Alan berdiri di sana, ia selalu setia sama Tuannya. Alan ingin bertanya soal calon istri yang Tuannya maksud. Namun, sebaiknya Alan menunggu Tuannya itu yang lebih awal menceritakan hal ini. Alan tahu ini adalah masalah yang sangat sensitif. Alan tidak ingin menyinggung Tuannya.
Vino menyesap rokoknya, ia berjalan ke arah jendela dan terlihat berpikir sesuatu.
"Bawa dia untuk ku!"
Alan mengernyitkan alisnya bingung, siapa yang tuannya maksud kali ini?
"Maaf Tuan. Siapa yang Tuan muda maksud?"
Vino menoleh ke arah Alan yang masih bingung. Vino berjalan beberapa langkah dan berdiri di sana.
"Zila!"
Apa yang di maksud Tuan muda sebagai calon istrinya itu adalah Zila?
Pertanyaan itu terlintas di benak Alan, walaupun begitu Alan tidak mau mempertanyakan hal itu.
"Bawa dia untuk ku!" Perkataan Vino tegas dan tidak bisa di bantah.
"Baik Tuan."
Alan pergi untuk menemui Zila ke ruangan cleaning servis. Dua orang laki-laki di belakangnya. Mereka berdua selalu siap menerima perintah dari Alan kapan saja. Karena ini adalah tugas perdana dan Alan belum bisa memprediksi resiko yang akan ia terima jika membuat kesalahan pada hal ini, Alan memilih untuk terjun sendiri tanpa mengandalkan anak buahnya.
"Di mana dia?"
"Maaf Pak, anda sedang mencari siapa?" Tanya Eka yang saat melihat kedatangan Alan langsung berdiri.
"Zila!"
Semua orang di ruangan itu melihat ke arah Zila. Pikiran semua teman-temannya sama.
Kesalahan apa yang telah Zila lakukan sehingga Alan asisten Vino itu datang langsung ke ruangan mereka. sesuatu yang langka terjadi di kantor itu. Biasanya seseorang akan memanggilnya ke ruangan itu dan merekalah yang datang ke ruangan Pak asisten.
Zila mendekat ke arah Alan dan ikut pergi bersamanya. Bukan hanya teman-temannya yang di liput pertanyaan, Zila juga bertanya-tanya dalam hatinya. Apa yang telah dirinya lakukan sehingga ia di cari oleh asisten pribadi bos. Apakah dua hari bertugas membersihkan ruangan bosnya ia melakukan kesalahan? Entahlah.
Saat mereka memasuki ruangan Vino laki-laki itu sedang menunggu mereka. Karena tidak ada perintah untuk keluar dari ruangan tuannya Alan tetap berdiri seperti biasa dan melihat semua yang hari ini membuatnya mempunyai banyak pertanyaan.
Zila masih berdiri di depan Alan, Vino kemudian mendekati dirinya. Di tatapnya gadis itu, jarak di antara mereka hanya beberapa centi saja. Zila melihat ke arah Alan. Sebuah anggukan kecil dari Alan mengisyaratkan dirinya untuk tetap tenang dan tidak ada masalah apapun.
"Menikahlah denganku!"
Degh!
Zila merasa tubuhnya sedang di sambar petir, ia tidak pernah bermimpi menjadi istri seorang CEO.
"Maaf, Pak. Kalau anda ingin becanda tidak masalah tapi ini tidak lucu." Perkataan Zila membuat Vino mendekat satu langkah ke depan.
Tapi, Zila justru mundur satu langkah menghindari jarak yang begitu dekat antara dirinya dengan Vino.
"Apa aku terlihat sedang becanda?" Kalimat pertanyaan sekaligus penegas bahwa kata-kata sebelumnya tidak ada yang salah.
"Maaf, Pak. Untuk bisa bekerja di sini dengan posisi yang tidak terlalu di pandang oleh orang lain adalah sesuatu yang sangat berharga untuk saya. Apalagi memiliki bos yang baik seperti anda. Satu paket yang mungkin tidak saya temui di luar sana." Zila tertunduk dan terdiam sejenak.
"Saya cukup tahu diri, Pak. Tidak mungkin saya selancang itu." Zila melanjutkan kata-katanya.
"Jika saya yang menginginkan kamu, apa kamu akan menolak?"
Mungkinkah bosnya ini minum terlalu banyak. Ia pasti sedang meracau pikir Zila. Baru saja ia mendengar gosip tentang bosnya yang menolak beberapa wanita cantik termasuk wanita yang datang ke kantor pagi tadi.
Zila bertemu dengannya, wanita itu terlihat sangat cantik dan nyaris sempurna. Wanita seperti itu saja dia tolak, bagaimana wanita di bawah rata-rata berani bermimpi bisa bersanding dengan bosnya itu. Hal yang seperti kejadian tadi pagi kata teman-teman Zila, itu sudah sering terjadi.
"Mungkin anda salah orang, Pak. Saya harus menjelaskan siapa diri saya kepada anda. Saya adalah seorang office girl yang bekerja merangkap cleaning servis. Saya tidak setara dengan anda."
