16

Hari mulai subuh, Ashton tidak kunjung istirahat. Pikirannya berkecamuk akan ayahnya yang masih belum sadar. Ashton masih terjaga di tepi ranjang.

“Nak, kamu istirahat dulu yah nak! Kamu pasti sudah lelah,” kata mama lembut. Hari sudah mulai pagi, Ashton harus beristirahat sejenak, untuk memforsir tenaga yang terkuras semalaman.

“Ya sudah ma, Ashton istirahat dulu ke kamar , jawabnya.

Ashton terbaring menatap langit-langit kamarnya. Jujur tenaganya terkuras habis, namun bola matanya masih sulit untuk terpejam.

Ashton berpikir tidak memikirkan lagi apa yang telah terjadi semalaman. Semuanya telah selesai, untuk sementara Carrinton tidak akan berbuat ulah lagi.

Satu hal yang tidak bisa diselesaikan adalah hubungannya dengan Greisy. Penolakan Greisy sangat menaggu pikirannya. Ia juga tidak bisa tidur hanya memikirkan Greisy. Akhirnya, ia memutuskan untuk keluar Huta menjumpai Greisy. Subuh pagu, pukul empat masih di desa, warga tentunya masih di rumah belum melakukannya aktivitas.

Ashton ingin Greisy sekarang. Di bawah jendela kamar itu Ashton memperhatikan kondisi desa masih belum ada aktivitas atau orang yang lewat. la pun mengetuk-ngetuk jendela kamar Greisy.

Lagi, yang terusik tidurnya adalah Greisy. Ia menggeliat dan menoleh ke arah jendela. Bangun dari tidurnya, ia mencoba mengingat apa yang telah terjadi semalam. Teringat bahwa Ashton bukanlah sama seperti dirinya. Ia tercengang akan hal itu, dan ketukan jendela itu seolah ia tahu bahwa itu adalah Ashton.

Lama ketukan itu, ia memberanikan diri untuk membuka. Walau ia sebenarnya takut. Greisy juga takut jika temannya sampai terusik tidurnya.

Di bukanya jendela itu, dan menampilkan Ashton yang tersenyum tulus. Namun ada yang berbeda raut wajah dingin itu nampak kelelahan, namun berusaha tersenyum untuknya.

"A-ada a-apa?" tanyanya ketakutan. Ia memberi jarak sedikit dan tidak mau mendekat lagi kejendela itu.

Ashton tahu Greisy akan takut pada. Tetapi bukan itu tujuannya, ia ingin Greisy sekarang.

“Kamu ikut aku!" ajaknya mengulurkan tangannya. Greisy semakin gemetaran. Hari sudah menjelang pagi, tapi Ashton masih nekad menemuinya.

“Hini su-sudah pagi, nanti mereka mencari ku,” alasannya, walau memang tidak ingin lagi dekat Ashton.

“Kumohon! Lupakan sejenak identitasku. Aku ingin kamu sekarang!" pintanya memohon, dari bola mata yang kelelahan itu.

“Ta-tapi,” namun dipotong langsung oleh Ashton.

“Satu jam, nanti kamu akan kuantar lagi.”

Greisy menggeleng, ia menolak ajakan itu. Hati Ashton semakin sakit, Greisy sudah memberikan jarak yang tidak dapat diraih Ashton lagi.

“Kalau kamu tidak ikut, aku berteriak, dan teman temanmu akan terbangun melihat aku di sini!” katanya tegas.

Greisy kaget mendengar perkataan Ashton.

Ashton secara langsung mengancamnya

Tentu Greisy tidak akan mau jika ia ketahuan sedang berduaan dengan Ashton.

“Aku hitung sampai tiga,semua keputusan ada di tanganmu.” “Satu,” belum ada jawaban dari Greisy. “Dua,” tetap tidak ada. uni

“Baik, aku ikut.” Greisy terpaksa mengikuti kemauan Ashton. Ia tidak ingin membuat kehebohan untuk teman-temannya dan juga para warga.

Ashton langsung mengangkat tubuh Greisy di depan perutnya. Tanpa ada perintah, Ashton langsung saja melesat pergi meninggalkan desa.

Mereka sampai, di taman. Greisy terkejut akan kecepatan tadi. Seolah angin yang begitu cepat tidak terasa telah sampai. Ashton mendudukkan Greisy di pangkuannya. Ia menghirup ceruk leher Greisy dari belakang. Ashton mencoba untuk mencari suasana tenang melalui Greisy.

Greisy sedikit heran dengan perlakuu Ashton. Kepala asyik mendusel-dusel di ceruk lehernya. Sesekali dia juga melakukannya di punggungnya.

Greisy membiarkan sejenak untuk Ashton. Walau ia ingin sekali bertanya namun rasa takut masih saja menghantuinya.

“Ashton lepaskan, risih!” katanya akhirnya.

“Biarkan sejenak, semalaman aku tidur. Rasanya lelah Grei,” balasnya masih menghirup aroma punggung Greisy.

"A-apa yang sudah kau lakukan?"tanya Greisy.

“Aku pertama di pukul temanku, lalu ada wabah virus yang sengaja diberikan pada pengikut kami, terakhir aku melawan hingga menyiksa," jawab Ashton yang tidak berniat berbohong pada Greisy. Sudah saatnya Greisy mengetahui tentang dirinya lebih dalam lagi.

Sementt Greisy malah semakin takut. Apa yang dilakukan Ashton sungguh di luar pemikirannya. Wajah dinginnya serasa menyimpan sisi kekejamannya.

"Jangan takut padaku! Aku tidak akan pernah menyakitimu, dan tidak pernah melepaskanmu!" kata Ashton tegas.

la membaca pikiran Greisy yang seolah Ashton adalah kejam. Kekejamannya bukan tanpa alasan. Di balik itu ada musuh yang terus melawan, maka Ashton juga bergerak untuk lebih kejam lagi.

“Mereka yang berniat ulah. Virus disebarkan pada pengikut Ki, dan juga aku bersusah payah menyelematkan ayah yang hampir mati. Jujur aku takut hal itu Grei,” katanya dengan raut wajah berkaca-kaca. Ashton takut mengingat jelas ayahnya yang seperti tidak ada lagi harapan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!