Di desa tengah berkumpul di kantor kepala desa. Malam ini dipercepat pembagian sembako dari si rintenir. Ini memang keadaan yang mendesak. Menurut informasi, si rintenir sedang ada urusan pekerjaan besok pagi, jadi malam ini ia memberikan sembako yang telah dijanjikan pada warga.
Sontak saja warga antusias menerima itu. Tidak menjadi suatu kendala jika mendapatkan rezeki itu. Para warga secara ngantri untuk menerima sembako tersebut. Mahasiswa dari kota yang ditugaskan untuk membagi sembako tersebut.
Setelah selesai pembagian, para segera berpulangan, kegiatan malam ini cuku menggembirakan. Pasalnya, sembako uang mereka terima lumayan banyak. Sungguh bisa dua bulan depan menjadi kebutuhan pokok mereka.
“Gila, baik juga si rintenir ngasih sembako sebanyak ini. Malah ada sisa lagi,” celutuk Felix seraya membawa plastik besar berisikan sembako untuk di susun lagi di satu ruangan kantor kepala desa.
“Mungkin sudah tobat kali,” balas Jois.
Pak Hazel mengucapkan terimakasih telah membantunya dalam pembagian sembako pada warga. Ia sungguh senang atas keligatan mahasiswa itu mau membangun. Mahasiswa itu membalas dengan sebuah rasa bangga saja.
Mereka tidak ingin mendapatkan imbalan apapun.
Ruangan yang penuh cairan dan ucapan dari segala air yang berwarna tengah berusaha ia ciptakan. Carrinton tanpa kenal lelah selalu bereksperimen dengan virus yang akan diciptakan. Ini menjadi suatu ambisi besar yang patut ia perjuangkan untuk mencapai sebuah kekuasaan.
Dengan teliti segala takaran ia campurkan, sehingga menghasilkan gelembung-gelembung panas. Bila terkena pasti sudah diprediksi akan berakibat fatal. Hanya saja ia menginginkan obat penawarnya membutuhkan dua jam bagi yang terkena virus itu. la sengaja mempersingkat waktu agar tidak ada lagi yang menemukan penawarnya. Itu berarti hanya dirinya yang mempunyai penawarnya. Sungguh kehebatan yang luar biasa yang ia punya. Namun, sangat disayangkanjanya karena kekuasan ia membuat hal seperti itu.
Salah satu pengikutnya masuk dan ingin mengatakan sesuatu.
“Katakan!” titah Carrinton tanpa melirik sama sekali. Ia masih fokus dengan campuran cairan yang berada di atas mejanya.
“Tuan, di wilayah Dalbert masih saja didatangi oleh kunang-kunang, dan itu berjumlah banyak. Sudah dapat dipastikan bahwa salah satu pengikut Dalbert telah jatuh hati pada manusia,” jelasnya dengan serius.
Carrinton menghentikan kegiatannya sebentar. Ia melirik dan dan menajamkan penglihatannya. Suatu masalah besar akan menghampirimu wilayah Dalbert. Maka Carrinton akan memanfaatkan situasi ini. Penelitiannya tidak kurang tiga hari lagi akan selesai. Carrinton akan betul merencakan yang terbaik guna menghancurkan wilayah Dalbert.
“Bagus. Ini bisa kita manfaatkan sebaik mungkin. Cari tahu lebih mendalam lagi. Tunggu perintah dariku selanjutnya,” perintahnya dengan sumringah namun penekanan. Sebentar lagi ia akan diantarkan menjadi raja sesungguhnya. Oleh karena ulah dari pengikut Dalbert, Carrinton akan bertindak cepat untuk melengserkan Dalbert.
Suatu momentum besar yang akan diterima nanti.
Dalbert kembali melanjutkan kegiatannya. Ini tinggal sebentar lagi akan selesai. Segera ia akan membuat virus itu menjadi sebuah wabah yang mematikan bagi para pengikut Dalbert.
Para pengikut Carrinton sebagian dari Dalbert. Carrinton berusaha menarik dan menjelek-jelekkan Dalbert di hadapan para pengikutnya. Carrinton mengarang cerita jika Dalbert penuh ambisi untuk mendapatkan kekuasaan. Bisa dikatakan Carrinton sangat pandai untuk nersilat lidah. Ia tidak menginginkan pengikut Dalbert semakin banyak. Tindakan Carrinton adalah salah satu menghasut sehingga pengikut Dalbert seolah berkhianat padanya.
Dalbert tentu tahu hal itu dari putranya Ashton. Ashton yang mempunyai kelebihan tersembunyi mencari dengan penerawangan di masa lalu. Ia melihat jelas kalau Carrinton yang menghasut. Mereka sebenarnya ingin menyerang, hanya karena tidak ingin memakan korban, mereka seolah tidak tahu apa-apa. Mereka memainkan sandiwara uang baik, guna tidak membuat Carrinton untuk tidak melakukan penyerangan. Untuk saat ini lebih baik tidak menciptakan masalah daripada membuat masalah.
Hal ini tentu akan berakibat fatal jika ada penyerangan lagi. Sama dengan yang tidak punya niat baik, maka akan berujung tidak baik pula.
Ashton berjalan-jalan menyusuri hutan. Ia tengah bosan jika di mansion, di mana pikirannya akan selau kacau tidak ada ujung.
“Kau tidak usah mengikutiku!" tegas Ashton
sudah merasakan, ada yang mengikutinya.
“Cih, siapa juga yang mengikutimu,” bantahnya seolah tidak sudi mengikuti Ashton.
Falton berjalan santai sejajar dengan Ashton. Beginilah sikap keduanya sebenarnya. Jika diliputi pertengkaran, tetapi masih ada kepedulian satu sama lain seolah tidak bisa dipisahkan pertemanan mereka.
“Ngapain ikut ha? Pulang sana,” usir Ashton kesal.
“Aku sudah katakan, aku tidak mengikutimu bodoh. Aku juga ingin menikmati udara di malam hari,” balas Falton.
“Alasan,” cibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments