Flora merasa gugup saat ini. Bagaimana tidak, posisi mereka saat ini begitu intim, yang mana Flora berada di pangkuan Kevin di dalam mobil.
Pulang?
Hah ... Apa mereka benar-benar akan melanjutkannya di rumah? Membayangkannya saja Flora tidak berani. Bahkan saat ini dia terus menunduk dan tidak berani bergerak karena takut membangunkan sesuatu yang berdiri di bawah sana.
Ya, dia bukan wanita bodoh yang tidak tahu apapun yang berhubungan dengan hubungan intim. Sekarang saja dia bisa merasakan benda keramat milik Kevin yang bersemayam di bawah sana, tengah meronta-ronta. Apalagi, sekilas ia melihat Kevin tengah menahan diri sampai-sampai wajahnya memerah.
"A-aku duduk sendiri saja. " Flora hendak beranjak dari pangkuan Kevin, namun pria itu justru memeluk pinggangnya erat.
"Jangan bergerak!"
"Ta-tapi aku berat," lirih Flora
Kevin tersenyum tipis nyaris tak terlihat. Dia mendekatkan bibirnya di telinga Flora dan berkata, "kau tidak berat sayang. Bahkan aku tidak keberatan jika kita seperti ini seharian."
Glek
Flora menelan ludahnya kasar. Ia merasa jika pria yang biasanya menyebalkan kini berubah mesum. Apa ini efek dari ciuman yang biasa ia lakukan? Tapi itu kan hanya formalitas saja. Karena Kevin sudah memberinya nafkah yang begitu besar, dan dia hanya bisa membalas dengan menjalankan tugasnya sebagai istri yang baik dan setuju untuk berakting mesra di depan umum. Tentu saja kecuali pelayanan di atas ranjang.
"Lagipula kau masih harus berakting sayang." Kevin menggerakkan dagunya menunjuk Alan yang duduk di belakang kemudi
Flora menoleh sekilas dan kembali menatap Kevin. "Dia kan asisten mu. Apa kita juga harus berakting di depannya?" bisik Flora
"Justru dia orang paling berbahaya. Bagaimana jika dia melaporkan kita pada ibu negara jika kita selama ini hanya berakting. Bisa-bisa kita akan di sidang 7 hari 7 malam tanpa jeda."
Flora mengerutkan keningnya bingung. "Apa maksudmu?" tanyanya.
"Alan adalah mata-mata mommy. Kau paham kan?"
Flora mengangguk paham. Ya, yang tahu soal kontrak pernikahan itu hanya dirinya dan Kevin. Kesepakatan-kesepakatan yang mereka buat pun tanpa di ketahui orang lain. Jadi, mereka harus berhati-hati terutama dengan orang terdekat mereka. Karena racun mematikan sebenarnya adalah orang yang ada di dekat kita.
"Em ... V-vin, a-apa kita benar-benar akan pulang?" tanya Flora gugup
"Kenapa? Kau sangat ingin melanjutkan kegiatan kita tadi?" goda Kevin
"A-apa?" Flora memalingkan wajahnya dan menyangkalnya, "tentu saja tidak. A-aku kan hanya bertanya. Aku bosan di kantor mu karena aku tidak melakukan apapun. Jadi, lebih baik aku pulang saja."
"Kau bosan?" tanya Kevin
"Sangat. Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan saat meeting. Dan saat kau bekerja pun aku hanya duduk di sofa sambil membaca majalah. Jika seharian aku di sana, bisa-bisa aku cepat mati karena bosan," gerutu Flora
Kevin hanya tersenyum melihat Flora yang terus menggerutu. Sampai tanpa sadar mobil yang mereka tumpangi sudah terparkir di depan gedung pencakar langit yang berlogo NA Company.
"Hah ... Kesini lagi." gerutu Flora saat tahu jika mereka kembali ke perusahaan
Kevin terkekeh pelan. Dia masih memeluk Flora dan saat alan membuka pintu untuk mereka, dia tidak membiarkan Flora turun dari pangkuannya dan malah menggendongnya ala bridal.
"Eh ... Eh ... Apa yang kau lakukan? Turunkan kau!!" protes Flora
"Diam dan tunjukan akting terbaikmu, sayang," titah Kevin dengan wajah yang berubah dingin.
