PBK Bab 15 - Quality Time Berdua

Cup! Satu kecupan di bibir Zila tanpa ia hindari, Vino meninggalkannya dalam keadaan masih terkejut dan tidak percaya atas apa yang Vino lakukan kepadanya.

Vino telah memulai sarapannya. Zila masih menuruni anak tangga. Zila masih tidak terima saat Vino menciumnya tanpa izin. Vino pura-pura cuek seolah tidak terjadi apa-apa antara dirinya dengan Zila.

Vino fokus pada rotinya tanpa menatap. Zila yang entah kenapa ia merasa malu saat bertemu dengan Vino. Laki-laki yang ada di depannya sekarang baru saja menciumnya secara tiba-tiba tapi dia bersikap seolah tidak melakukannya. Zila ketika mengingatnya menjadi tidak bisa fokus kepada sarapannya. Ia telah salah tingkah kepada perasaannya sendiri.

Di dalam mobil, Zila dan Vino duduk berdampingan. Meskipun tidak saling bicara satu sama lain, Vino terlihat pada perasaan yang baik. Mereka berdua pada pemikirannya masing-masing. Meskipun Zila masih menunjukkan ekspresi wajah tidak bahagia tapi ia telah merasa Vino lebih baik saat ini. Ia telah memberikan segalanya kepada Vino malam tadi tentu saja ia dengan hati yang sangat senang pagi ini. Meskipun ia telah berjanji untuk memikirkan perceraian mereka, setidaknya masih ada waktu untuk memikirkan hal itu sampai Zila hamil dan melahirkan anak.

Waktu itu akan Vino gunakan untuk dapat memiliki hati wanita yang ia cintai itu. Zila dengan pemikiran yang berbeda, wajahnya muram dan tampak sedang berpikir panjang.

"Berhenti di depan dan turunlah untuk membeli sebuah ponsel!" Perkataan Vino langsung di iyakan oleh Alan dan ia segera turun dari mobil. Alan kembali dengan sebuah ponsel di tangannya. Di berikannya kepada Vino dengan sopan.

"Pakailah, ini sebagai ganti ponsel mu yang rusak."

Zila sebenarnya tidak mau menerimanya tapi jika ia tidak mau maka Vino akan membuangnya dan Alan akan turun lagi dari mobil untuk membeli yang lain.

Kemarin perasaan Tuannya itu membeli ponsel baru, kenapa tiba-tiba beli ponsel lagi? Pertanyaan itu hanya tersimpan di dalam hati Alan. Dia tidak akan berani bertanya soal itu kepada Tuannya. Bisa-bisa dia benar-benar akan di pindahkan ke rumah utama, ia akan di kembalikan kepada David Orlando dan menjadi tua di sana tanpa di berikan kesempatan untuk bersenang-senang. Sama sebelum ia menjadi asisten Vino.

"Jangan membuatku menghancurkannya lagi!" Kata Vino saat Zila mengambil ponsel itu.

Alan tahu sekarang, Tuannya telah menghancurkan ponsel yang kemarin ia berikan kepada istrinya itu. Apa yang telah membuat Tuannya begitu marah kepada istrinya sehingga bisa menghancurkan ponsel milik istrinya. Apa Zila telah berani melawan atau menghubungi orang yang Vino tidak sukai? Alan kenal siapa Tuannya itu, sekalipun seperti itu tapi sejujurnya hatinya sangatlah baik. Zila saja yang belum bisa merasakan ketulusannya. Andai ia bisa membuka sedikit hatinya bahagia pasti semua tidak akan menjadi serumit ini.

Di toko bunga miliknya Zila telah sibuk dengan menata bunga dan beberapa pengunjung hari ini. setidaknya dengan begini ia bisa menghilangkan penatnya saat berada di Villa. Bunga-bunga ini satu-satunya penghibur hatinya. Semua bisa terlupakan saat Zila berada di antara bunga yang bermekaran indah. Seolah ia bisa bercengkrama dengan semua jenis bunga di tokonya.

