PBK Bab 3 - Awal Rencana

Kepergian Zila dari ruangannya, Vino merasa sesuatu telah terjadi padanya.

Ia pun menyuruh Alan untuk masuk ke ruangannya.

"Iya Pak, apa yang membuat saya di panggil ke sini?" Alan telah berada di depan Vino.

"Apa wanita yang membersihkan ruangan saya hari ini adalah karyawan baru?"

Tentu saja Alan tidak tahu siapa yang membersihkan ruang bosnya itu pagi ini.

"Apakah dia melakukan kesalahan Pak?"

"Cari tahu tentang dia dan beri tahu saya nanti."

"Akan saya cari tahu Pak."

Alan lalu memanggil Eka selaku ketua bagian mereka setelah meninggalkan ruangan Vino.

"Masuklah."

Eka yang mengetuk pintu ruangan Alan segera masuk. Ia pun kemudian duduk setelah di persilahkan oleh Alan.

"Siapa yang membersihkan ruangan Pak Vino hari ini?"

"Namanya Zila Pak, dia baru tiga bulan bekerja di sini." Saat itu Eka sudah khawatir saat di panggil ke ruangan Alan. Pasti ada yang salah pikirnya.

"Saya hanya mencari tahu siapa yang membersihkan ruangan Pak Vino hari ini."

"Maaf Pak, apa Zila melakukan kesalahan?"

"Kita akan tahu nanti, saya hanya butuh tahu namanya saja nanti saya akan cari tahu sendiri data-datanya. Alan juga sebenarnya belum tahu kenapa bosnya itu menyuruhnya untuk mencari data-data Zila.

"Baik Pak, kalau begitu saya pamit dulu."

Eka pun segera meninggalkan ruangan Alan. Apa yang terjadi dengan Zila, Eka tidak tahu. Ia pun hanya diam saja dan kembali ke ruangan yang memang khusus untuk mereka. Semua sudah berada di ruangan itu, termasuk Zila.

Di setiap jam istirahat kantor, mereka memang akan berkumpul di ruangan itu.

"Kamu gak ngelakuin kesalahan kan tadi, La?"

Seketika semua mata melihat ke arah Zila.

Enggak kok Kak, Pak Vino hanya meminta kopi dan sudah saya antar."

"Apa kopinya sudah kamu kasih gula?"

"Iya kak, sudah aku kasih semua."

"Apa Zila melakukan kesalahan kak?" Tanya Mona.

"Aku harap tidak. Tapi, aku tidak berani jamin apa-apa."

Eka kemudian meninggalkan teman-temannya yang sudah di buat bertanya-tanya atas pertanyaan Eka tadi.

Zila memang pertama kali bertugas membersihkan ruangan Pak Vino. Zila juga sudah sangat hati-hati tidak mungkin ia melakukan kesalahan.

Pak Vino juga tidak mengatakan apapun kepadanya. Zila hanya berharap tidak terjadi hal yang buruk kepadanya.

°

°

Hari itu berlalu seperti biasanya mereka pulang kerja dan melakukan aktifitas hanya di kost saja. Zila melupakan semua urusan pekerjaan saat sudah di kostnya. Ia membuat makanan bersama Mona. Mona yang kebetulan saat itu tidak pergi kemana-mana. Mereka bercerita tentang masa kecil di kampung. Mona menceritakan bagaimana ia sampai akhirnya ke Jakarta saat baru lulus sekolah menengah.

Hingga sampai saat ini dirinya masih betah bekerja di Jakarta. Mona juga bercerita bagaimana ia bertemu dengan pacarnya yang sekarang. Zila menjadi pendengar yang sangat baik. Ia pun mengatakan bahwa Mona cukup kuat dan bertanggung jawab untuk keluarga nya di kampung. Iya benar, Mona memang tulang punggung keluarga, semuanya bergantung kepada Mona. Dari cerita hidup Mona, Zila sedikit bisa mensyukuri hidupnya.

Walau tidak lebih baik dari Mona setidaknya dirinya bukan lah satu-satunya orang yang dengan ujian hidup yang begitu berat.

®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®

Di lain tempat, di sebuah rumah yang sangat besar. Vino sedang menunggu Alan di ruangan kerjanya.

Ia menunggu, tidak tahu kenapa baru kali ini menunggu dengan perasaan yang begitu bimbang. Sebelumnya Vino tidak mau menunggu siapapun apalagi dalam waktu yang lama. Ia menyesap berkali-kali rokoknya. Pandangannya lurus ke luar jendela. Dengan memasukkan satu tangannya ke dalam saku celananya ia berdiri di sana.

Alan datang, ia membawa sebuah berkas. Vino membuka berkas yang di taruh di atas mejanya. Vino terdiam dan tidak mengatakan apapun kepada Alan. Ia hanya melihat semua data yang Alan bawa mengenai Zila. Apa yang Vino pikirkan tidak ada yang tahu, ia hanya berkali-kali melihat data-data Zila, Vino memastikan kalau data itu memang benar-benar milik Zila atau tidak.

Alan masih berdiri saat Vino membaca berulang kali berkas yang ia bawa tadi, Alan masih tidak mengerti dengan sikap bosnya kini. Apa yang membuatnya begitu ingin mengetahui tentang data seorang office girl yang bekerja merangkap cleaning servis?

Meskipun penasaran Alan tidak berani bertanya apapun. Alan hanya bisa diam dan menunggu bosnya itu memberi perintah. Sebelumnya data pejabat dan pembisnis kaya manapun tidak pernah membuat bosnya itu tertarik untuk mengetahuinya. Sesuatu yang sangat tidak masuk akal saat bosnya justru tertarik pada data diri seorang office girl yang bekerja merangkap cleaning servis di kantornya.

"Pergilah! temui besok saya di kantor." Alvino berkata tanpa menatap Asisten pribadinya itu.

Alan yang mendapat perintah langsung meninggalkan ruang kerja bosnya. Alan kembali ke sebuah Apartemennya dan beristirahat.

Vino tidak bisa tidur setelah melihat data Zila. Vino terus berpikir tentang sesuatu hal. Ia seperti tidak sabar untuk menyambut pagi. Ada hal yang tertahan di bibirnya yang ia belum bisa beritahukan kepada siapapun termasuk Alan.

Vino akan memastikannya sendiri besok pagi, ia akan menemui Zila dan melihatnya dari jarak dekat. Vino menyesap rokok dan meminum kopi panasnya bergantian. Pandangannya lurus sesekali berkedip dan menyesap lagi rokoknya.

Malam yang terasa sangat panjang itu telah berlalu, Alan kaget saat ponselnya berdering di waktu yang begitu pagi. Bosnya telah memanggilnya dan menyuruh Alan untuk menjemput dirinya. Pukul 05:30, Alan mengernyitkan dahinya. Apa yang terjadi sehingga Vino menelpon dirinya sepagi itu?

Dalam hitungan menit, Alan telah meluncur di jalanan. Ia tiba setelah empat puluh menit di perjalanan menuju kediaman Vino. Seseorang dengan setelan jas berwarna hitam itu telah menunggunya, Alan segera mengangguk hormat kepada bosnya.

Ini adalah pertama dalam sejarah seorang Vino mau menunggu seseorang, apalagi seorang bawahan seperti Alan. Biasanya, setinggi apapun seseorang, Vino tidak pernah mau meluangkan waktunya satu detik untuk menunggu mereka.

Alan khawatir sekaligus penasaran, apa yang membuat bosnya itu berubah dalam waktu yang sangat singkat, sikap Vino telah berubah-ubah dan membuat Alan menjadi sangat bingung.

"Kita berangkat ke kantor sekarang!" Perkataan Vino membuat Alan dengan sigap membukakan pintu mobil dan mobil pun berangkat menuju kantor.

Alvino duduk di singgasana kepemilikannya, Alan masih berdiri di sana. Melihat bosnya memainkan dagunya yang tidak berjenggot. Ia memutar-mutar kursinya seperti seseorang yang sedang berpikir. Alan berpikir mungkin bosnya sedang memikirkan sebuah pesta besar yang biasa ia lakukan bersama teman-temanya. Kenapa ia mau membuang waktunya hanya untuk duduk di kursi kebesarannya.

Apa di rumah mewah dan megah itu telah kehabisan kursi sehingga bosnya datang sepagi ini ke kantor hanya untuk duduk dan berpikir sesuatu yang belum berani Alan tanyakan. Jika iya, apa dia tidak bisa melakukan semuanya di rumah saja. Dengan begitu Alan tidak harus buru-buru seperti sedang di kejar-kejar, Alan tanpa memikirkan keselamatannya saat menginjak gas mobilnya.

Alan tahu siapa bosnya, ia akan sangat marah saat sesuatu yang ia rencanakan gagal. Meskipun kali ini Alan tidak melihat raut wajah yang sedang marah, Alan tetap berhati-hati. Pasti sesuatu yang penting sampai membuat seorang Alvino Orlando Kaivandra berpikir keras dari kemarin.

Iya, Alan ingat. Bosnya bersikap seperti ini saat bertemu dengan seorang office girl yang merangkap cleaning servis kemarin pagi. Alan tersenyum kecil, betapa lucunya bosnya ini. Jika yang saat ini dirinya bayangkan benar-benar terjadi.

Vino melirik arlojinya, sudah satu setengah jam ia duduk tidak jelas di ruangannya itu. Jika boleh mengeluh Alan mungkin sudah protes saat kakinya terasa berat. Satu setengah jam duduk sudah membuat bosan apalagi berdiri. Alan terlalu setia dan juga setia bertugas melindungi keselamatan bosnya.

Pukul 07:00, para office girl dan semua cleaning servis sudah mulai membersihkan seluruh area kantor. Pintu ruangan Vino di buka tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Vino dan Alan langsung melihat ke arah pintu.

***

Hai ... selamat datang di karya baru author dewi. Jangan lupa tinggalkan komen, like, vote dan gift dulu ya sebelum lanjut agar author semangat ini nulisnya. Terima kasih❤️

Episodes
1 PBK Bab 1 - Kabar Buruk
2 PBK Bab 2 - Awal Pertemuan
3 PBK Bab 3 - Awal Rencana
4 PBK Bab 4 - Rasa Yang Tak Biasa
5 PBK Bab 5 - Sebuah Isyarat
6 PBK Bab 6 - Tekanan CEO Bucin Dan Dilema
7 PBK Bab 7 - Kenekatan Cinta
8 PBK Bab 8 - Rencana Yang Berhasil
9 PBK Bab 9 - Permintaan
10 PBK Bab 10 - Kejutan!
11 PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!
12 PBK Bab 12 - Panas Hati
13 PBK Bab 13 - Penjelasan
14 PBK Bab 14 - Bagian Dari Nafkah
15 PBK Bab 15 - Quality Time Berdua
16 PBK Bab 16 - Menahan Diri
17 PBK Bab 17 - Panik Mode On
18 PBK Bab 18 - Persimpangan Dilema
19 PBK Bab 19 - Kali Ini Benar-benar Ragu
20 PBK Bab 20 - Istriku Berbeda
21 PBK Bab 21 - Akan Kupertegas
22 PBK Bab 22 - Mengukir Kenangan
23 PBK Bab 23 - Sulit Ditebak
24 PBK Bab 24 - Galak Mode On
25 PBK Bab 25 - Tersiksa Masa Lalu
26 PBK Bab 26 - Celaka
27 PBK Bab 27 - Khawatir, Tidak Lebih
28 PBK Bab 28 - Sabar dan Tahan!
29 PBK Bab 29 - Melelahkan dan Menyakitkan
30 PBK Bab 30 - Siapa Alvino?
31 PBK Bab 31 - Mengungkap Tabir
32 PBK Bab 32 - Memastikan Kebenaran
33 PBK Bab 33 - Mencoba Bangkit Walaupun Sakit
34 PBK Bab 34 - Jangan Coba Menghindariku
35 PBK Bab 35 - Maju Kena, Mundur Kena
36 PBK Bab 36 - Back To Office
37 PBK Bab 37 - Pengakuan Alvino
38 PBK Bab 38 - Kedatangan Wanita Rubah
39 PBK Bab 39 - Janji Tulus Seorang Pria
40 PBK Bab 40 - Bermesraan
41 PBK Bab 41 - Duka Zila
42 PBK Bab 42 - Berjumpa
43 PBK Bab 43 - Penguntit
44 PBK Bab 44 - Suara Hati Vino
45 PBK Bab 45 - Suasana Rumah Yang Dirindukan
46 PBK Bab 46 - Wanita Iblis
47 PBK Bab 47 - Kedatangan
48 PBK Bab 48 - Firasat
49 PBK Bab 49 - Rasa Aneh
50 PBK Bab 50 - Rasa Cinta
51 PBK Bab 51 - Kedatangan Mike
52 PBK Bab 52 - Cemburu
53 PBK Bab 53 - Masalah Baru
54 PBK Bab 54 - Bermesraan
55 PBK Bab 55 - Menyesal Pun Tak Ada Gunanya
56 PBK Bab 56 - Kekacauan Di Pesta
57 PBK Bab 57 - I love You, My Wife
58 PBK Bab 58 - Banyak Jalan, Banyak Cara
59 PBK Bab 59 - Berkumpul
60 PBK Bab 60 - Obrolan Pagi Tiga Penghuni Rumah
61 PBK Bab 61 - Sahabat Lama
62 PBK Bab 62 - Menolak Cinta Lama
63 PBK Bab 63 - Perhatian Kecil
64 PBK Bab 64 - Mereka Sudah di Takdirkan!
65 PBK Bab 65 - Sudah Jangan Berharap!
66 PBK Bab 66 - Penculikan Yang di Rencana
67 PBK Bab 67 - Siapa Kau Harus Kutemukan!
68 PBK Bab 68 - Diculik
69 PBK Bab 69 - Penyerangan
70 PBK BAb 70 - Kehilangan Kesempatan Lagi
71 PBK Bab 71 - Kisah Yang Sebenarnya!
72 PBK Bab 72 - Dulu, Sekarang dan Nanti
73 PBK 73 - Berubah Labil
74 PBK Bab 74 - Sensitif
75 PBK Bab 75 - Vino Mellow
76 PBK Bab 76 - Galau
77 PBK Bab 77 - Selesaikan di Atas Ranjang
78 PBK Bab 78 - Ngidam Pribadi
79 PBK Bab 79 - Mengucap Ikrar Janji Suci
80 PROMO
Episodes

