Setelah mereka berbaikan, Flora mengajak Kevin untuk makan malam. Dan karena tangan Kevin terluka, Flora berinisiatif untuk menyuapinya.
"Setelah ini bantu aku mandi ya," pinta Kevin
"A-apa? Membantu mu mandi? Jangan gila Vin," protes Flora.
"Kau tidak lihat tanganku terluka?" gerutu Kevin
"Salahmu sendiri melukai diri sendiri. Harusnya tadi kau lompat dari lantai dua, baru aku mau memandikan mu," gerutu Flora. Yang benar saja? Kenapa dia harus membantu pria itu untuk mandi? Memang tangannya terluka, tapi dia bukan pria cacat, kan.
"Kau ingin aku mati ya," sentak Kevin. "Kau istriku dan aku sedang sakit. Jadi, sudah menjadi kewajiban mu untuk mengurusku," seru Kevin
Flora berdecak kesal. Tahu begini, lebih baik ia biarkan saja pria itu mengurung diri di ruang kerja. Tapi dia tidak mau Kevin terus salah paham padanya. Makanya dia mengumpulkan keberaniannya untuk menjelaskan hubungannya dengan Satria yang sebenarnya.
Dia pikir setelah berbaikan, Kevin akan bersikap baik padanya. Namun ternyata pria itu justru memanfaatkan dirinya untuk melayaninya.
Setelah selesai makan malam, Flora menyiapkan air mandi untuk Kevin. Dia terus menggerutu tidak jelas dan mengutuk suaminya.
"Airnya sudah siap, cepat sana mandi!!" perintah Flora
Kevin menaikkan kedua tangannya, memperlihatkan tangannya yang sakit. "Kau tidak lihat tanganku terluka begini?"
"Lalu kau mau apa? Ingin aku membuka bajumu? Aku tidak mau," tolak Flora
Kevin tidak lagi protes. Dia membuka kemejanya dengan susah payah, sampai-sampai lukanya kembali mengeluarkan darah.
"STOP!!" Flora mendengus kesal melihat hal itu. Dia mendekati Kevin dan membantunya membuka baju dengan mata tertutup.
"Kenapa kau menutup matamu? Bagaimana jika kau salah pegang?" protes Kevin
"Tidak akan." Dengan hati-hati Flora membuka ikat pinggang Kevin dan menurunkan resleting celananya. Baru setelahnya, dia menurunkan celana Kevin dan meminta pria itu untuk mengangkat kakinya satu persatu.
"Yang segitiga tidak usah ya," seru Flora
"Jika kau tidak membukanya, bagaimana caranya aku membersihkan nya?" protes Kevin
Flora mendengus kesal. Kenapa sekarang pria ini suka sekali protes? Apa dia tidak tahu jika dirinya susah payah menahan malu dan gugup dengan melepas pakaiannya?
"Tunggu apa lagi, cepat buka!! Tubuhku rasanya sudah sangat lengket. Aku ingin segera mandi," ujar Kevin
Flora berdecak pelan. Dengan mata tertutup, ia meraba-raba bahu Kevin kebawah hingga sampai di pinggang pria itu. Dia mulai menurunkan celana segitiga milik pria itu perlahan, namun tanpa sengaja tangannya justru menyentuh benda berurat milik pria itu.
"Ng? Ini apa?" karena penasaran, Flora memegang benda itu. Terasa kenyal namun keras. Sementara si empunya hanya bisa memejamkan matanya dan menahan diri agar tidak mendesah.
"Apa yang kau lakukan, hah?" sentak Kevin
"Kenapa kau berteriak? Aku hanya penasaran kenapa kau punya benda seperti ini? Rasanya aneh saat di pegang," seru Flora
"Itu belalai ku, bodoh. Makanya buka matamu biar kau tahu apa yang kau pegang."
"A-apa? Be-belalai?" tanya Flora membeku. Dia jadi teringat dengan sosis besar yang pernah ia pegang, yang ternyata adalah ...
"Iya, belalai yang bisa membuatmu hamil." Kevin langsung masuk ke bathtub tanpa melepas celana segitiga nya. Dia sangat kesal karena ulah Flora yang sudah membuat belalainya menegang. Dia berusaha untuk meredam nya namun hal itu justru membuat belalai nya sakit.
"Apa yang kau lakukan di sana? Cepat bantu aku mandi," perintah Kevin
Flora tersadar dan membuka matanya. Dia menggelengkan kepala, mencoba menghilangkan pikiran kotornya. Baru setelahnya, dia menghampiri Kevin yang sudah berendam di dalam bathtub.
Walaupun di sebut membantu mandi, nyatanya Flora hanya membantu menggosok punggung Kevin dan memijat bahunya saja, selebihnya dilakukan sendiri oleh Kevin. Namun hal itu justru membuat luka di tangan Kevin lagi-lagi mengeluarkan darah.
"Menjijikkan," gerutu Kevin
"Itu salahmu sendiri. Sudah, kau mandi di shower saja. Nanti aku akan membantu mengobati lukamu lagi," seru Flora. Dia memilih keluar dari kamar mandi dan membiarkan Kevin mandi sendiri karena jika dia masih di sana, bisa-bisa kedua matanya ternodai oleh pemandangan yang eksotik.
Kevin melakukan apa yang Flora katakan. Dia keluar dari bathtub dan membuka perban di tangannya. Baru setelahnya, ia berdiri di shower dan membersihkan diri.
Kevin menunduk dengan kedua tangan yang bertumpu di dinding. Sekilas ia melihat luka di tangannya dan tersenyum simpul. Walaupun dia seperti orang bodoh karena melukai diri sendiri, tapi setidaknya ia bisa memanfaatkan keadaannya untuk lebih dekat dengan Flora. Dan dia senang karena wanita itu tidak menolak dan justru mau merawatnya.
Entah hal itu karena sebuah kewajiban atau memang wanita itu merasa bersalah, tapi ia tidak perduli. Perlahan, ia akan membuat Flora mencintainya dan mereka bisa hidup bersama.
"Hah ... Sepertinya aku sudah gila. Aku yang membuat surat kontrak itu, dan sekarang aku menyesalinya. Bahkan aku ingin membatalkannya, tapi aku tidak mau terburu-buru karena hal itu akan terlihat aneh. Jadi, secara perlahan aku akan membuat Flora mencintaiku dengan begitu kami bisa mengakhiri surat sialan itu," ujarnya.
Dia mendongak, membiarkan air membasahi wajahnya. Bayangan Flora yang menangis saat menceritakan tentang hubungannya dengan Satria, tiba-tiba muncul di benaknya. Ia membuka mata dan segera mengakhiri ritual mandinya. Dia sangat ingin tahu, apakah Flora masih mencintai Satria atau tidak.
"Kenapa kau lama sekali? Kau mandi atau bersemedi?" Baru saja Kevin keluar dari kamar mandi, tapi sudah mendengar omelan wanita yang akhir-akhir ini berhasil mengobrak-abrik isi hatinya.
Kevin tidak menjawab dan membiarkan wanita itu membantunya memakai baju, baru setelahnya ia di tuntun oleh Flora untuk duduk di sofa.
"Lukamu cukup dalam, jadi sebaiknya kita ke rumah sakit saja, " seru Flora
"Aku tidak mau ke rumah sakit. Lagi pula ada kau yang akan merawat ku," sahut Kevin
Flora berdecak pelan karena Kevin sangat keras kepala. Tidak ada pilihan untuk nya selain mengobati Kevin sebisanya.
"Tadi kau bilang, jika kau merindukannya kan. Apa itu artinya kau masih mencintainya?" tanya Kevin
"Aku tidak tahu," jawab Flora asal
"Kenapa tidak tahu? Memangnya kau tidak bisa merasakannya?"
"Bukankah aku sudah bilang jika hatiku sakit sampai-sampai hatiku mati rasa. Menurutmu, apa aku masih mencintainya jika seperti itu?" tanya Flora
Kevin terdiam sesaat. Dia juga mengalami hal yang sama. Hatinya sakit melihat pengkhianatan yang di lakukan mantan kekasihnya. Itu sebabnya, ia sangat membenci orang yang sudah mengkhianatinya. Dia akan melakukan apapun untuk membalasnya. Tapi Flora jelas-jelas mengatakan jika ia merindukan Satria. Jadi, bisa saja masih ada rasa di hati wanita itu walau hanya sedikit.
"Aku bisa melihatnya, kau masih mencintai Satria." Ucapan Kevin berhasil membuat Flora terdiam. Wanita itu mendongak menatap Kevin sebelum akhirnya pria itu kembali berkata, "Jika kita bercerai nanti, apa ada kemungkinan kau akan kembali padanya?"
"Aku tidak tahu dan aku tidak mau memikirkannya. Jika kita bercerai nanti, aku akan menggunakan uang bulanan yang kau berikan padaku untuk membuka usaha agar tidak ada lagi orang yang berani menindas ku," ucap Flora
"Apa kau tidak berniat untuk menggunakan sekarang? Misalnya berbelanja mungkin."
"Untuk apa aku melakukan hal itu? Itu sama saja dengan pemborosan. Aku bukan tipe wanita yang suka berbelanja. Lagi pula, aku yakin kau akan memberikan apa yang aku inginkan," ujar Flora
"Cih ... Kau terlalu percaya diri," gumam Kevin sambil tersenyum tipis. Ya, tentu saja ia akan memberikan apapun yang wanita itu ingin kan selama dia bersedia berada di sampingnya. Selamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
duoNaNa
🤣🤣🤣🤣
mbayangin aj udh bikin ketawa ngakak
2024-06-13
2
Rifa Endro
aseeek ... berharap .... SELAMANYA
2024-05-12
1
+86
tandai kata terakhir! SELAMANYA 😋
2024-03-22
1