Zila tidak pernah terpikirkan untuk menelpon Vino terlebih dahulu. Apa lagi saat kejadian tadi malam, rasanya Zila akan terlalu gampangan jika menelpon Vino duluan. Bayangan saat Vino mencium dirinya pagi tadi tiba-tiba terlintas di pikiran Zila. Betapa tidak merasa bersalahnya laki-laki itu setelah apa yang sudah ia lakukan kepada Zila malam itu.

Ia tiba-tiba marah lalu kembali baik seketika tanpa pernah mengucapkan kata maaf kepada siapapun atas kesalahan yang ia lakukan. Apa mungkin ia tidak pernah merasa bersalah atas kesalahan yang ia lakukan. Apa mungkin dia memang tidak pernah merasa bersalah atas apa yang telah ia lakukan kepada orang lain.

Begitulah dia, susah di tebak. Vino yang berubah-ubah. Zila sulit memahaminya. Ia mengancam dan selalu menekan orang lain. Vino seperti telah mengenal Zila dalam waktu yang lama. Vino tahu kelemahannya. Ia tidak akan tega melihat orang lain menderita atas dirinya. Itulah sebabnya Vino selalu menggunakan orang-orang yang lemah untuk membuat Zila patuh terhadap dirinya. Seperti Bi Sumi dan orang lainnya. Zila tidak akan tega membuat orang lain kesusahan karena dirinya.

"Aku akan menjemputmu." Sebuah pesan yang artinya Zila harus menunggu Vino datang untuk menjemputnya baru ia boleh pulang. Seharusnya biarkan saja ia pulang sendiri menggunakan Taksi. Menunggu Vino hanya untuk menunda ia untuk pulang lebih awal pikir Zila.

"Baik!"

Vino tersenyum saat menerima balasan dari Zila. Ini adalah yang pertama kalinya ia membalas pesan Vino. Wajahnya langsung berbinar. Dengan ragu Vino mengirimkan pesan lagi.

"Ku tebus kesalahan tadi malam dengan sebuah makan malam."

Zila membaca pesan itu dan apakah itu artinya Vino akan mengajaknya untuk makan di luar. Zila tiba-tiba merasa hatinya bergetar ia ragu untuk membalas lagi. Jika ia menolak ia takut Vino akan marah.

"Sedikit lelah membuat ku ingin segera pulang." Setelah menghapus lalu menulis lagi, begitu seterusnya sampai akhir kalimat itu yang ia kirimkan untuk balasan pesan Vino. Setelah mendengar sebuah notifikasi pesan masuk, Vino yang berpikir pesannya tidak di balas segera membacanya.

Tanpa pikir panjang Vino menyetir mobilnya sendiri dan meninggalkan Alan. Dalam waktu kurang dari 25 menit Vino telah sampai di toko bunga. Ia melihat Zila menunggunya di sana.

"Apa kamu ingin pulang sekarang?"

Zila melirik sekitarnya dan menyadari Alan tidak ikut datang bersama Vino.

"Jangan menanyakan laki-laki lain saat bersama ku!" Seolah Vino dapat menebak isi hati Zila. Saat mendengar Vino berbicara seperti itu Zila langsung mengurungkan niatnya untuk berbicara.

Ia tidak ingin berdebat dengan Vino kali ini, apapun itu ia tidak akan pernah bisa menang dalam segala hal. Vino adalah suami sekaligus bosnya.

Di tengah perjalanan pulang, mereka melihat sebuah pasar malam. Di mana Zila sangat ingin ke sana dan menikmati beberapa kuliner dan pertunjukan lainnya. Vino ragu untuk masuk awalnya. Karena Zila terlihat sangat ingin masuk Vino pun akhirnya ikut dan ia pun mengirimkan alamat mereka kepada Alan.

