PBK Bab 10 - Kejutan!

Zila tidak tahu kemana Vino akan membawanya. Namun, ia juga tidak mau bertanya. Zila tahu jawaban Vino. Dia pasti akan menyuruhnya untuk menunggu, Vino lebih suka memberikan sesuatu yang nyata di bandingkan dengan janji semata.

**

Di sebuah tempat, sebuah bangunan yang hampir seluruh dindingnya bermaterial kaca. Tempat itu cocok untuk di jadikan toko baju atau toko bunga, mungkin saja bisa di jadikan sebuah cafe.

Vino mendesain khusus untuk di berikan kepada Zila, mulai sekarang Zila akan menekuni hobinya di sini. Zila menyukai beberapa jenis bunga dan tanaman hias lainnya. Vino dengan khusus memberikannya tempat ini agar Zila memiliki kesibukan setiap harinya.

"Tempat apa ini?" Pertanyaan Zila saat Vino mengajaknya untuk melihat bangunan itu. Tempat itu masih kosong, Zila lah yang akan mengaturnya nanti untuk masalah dekorasi ruangan dan bentuk pajangan bunga, tanaman hias dan lain-lainnya.

"Kamu bisa membuat tempat ini menjadi apapun yang kamu mau, semisal toko bunga dan tanaman hias, mungkin?"

"Toko bunga dan tanaman hias?" Zila tersenyum getir, ternyata kekuasaan yang di miliki Vino tidak hanya di gunakan untuk menindas orang pikir Zila. Kekuasaannya juga di jadikan untuk mengintai hidup orang lain. Bagaimana tidak, Vino bahkan tahu apapun yang terselip didalam hati Zila. Seperti makhluk alam lain saja. Ia bahkan tidak pernah meleset dalam tebakannya.

"Besok Alan akan memesan semua jenis bunga yang kamu suka, mulai besok kamu akan bekerja di sini."

"Tapi kenapa anda memberikan semua ini pada saya?"

"Saya tidak memberikannya, lebih tepatnya kamu bekerja untuk saya."

Perkataan Vino membuat Alan geleng-geleng kepala. Tuannya itu terlalu gengsi untuk mengakui yang sebenarnya. Padahal dari awal Vino memang akan memberikannya kepada Zila karena dia tahu kalau Zila menyukai bunga.

Apa yang sudah membuat Tuannya itu tidak berkata terus terang saja. Pada akhirnya itu juga akan membuat Zila berangsur-angsur menyukai dirinya. Vino memang tidak pandai menyentuh hati seorang wanita. Ia mudah sekali emosi jika yang ia inginkan tidak dapat tercapai. Itulah buruknya dia.

Setidaknya setelah ini Zila bisa bekerja lagi, ia tidak jadi pulang kampung jika ia mendapatkan pekerjaan lagi. Hati Zila sedikit melunak, laki-laki ini memecatnya dan kini memberikannya sebuah pekerjaan yang berbeda. Dia sungguh aneh tidak bisa di tebak apa keinginannya.

Beberapa jam di sana Vino meminta Alan dan sopirnya itu untuk mengantar mereka ke sebuah pusat perbelanjaan. Vino akan membelikan baju untuk Zila. Semua baju yang Zila sentuh di toko baju itu Vino beli, pegawai wanita di sana memasukkan semua baju dan barang apapun yang Zila sukai. Zila yang tanpa tahu akan hal itu tetap berjalan melihat-lihat baju dan bawahan wanita yang hampir semuanya ia sukai.

Setelah semuanya selesai, Vino membayar hampir seluruh isi toko baju itu. Ini gila pikir Alan, Tuannya belum pernah sebodoh ini dalam urusan apapun. Alan menahan tawanya. Jangan sampai Vino tahu bahwa hari ini Alan telah menertawai dirinya di dalam hatinya. Kalau sampai ia tahu, besok pagi jas dan dasinya akan ia lelang untuk biaya hidup. Ia pasti akan di pecat sebagai asisten pribadi Tuan Alvino Orlando Kaivandra.

Saat mengetahui hal itu, Zila tidak percaya kalau semua baju yang ia lihat di dalam toko tadi sudah di beli oleh Vino. Kalau tahu begitu ia tidak akan mau melihat-lihat terlalu lama dan akhirnya semuanya kini menjadi miliknya.

"Jangan bertanya kenapa saya membeli semuanya, besok kamu mulai bekerja dan kamu butuh baju untuk ganti."

Alan hanya melihat raut wajah tidak percaya dari Zila, apa harus sebanyak itu ia membeli baju ganti. Bosnya ini memang sedikit gila dalam urusan cinta.

Tidak ada kalimat protes dari Zila, mungkin baginya percuma toh sudah di beli. Hanya membuang-buang uang saja pikirnya. Kalau itu yang di kirim ke kampung pasti paman dan bibinya akan melunasi hutang-hutangnya. Zila sedikit perhitungan tentang masalah uang.

