di atas langit artinya sihir tersebut hanya berlaku kepada Izaya seorang tanpa perlu mengkhawatirkan dampak lainnya.

"Huh?"

Akan tetapi sesuatu terasa menjanggal saat setelah Zelth melancarkan serangan balasan untuk Izaya.

"Ti-Tidak mungkin ... "

Hal yang sangat di waspadai terjadi, dimana Izaya berhasil menghancurkan seluruh organ tubuh Zelth hanya dalam satu tusukan menggunakan tangan kanan dari arah belakang. Itu menembus zirah dan tentu luka tersebut sangat berakibat fatal karena berpotensi mengacaukan aliran energi sihir untuk kedepannya khususnya penyembuhan.

*Hoagggs..*

Zelth memuntahkan sebagian besar darahnya akibat luka parah yang ia terima.

"Sudah kubilang bukan, kematianmu telah di tetapkan. Aku bisa menebak apa yang selanjutnya kau rencanakan, setelah kau menyerangku dengan kejutan tersebut, aku yakin kau berencana untuk meregenerasi tubuhmu ketika kesempatan sekecil apapun itu tiba. Tetapi yah ... Kau tetaplah manusia biasa. Kau sama sepertiku tapi harus kukatakan aku tidak mengakui diriku sebagai manusia sejak aku menginjakan kaki di dunia ini."

Secara perlahan Izaya menarik kembali tangannya dari luka tubuh Zelth yang berlumuran darah.

"Aku tidak bermaksud bersifat arogan tapi ... Meski diriku tidak merasakan keabadian dan perbedaan tersebut cukup jauh. Aku tidak akan kalah dari siapapun, ini bukan lelucon namun soal kenyataan yang sesungguhnya di hadapanmu. Jujur saja aku masih belum mengetahui persis diriku saat ini, aku tidak merasakan lapar maupun haus tapi faktanya ... Aku tetap hidup dengan caraku sendiri, aku tidak mengakui diriku sebagai seseorang yang abadi selagi aku mampu memanipulasi kematian itu sendiri dengan tanganku. Baiklah apa perkataan itu sudah membuatmu menyerah? Aku sudah bosan denganmu, kuberi pilihan jadwal kematianmu sendiri jadi putuskanlah karena masih ada sisa waktu satu menit lagi."

Izaya seolah berada di puncak kemenangan dan memberikan Zelth kesempatan untuk memilih kematiannya sendiri.

"Aku sudah memperkirakan kemungkinan ini terjadi, dan aku tidak kecewa maupun menyesalinya."

Suara bicara Zelth terdengar tidak bertenaga begitu pelan dengan nafas yang rendah.

"Oh? Sepertinya Dewi itu telah memberitahumu sesuatu yang berakibat ke kecewaan. Yah ... Sejak kau datang di hadapanku aku mempercayai bahwa kau kemari dengan ke egoisanmu. Orang sepertinya adalah orang yang paling lemah di antara yang terlemah karena di lihat dari mana pun mereka berusaha menutupi kekurang untuk tampil menjadi yang tersempurna, kau mungkin sulit mencernah setiap perkataanku dan berpikir semua itu berdasarkan tolak ukur kekuatan."

"Diamlah ... "

"Aku tidak memandang seseorang dari kekuatan, dari pada itu aku lebih memilih bagaimana lawanku menyikapinya. Yang kumaksud kelemahan terbesar mereka termasuk dirimu yaitu kenaifan mereka sendiri dengan dahlil kebaikan. Ah sayang sekali waktumu mungkin tersisa 40 detik lagi, sangat di sayangkan momen yang aku sukai akan segera berakhir. Sebelum itu sesuai perkataanku sebelumnya ... Akan kuberitahu janji yang kumaksud."

Setelah itu Izaya menggapai rambut Zelth dan memegangnya dengan sangat keras.

"Sial ... Aku tidak lagi ingin mendengar omongan dari mulutmu! Meski itu berakhir baik maupun buruk, kau tetaplah bencana bagi Dewi!."

Kondisi Zelth sangat tidak memungkinkan dirinya untuk melawan kehendak Izaya karena kelemahan tersebut semua menjadi berpegang kepada keputusan Izaya.

"Anggap saja ini adalah pesan terakhir dari kematianmu nanti, jadi akan ku katakan dengan lentang di belakangmu sekarang."

Tidak ada lagi keberanian di mata Zelth, namun terdapat ketakutan yang menanti di balik bayangan.

"Kau akan menyesalinya."

Sepatah kata terdengar dari mulut Zelth ketika Izaya berkeinginan mengatakan sesuatu.

"Oh?"

Mendengar hal tersebut Izaya hanya menanggapi dengan tatapan dingin dan sedikit melepaskan senyumannya.

"Jangan pikir ... Jangan kira aku bertarung melawanmu tanpa memahami cara musuhku menyerang. Maksudku selama kita bertarung ... Aku juga memikirkan batasan musuhku."

"Hee... Berani juga kau mengatakan sesuatu yang terdengar omong kosong di saat-saat terakhirmu, bahkan kau sendiri berakhir dengan kekalahan. Kau tidak bermaksud ingin memprovokasiku bukan? Jadi ... Apa intinya yang kau ucapkan?"

Untuk sementara Izaya mengurungkan niatnya karena saat ini ia merasa tertarik dengan maksud perkataan Zelth.

"Selama aku bertarung dengan musuh-musuhku, ku akui hari ini aku terlalu percaya dengan kekuatanku sendiri dan berakhir kekalahan karena terbawa emosi. Aku tidak ingin tahu ... Bagaimana tanggapan Dewi setelah aku mengingkari janjinya untuk segera kembali. Jadi di waktu inilah aku ..... "

Mendadak sekilas Izaya menegakan alisnya saat memperhatikan Zelth dan spontan melepaskan genggaman dari rambutnya.

"Huh? Begitu ya."

Dimana ia sedang menyaksikan sesuatu yang bisa di katakan begitu nekat.

"Ya, aku masih mampu memaksakan sedikit energi sihirku. Maka dari itu ... Akan ku manfaatkan situasi ini sebisa mungkin."

Tanpa sebuah sebab yang pasti, secara perlahan kulit tubuh Zelth menjadi melepuh hingga timbul adanya perubahan dalam proses tersebut.

"Hm? Bisakah kau jelaskan alasanmu melakukan hal yang membuang waktu kematianmu?"

Izaya sangat memahami betul apa yang akan di lakukan oleh Zelth dengan energi sihirnya.

"Tentu saja bukan, aku tidak ada niatan untuk mati di tanganmu!."

Terdapat sumber cahaya di dalam raga Zelth yang mencoba memaksa untuk keluar dari dalam tubuh.

"Ah, kau memaksakan energi sihirmu sampai ke batas maksimal untuk melampaui batasanmu, aku jadi merasa De Javu dengan hal ini. Menarik, aku jadi ingin tahu dampak sebesar apa yang di terima dari pengorbananmu."

Perilaku Zelth yang tak wajar di dasari tekad serta naluri seolah menjadikan tonton menarik bagi Izaya.

Di samping itu seluruh raga Zelth telah  mengalami tranformasi yang menggantikan kulit tubuhnya menjadi abu seakan di sebabkan oleh cahaya dari dalam raganya.

"Kau salah besar menilai kekuatanku termasuk diriku yang terlahir sebagai manusia biasa. Sejak lahir aku di anugrahi kapasitas energi sihir yang begitu besar melebihi orang normal pada umumnya, namun sayangnya aku tidak dapat memaksimalkan energi sihir tersebut ketika mencoba mengkonsumsinya melebihi batas, jadi ini pertama kalinya bagiku dan selama aku menjalani hidup aku tidak pernah berpikir bahwa aku adalah keturunan Dewa murni, sampai Dewi mengatakan kenyataan itu."

Setelahnya, terbit adanya bola spiral terbuat dari sinar cahaya membakar tubuh Zelth di tengah titik jantungnya.

"Oh?"

Dapat di pastikan kemunculan sumber cahaya tersebut adalah bentuk fisik dari setiap pengeluaran energi sihir, setidaknya itulah yang Izaya pikirkan tentang Zelth saat ini.

"Aku tidak tahu apa motifmu, namun sekali lagi kuperingatkan. Jangan pernah menyentuh Dewi!."

Jumlah energi tersebut semakin membesar bila di perhatikan dari perubahan bola spiral yang semakin bercahaya, namun juga terdapat konsekuensi di setiap waktunya dimana itu secara bersamaan begitu cepat menghanguskan raga Zelth seiring meningkatnya jumlah energi sihir yang bersumber dalam cahaya tersebut.

"..... Aku tidak membenci keputusanmu, sebaliknya aku menyukai tekadmu hingga di ambang kematianmu kau masih saja berkeinginan keras untuk tidak mati di tangan musuh. Oh ya soal sebelumnya ... Akan ku katakan meski kau menolak mendengarnya, aku berjanji tidak akan menyentuh(melecehkan) orang yang kau sayangi dan intinya satu hal yang pasti. Jika sesuatu "Itu" menguntungkan ... Sudah jelas sebisa mungkin akan kumanfaatkan dan tidak menutup kemungkinan bahwa caraku akan sedikit licik."

Keinginan tersebut menjadikan prinsip Izaya dengan kedok kejahatannya bahkan di setiap ucapannya seolah memberikan kepastian tanpa ada sedikit keraguan.

"Begitu ya, lalu ... Apa yang kau dapatkan dengan memanfaatkannya? Kau berkata seolah tanpa tujuan yang jelas."

Merasa ada yang aneh Zelth bertanya kembali berkaitan dengan ucapan Izaya, namun yang ia dapatkan justru sebaliknya.