Glek
Flora tidak berani membantah karena saat ini pria itu sudah kembali di mode sangar, sangat menyeramkan. Apalagi saat berhadapan dengan para karyawannya. Dia akan memasang wajah dingin tanpa ekspresi dengan tatapan yang tajam.
"Apa dia titisan bunglon? Kenapa cepat sekali berubah-ubah?" batin Flora. Dia tidak berani menatap langsung Kevin dan hanya menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu. Dia sangat malu, apalagi banyak karyawan yang melihat mereka.
"Astaga, tuan Kevin romantis sekali."
"Iya, aku tidak menyangka jika tuan Kevin bisa seromantis itu. Padahal selama ini beliau selalu terlihat dingin pada siapapun."
"Itu artinya tuan Kevin sangat mencintai istrinya."
"Aku iri."
Begitu lah bisik-bisik karyawan yang Flora dengar. Dia malu, tapi dia juga tidak berhenti menggerutu dalam hati.
"Apa aku tidak salah dengar? Kevin pria yang romantis? Cih ... Kalian tidak tahu saja betapa menyebalkan nya dia. Dan, asal kalian tahu. Yang kalian lihat ini hanya akting." ingin rasanya Flora mengatakan hal itu. Namun sayangnya dia hanya bisa menahannya di dalam hati.
Saat sampai di ruang kerja milik Kevin, Flora langsung melompat turun dari gendongan pria itu dan duduk di sofa.
"Astaga .. Apa kau ini titisan monyet? Kenapa kau melompat seperti itu? Bagaimana jika kau jatuh?"
Flora hanya melirik sekilas dan mengambil majalah di depannya. "Sekarang hanya ada kita berdua. Jadi kita tidak perlu bersikap romantis," ucapnya tanpa menoleh sedikitpun
Kevin tidak berkomentar karena yang Flora katakan itu memang benar. Tapi entah mengapa dia merasa tidak suka. Dia sangat ingin Flora duduk di pangkuannya dan bermanja-manja dengannya. Tapi sepertinya itu tidak mungkin terjadi, mengingat pernikahan mereka yang hanya sementara. Dan jangan lupa jika mereka tidak saling mencintai.
"Kenapa sekarang aku kesal jika ingat surat kontrak yang aku buat sendiri?" gerutu Kevin dalam hati. Dia mendengus kesal dan duduk di kursi kebesarannya. Baru saja dia merasa senang karena Flora berinisiatif menciumnya dan duduk manja di pangkuannya, tapi sekarang wanita itu kembali membuatnya kesal. Ya walaupun Flora melakukan hal itu hanya untuk membuktikan pada Satria jika mereka pasangan yang bahagia.
Satria Mahendra. Sejujurnya dia sangat penasaran siapa sebenarnya pria itu? Di lihat dari gerak-gerik mereka, Kevin yakin jika mereka mempunyai hubungan.
"Pria tadi, aku lihat kau sangat mengenalnya," seru Kevin membuka pembicaraan.
Flora tidak menjawab. Dia seolah enggan membahas tentang Satria karena hal itu membuat perasaannya tidak menentu. Hatinya sakit, tapi dia juga merindukannya.
"Kenapa kau diam? Apa dia kekasihmu?" tanya Kevin
"Itu bukan urusanmu," sahut Flora ketus
Kevin mendengus kesal. "Ya, itu memang bukan urusanku. Tapi aku harap kau tidak melakukan kesalahan. Selama kita masih suami istri, kau tidak boleh dekat dengan pria manapun. Termasuk bang Sat itu."
"Namanya Satria bukan bang Sat. Kau sendiri juga tahu siapa dia bukan?"
"Aku tidak perduli siapa namanya. Tapi satu hal yang harus kau ingat. Aku tidak suka dengan pengkhianat. Aku bisa membunuh siapapun yang berani mengkhianati ku. Jadi, aku harap kau tidak melakukan kesalahan itu. Apa kau mengerti?"
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
seri, dong satu bang2 belakang nya aja yg beda hurup🙈
2025-03-21
0
stevany indri
Kevin blg... bang sat...
Satrio blg...bang ke....hehehe🤣
2024-12-12
0
mecca
hahaha cembukur tuh babang kevin
2024-03-16
0