Mobil telah kembali membawa mereka pulang ke Villa, hari sudah mulai sore, karena hari ini Vino tidak pergi ke kantor bekerja ia mulai sibuk di ruang kerjanya. Sedangkan Zila, ia tidak tahu apakah senang atau tidak. Ia senang bisa bekerja di toko bunga tapi ia tidak senang karena yang memberikan pekerjaan itu adalah Vino. Untuk kejadian malam itu, belum bisa rasanya Zila untuk memaafkan dirinya. Apa yang sudah Vino lakukan tidak bisa di bayar dengan semua ini. Zila termenung, hatinya bimbang. Ia telah ternoda dan di paksa menikah, apa semua itu pantas di maafkan?

Di tengah gelisahan hatinya, Vino masuk ke kamar itu dan menghampirinya.

"Kenapa masih diam di sini? Apa kamu tidak ingin makan malam?"

"Pak, apa ini artinya Bapak membayar saya?"

Vino menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa.

"Apa kamu pikir saya sejahat itu?"

Bagaimana bisa Zila tidak menganggapnya orang jahat, setelah apa yang telah ia lakukan kepada Zila malam itu.

"Tidak terjadi apapun malam itu, teman mu ada di sana sebagai saksi."

Zila mencoba untuk mencerna semua kata-kata Vino, lalu bagaimana dengan foto yang di gunakan untuk mengancam Zila.

"Jadi ini hanya jebakan? lalu kapan kita akan bercerai? Aku tidak mencintaimu, semua ini percuma. Hiks .. hiks." Zila menangisi kebodohannya.

Entah mengapa Vino menjadi sangat marah saat mendengar Zila meminta cerai.

"Berikan aku anak dan kita akan bicarakan soal cerai. Aku akan mempertimbangkan nya."

"Anak? Bukankah itu artinya ...." Zila tidak melanjutkan kata-katanya.

Dulu ia telah berjanji pada Kenan setelah ia mengetahui kalau kekasihnya itu tidak selamat dari kecelakaan. Zila akan menjaga cintanya walaupun akhirnya dia tidak menemukan jodohnya di dunia. Zila tidak akan memberikan hatinya untuk siapapun. Apalagi tubuhnya.

Lalu bagaimana sekarang, Vino justru menginginkan tubuhnya, Vino meminta anak darinya. Bisakah Zila mengabulkan permintaan itu.

"Dua anak kembar laki-laki!" Kata Vino mempertegas ucapannya.

Zila terdiam tidak mampu lagi untuk berkata-kata. Jika ia menolak itu artinya ia akan selamanya hidup dengan Vino. Sedangkan hatinya tidak bisa ia berikan kepada laki-laki itu.

Vino lalu melangkah ke kamar mandi meninggalkan Zila yang masih mematung di sana.

"Baiklah."

Jawaban Zila menghentikan langkah Vino. Ternyata Zila mau memberikannya seorang anak agar bisa bebas dari dirinya pikir Vino. Tapi, Vino terlalu pintar untuk hal ini. Ia tersenyum dan otaknya kembali berpikir untuk mencari ide lain agar Zila tetap hidup bersamanya.

"Persiapkan diri mu, aku akan memintanya saat aku mau."

Vino menutup pintu kamar mandi itu dan mulai mengguyur tubuhnya. Zila baru sadar atas kata-katanya dan ia tidak bisa menariknya lagi.

Vino keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Sedangkan Zila masih di sana, masih dengan semua pikirannya tentang perkataan Vino kepadanya. Ia memalingkan wajahnya saat pandangan mereka beradu sesaat. Zila salah tingkah sendiri melihat semua pemandangan itu.

Vino tersenyum saat tahu kalau Zila menghindarinya karena malu. Vino sengaja mendekat ke arahnya, mengambil jam tangannya yang ia letakkan di meja. Zila masih tidak mau menoleh ke arahnya. Vino menunggu moment seperti ini bersama Zila. Di mana hanya ada dia dan Zila tanpa ada ruang untuk orang lain.

"Khemm." Suara deheman Vino semakin membuat Zila berdebar kencang. Rasa takut dan malu menjadi satu. Ia takut Vino akan memintanya saat ini dan dia malu telah mengiyakan permintaan Vino secara sadar beberapa menit yang lalu.

"Aku tidak akan melakukannya saat ini, tapi saat aku mau kamu harus memberikannya."

Zila kesusahan untuk bernapas saat mendengar perkataan Vino. Vino membungkukkan kepalanya hendak mencium Zila namun Zila menolaknya.