Zila lupa kapan terakhir kalinya ia datang ke tempat ini, ia hanya ingin sedikit mengulang masa remajanya yang bisa terbilang tidak terlalu bahagia. Karena kedatangan mereka sudah di intai preman, Zila pun terus jadi incaran mereka saat sedang menikmati pertunjukan. Penampilan Vino juga mengundang para preman untuk ingin memburunya.

Setelah puas menikmati berbagai pertunjukan dan makan, Zila memilih untuk pulang. Zila tahu sebenarnya Vino tidak biasa di tempat seperti itu. Ia hanya terpaksa karena ingin membuat Zila bahagia.

Keadaan menjadi rusuh saat Vino dengan refleks memegang tangan seorang preman yang ingin mengambil tas Zila. Namun, preman itu tidak sendirian. Salah satunya telah memegang Zila dan menaruh pisau di dekat lehernya. Vino di minta untuk melepaskan temannya dan membiarkan mereka pergi. Vino tidak lemah dan sebodoh itu. Ia tahu akal-akalan preman itu.

Di saat bersamaan Alan datang dengan rombongan polisi hingga membuat suasana menjadi panik. Vino telah melumpuhkan preman itu tapi Zila masih di sandera. Alan membantu mereka tapi saat Vino hendak menarik Zila, ia tergores pisau demi melindungi Zila.

Melihat darah yang mengalir di lengan Vino, Zila menarik ujung bajunya untuk menutupi luka agar darahnya tidak keluar. Alan dengan sigap membawa mereka ke dalam mobil dan sangat menghawatirkan keadaan mereka.

Zila merasa bersalah atas kejadian ini. Ia terus melirik tangan Vino yang terluka. Sedangkan Alan ia memanggil dokter Ryu untuk datang ke Villa. Alan telah memberitahu dokter Ryu kalau Vino terluka.

Setelah tiba di Villa, dokter Ryu telah menunggu di sana ia segera memeriksa luka Vino dan memberinya obatnya kemudian perban. Terlihat dari wajah Zila ia tampak merasa bersalah atas kejadian ini. Vino yang memanfaatkan situasi ia terlihat seperti luka parah dan rasanya begitu sakit. Sebelumnya Vino bahkan pernah terluka lebih parah dari ini. Namun, ia terlihat baik-baik saja. Mungkinkah karena ada seorang wanita di sampingnya pikir Ryu. Dia terlihat manja.

