11

“Tuan, dari mana Anda sejak tadi? Semua lagi membutuhkan Anda,” katanya dengan nada yang khawatir.

“Ada apa denganku?" tanyanya mengerutkan dahi.

“Tuan, Carrinton berbuat ulah melakukan penyerangan, dan ia juga menyebar virus di daerah barat. Semua yang ada di daerah barat kalah dan sedang di ruang pemulihan," jelasnya kalang kabut. “Apa?” Ashton terkejut mendengarnya.

Namun seorang datang dengan nafas memburu menghampiri mereka.

“Masih ingat kau pulang ha?" sentaknya dengan nada amarah tinggi.

Bug

Satu pukulan tepa di wajah tirus Ashton. Ashton tidak membalas, karena ia tahu pasti kesalahannya sudah fatal.

“Maaf,” lirihnya memegang pipinya.

“Maafmu tidak diterima bodoh. Jika kau ada masalah,jangan pernah abai dalam tanggungjawabmu bodoh!" umpatnya.

Dia adalah Dalton yang berani melawan Ashton. Falton tidak suka jika Ashton terlalu abai dalam tanggungjawab. Apalagi disaat masalah besar menghampiri, Ashtonlah uang berperan besar untuk mengatasi. Walau Falton juga dapat berperan, hanya saja ia juga butuh saran dari Ashton.

“Cepat ke ruang pemulihan!” perintahnya dengan emosi memburu. Mereka langsung ke ruang pemulihan. Ashton terkejut heran melihat wajah para pengikutnya. Mereka tidak ada yang memekik kesakitan, melainkan tubuh yang seperti mayat hidup. Tidak bisa berbicara sama sekali, pada mereka yang tubuhnya sehat.

Dalbert dan Jasmine cukup tenang dengan kehadiran Ashton. Ashton langsung memeluk kedua orangtuanya. Lalu, Ashton segera mencek kondisi mereka yang terbaring.

Pertama Ashton melihat leher yang membiru, telapak tangannya diletakkan dan dengan kekuatan yang dimilikinya mampu melihat apa yang terjadi pada tubuh yang terbaring itu.

Ashton menggeleng, melotot tidak percaya, virus itu tidak dikenalnya sama sekali. Sekali lagi ia mencek namun nihil ia tidak mengenali virus itu.

“Bagaimana nak?" tanya Dalbert pada putranya.

“Virus ini tidak dapat kukenal yah, sepertinya ini ciptaan tangan Carrinton sendiri,” tuturnya.

Semuanya semakin takut. Bagaimana mungkin jika bertumpuan pada Ashton biasanya kini sama sekali tidak tahu apa-apa tentang mereka yang sakit.

“Ahk, sial dasar kau Carrinton kurang ajar!! Kata raja emosi. Satu pukulan di dinding berhasil untuk melampiaskan emosinya.

"Yah,sudah yah. Bukan saatnya seperti ini. Kita harus menemukan penawarnya,” saran dari Jasmine mencoba membujuk suaminya agar tidak terlalu emosi.

“Sayangnya, aku tidak dapat memprediksi kapan kematian itu datang. Hal ini sulit kuatasi sendiri,” tambah Ashton lagi.

Semuanya semakin mencekam dan tidak tahu harus berbuat apa. Ashton yang biasanya ahli dalam pengobatan kini terlihat tidak tahu apa-apa.

Semuanya sibuk memikirkan bagaimana cara mengobati. Hingga di luar terdengar yang menyentak telinga mereka.

Sontak saja, mereka keluar dari luar itu, melihat apa yang terjadi di luar.

“Dalbert!! Keluar kamu! Dalbert kamu keluar sekarang! Aku datang ke sini dengan tujuan baik!" panggilnya namun seolah meremehkan. Raut wajahnya begitu sumringah namun dibalik itu penuh ambisi dan tipu muslihat.

“Kawan keluarlah! Sambutlah aku kawan lamamu!" katanya sambil tertawa senang dengan perkataannya sendiri.

Di halaman itu sudah berkumpul para pengikut Dalbert untuk mencegah sewaktu-waktu Carrinton bisa saja memasuki mansion. Semuanya seolah menunjukkan adu kekuatan.

Terlihatlah Dalbert beserta rombongannya.

Satu senyum sarkatis dari Carrinton.

“Hai kawanku, sambutlah ak kawan lamamu!" katanya melangkahkan kaki namun dihalangi oleh pengikut Dalbert.

“Lihatlah, mereka menghalangiku, untuk menemuimu.”

“Karena mereka tidak akan pernah mengizinkanmu, untuk menyentuhku! Kau bukanlah siapa-siapaku Carrinton brengsek!"

“Apa? Kamu tidak menganggap aku lagi? Ya sudah tidak apa-apa. Oh, iya kamu sudah sembuhin pengikutmu kah? Di mana mereka sekarang?" tanyanya seolah mencari-cari orang yang sakitan itu.

“Pergi kau dari sini Carrinton!! Kamu yang membuat mereka sakit!” sentaknya menggelar. Dalbert tidak bisa menahan lagi rasa amarahnya pada Carrinton. Carrinton yang telah membuat ulah pada pengikutnya, dan santainya raut wajah itu tidak merasa bersalah apa yang tengah diperbuatnya. Carrington si penuh ambisi, yang berani menghancurkan apapun hanya untuk kekuasaan.

“Wow, aku takut. Namun sayang ketakutanku tidak sepertimu. Kau pasti takut bukan, melihat pengikut yang sebentar lagi akan mati. Tapi tunggu kuberitahu satu hal, kurun waktunya dua jam. Itu berarti sedari tadi sudah menghabiskan sekitaran empat puluh lima menit, sisanya ku hitung sendiri. Siap-siap mereka akan wish, MATI.” Carrinton sengaja memberitahu lebih cepat, agar Dalbert semakin pusing dan kalang kabut untuk mengatai masalahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!