Vino terpaksa meninggalkannya karena tahu ia akan semakin ingin melakukan hal yang lebih jauh jika terus berada di depan Zila. Vino mengganti pakaiannya dan setelah itu ia tidak lagi menemukan Zila di kamar itu. Vino keluar kamar menemukan Zila sedang membantu Bi Sumi untuk menyiapkan makan malam.

***

Semoga para readers suka ya dengan ceritanya 😘

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya yah 😊

Like, komen dan vote. Karena support dari kalian sangat berharga bagi author 🥰

Terpopuler

Comments

sella surya amanda

sella surya amanda

next

2024-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 PBK Bab 1 - Kabar Buruk
2 PBK Bab 2 - Awal Pertemuan
3 PBK Bab 3 - Awal Rencana
4 PBK Bab 4 - Rasa Yang Tak Biasa
5 PBK Bab 5 - Sebuah Isyarat
6 PBK Bab 6 - Tekanan CEO Bucin Dan Dilema
7 PBK Bab 7 - Kenekatan Cinta
8 PBK Bab 8 - Rencana Yang Berhasil
9 PBK Bab 9 - Permintaan
10 PBK Bab 10 - Kejutan!
11 PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!
12 PBK Bab 12 - Panas Hati
13 PBK Bab 13 - Penjelasan
14 PBK Bab 14 - Bagian Dari Nafkah
15 PBK Bab 15 - Quality Time Berdua
16 PBK Bab 16 - Menahan Diri
17 PBK Bab 17 - Panik Mode On
18 PBK Bab 18 - Persimpangan Dilema
19 PBK Bab 19 - Kali Ini Benar-benar Ragu
20 PBK Bab 20 - Istriku Berbeda
21 PBK Bab 21 - Akan Kupertegas
22 PBK Bab 22 - Mengukir Kenangan
23 PBK Bab 23 - Sulit Ditebak
24 PBK Bab 24 - Galak Mode On
25 PBK Bab 25 - Tersiksa Masa Lalu
26 PBK Bab 26 - Celaka
27 PBK Bab 27 - Khawatir, Tidak Lebih
28 PBK Bab 28 - Sabar dan Tahan!
29 PBK Bab 29 - Melelahkan dan Menyakitkan
30 PBK Bab 30 - Siapa Alvino?
31 PBK Bab 31 - Mengungkap Tabir
32 PBK Bab 32 - Memastikan Kebenaran
33 PBK Bab 33 - Mencoba Bangkit Walaupun Sakit
34 PBK Bab 34 - Jangan Coba Menghindariku
35 PBK Bab 35 - Maju Kena, Mundur Kena
36 PBK Bab 36 - Back To Office
37 PBK Bab 37 - Pengakuan Alvino
38 PBK Bab 38 - Kedatangan Wanita Rubah
39 PBK Bab 39 - Janji Tulus Seorang Pria
40 PBK Bab 40 - Bermesraan
41 PBK Bab 41 - Duka Zila
42 PBK Bab 42 - Berjumpa
43 PBK Bab 43 - Penguntit
44 PBK Bab 44 - Suara Hati Vino
45 PBK Bab 45 - Suasana Rumah Yang Dirindukan
46 PBK Bab 46 - Wanita Iblis
47 PBK Bab 47 - Kedatangan
48 PBK Bab 48 - Firasat
49 PBK Bab 49 - Rasa Aneh
50 PBK Bab 50 - Rasa Cinta
51 PBK Bab 51 - Kedatangan Mike
52 PBK Bab 52 - Cemburu
53 PBK Bab 53 - Masalah Baru
54 PBK Bab 54 - Bermesraan
55 PBK Bab 55 - Menyesal Pun Tak Ada Gunanya
56 PBK Bab 56 - Kekacauan Di Pesta
57 PBK Bab 57 - I love You, My Wife
58 PBK Bab 58 - Banyak Jalan, Banyak Cara
59 PBK Bab 59 - Berkumpul
60 PBK Bab 60 - Obrolan Pagi Tiga Penghuni Rumah
61 PBK Bab 61 - Sahabat Lama
62 PBK Bab 62 - Menolak Cinta Lama
63 PBK Bab 63 - Perhatian Kecil
64 PBK Bab 64 - Mereka Sudah di Takdirkan!
65 PBK Bab 65 - Sudah Jangan Berharap!
66 PBK Bab 66 - Penculikan Yang di Rencana
67 PBK Bab 67 - Siapa Kau Harus Kutemukan!
68 PBK Bab 68 - Diculik
69 PBK Bab 69 - Penyerangan
70 PBK BAb 70 - Kehilangan Kesempatan Lagi
71 PBK Bab 71 - Kisah Yang Sebenarnya!
72 PBK Bab 72 - Dulu, Sekarang dan Nanti
73 PBK 73 - Berubah Labil
74 PBK Bab 74 - Sensitif
75 PBK Bab 75 - Vino Mellow
76 PBK Bab 76 - Galau
77 PBK Bab 77 - Selesaikan di Atas Ranjang
78 PBK Bab 78 - Ngidam Pribadi
79 PBK Bab 79 - Mengucap Ikrar Janji Suci
Episodes

Updated 79 Episodes

1
PBK Bab 1 - Kabar Buruk
2
PBK Bab 2 - Awal Pertemuan
3
PBK Bab 3 - Awal Rencana
4
PBK Bab 4 - Rasa Yang Tak Biasa
5
PBK Bab 5 - Sebuah Isyarat
6
PBK Bab 6 - Tekanan CEO Bucin Dan Dilema
7
PBK Bab 7 - Kenekatan Cinta
8
PBK Bab 8 - Rencana Yang Berhasil
9
PBK Bab 9 - Permintaan
10
PBK Bab 10 - Kejutan!
11
PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!
12
PBK Bab 12 - Panas Hati
13
PBK Bab 13 - Penjelasan
14
PBK Bab 14 - Bagian Dari Nafkah
15
PBK Bab 15 - Quality Time Berdua
16
PBK Bab 16 - Menahan Diri
17
PBK Bab 17 - Panik Mode On
18
PBK Bab 18 - Persimpangan Dilema
19
PBK Bab 19 - Kali Ini Benar-benar Ragu
20
PBK Bab 20 - Istriku Berbeda
21
PBK Bab 21 - Akan Kupertegas
22
PBK Bab 22 - Mengukir Kenangan
23
PBK Bab 23 - Sulit Ditebak
24
PBK Bab 24 - Galak Mode On
25
PBK Bab 25 - Tersiksa Masa Lalu
26
PBK Bab 26 - Celaka
27
PBK Bab 27 - Khawatir, Tidak Lebih
28
PBK Bab 28 - Sabar dan Tahan!
29
PBK Bab 29 - Melelahkan dan Menyakitkan
30
PBK Bab 30 - Siapa Alvino?
31
PBK Bab 31 - Mengungkap Tabir
32
PBK Bab 32 - Memastikan Kebenaran
33
PBK Bab 33 - Mencoba Bangkit Walaupun Sakit
34
PBK Bab 34 - Jangan Coba Menghindariku
35
PBK Bab 35 - Maju Kena, Mundur Kena
36
PBK Bab 36 - Back To Office
37
PBK Bab 37 - Pengakuan Alvino
38
PBK Bab 38 - Kedatangan Wanita Rubah
39
PBK Bab 39 - Janji Tulus Seorang Pria
40
PBK Bab 40 - Bermesraan
41
PBK Bab 41 - Duka Zila
42
PBK Bab 42 - Berjumpa
43
PBK Bab 43 - Penguntit
44
PBK Bab 44 - Suara Hati Vino
45
PBK Bab 45 - Suasana Rumah Yang Dirindukan
46
PBK Bab 46 - Wanita Iblis
47
PBK Bab 47 - Kedatangan
48
PBK Bab 48 - Firasat
49
PBK Bab 49 - Rasa Aneh
50
PBK Bab 50 - Rasa Cinta
51
PBK Bab 51 - Kedatangan Mike
52
PBK Bab 52 - Cemburu
53
PBK Bab 53 - Masalah Baru
54
PBK Bab 54 - Bermesraan
55
PBK Bab 55 - Menyesal Pun Tak Ada Gunanya
56
PBK Bab 56 - Kekacauan Di Pesta
57
PBK Bab 57 - I love You, My Wife
58
PBK Bab 58 - Banyak Jalan, Banyak Cara
59
PBK Bab 59 - Berkumpul
60
PBK Bab 60 - Obrolan Pagi Tiga Penghuni Rumah
61
PBK Bab 61 - Sahabat Lama
62
PBK Bab 62 - Menolak Cinta Lama
63
PBK Bab 63 - Perhatian Kecil
64
PBK Bab 64 - Mereka Sudah di Takdirkan!
65
PBK Bab 65 - Sudah Jangan Berharap!
66
PBK Bab 66 - Penculikan Yang di Rencana
67
PBK Bab 67 - Siapa Kau Harus Kutemukan!
68
PBK Bab 68 - Diculik
69
PBK Bab 69 - Penyerangan
70
PBK BAb 70 - Kehilangan Kesempatan Lagi
71
PBK Bab 71 - Kisah Yang Sebenarnya!
72
PBK Bab 72 - Dulu, Sekarang dan Nanti
73
PBK 73 - Berubah Labil
74
PBK Bab 74 - Sensitif
75
PBK Bab 75 - Vino Mellow
76
PBK Bab 76 - Galau
77
PBK Bab 77 - Selesaikan di Atas Ranjang
78
PBK Bab 78 - Ngidam Pribadi
79
PBK Bab 79 - Mengucap Ikrar Janji Suci

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!