Semua orang sangat mendambakan sebuah pernikahan. Acara sakral yang menyatukan dua insan untuk membina rumah tangga yang bahagia. Tapi sayang, hal itu tidak di rasakan oleh Kevin maupun Flora.
Mereka, dua orang yang tidak saling mengenal tapi justru dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena sebuah kesalahpahaman.
"Apa aku harus tidur satu ranjang dengannya?" batin Flora. Dia tidak mungkin meminta Kevin untuk pindah ke sofa karena bagaimanapun ini adalah kamarnya. Apalagi Kevin sudah terlelap dalam tidurnya. Jadi, apa dia yang harus tidur di sofa?
"Tidak!! Aku tidak mau mengalah." batinnya lagi. Dia juga berhak atas ranjang itu. Jadi dia tidak akan tidur di sofa.
Flora melihat kesana kemari dan menemukan piring berisi buah beserta pisau di atas meja. Ia mengambil pisau tersebut dan membaringkan tubuhnya di samping Kevin.
"Awas saja jika kau berani macam-macam. Akan aku bunuh kau," geram Flora dalam hati. Ia memejamkan matanya dengan pisau di tangannya. Dan dalam hitungan detik, ia sudah terlelap dalam tidurnya.
...****************...
Dinginnya malam kini berganti dengan hangatnya sinar matahari. Semilir angin berhembus menggoyangkan dahan dimana burung-burung hinggap dan saling berkicau untuk menyambut pagi yang sunyi.
Flora mengerjapkan matanya kala merasa silau saat sinar matahari masuk melalui celah jendela. Tapi bukannya bangun, ia justru menggeliat dan membelakangi jendela tersebut. Bahkan ia menarik selimut tebalnya dan memeluk guling besar di sampingnya.
Tunggu dulu!! Guling besar? Seingatnya dia tidak mempunyai guling. Tapi kenapa sekarang ada guling di kamarnya?
"Siapa yang menaruh guling di sini?" gumam Flora dengan mata terpejam. Dia meraba-raba guling yang ia peluk. Terasa sangat keras tapi berbau maskulin.
Dia tersenyum simpul sambil terus meraba-raba turun kebawah dan sampai di bagian terlarang yang membuat si empunya sekuat tenaga menahan hasratnya.
"Apa ini? Kenapa ada sosis sebesar ini di sini?" gumam Flora lagi. Dia menekan-nekan benda tersebut yang membuat Kevin menahan nafasnya sejenak.
"Jika kau sangat ingin tahu, buka matamu dan lihat apa yang kau pegang."
Deg
Seketika jantung Flora berdetak kencang. Suara itu, suara menyebalkan yang akhir-akhir ini membuatnya kesal.
Flora membuka matanya perlahan dan melotot sempurna saat melihat Kevin berada di sampingnya. Tapi yang lebih membuatnya terkejut adalah saat ia melihat di mana tangannya saat ini berada.
"Apa kau begitu menikmatinya sampai-sampai kau tidak menyingkirkan tanganmu dari bawah sana?" tanya Kevin kesal
Flora menelan ludahnya kasar. Dia menatap tangannya dan berteriak kencang. "Kyaaaa .... "
...****************...
Flora membantu Kevin untuk bersiap ke kantor. Dia terus menunduk karena malu dengan apa yang sudah ia lakukan. Padahal ia sudah menyiapkan senjata untuk berjaga-jaga jika Kevin macam-macam padanya saat ia tidur. Tapi ternyata justru dia yang melanggarnya. Bahkan dia sempat lupa jika ia sudah menikah dan berada di kamar Kevin saat itu.
"Pakaikan dasiku!!" perintah Kevin
Flora hanya bisa menurut. Dia naik di kursi meja rias dan memakaikan dasi di kerah kemeja Kevin. Ya, walaupun mereka menikah karena kesalahpahaman dan tanpa cinta, namun Flora tetap melakukan kewajibannya sebagai seorang istri karena Kevin juga melakukan hal yang sama yaitu dengan memberinya nafkah. Dan semua itu tertulis di surat kontrak pernikahan mereka. Bahkan jumlah nominal yang Kevin berikan padanya tertulis jelas di sana. Untuk itu, sebagai balasannya, Flora akan melakukan kewajibannya sebagai istri. Tentu saja selain melayani di atas tempat tidur.
