8

Greisy merenggut kesal, selalu saja Ashton bertindak sesuakanya. Jika begini, yang ada Greisy terus yang mengalah dan Ashton terus pemenangnya. Ashton melihat wanitanya sudah mode kesal. Ini menandakan akan sulit menaklukkan hati wanitanya. Namun Ashton adalah Ashton yang mampu meluluhkan dengan sejuta pesonanya.

Ashton mudah membuat wanitanya sama sekali tidak berkutik dan tahap selanjutnya Ashton yang menjadi memegang kendali situasi. Otak luar biasa jika menyangkut dengan Greisy. Entah daya tarik apa yang membuat Ashton terpikat dengan Greisy.

Ashton bangun bangkit berdiri, dan menghadap pada wanitanya duduk dengan membuang wajahnya ke sembarang arah. Seolah tidak mau melihat wajah Ashton.

Ashton menundukkan kepalanya menangkap kedua pipi yang terlihat gembul sedikit. Ashton mengusap dengan kedua ibu jarinya dengan lembut

“Apa salahnya pacaran dulu, lagian toh juga bakal kuberitahu bukan?” bujuk Ashton lembut dengan netra merah yang menghanyutkan Greisy. Greisy melihat bola mata indah seolah tidak menampik pada kebohongan.

Tidak ada jawaban, Ashton mengusap ujung kepala Greisy dengan lembut, seolah memberikan sugesti pada Greisy agar Greisy percaya. Ashton bukan orang yang tipikal pembohong. Ia adalah orang berpendirian jika sudah berjanji. Menurutnya ingkar janji adalah hal yang tidak baik. Bisa menjadikan orang tidak lagi mempercayai diri kita.

“Jawab sayang," kata Ashton lebih lembut lagi. Greisy menjawab dengan anggukan kepala. la secara tidak sadar mulai terhipnotis perlakuan Ashton yang begitu lembut mengusap ujung kepalanya.

Kemudian Ashton berjongkok dengan bertumpuan kedua lututnya. Mensejajarkan dirinya dengan wajah Greisy. Greisy adalah hidupnya dan ia tidak mau berpisah.

“Bagaimana dengan keadaan di desa?" tanya Ashton mencoba mengalihkan perhatian Greisy. la tidak mau Greisy semakin berpikir buruk akan dirinya.

“Semuanya sudah aman, dan terimakasih atas bantuamu," kata Greisy.

“Apa aku boleh dapat hadiah?" tanya Ashton, penuh damba. Ia akui Greisy semakin cantik setiap harinya, wajah alami itu sudah menghipnotis segala jiwa raganya untuk melakukan tindakan yang lebih.

Mendengar pertanyaan Ashton, seketika Greisy menempelkan telapak tangannya menutupi bibirnya. Pikirannya sudah berkelana jika Ashton akan melakukan tindakan seperti kemarin.

Ashton tertawa terkekeh, Greisy sudah pintar membaca situasinya.

“Jangan mesum!" pekik Greisy.

“Tidaj apa-apa, kan sama pacar sendiri,” jawab Ashton santai, jari jemarinya sudah menyentuh bagian wajah Greisy.

“Iitu, a-aku inginnya ki-kita melakukan saat sudah me-menikah,” timpal Greisy gugup. Greisy sebagai anak uang berpendidikan tidak mau merusak harga dirinya sekarang. Sebelum pernikahan ia sendiri tidak berani berbuat hal-hal yang tidak diinginkan.

Ashton tahu maksud Greisy. Semakin yakin jika Greisy adalah orang yang memegang nilai teguh kebaikan. Tidak ada niat terselubung untuk menggoda Ashton. Itu semua murni dengan ketulusan Greisy yang memang mencintai dirinya.

“Maaf jika membuatmu takut,” kata Ashton menyesal. Ia sangat mengharga Greisy sebagai wanitanya. Hanya saja jiwa laki-lakinya seakan bergejolak hebat jika berada di samping Greisy.

“Iya, tidak apa-apa."

“Apa Si rintenir itu sudah minta maaf?" tanya Ashton lagi.

“Yakin mau dengar ceritanya. Gak capek jongkok Mulu. Bisa-bisa lututmu yang kram,” sindir halus dari Greisy. Ashton sudah dari tadi jongkok, mungkin kaki Ashton sudah sakit.

“Dari tadi sudah kram,” jawab ngasal Ashton.

“Ya, sudah berdiri!” perintah Greisy membungkuk badannya membantu Ashton berdiri. Namun Ashton sama sekali tidak menunjukkan pergerakan.

“Aku gak mau"

“Kenapa? Kasihan lututmu pasti sakit,” paksa Greisy.

“Kekasihku tidak mau duduk di pangkuanku,” jawabnya dengan mode ngambek. Greisy mendongak tidak percaya. Gila rasanya jika Ashton hanya mengingat hal itu.

“Mau tidak duduk di pangkuanku? Kalau tidak, aku akan sepert ini, sampai ceritamu selesai,” pancing Ashton mengedip-edipkan sebelah matanya.

Sungguh pintarnya memanfaatkan situasi. Ashton bisa membuat selalu kalah telak. Greisy menghela nafas kasar

“Iya, sudah duduk dulu!" jawabnya dengan keadaan terpaksa. Ia tidak ingin Ashton melakukan tindakan yang bodoh, untuk menyakiti diri sendiri.

Ashton tersenyum sumringah. Bangkit berdiri dan langsung duduk.

“Ayo sini!”

“Is, dasar!” umpatnya, bangkit berdiri dan perlahan duduk di paha Ashton dan satu pergelangan tangannya di lilit ke leher Ashton.

Ashton dengan cepatnya mendekap Greisy. Ini yang diinginkannya, lebih dekat dengan kekasihnya.

“Ish, giliran ini ajah cepat. Minta di jawab serasa mau nunggu ajal baru dijawab,” sindir Greisy menatap malas Ashton. Ashton mengedipkan bahunya, seolah tidak peduli dengan penuturan Ashton.

“Mulai ceritanya!"

Greisy menceritakan semua kejadian tadi pagi. Kedatangan si rintenir yang tiba-tiba minta maaf hingga Valerie yang menolak keras untuk tidak mau memaafkan. Mereka membujuk Valerie agar memaafkannya.

Sementara Ashton menatap lekat mendengar celotehan Greisy. Greisy begitu asyik dengan wajah alami nan indah itu seolah membuat Ashton untuk pendengar saja.

Ashton membiarkan Greisy bercerit sepuasnya. Tidak akan menjadi masalah hingga sampai pagi, yang penting mereka masih bersama.

Greisy juga menyambung ceritanya dengan tindakan Valerie. Valerie mau memaafkan asalkan si rintenir mau memberikan sembako. Greisy mengingat hal itu, dan membuatnya

terkekeh dengan perlakuan Valerie. Hingga pembagain sembako itu dibagikan oleh mereka pada warga.

“Woi, dengar tidak ceritaku?" tanya Greisy yang tahu jika Ashton sama sekali tidak mendengarnya.

“Iya aku dengar. Cukup menarik juga yah temanmu, bisa berani melawannya,” puji Ashton tanpa sadar dan itu membuat Greisy kesal.

“Oh, Valerie menarik gitu? Ya, sudah sana pacaran sama dia,” hendak bangun namun tidak dilepaskan oleh Ashton.

“Kamu kenapa? Lagian benarkan yang kukatakan? Dia berani melawan.”

“Ya sudah sana pacaran sama dia!!” pekik Greisy tidak terima jika Ashton terlalu memuji Valerie.

“Kamu cemburu?" tanya Ashton tiba-tiba melihat gelagat Greisy yang langsung marah tidak jelas.

“Tidak! Aku tidak cemburu tuh,” cibirnya membantah dengsn mulut yang mengerucut.

“Benar, tidak cemburu. Sepertinya tadi kamu marah, saat aku muji dia,” goda Ashton lagi memastikan.

“Ya, sudah sama dia saja kau pacaran, kita putus!" kata Greisy dengan mode marahnya.

“Aku tidak akan melepaskanmu. Jangan pernah mulut ini berkata putus! Camkan itu baik-baik!” kata Ashton penuh penekanan. Matanya menatap tajam seolah ingin menghanyutkan Greisy ke dalaman laut.

“Ck, terserah.”

Ashton mengaku salah jika ia memuji wanita lain di hadapan Greisy. Tetapi bukan itu tujuannya, hanya sekadar memuji tidak lebih. Ashton sudah punya kekasih yang luar biasa. Ia sudah terpikat akan Greisy.

“Ya, sudah aku minta maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu di hadapanmu,” kata Ashton menatap lekat Greisy. Ia tidak ingin Greisy semakin marah. “Ya dimaafkan,” jawabnya singkat.

“Jangan cemburu lagi, tidak baik untuk wanita secantikmu untuk cemburu. Ashton selamanya akan milikmu," bisik Ashton menggoda. Greisy yang mendengar itu menyembul rona merah malu-malu akan perlakuan Ashton. Greisy tidak akan bisa menjawab jika Ashton sudah mulai menggodanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!