Eps 5:Pemahaman

Di situasi yang sama dengan Zelth yang masih membeku terdiam karena waktu yang di sebabkan oleh Riris...

"Benar Tuanku. Biarkan saya menjelaskannya kepada anda. Dunia ini sangat luas dengan berbagai kehidupan, selama ini yang baru saja anda ketahui tentang dunia hanyalah sebatas lingkup kerajaan. Yang dimana di luar kerajaan memiliki tujuh benua yang mengelilinginya salah satunya adalah tempat ini, dan di tengahnya adalah kerajaan Dewi Gabriel. Setidaknya itulah yang anda pahami tentang luas dunia ini saat ini. Boleh saya melanjutkan?"

Riris tunduk dengan penuh hormat menjelaskannya, bahkan ia tak segan-segan untuk memperlihatkan rasa hormatnya lebih dari yang sekarang.

"Ya lanjutkan."

Situasi sekarang membuat Izaya ingin memahami setiap penjelasan dari Riris.

"Baik. Tempat naga tersebut berada di tingkatan yang berbeda, seperti dunia yang mengkatagorikan asal muasal sehingga muncul perbedaan secara eksistensi. Dalam kata lain makhluk yang memiliki tingkatan tersebut umumnya sangat berbeda dengan makhluk seperti kita."

"Ini terdengar sepeti pembahasan dimensi dari buku yang pernah kubaca."

"Begitu ya, saya tidak menyangka anda yang memiliki sifat brutal menyukai sebuah buku."

Riris terdengar tersenyum bahagia meski selembar kain hitam menutupi wajahnya, dan tentu Izaya dapat memahaminya.

"Hee.. Begini-Begini aku juga menyukai pengetahuan. Aku tidak ingin terbuka denganmu, karena kau bukanlah musuhku, jadi tetaplah kepada tugasmu."

"Baik..! Dan saya mohon maaf atas perkataan saya yang menyangkut masa lalu anda."

Cara bicara Riris memang terdengar menyesal namun di balik itu, karakter individual yang sebelumnya dimilikinya masih Izaya rasakan. Namun bagi Izaya sendiri itu lebih cocok sebagai sifat alaminya.

"Akan kulanjutkan pertanyaanku. Sebelum itu apakah benar keberadaan naga tersebut berada di dimensi yang berbeda?"

"Tidak, alasan anda berpendapat seperti itu mungkin karena anda melihat dunia ini yang sangat begitu luas, saya tidak dapat menyangkalnya karena itu memang fakta. Dalam kasus naga informasi yang telah saya terima menunjukan keberadaan yang menyimpang atau bisa juga anda sebut sebagai tingkatan."

"Apa itu ada hubungannya dengan penjelasanmu tentang perbedaan yang kuanggap seperti dimensi?"

"Iya tuan, tingkatan bukan hanya sekedar perbedaan kekuatan namun bagaimana sesuatu itu menjadi berlawanan dengan diri kita, singkatnya keberadaan yang sejak awal jelas berbeda akan membawakan anda ke sudut pandang yang belum anda pahami. Biasanya makhluk hidup yang memiliki konsep mereka sendiri adalah makhluk yang menyimpang atau tingkatan."

"Dalam artian lain seperti Manusia dan Dewa? Kedua keberadaan itu sudah di pastikan sangat tidak sebanding dan bertolak belakang."

Mendengar jawaban Izaya membuat Riris bereaksi bahagia, seolah kehadiran dirinya sangat di butuhkan.

"Benar tuan. Dan tentunya dengan otoritas yang lebih tinggi entah mereka memiliki dunianya sendiri atau secara kekuatan mereka di atas dimensi kita, intinya hal yang kita anggap menyimpang adalah makhluk tingkatan."

"Begitu ya, dari yang kau jelaskan sepertinya bukan hal yang mudah dan aku belum mengetahui keberadaan yang menujukan perbedaan tersebut, apakah karena itu kau mengatakannya sedikit mustahil?"

"Benar. Terlebih lagi naga ini memiliki tempatnya sendiri dan bagi kita akan sulit menemukannya dengan cara yang sederhana. Satu-satunya cara agar dapat menemukan naga tersebut adalah mencari orang yang terhubung dengan naga tersebut yang mampu membuka portal menuju jalan dimana keberdaan naga tersebut berada. Menurut anda siapakah orang yang mampu melakukannya?"

Selain Riris yang tampak antusias Izaya juga menunjukan rasa ketertarikan nya dengan tujuan berikutnya.

"Tentu saja bukan... Si Dewi itu. Tapi kali ini aku tidak akan terburu-buru karena ada beberapa alasan yang membuatku tertarik dengan ucapanmu. Jadi.. Untuk menemui naga tersebut adalah dengan cara khusus ya, seperti menemui pintu yang langsung merujuk ke target kah. Kurasa ini juga bisa di sebut sebagai otoritas karena ini seolah tidak semua orang mampu berinteraksi dengannya."