"Kenapa dari tadi kau terus menunduk, hm?" tanya Kevin
"Ti-tidak apa-apa." Flora menggigit bibir bawahnya saat teringat benda berurat yang ia pegang tadi pagi. Sangat besar dan keras.
Blush
Membayangkannya saja sudah membuat Flora tersipu. Dia segera menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran kotornya.
"Kau juga bersiaplah. Hari ini aku akan mengajakmu ke perusahaan," seru Kevin
"Ti-tidak perlu. A-aku di rumah saja ya," tolak Flora
"Jangan salah sangka. Aku juga tidak mau mengajakmu. Tapi mommy ingin aku memperkenalkan mu pada seluruh karyawan ku. Jadi, jangan membuatku repot. Cepat bersiap dan kita akan segera berangkat."
Flora hanya menghela nafas panjang dan mulai bersiap. Dia tidak ingin membuat dirinya dalam masalah. Jadi lebih baik ia menuruti apa yang Kevin ucapkan.
Bukan karena takut, tapi dia baru tahu jika Kevin adalah putra pertama dari Nicholas Arian Dirgantara, pria yang di kenal kejam pada masanya. Dan Kevin mewarisi kekejaman ayahnya. Setidaknya itu yang ia dengar dari orang-orang.
Tapi sepertinya semua itu hanya rumor saja karena selama mereka bersama, ia merasa jika Kevin adalah pria yang sangat menyebalkan.
Setelah selesai bersiap, mereka berangkat ke perusahaan milik keluarga Dirgantara. Tidak ada yang mengeluarkan sepatah katapun selama di perjalanan. Kevin tengah sibuk dengan laptopnya sementara Flora hanya melihat keluar jendela mobil. Sesekali ia memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa canggungnya berada di dalam satu mobil bersama orang besar seperti Kevin.
Sampai mobil mereka terparkir sempurna di depan gedung pencakar langit dengan logo NA Company. Satpam yang berjaga langsung membuka pintu untuk Kevin dan Flora. Dan mereka berjalan beriringan masuk ke perusahaan.
"Tegakkan kepalamu!!" titah Kevin
"A-apa?" tanya Flora terbata.
Kevin menghentikan langkahnya dan menatap Flora. "Ingat statusmu. Kau adalah istriku yang artinya kau adalah nyonya muda Dirgantara," seru Kevin dengan wajah dinginnya.
"Lalu aku harus bagaimana?" gerutu Flora. Dia terlahir dari keluarga yang tidak mampu. Ia hidup di desa bersama dengan paman dan bibinya karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Untuk itu ia memutuskan merantau ke kota untuk mencari pekerjaan dan tinggal di rumah kontrakan.
Tapi semua berubah setelah ia menolong Kevin yang saat itu pingsan karena mabuk. Kini ia menikah dengan pria itu dan menyandang sebagai nyonya muda keluarga kaya. Jadi ia harus menyesuaikan diri dengan status barunya.
Dia merasa seperti Cinderella. Hanya saja, dia tidak mencintai tokoh pangeran seperti yang ada di dalam cerita.
"Kau harus memeluk lenganku seperti ini agar orang lain melihat jika kita bahagia dengan pernikahan kita. Dan tegakkan kepalamu saat berjalan. Kau istriku jadi kau tidak perlu menunduk pada mereka. Apa kau mengerti?" tanya Kevin yang di jawab anggukan oleh Flora. Mereka kembali melangkah dan mengabaikan sapaan karyawan yang berpapasan dengan mereka.
Sampai keduanya masuk ke dalam lift, Flora buru-buru melepaskan pelukannya. "Ha-hanya ada kita berdua di sini," seru Flora.
Kevin tidak perduli. Dia hanya melirik sekilas dan terdiam dengan wajah dinginnya.
"Aura nya sangat berbeda sekali. Saat di rumah, dia terlihat sangat menyebalkan tapi disini dia sangat mengerikan." Flora bergidik dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
seperti nya Kevin ngk begitu kejam, masih hormat pula sm Flora, semoga aja Kevin berubah ya thour
2025-03-21
0
Helen Nirawan
ampun d , segt takut ny , tidur ampe bw pisau , yg engga2 aj 😓
2025-01-14
0
Alissia
/Grin/
2025-03-17
0