14

“Ma, kami juga berpikir seperti itu, tapi ayah melarang kami menjemputnya cepat,” kata Ashton sesuai dengan apa yang dikatakan Dalbert tadi.

“Baik jika kalian tidak mau, mama sendiri yang jemput. Hati mama berkata ayah sedang bahaya Ashton!" sentak Jasmine. Ashton terkejut dengan penuturan mama. Baru kali ini mama menyentaknnya. Walau ada benar juga apa yang dikatakan mama, Ashton juga bingung harus berbuat apa.

Tidak ada pergerakan sama sekali dari kedua pemuda itu, Jasmine bangun berdiri, ia melangkahkan kakinya, namun langsung dicegah oleh Ashton.

“Tunggu ma! Mama di sini saja, biarkan Ashton dan Falton yang bergerak pergi ke sana,” kata Ashton yang sudah menghampiri mamanya. Falton juga turut menganggukkan kepala bahwa ia ikut juga bersama Ashton.

Tidak! Mama ridak tenang jika mama hanya di sini. Di sana kalian dalam bahaya, mama tidak mau kalian pergi meninggalkan mama,” katanya menggelengkan kepala dengan rasa takut dalam pemikirannya yang semakin memburuk.

Ashton menghela nafas, ia meletakkan tangannya pada bahu mama.

“Justru di sana bahaya ma, mama gak usah ikut. Takutnya di sana Carrington mencari celah lewat mama jika mama ikut,” kata Ashton memberi pengertian pelan pada mama.

“Jadi mama tetap di sini, doakan kami bisa berhasil membawa ayah kembali,” bujuknya dengan lembut.

“Pastu, mama doakan. Dan kalian harus kembali lagi dengan keadaan selamat,” balas mama akhirnya mau tetap di mansion.

Lalu, kedua pemuda itu akhirnya pergi menyusul Dalbert. Di sana mereka mendapati suasana yang sepi. Tidak ada lagi aktivitas seperti tadi. Mereka saling melirik, mengapa tidak ada tanda akan ayahnya bersama Carrinton. Mereka semakin berpikir buruk, Carrinton pasti tengah melakukan sesuatu pada Dabbert.

Merasa tidak perlua masuk secara baik-baik, mereka memutuskan secara diam-diam menyusup masuk. Dengan mudahnya dan situasi yang sepi itu mereka perlahan masuk tanpa ada hambatan. Dibukanya perlahan pintu dan langkah kaki yang pelan mereka bisa masuk.

Lagi, sepi keadaan gelap temaram itu menunjukkan tidak ada orang. Satu yang ada dalam pemikiran mereka, di mana Carrinton.

Tidak mau berlama-lama mencari tahu lebih mendalam, Ashton langsung menyatukan pemikirannya mencari tahu lewat penerawangannya. Satu ruangan di atas. Carrinton dan Dalbert memasuki lantai atas. Ashton melirik Falton tanda agar Falton mengikutinya.

Mereka menaiki satu persatu anak tangga hitam itu menuju atas. Sampai di atas Ashton kembali menelisik mana ruangannya yang hendak di tuju. Ada tiga ruangan yang menjadi pusat perhatian. Kembali menerawang, Ashton melihat pintu pertama, adalah ruang eksperimen dari Carrinton. Ia juga melihat sekilas bahwa ruangan itu tempat yang telahembiat virus.

Kedua, ia melihat ruangan Carrinton bersemedi mencari ilmu dari berbagai hutan. Dan satu lagi, ruangang yang dilihatnya adalah tempat Dalbert dan Carrinton memasuki ruangan itu.

Ada rasa aneh, mengapa Ashton tidak dapat melihat selanjutnya, apa yang dilakukan Dalbert dan Carrinton di sana.

Ashton melirik Falton. Ia menunjukkan ruangan ketiga itu. Falton mengerti akan hal itu.

Mereka pun secara perlahan menghampiri pintu merah itu. Lalu, dibukanya perlahan dan kepala Ashton yang menyembul melihat situasi di sana. Lagi tidak ada cahaya, mereka memutuskan meraba-raba saja. Perlahan melihat apa saja di ruangan itu. Tetap tidak ada tanda-tanda. Ashton lagi mengedarkan penglihatannya ada satu titik cahaya terang di balik gorden. Mereka menuju cahaya itu, dan perlahan menyibak gorden. Ternyata ruangan itu adalah kamar Carrinton. Carrinron sedang tidur, lalu di mana Dalbert. Seketika aura menajam yang tidak lagi bisa dibendung, Ashton dan Falton segera mencari di mana Dalbert. Ashton juga sudah mencoba menerawang namun tidak kunjung ia dapatkan.

Hingga Ashton menunduk melihat ada besi kecil yang sepertinya bisa di putar.

“Falton di sini!” pekik Ashton bersuara pelan. Falton langsung saja menghampiri Ashton. Besi yang berbentuk persegi itu, yang kualitasnya masih terawat.

Ashton menunduk dan mendekatkan telinganya ke besi itu. Namun tidak ada suara. Falton langsung mencoba memutar benda kecil itu hingga sembilan puluh derajat. Dari dalam terdengar seperti suara yang telah terbuka.

Ashton dan Falton langsung membuka dengan sekuatnya mereka menarik.

Benar saja ada ruangan yang di bawah. Mereka akhirnya turun lewat tangga yang telah tersedia.

“Ini ruangan rahasianya pasti,” kata Dalton menebak secara benar.

Ruangan itu adalah penyiksaan bagi tangkapan Carrinton. Segala peralatan untuk menyiksa juga tersedia. Mulai dari cambuk, penggal kepala, tali yang menggantung, serta besi tajam yang seolah siapa menguliti setiap tubuh.

Balik lagi, mereka tidak untuk melihat kondisi ruangan. Melainkan mencari Dalbert.

Ashton merasakan sesuatu tenaga yang menyerbak dari ayahnya. Ia yakin ayahnya pasti di sini.

“Kita cari ayah Fal,” kata Ashton mengingatkan tujuan mereka datang.

Falton mengangguk,mereka berpencar. Ada jalan yang membuat mereka berpisah. Perlahan memasuki ruangan, Falton tidak menemukan apa-apa. Ia melihat ruangan itu berupa manusia yang sepertinya akan jadikan sebagai pengikutnya. Di lain sisi Ashton memasuki satu ruangan, pintu yang baru dibuka menampilkan ayahnya yang berdiri bergelantungan dengan tangan yang teringat ke atas.

Melihat hal itu, Ashton terbelalak kaget melihat ayahnya diperlakukan seperti itu. Ashton melesat memegang pundak sang ayah. Hatinya teriris sakit melihat ayahnya yang seperti tahanan.

Wajahnya dan badannya tidak berdaya lagi menopang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!