"Dari perkataan anda, sepertinya anda berkeinginan untuk mencari tau perbedaan makhluk tingkatan, terutama secara otoritas."

Mendengar jawaban Riris membuat Izaya menegakan alisnya dengan senyuman yang lebar ia tunjukan kepadanya.

"Ahh.. Riris.. Aku tidak menyangka jawabanmu bisa menebak isi hatiku. Kau tau hal itu bisa membuatku semakin jatuh cinta kepadamu, jadi kau harus berhati-hati dengan apa yang kau ucapkan. Benar begitu?"

Sembari bicara, Izaya meraih wajah Riris yang tunduk di hadapannya setelah itu mengelus bagian pipinya dengan hasrat n4fsu ia perlihatkan.

"Saya mohon maaf. Saya anggap apa yang saat ini anda lakukan terhadap saya adalah sebuah peringatan."

Perkataan Riris terdengar begitu santai, terlebih lagi ia tampak menyukai tindakan yang di lakukan Izaya terhadapnya.

"Meski begitu kau terlihat tidak menunjukan rasa penyesalanmu, yah baguslah bila kau mengerti. Aku berubah pikiran, untuk sementara aku akan mengabaikan tujuanku membunuh naga tersebut termasuk keinginanku dan berfokus kepada kerajaan, karena aku memiliki cara yang lebih menyenangkan dari pada mengedepankan egoku."

"Apakah anda memiliki alasan khusus? Ini tampak bukan seperti diri anda yang ingin segera menyelesaikan tujuan anda secara langsung."

"Kau benar, untuk kali ini entah kenapa aku ingin sedikit bermain dengan otakku, terutama saat memikirkan si Dewi itu. Ya akan kubuat dia bergerak dengan urusannya sendiri, aku memiliki tugas untukmu Riris. Yaitu... Aku ingin kau menggali informasi kerajaan dan pioritaskan kondisi seperti apa yang terjalin di sana, aku akan memberikanmu waktu sampai tengah malam nanti."

Beberapa ide terlintas di benak Izaya dan membuatnya memiliki cara lain untuk membuat tujuan yang lebih menyenangkan.

"Baik. Mohon maaf saya sedikit bingung, kenapa anda tidak menggunakan sihir anda? Bukankah itu adalah cara yang tercepat?"

Pertanyaan Riris membuat Izaya semakin bekeinginan untuk melakukan hal buruk terhadapnya karena sangking imutnya perkataan tersebut, yang terdengar seperti mengatakan bahwa segala hal akan menjadi menyenangkan bila di sandingi dengan sihir.

"Riris... Pernahkah kau berpikir seperti... kenapa aku harus memakai sebuah zirah dari pada menunjukan kecantikan dengan memakai sebuah gaun? Atau kenapa wajahku harus tertutup oleh selembar kain? Aku ingin tau apakah kau paham dengan apa yang telah kulakukan terhadapmu."

Izaya terlihat mencoba mendesak Riris dengan pertanyaan yang menyangkut kepercayaan dirinya.

"Tentu tuanku. Mana mungkin saya tidak memahami pencipta saya sendiri. Selembar kain yang menutupi wajah depan saya memiliki makna bahwa... Saya menutup diri untuk menjadi pendosa dan hanya membukakan diri kepada anda, selain itu jika saya melanggarnya, kain ini secara perlahan akan hangus sebagaimana saya semakin menunjukan dosa hamba."

"Cukup, kau tidak perlu melanjutkannya dan aku senang mendengar jawabanmu, satu hal yang harus kau tau, itu juga berlaku jika kau membunuh manusia. Maka dari itu lakukan yang terbaik di setiap tugasmu."

"Baik!"

Riris tetap tegas menghormati Izaya meski pertanyaan sebelumnya mencoba membuat kepercayaan dirinya merasa ragu.

"Baiklah sesuai perintahku, ah ya aku hampir lupa soal apa yang kau lakukan terhadap dunia ini. Dan soal pria itu kirimkanlah kembali ke kerajaan, aku akan menunggu hasilmu di atas bukit yang bisa melihat sudut kerajaan. Baiklah lakukan..!"

"Baik, saya permisi."

Secara langsung Riris menghilang dari pandangan Izaya bersamaan dengan efek waktu yang sebelumnya di buatnya.

"Sekarang malam hampir tiba, sejujurnya aku bosan menunggu. Tapi sebisa mungkin aku harus menikmati keadaan yang akan kubuat setelah ini."

***

Beberapa jam kemudian... Tengah malam telah tiba. Tepat di atas bukit tampak Izaya yang berdiri memandangi kerajaan dari ketinggian dengan sorot mata yang tertuju ke arah istana kerajaan, yang seolah pandangan tersebut adalah cara berpikir Izaya.

Di samping itu suatu kehadiran datang secara misterius dari arah balik Izaya tepatnya dari belakang. Namun itu bukanlah hal yang mengejutkan, tanpa membalikan diri ke hadapan sosok tersebut Izaya dapat memastikan bahwa keberadaan tersebut adalah orang terdekatnya.

"Maaf membuat anda menunggu lama Tuanku."

Segeranya Riris berlutut di belakang Izaya dengan rasa begitu hormat.

"Ahh.. Aku tidak tau kau melakukannya sengaja atau bukan dengan waktu yang kau miliki. Kehadiranmu benar-benar tepat waktu, seharusnya kau lebih mengenali konsekuensi yang akan kau dapatkan bila sedikit saja mengecewakanku."

Izaya tetap kepada pandangannya yang terus memperhatikan kerajaan tanpa membalas kehadiran Riris yang sedang tunduk di belakangnya.

"Maaf tuanku saya memang sengaja, karena untuk beberapa alasan saya juga ingin menikmati momen-momen di saat anda memanggil saya kembali. Saya yakin setelah ini keberadaan saya akan jarang di tampilkan."

Perkataan Riris begitu santai, hingga terdengar seperti menunjukan rasa senangnya.

"Hee.. Kau lebih banyak bicara rupanya, langsung saja berikan informasi yang kau dapatkan tanpa harus berhadapan langsung di depanku. Ah, lebih baik aku mulai saja dengan pertanyaan. Baiklah, Pertama... situasi apa yang kau dapatkan di sana?"

Izaya bertanya kepada Riris dengan tegas walau ia sendiri memutuskan untuk tidak menatapnya, seolah keadaan tersebut membawakan suasana seseorang yang memiliki wibawa.

"Baik. Selain kepercayaan mereka dan kehormatan mereka terhadap Dewinya... Di samping itu keramaian sedang terjadi di tengah kota. Anda yang sedang mengamatinya saya yakin anda berasumsi bahwa itu adalah hal yang normal bagi setiap kerajaan. Namun faktanya setiap malam adalah kedamaian bagi kerajaan Dewi Gabriel, artinya... Keramaian saat ini bukan di buat hanya untuk semata-mata membuat kesan yang berbeda, namun akan ada suatu peristiwa yang besar terjadi tepatnya bertepatan besok pagi."

"Lanjutkan."

"Baik, peristiwa tersebut bisa di katakan adalah hari suci atas karunia Dewi Gabriel yang hingga saat ini masih mempertahankan kedamaian yang ia ciptakan untuk kerajaan serta rakyatnya, sehingga keramaian itu ada karena wujud cinta mereka terhadap Dewi Gabriel yang akan di selenggarakan besok sebagai hari penghormatan."

"Begitu ya, informasi lainnya?"

Izaya sedikit melirik ke arah Riris yang sedang tunduk di belakangnya.

"Sisanya... Hanya mengenai sosok Dewi Gabriel, apa anda berkenan ingin mendengarnya?"

Untuk sesaat Izaya memikirkan sesuatu saat mendengar pertanyaan dari Riris.

"Ahh.. Kalau begitu, beritahu aku apakah dia menawan sepertimu?"

Mendengar jawaban Izaya membuat Riris merasa percaya diri, hal itu juga di rasakan oleh Izaya.

"Tidak Tuanku. Atau lebih tepatnya... Dia adalah manifestasi dari kesucian mungkin bagi beberapa orang dia adalah sosok yang paling sempurna."

"Itu sudah cukup Riris, pada dasarnya aku memintamu untuk memberi informasi suasana yang terjalin di sana. Selebihnya anggap saja itu adalah rasa penasaranku."

"Baik. Setelah ini... Apa rencana anda.. Tuanku?"

Di saat yang sama Izaya sepenuhnya membalikan dirinya ke hadapan Riris.

"Seperti yang kubilang, sebisa mungkin aku akan membuat peristiwaku sendiri dan menikmati momen-momen tersebut, tidak lupa juga dengan tujuanku yang sebenarnya, artinya... Aku akan bertindak dengan caraku sendiri tanpa mengutamakan sihir. Baiklah, sampai di sini saja tugasmu Riris.. Sisanya aku ingin kau menikmati pertunjukanku."

Setelahnya Izaya mengulurkan tangan kirinya ke hadapan Riris yang tunduk.

"Baik."

Riris menerima uluran tangan tersebut dengan suara yang terdengar bahagia, hal itu secara langsung merubah tubuh Riris kembali menjadi cincin di tangan Izaya.

"Sekarang... Siapakah yang akan kujadikan target. Keluarga? Wanita? Atau... Anak-anak?"

Perasaan yang penuh kebingungan serta rasa tak sabar seolah menjadikannya satu moralitas, hal itu semakin di tunjukan saat ia memegang dagunya yang menutupi senyumannya.

"Kalau begitu, aku akan memilih pilihan pertama."

Sambung Izaya sembari memakai jubah hitam yang menutupi keseluruhan identitasnya, dan segernya ia melompat dari atas bukit menuju keramaian yang sedang terjadi di tengah kerajaan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!