20

Feny menggeliat dari tidurnya. Falton langsung menarik tangannya dan bangkit berdii la takut jika perempuan itu berpikir buruk tentangnya.

Perlahan matanya membuka, melihat pria pucat kemarin yang telah menolongnya. Perempuan itu mencoba bangun dan Falton sigap membantunya untuk bisa bersandar.

“Terimakasih telah menolongku,” ucapnya tulus.

“Sama-sam,” balasnya. Sungguh dingin bukan, sikap Falton? Baru kali ini ia bersikap peduli pada wanita. Pendekatannya pun terasa hambar saat ini. Dalton bukan orang yang suka basa-basi.

“Apa masih sakit?" tanyanya kaku. Ia tidak pandai mengekspresikan diri di hadapan Feny.

“Aku sudah membaik," jawab Feny tidak kalah singkatnya.

Mereka tidak berbicara lagi, karena memang tidak ada yang ingin dibahas. Falton masih saja berdiri kaku, sedangkan Feny merasa aneh akan Falton. “Nama kamu siapa?" tanya Feny. “Aku Falton,” jawabnya. “oh, Falton. Ya, sudah kamu istirahat saja, aku keluar dulu."

Falton keluar dengan hati yang tidak karuan. Sungguh ia salah tingkah sekarang. Sementara di sampingnya terdengar suara tertawa dan itu adalah Ashton. la tertawa terpingkal-pingkal melihat Falton sekarang.

“Kamu lucu, dingin, dan bodoh. Mana ada pendekatan seperti itu,” katanya kembali tertawa.

Falton menatap sinis, itu berarti Ashton tidak pergi ke kamarnya dari tadi, melainkan menguping pembicaraan mereka.

“CK, anak kecil lebih baik tidur,” kata Falton berjalan menuju kamar.

Ashton sungguh puas tertawa mendengar pembicaraan mereka. Ashton juga merasakan bahwa Falton tidak akan bisa berlaku manis atau tersenyum pada perempuan. Yang ada lalu, dingin, datar hidup yang hambar itu. Ashton tentu menjadikan ini bahan lelucon.

Hari demi hari Feny sudah semakin membaik. Falton juga semakin mendekati Feny. Mereka selalu saja diledek oleh Ashton ketika berjalan berduaan. Tetapi itu bukan menjadi masalah besar bagi mereka berdua. Percikan hati kini bertaut pada mereka berdua. Falton yang selalu menemani Feny dengan alasan agar aman, malah membuat Feny merasa nyaman akan Falton. Feny ingin mengakui perasaannya pada Falton, hanya saja Falton uang dingin itu sulit untuk dijawab akan namanya cinta.

Hingga suatu malam, Falton mengajak Feny ke sebuah taman. Taman itu adalah ciptaan hasil Ashton untuk Falton. Falton meminta tolong pada Ashton, agar menyediaka taman itu sebaik mungkin, untuk bisa menyatakan perasaannya pada Feny. Ashton turut mendukung hal itu. Walau sudah habis harga dirinya diledek Ashton, tetapi demi cinta Falton harus bisa menahan itu semua.

Jadilah mereka di taman yang sudah di sediakan meja makan yang begitu sempurna. Feny antusias dan senang akan hal itu. Mereka diawali dengan makan terlebih dahulu. Selesai makan, Falton jongkok mendongak menatap wajah Feny. Ia memberikan cincin yang ia Ciptakan sendiri. Sangat bersinar dan begitu cantik.

“Feny, aku adalah laki-laki dingin, yang tidak pernah merasakan cinta sebelumnya. Namun sejak mengenalmu, aku jatuh hati. Aku ingin serius padamu, tidak mau pacaran, tetapi menjadikanmu sebagai istriku. Apakah kamu mau menerimaku, menikah denganku?” ucapnya gugup takut akan penolakan Feny. Tapi Falton sudah mempersiapkan diri jika akhirnya ditolak.

"Jika aku menolak, apa uang kamu lakukan?” tanya Feny dingin.

Falton terhenyak akan apa yang diucapkan Falton. Ia seolah tahu akan jawaban Feny. Feny menolaknya, itu yang kesimpulan yang ia dapat.

Mulutnya juga tidak menjawab, namun dengan tatapan tajam ia langsung berdiri.

“Aku akan memaksamu! Aku Falton yang tidak suka dengan penolakan, apa lagi dengan wanita yang kucintai!” serunya.

“Apa memaksa adalah satu-satunya cara?” tanya Feny.

“Itu yang aku pikirkan,” balas Falton.

“Ck, sudahlah gak seru. Terima saja kak Feny. Pusing kami lihat wajah dinginnya,” celutuk seseorang kesal, mendekati mereka.

Falton melebarkan matanya melihat Ashton mendekati mereka. Seharusnya Ashton tidak lagi di taman.

“Bocah, ngapain kau di sini ha?” sentak Falton. Falton menebak jika Ashton sedari tadi berada di taman. Secara langsung ia mlihat dan mendengar akan penolakan Feny tadi. Siap-siaplah Ashton akan meledeknya kembali karena tidak berhasil atas lamarannya tadi.

“Baiklaj aku terima, kasihan juga nanti. Yang ads stres memikirkan ini semua,” jawab Feny dengan jual mahal.

Dan itu sukses membuat Falton kaget. Apa uang didengarnya tadi, berupa penerimaan, dan itu Feny menerima lamarannya. Seketika, Falton menarik Feny mendekapnya dalam pelukan hangat. Ia mengecup ujung kepala rambut Feny begitu hangat. Sesekali ia membisikkan terimakasih, terimakasih karena sudah menerimaku.

Sementara Ashton bagaiakan nyamuk uang tidak dianggap oleh sepsang kekasih itu. Ashton berdecak akan melihat kemesraan mereka berdua. Ada penyesalan dalam hatinya datang ke taman itu.

Falton melirik dengan tatapan meledek, dan Ashton tahu apa arti itu. Namun, Falton seketika menjaukan tubuh Feny dari tubuhnya. Ia menatap tajam Feny.

“A-ada apa?" tanya Feny gugup. Falton seolah ingin menelannya hidup-hidup.

“Kamu, tadi tidak menerima lamaranku. Tetapi saat dia datang,” menunjuk Ashton, “kamu menerimaku. Ada hubungan apa kalian berdua?" tanya dengan mengintimidasi Feny dan Ashton.

Feny melirik Ashton, berharap Ashton yang menjawabnya. Ia takut jika Falton salah paham.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!