***

Jangan bosan membaca cerita ku yah 😘🥰

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian semua 😊👍

Episodes
1 PBK Bab 1 - Kabar Buruk
2 PBK Bab 2 - Awal Pertemuan
3 PBK Bab 3 - Awal Rencana
4 PBK Bab 4 - Rasa Yang Tak Biasa
5 PBK Bab 5 - Sebuah Isyarat
6 PBK Bab 6 - Tekanan CEO Bucin Dan Dilema
7 PBK Bab 7 - Kenekatan Cinta
8 PBK Bab 8 - Rencana Yang Berhasil
9 PBK Bab 9 - Permintaan
10 PBK Bab 10 - Kejutan!
11 PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!
12 PBK Bab 12 - Panas Hati
13 PBK Bab 13 - Penjelasan
14 PBK Bab 14 - Bagian Dari Nafkah
15 PBK Bab 15 - Quality Time Berdua
16 PBK Bab 16 - Menahan Diri
17 PBK Bab 17 - Panik Mode On
18 PBK Bab 18 - Persimpangan Dilema
19 PBK Bab 19 - Kali Ini Benar-benar Ragu
20 PBK Bab 20 - Istriku Berbeda
21 PBK Bab 21 - Akan Kupertegas
22 PBK Bab 22 - Mengukir Kenangan
23 PBK Bab 23 - Sulit Ditebak
24 PBK Bab 24 - Galak Mode On
25 PBK Bab 25 - Tersiksa Masa Lalu
26 PBK Bab 26 - Celaka
27 PBK Bab 27 - Khawatir, Tidak Lebih
28 PBK Bab 28 - Sabar dan Tahan!
29 PBK Bab 29 - Melelahkan dan Menyakitkan
30 PBK Bab 30 - Siapa Alvino?
31 PBK Bab 31 - Mengungkap Tabir
32 PBK Bab 32 - Memastikan Kebenaran
33 PBK Bab 33 - Mencoba Bangkit Walaupun Sakit
34 PBK Bab 34 - Jangan Coba Menghindariku
35 PBK Bab 35 - Maju Kena, Mundur Kena
36 PBK Bab 36 - Back To Office
37 PBK Bab 37 - Pengakuan Alvino
38 PBK Bab 38 - Kedatangan Wanita Rubah
39 PBK Bab 39 - Janji Tulus Seorang Pria
40 PBK Bab 40 - Bermesraan
41 PBK Bab 41 - Duka Zila
42 PBK Bab 42 - Berjumpa
43 PBK Bab 43 - Penguntit
44 PBK Bab 44 - Suara Hati Vino
45 PBK Bab 45 - Suasana Rumah Yang Dirindukan
46 PBK Bab 46 - Wanita Iblis
47 PBK Bab 47 - Kedatangan
48 PBK Bab 48 - Firasat
49 PBK Bab 49 - Rasa Aneh
50 PBK Bab 50 - Rasa Cinta
51 PBK Bab 51 - Kedatangan Mike
52 PBK Bab 52 - Cemburu
53 PBK Bab 53 - Masalah Baru
54 PBK Bab 54 - Bermesraan
55 PBK Bab 55 - Menyesal Pun Tak Ada Gunanya
56 PBK Bab 56 - Kekacauan Di Pesta
57 PBK Bab 57 - I love You, My Wife
58 PBK Bab 58 - Banyak Jalan, Banyak Cara
59 PBK Bab 59 - Berkumpul
60 PBK Bab 60 - Obrolan Pagi Tiga Penghuni Rumah
61 PBK Bab 61 - Sahabat Lama
62 PBK Bab 62 - Menolak Cinta Lama
63 PBK Bab 63 - Perhatian Kecil
64 PBK Bab 64 - Mereka Sudah di Takdirkan!
65 PBK Bab 65 - Sudah Jangan Berharap!
66 PBK Bab 66 - Penculikan Yang di Rencana
67 PBK Bab 67 - Siapa Kau Harus Kutemukan!
68 PBK Bab 68 - Diculik
69 PBK Bab 69 - Penyerangan
70 PBK BAb 70 - Kehilangan Kesempatan Lagi
71 PBK Bab 71 - Kisah Yang Sebenarnya!
72 PBK Bab 72 - Dulu, Sekarang dan Nanti
73 PBK 73 - Berubah Labil
74 PBK Bab 74 - Sensitif
75 PBK Bab 75 - Vino Mellow
76 PBK Bab 76 - Galau
77 PBK Bab 77 - Selesaikan di Atas Ranjang
78 PBK Bab 78 - Ngidam Pribadi
79 PBK Bab 79 - Mengucap Ikrar Janji Suci
Episodes

Updated 79 Episodes

1
PBK Bab 1 - Kabar Buruk
2
PBK Bab 2 - Awal Pertemuan
3
PBK Bab 3 - Awal Rencana
4
PBK Bab 4 - Rasa Yang Tak Biasa
5
PBK Bab 5 - Sebuah Isyarat
6
PBK Bab 6 - Tekanan CEO Bucin Dan Dilema
7
PBK Bab 7 - Kenekatan Cinta
8
PBK Bab 8 - Rencana Yang Berhasil
9
PBK Bab 9 - Permintaan
10
PBK Bab 10 - Kejutan!
11
PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!
12
PBK Bab 12 - Panas Hati
13
PBK Bab 13 - Penjelasan
14
PBK Bab 14 - Bagian Dari Nafkah
15
PBK Bab 15 - Quality Time Berdua
16
PBK Bab 16 - Menahan Diri
17
PBK Bab 17 - Panik Mode On
18
PBK Bab 18 - Persimpangan Dilema
19
PBK Bab 19 - Kali Ini Benar-benar Ragu
20
PBK Bab 20 - Istriku Berbeda
21
PBK Bab 21 - Akan Kupertegas
22
PBK Bab 22 - Mengukir Kenangan
23
PBK Bab 23 - Sulit Ditebak
24
PBK Bab 24 - Galak Mode On
25
PBK Bab 25 - Tersiksa Masa Lalu
26
PBK Bab 26 - Celaka
27
PBK Bab 27 - Khawatir, Tidak Lebih
28
PBK Bab 28 - Sabar dan Tahan!
29
PBK Bab 29 - Melelahkan dan Menyakitkan
30
PBK Bab 30 - Siapa Alvino?
31
PBK Bab 31 - Mengungkap Tabir
32
PBK Bab 32 - Memastikan Kebenaran
33
PBK Bab 33 - Mencoba Bangkit Walaupun Sakit
34
PBK Bab 34 - Jangan Coba Menghindariku
35
PBK Bab 35 - Maju Kena, Mundur Kena
36
PBK Bab 36 - Back To Office
37
PBK Bab 37 - Pengakuan Alvino
38
PBK Bab 38 - Kedatangan Wanita Rubah
39
PBK Bab 39 - Janji Tulus Seorang Pria
40
PBK Bab 40 - Bermesraan
41
PBK Bab 41 - Duka Zila
42
PBK Bab 42 - Berjumpa
43
PBK Bab 43 - Penguntit
44
PBK Bab 44 - Suara Hati Vino
45
PBK Bab 45 - Suasana Rumah Yang Dirindukan
46
PBK Bab 46 - Wanita Iblis
47
PBK Bab 47 - Kedatangan
48
PBK Bab 48 - Firasat
49
PBK Bab 49 - Rasa Aneh
50
PBK Bab 50 - Rasa Cinta
51
PBK Bab 51 - Kedatangan Mike
52
PBK Bab 52 - Cemburu
53
PBK Bab 53 - Masalah Baru
54
PBK Bab 54 - Bermesraan
55
PBK Bab 55 - Menyesal Pun Tak Ada Gunanya
56
PBK Bab 56 - Kekacauan Di Pesta
57
PBK Bab 57 - I love You, My Wife
58
PBK Bab 58 - Banyak Jalan, Banyak Cara
59
PBK Bab 59 - Berkumpul
60
PBK Bab 60 - Obrolan Pagi Tiga Penghuni Rumah
61
PBK Bab 61 - Sahabat Lama
62
PBK Bab 62 - Menolak Cinta Lama
63
PBK Bab 63 - Perhatian Kecil
64
PBK Bab 64 - Mereka Sudah di Takdirkan!
65
PBK Bab 65 - Sudah Jangan Berharap!
66
PBK Bab 66 - Penculikan Yang di Rencana
67
PBK Bab 67 - Siapa Kau Harus Kutemukan!
68
PBK Bab 68 - Diculik
69
PBK Bab 69 - Penyerangan
70
PBK BAb 70 - Kehilangan Kesempatan Lagi
71
PBK Bab 71 - Kisah Yang Sebenarnya!
72
PBK Bab 72 - Dulu, Sekarang dan Nanti
73
PBK 73 - Berubah Labil
74
PBK Bab 74 - Sensitif
75
PBK Bab 75 - Vino Mellow
76
PBK Bab 76 - Galau
77
PBK Bab 77 - Selesaikan di Atas Ranjang
78
PBK Bab 78 - Ngidam Pribadi
79
PBK Bab 79 - Mengucap Ikrar Janji Suci

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!