Updated 80 Episodes

1
PBK Bab 1 - Kabar Buruk
2
PBK Bab 2 - Awal Pertemuan
3
PBK Bab 3 - Awal Rencana
4
PBK Bab 4 - Rasa Yang Tak Biasa
5
PBK Bab 5 - Sebuah Isyarat
6
PBK Bab 6 - Tekanan CEO Bucin Dan Dilema
7
PBK Bab 7 - Kenekatan Cinta
8
PBK Bab 8 - Rencana Yang Berhasil
9
PBK Bab 9 - Permintaan
10
PBK Bab 10 - Kejutan!
11
PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!
12
PBK Bab 12 - Panas Hati
13
PBK Bab 13 - Penjelasan
14
PBK Bab 14 - Bagian Dari Nafkah
15
PBK Bab 15 - Quality Time Berdua
16
PBK Bab 16 - Menahan Diri
17
PBK Bab 17 - Panik Mode On
18
PBK Bab 18 - Persimpangan Dilema
19
PBK Bab 19 - Kali Ini Benar-benar Ragu
20
PBK Bab 20 - Istriku Berbeda
21
PBK Bab 21 - Akan Kupertegas
22
PBK Bab 22 - Mengukir Kenangan
23
PBK Bab 23 - Sulit Ditebak
24
PBK Bab 24 - Galak Mode On
25
PBK Bab 25 - Tersiksa Masa Lalu
26
PBK Bab 26 - Celaka
27
PBK Bab 27 - Khawatir, Tidak Lebih
28
PBK Bab 28 - Sabar dan Tahan!
29
PBK Bab 29 - Melelahkan dan Menyakitkan
30
PBK Bab 30 - Siapa Alvino?
31
PBK Bab 31 - Mengungkap Tabir
32
PBK Bab 32 - Memastikan Kebenaran
33
PBK Bab 33 - Mencoba Bangkit Walaupun Sakit
34
PBK Bab 34 - Jangan Coba Menghindariku
35
PBK Bab 35 - Maju Kena, Mundur Kena
36
PBK Bab 36 - Back To Office
37
PBK Bab 37 - Pengakuan Alvino
38
PBK Bab 38 - Kedatangan Wanita Rubah
39
PBK Bab 39 - Janji Tulus Seorang Pria
40
PBK Bab 40 - Bermesraan
41
PBK Bab 41 - Duka Zila
42
PBK Bab 42 - Berjumpa
43
PBK Bab 43 - Penguntit
44
PBK Bab 44 - Suara Hati Vino
45
PBK Bab 45 - Suasana Rumah Yang Dirindukan
46
PBK Bab 46 - Wanita Iblis
47
PBK Bab 47 - Kedatangan
48
PBK Bab 48 - Firasat
49
PBK Bab 49 - Rasa Aneh
50
PBK Bab 50 - Rasa Cinta
51
PBK Bab 51 - Kedatangan Mike
52
PBK Bab 52 - Cemburu
53
PBK Bab 53 - Masalah Baru
54
PBK Bab 54 - Bermesraan
55
PBK Bab 55 - Menyesal Pun Tak Ada Gunanya
56
PBK Bab 56 - Kekacauan Di Pesta
57
PBK Bab 57 - I love You, My Wife
58
PBK Bab 58 - Banyak Jalan, Banyak Cara
59
PBK Bab 59 - Berkumpul
60
PBK Bab 60 - Obrolan Pagi Tiga Penghuni Rumah
61
PBK Bab 61 - Sahabat Lama
62
PBK Bab 62 - Menolak Cinta Lama
63
PBK Bab 63 - Perhatian Kecil
64
PBK Bab 64 - Mereka Sudah di Takdirkan!
65
PBK Bab 65 - Sudah Jangan Berharap!
66
PBK Bab 66 - Penculikan Yang di Rencana
67
PBK Bab 67 - Siapa Kau Harus Kutemukan!
68
PBK Bab 68 - Diculik
69
PBK Bab 69 - Penyerangan
70
PBK BAb 70 - Kehilangan Kesempatan Lagi
71
PBK Bab 71 - Kisah Yang Sebenarnya!
72
PBK Bab 72 - Dulu, Sekarang dan Nanti
73
PBK 73 - Berubah Labil
74
PBK Bab 74 - Sensitif
75
PBK Bab 75 - Vino Mellow
76
PBK Bab 76 - Galau
77
PBK Bab 77 - Selesaikan di Atas Ranjang
78
PBK Bab 78 - Ngidam Pribadi
79
PBK Bab 79 - Mengucap Ikrar Janji Suci
80
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!