"Kau benar, aku berkata seperti itu tanpa mengetahui hal apa yang bisa kumanfaatkan dari musuhku. Namun itulah titik kesenangannya."

"Apa?"

Mendengar pernyataan tersebut menyakini Zelth tentang Izaya adalah musuh yang sangat berbahaya dan mengancam bagi Dewi Gabriel, dari peran yang sulit di tebak hingga sifat kelicikan, tentunya hal itu menimbulkan rasa kebencian yang semakin memporak perasaannya sebagai anak dari sang Dewi.

"Kau bisa beranggapan semua itu tidak jauh dari sekedar mencari kesenangan. Ya selama aku hidup aku akan selalu memuaskan diriku dengan bimbingan hasrat ini."

Izaya mencurahkan rasa senangnya saat sedang memikirkannya dengan memperlihatkan kedua tangan yang terbuka lebar di belakang Zelth.

Namun ada kalanya itu menjadi cikal bakal yang telah mencapai klimaks untuk memulai permasalahan baru.

"Sepertinya kau mempertaruhkan segalanya untuk momen di saat-saat seperti ini ya. Keputusan yang bagus, lagi pula kau datang hanya untuk mengulur waktu dengan pertemuanku berikutnya yang kau sebut-sebut ibumu."

Sejak saat itu tidak terdengar lagi suara pertentangan bahkan hawa keberadaan Zelth mendadak menghilang di tengah-tengah cahaya yang semakin berkembang membentang ke atas langit.

Tepat Izaya yang berada dekat dengan fenomena itu mencoba melihat ujung dari seberapa tinggi cahaya tersebut bermodalkan mata kirinya.

"Ah, begitu ya keberadaanmu telah menyatu dengan cahaya ini kah, tidak heran bahwa sekarang kau sulit untuk ku identifikasi karena saat ini bisa ku anggap kau telah mati karena mengorbankan segalanya."

Sejumlah partikel kecil terus terbentuk dan menumpuk untuk membentuk struktur cahaya tersebut yang tidak di ketahui lagi sejauh mana dan sebesar apa dampak apabila itu menjadi sebuah ledakan masif.

"Tapi ... Sangat di sayangkan bila berakhir menjadi ke sia-sia an. Dan sesungguhnya waktumu telah habis maka dari itu ... Akan ku manfaatkan kematianmu dengan sepenuh hati."

Tampak ambisius dengan cahaya tersebut Izaya merasa bahwa ia tidak boleh melewatkan kesempatan ini, ia secara santai membuka lengan jubahnya dan mengarahkan tangan kanannya langsung ke arah depan cahaya tersebut.

"Dari pengetahuan Riris soal sihir ... Sepertinya aku mampu membuat kekacauan itu sendiri."

[CHAOSTIC SLAYER]

Terwujud adanya tentakel berwarna ungu dari tangan Izaya tepatnya menggantikan jari-jarinya.

"Aku sangat-sangat yakin kekuatanmu ini berpotensi menghancurkan segalanya di dunia ini termasuk naga yang mendiami. Sungguh tidak menyangka pilihan terakhir keturunan Dewa mampu menciptakan sihir mematikan seperti ini, kau terlahir dengan bakat untuk melampaui batasanmu sendiri sehingga beginilah hasilnya. Sial kau sedikit membuatku bersemangat, dan maaf saja ... Pengorbananmu akan menjadi senjata makan tuan."

Tentakel-tentakel yang berada di jari Izaya mulai menyentuh meliputi cahaya tersebut dan secara reaksi begitu cepat merambat hingga berkembang menjadi bercabang.

Bersamaan terlihat mencoba menutupi seluruh cahaya dengan cabang yang terus bertumbuh kurang dari satu detik. Tidak peduli bagaimana bentuk objek yang terpampang di sana ia akan terus berjalan mengabaikan semua materi yang terkandung di dalam unsur tersebut.

"Kuperkenalkan padamu Zelth ini adalah bentuk dari kekacauan yang lebih tinggi dari kehancuran, aku akan menelan semua yang bersinar untuk mendapati kekuatan yang lebih besar. Sejak awal aku ingin keadaan seperti ini terlajin, jika saja kau membuatku lebih tertarik pertarungan kita mungkin akan berlangsung lebih lama."

Terdapat sebuah gejolak dalam cahaya tersebut yang mencoba melepaskan diri dari cengkraman sihir Izaya, namun dari gerak-geriknya dapat pastikan ia mencoba meledakan diri karena membentuk adanya gelembung saat sedikit celah terbuka.

Tetapi sangat di sayangkan sepenuhnya tentakel milik Izaya berhasil menutupi semua kemungkinan tersebut dan terkesan bahwa ia sedang memegang sebuah bom dalam genggamannya.

"Sayonara .... "

*SRINGGGGGGGGGGGGGG....!!!!*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!