Alan melihat Zila yang saat itu menolak Tuannya sopan. Alan memang sepemikiran dengan Zila. Tapi, Alan mengenal siapa Tuannya itu. Ia tidak akan mengulangi kata-katanya jika hal itu bukan masalah yang penting.
"Pikirkan baik-baik, saya menginginkan kamu dan ..." Vino menggantungkan kata-katanya.
Vino menyentuh dagu Zila lembut, menyadari hal itu Zila langsung menepis tangan Vino.
"Maaf, Pak. Apa ada hal lain yang ingin anda katakan. Saya masih banyak kerjaan." Perkataan Zila membuat Vino tersenyum. Jadi wanita ini tidak mudah di dapatkan pikir Vino. Karena Vino terdiam. Zila menganggap dirinya sudah bisa keluar dari ruangan itu.
"Nona sebaiknya anda tidak menyinggung Tuan muda!" Alan memperingati Zila saat hendak keluar membuka pintu ruangan itu.
Vino mengangkat tangannya tanda perintah kepada Alan untuk membiarkan Zila pergi.
Zila telah kembali dari ruangan Vino, teman-temannya menunggunya dan melempari bermacam-macam pertanyaan tapi satu pun tidak ada yang Zila jawab. Ia berpikir bosnya hari itu sedang mabuk atau mungkin salah minum obat. Zila memutuskan untuk tidak mengatakan apapun kepada teman-temannya.
Ia memilih bersiap untuk pulang karena hari sudah mulai sore. Semua pegawai kantor sudah meninggalkan gedung yang menjulang tinggi itu. Zila dan Mona telah tiba di kost mereka. Mandi dan mencoba untuk mengobrol sedikit. Zila memilih untuk melupakan semua yang terjadi hari ini di kantor. Ia tidak menganggap serius ucapan bosnya.
Sedangkan Mona penasaran kejadian apa yang telah membuat Zila sampai di panggil oleh bos mereka. Mona lebih dulu kerja di sana. Belum pernah ia secara pribadi bertemu dengan orang nomor satu di kantor tempat ia bekerja. Meskipun penasaran Mona tetap tidak menanyakan apapun kepada Zila. Mona lebih memilih untuk tidur.
Zila menatap langit-langit di kamar kost miliknya. Ia tidak bisa tidur kali ini. Ia mengenang kembali kejadian delapan tahun lalu. Saat kekasihnya pergi untuk selamanya, meninggalkan rasa rindu teramat dalam hati Zila hingga saat ini. Ia tidak mampu melupakan kekasih masa lalunya. Belum ada laki-laki yang bisa menempati ruang terdalam di hati Zila.
Meskipun telah memutuskan hubungan dengan Kenan sebelum keberangkatannya ke Amerika untuk menemui Ayahnya, nyatanya Zila masih setia menunggu Kenan hingga kini. Kenan telah di nyatakan salah satu korban kecelakaan pesawat delapan tahun yang lalu. Hati Zila tetap sama seperti awal ia jatuh cinta kepada Kenan. Kenan adalah sahabat kecil Zila.
Kenan, atas dorongan permintaan Ibunya ia pergi menemui ayahnya yang saat itu berada di Amerika. Saat itu Kenan yang baru selesai menyelesaikan kuliahnya tidak memiliki pilihan lain, selain menuruti ibunya yang sakit-sakitan. Kepergiannya yang sampai detik ini.
Saat Zila hendak memejamkan matanya untuk tidur, buliran air matanya menetes mengingat kisah cinta di masa lalu.
Satu-satunya yang meninggalkan keindahan itu hanya kenangan manis. Selain itu, yang pergi selalu menyisakan luka.
Luka di hati Zila yang belum bisa terobati. Menangis Mengadu hanya pada malam, hanya malam tanpa suara yang memahami dan membiarkannya menangis tanpa bertanya. Kenan tidak ingin membuatnya menunggu dan menunda kebahagiaan demi dirinya yang tidak tahu kapan akan kembali. Ia mengakhiri hubungan yang sejujurnya masih ingin Zila pertahankan.
Takdir berkata lain, Kenan justru menjadi korban jatuhnya sebuah pesawat dan telah di nyatakan meninggal dunia. Jika masih di berikan kesempatan bertemu lagi, Zila hanya ingin mengatakan bahwa ia begitu rindu. Walaupun hanya lewat mimpi. Zila terlelap dan berpelukan dengan luka di hatinya.
Malam itu telah berlalu, matahari pagi menerobos diantara celah gedung yang menjulang tinggi di kota Jakarta. Zila telah menyelesaikan tugasnya pagi ini. Ia kembali ke loket penyimpanan barang karyawan yang berada khusus di sebuah ruangan.
Saat ia menutup loket penyimpanannya, Zila kaget dengan kehadiran seorang pria di sampingnya.
Bagaimana mungkin seorang pimpinan perusahaan berdiri di sana. Belum pernah dalam sejarah kepimpinannya mendatangi sebuah ruangan khusus karyawan. Vino berdiri di belakangnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments