4

Semua warga menunggu perkataan apa yang akan dilontarkan oleh Valerie. Valerie dengan santai mondar-mandir seolah berpikir apa yang akan dikatakan. Senyum sarkatis berhasil ia berikan pada si rintenir.

“Asalkan dia memberikan kepada seluruh warga di desa ini, sembako murah," katanya menujuk si rintenir dan sontak saja si rintenir mengangkat kepalanya dengan mata melotot.

“Apa?” kata para warga yang terkejut. Namun sadar dengan sembako, sontak saja mereka bersorak-sorai gembira. Rezeki yang seolah turun dari kayangan, yang bisa memenuhi kebutuhan pokok mereka.

Mereka juga tertawa puas, jika Valerie beraninya berkata sepert itu. Berarti hal yang menguntungkan juga bagi mereka. Sungguh pemikiran ide yang luar biasa. Sekali mendayung dua, tiga pula terlampaui. Sekali membuat kesalahan, maka akan memberikan rezeki berkelimpahan bagi warga sekitar.

Teman-temannya juga mengeleng-gelengkan kepala tidak percaya. Valerie membuat ide yang memang seolah merugikan satu pihak, dan menguntungkan bagi semua warga.

"Tidak! Saya tidak Sudi memberikan sembako! Kalian para warga harus kerja keras, biar dapat uang! Bukan untuk minta-minta pada saya!” serunya dengan menolak keras. Jika ia memberikan sembako, maka hartanya akan berkurang. Ia tidak akan mau memberikan rezeki yang ia punya pada warga.

“ Minta-minta anda bilang? Hello, warga di sini tidak Sudi juga minta-minta sama kamu. Mereka juga sebenarnya terpaksa meminjam uang padamu, karena kebutuhan mendesak. Yah, anggap saja sedekah. Katanya orang kaya, mana nih uangnya. Pelit amat dah. Atau ibu sebenarnya tidak kaya?" kata Valerie memancing dengan mengejek.

Ibu sedikit gelagapan untuk menjawab. Kaya, ia memang kaya, tapi tidak juga untuk memberikan bukan? Semua warga di sini juga tahu dia orang kaya. Hanya saja Valerie yang menganggapnya seolah orang miskin.

la tidak tahu saja Valerie hanya menjebak saya. Biarkan dirinya berpikir keras hingga akhirnya menuruti apa yang dikatakan Valerie.

“Ya sudah kalau tidak mau. Kita telpon polisi saja, saya rasa ini dibawa saja ke ranah hukum. Biarkan-" dipotong oleh si ibu.

"Jangan-jangan! Iya, ya aku setuju. Aku akan berikan sembako. Tapi berikan waktu untuk mempersiapkan semuanya,” jawabnya dengan terpaksa. Setelah mendengar kata polisi membuatnya takut, takut ia masuk penjara.

“Harus besok! Tidak ada bantahan," katanya penuh penekanan.

Valerie telah mendominasi akan si rintenir yang sama sekali tidak dapat berkutik. Tonjolan sikap Valerie jika salah, akan selalu disalahgunakan. Tidak bisa dibela atau dibenarkan. Tidak peduli akan pendapat orang, yang jelasnya dirinyalah tidak munafik, yang mudah memberikan maaf pada orang yang salah. Salah tetap salah, tidak harus dibenarkan itu prinsipnya.

“Ok, besok saya berikan. Puas!" kata ibu akhirnya dengan geram. Habis sudah harga dirinya dibom bardir oleh Valerie.

Dia dan bodyguardnya akhirnya pergi dengan kekesalan. Para warga juga ikut bubar karena sudah mengetahui pertunjukan hari ini, mendapatkan rezeki besok hari.

Prok, prok,prok

Tepukan tangan dari Felix yang memberikan apresiasi atas keberanian Valerie. Valerie mengubah semuanya menjadi hal yang paling menguntungkan.

“Kau keren,” puji Felix, temannya juga tersenyum dengan tindakan Valerie. Semua masalah hari ini terselesaikan, tinggal besok mereka akan sibuk mengurus sembako untuk warga.

Greisy teringat dengan isi surat yang ditulis oleh Ashton. Ashton menepati perkataannya. Greisy senang dengan perlakuan Ashton. Ashton membantunya dan itu membuatnya semakin jatuh hati pada Ashton. Greisy harus mengucapkan terimakasih.

Ashton saat ini berada di ruanga rapat bersama para pengikut. Saat ini mereka membahas terkait kunang-kunang itu. Telinga Ashton sudah panas akan perkataan mereka. Di mana mereka jelas akan menghukum manusia itu yang berani memasuki hutan. Ditambah akan dijadikan budak di bangsa serigala. Ashton tidak menerima hal itu. Inngin rasanya marah besar namun ia masih memikirkan jika hal ini dilakukan maka akan menimbulkan kecurigaan.

“jika manusia itu aku dapatkan, maka langsung ku bunuh saja. Enak saja ia hidup dan telah melanggar perjanjian dengan mudah. Lagian manusia serigala itu dengan bodohnya terpikat akan manusia itu,” kata salah seorang dari mereka. Ashton terhenyak dengan penuturan itu. Bukankah itu tindak yang sadis. Mengapa harus dibunuh, dijadikan budak, Ashton sungguh menentang hal itu.

Ashton memang tidak tahu bagaimana cara yang terbaik. Tetapi ia tidak ingin jika Greisy akan diperlakukan seperti itu. Ashton pasti bisa menemukan caranya, ia tidak menginginkan hal itu terjadi.

“Mengapa harus dijadikan budak, atau dibunuh? Tidak adakah cara yang lain?” tanya Ashton seolah ingin bernegosiasi pada mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!