Cup! Satu kecupan di bibir Zila tanpa ia hindari, Vino meninggalkannya dalam keadaan masih terkejut dan tidak percaya atas apa yang Vino lakukan kepadanya.
Vino telah memulai sarapannya. Zila masih menuruni anak tangga. Zila masih tidak terima saat Vino menciumnya tanpa izin. Vino pura-pura cuek seolah tidak terjadi apa-apa antara dirinya dengan Zila.
Vino fokus pada rotinya tanpa menatap. Zila yang entah kenapa ia merasa malu saat bertemu dengan Vino. Laki-laki yang ada di depannya sekarang baru saja menciumnya secara tiba-tiba tapi dia bersikap seolah tidak melakukannya. Zila ketika mengingatnya menjadi tidak bisa fokus kepada sarapannya. Ia telah salah tingkah kepada perasaannya sendiri.
Di dalam mobil, Zila dan Vino duduk berdampingan. Meskipun tidak saling bicara satu sama lain, Vino terlihat pada perasaan yang baik. Mereka berdua pada pemikirannya masing-masing. Meskipun Zila masih menunjukkan ekspresi wajah tidak bahagia tapi ia telah merasa Vino lebih baik saat ini. Ia telah memberikan segalanya kepada Vino malam tadi tentu saja ia dengan hati yang sangat senang pagi ini. Meskipun ia telah berjanji untuk memikirkan perceraian mereka, setidaknya masih ada waktu untuk memikirkan hal itu sampai Zila hamil dan melahirkan anak.
Waktu itu akan Vino gunakan untuk dapat memiliki hati wanita yang ia cintai itu. Zila dengan pemikiran yang berbeda, wajahnya muram dan tampak sedang berpikir panjang.
"Berhenti di depan dan turunlah untuk membeli sebuah ponsel!" Perkataan Vino langsung di iyakan oleh Alan dan ia segera turun dari mobil. Alan kembali dengan sebuah ponsel di tangannya. Di berikannya kepada Vino dengan sopan.
"Pakailah, ini sebagai ganti ponsel mu yang rusak."
Zila sebenarnya tidak mau menerimanya tapi jika ia tidak mau maka Vino akan membuangnya dan Alan akan turun lagi dari mobil untuk membeli yang lain.
Kemarin perasaan Tuannya itu membeli ponsel baru, kenapa tiba-tiba beli ponsel lagi? Pertanyaan itu hanya tersimpan di dalam hati Alan. Dia tidak akan berani bertanya soal itu kepada Tuannya. Bisa-bisa dia benar-benar akan di pindahkan ke rumah utama, ia akan di kembalikan kepada David Orlando dan menjadi tua di sana tanpa di berikan kesempatan untuk bersenang-senang. Sama sebelum ia menjadi asisten Vino.
"Jangan membuatku menghancurkannya lagi!" Kata Vino saat Zila mengambil ponsel itu.
Alan tahu sekarang, Tuannya telah menghancurkan ponsel yang kemarin ia berikan kepada istrinya itu. Apa yang telah membuat Tuannya begitu marah kepada istrinya sehingga bisa menghancurkan ponsel milik istrinya. Apa Zila telah berani melawan atau menghubungi orang yang Vino tidak sukai? Alan kenal siapa Tuannya itu, sekalipun seperti itu tapi sejujurnya hatinya sangatlah baik. Zila saja yang belum bisa merasakan ketulusannya. Andai ia bisa membuka sedikit hatinya bahagia pasti semua tidak akan menjadi serumit ini.
•
•
Di toko bunga miliknya Zila telah sibuk dengan menata bunga dan beberapa pengunjung hari ini. setidaknya dengan begini ia bisa menghilangkan penatnya saat berada di Villa. Bunga-bunga ini satu-satunya penghibur hatinya. Semua bisa terlupakan saat Zila berada di antara bunga yang bermekaran indah. Seolah ia bisa bercengkrama dengan semua jenis bunga di tokonya.
Zila tidak pernah terpikirkan untuk menelpon Vino terlebih dahulu. Apa lagi saat kejadian tadi malam, rasanya Zila akan terlalu gampangan jika menelpon Vino duluan. Bayangan saat Vino mencium dirinya pagi tadi tiba-tiba terlintas di pikiran Zila. Betapa tidak merasa bersalahnya laki-laki itu setelah apa yang sudah ia lakukan kepada Zila malam itu.
Ia tiba-tiba marah lalu kembali baik seketika tanpa pernah mengucapkan kata maaf kepada siapapun atas kesalahan yang ia lakukan. Apa mungkin ia tidak pernah merasa bersalah atas kesalahan yang ia lakukan. Apa mungkin dia memang tidak pernah merasa bersalah atas apa yang telah ia lakukan kepada orang lain.
Begitulah dia, susah di tebak. Vino yang berubah-ubah. Zila sulit memahaminya. Ia mengancam dan selalu menekan orang lain. Vino seperti telah mengenal Zila dalam waktu yang lama. Vino tahu kelemahannya. Ia tidak akan tega melihat orang lain menderita atas dirinya. Itulah sebabnya Vino selalu menggunakan orang-orang yang lemah untuk membuat Zila patuh terhadap dirinya. Seperti Bi Sumi dan orang lainnya. Zila tidak akan tega membuat orang lain kesusahan karena dirinya.
"Aku akan menjemputmu." Sebuah pesan yang artinya Zila harus menunggu Vino datang untuk menjemputnya baru ia boleh pulang. Seharusnya biarkan saja ia pulang sendiri menggunakan Taksi. Menunggu Vino hanya untuk menunda ia untuk pulang lebih awal pikir Zila.
"Baik!"
Vino tersenyum saat menerima balasan dari Zila. Ini adalah yang pertama kalinya ia membalas pesan Vino. Wajahnya langsung berbinar. Dengan ragu Vino mengirimkan pesan lagi.
"Ku tebus kesalahan tadi malam dengan sebuah makan malam."
Zila membaca pesan itu dan apakah itu artinya Vino akan mengajaknya untuk makan di luar. Zila tiba-tiba merasa hatinya bergetar ia ragu untuk membalas lagi. Jika ia menolak ia takut Vino akan marah.
"Sedikit lelah membuat ku ingin segera pulang." Setelah menghapus lalu menulis lagi, begitu seterusnya sampai akhir kalimat itu yang ia kirimkan untuk balasan pesan Vino. Setelah mendengar sebuah notifikasi pesan masuk, Vino yang berpikir pesannya tidak di balas segera membacanya.
Tanpa pikir panjang Vino menyetir mobilnya sendiri dan meninggalkan Alan. Dalam waktu kurang dari 25 menit Vino telah sampai di toko bunga. Ia melihat Zila menunggunya di sana.
"Apa kamu ingin pulang sekarang?"
Zila melirik sekitarnya dan menyadari Alan tidak ikut datang bersama Vino.
"Jangan menanyakan laki-laki lain saat bersama ku!" Seolah Vino dapat menebak isi hati Zila. Saat mendengar Vino berbicara seperti itu Zila langsung mengurungkan niatnya untuk berbicara.
Ia tidak ingin berdebat dengan Vino kali ini, apapun itu ia tidak akan pernah bisa menang dalam segala hal. Vino adalah suami sekaligus bosnya.
Di tengah perjalanan pulang, mereka melihat sebuah pasar malam. Di mana Zila sangat ingin ke sana dan menikmati beberapa kuliner dan pertunjukan lainnya. Vino ragu untuk masuk awalnya. Karena Zila terlihat sangat ingin masuk Vino pun akhirnya ikut dan ia pun mengirimkan alamat mereka kepada Alan.
Zila lupa kapan terakhir kalinya ia datang ke tempat ini, ia hanya ingin sedikit mengulang masa remajanya yang bisa terbilang tidak terlalu bahagia. Karena kedatangan mereka sudah di intai preman, Zila pun terus jadi incaran mereka saat sedang menikmati pertunjukan. Penampilan Vino juga mengundang para preman untuk ingin memburunya.
Setelah puas menikmati berbagai pertunjukan dan makan, Zila memilih untuk pulang. Zila tahu sebenarnya Vino tidak biasa di tempat seperti itu. Ia hanya terpaksa karena ingin membuat Zila bahagia.
Keadaan menjadi rusuh saat Vino dengan refleks memegang tangan seorang preman yang ingin mengambil tas Zila. Namun, preman itu tidak sendirian. Salah satunya telah memegang Zila dan menaruh pisau di dekat lehernya. Vino di minta untuk melepaskan temannya dan membiarkan mereka pergi. Vino tidak lemah dan sebodoh itu. Ia tahu akal-akalan preman itu.
Di saat bersamaan Alan datang dengan rombongan polisi hingga membuat suasana menjadi panik. Vino telah melumpuhkan preman itu tapi Zila masih di sandera. Alan membantu mereka tapi saat Vino hendak menarik Zila, ia tergores pisau demi melindungi Zila.
Melihat darah yang mengalir di lengan Vino, Zila menarik ujung bajunya untuk menutupi luka agar darahnya tidak keluar. Alan dengan sigap membawa mereka ke dalam mobil dan sangat menghawatirkan keadaan mereka.
Zila merasa bersalah atas kejadian ini. Ia terus melirik tangan Vino yang terluka. Sedangkan Alan ia memanggil dokter Ryu untuk datang ke Villa. Alan telah memberitahu dokter Ryu kalau Vino terluka.
Setelah tiba di Villa, dokter Ryu telah menunggu di sana ia segera memeriksa luka Vino dan memberinya obatnya kemudian perban. Terlihat dari wajah Zila ia tampak merasa bersalah atas kejadian ini. Vino yang memanfaatkan situasi ia terlihat seperti luka parah dan rasanya begitu sakit. Sebelumnya Vino bahkan pernah terluka lebih parah dari ini. Namun, ia terlihat baik-baik saja. Mungkinkah karena ada seorang wanita di sampingnya pikir Ryu. Dia terlihat manja.
***
Jangan bosan membaca cerita ku yah 😘🥰
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian semua 😊👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments