"Aku sudah melunasi hutang-hutangnya. Jadi, tidak perlu khawatir untuk mereka."
Zila tidak terima tapi berdebat dengan Vino itu percuma. hanya akan memperpanjang masalah.
"Kenapa tidak memberitahu terlebih dahulu?"
"Kamu tidak akan setuju jika ku beritahu."
"Benar-benar menyebalkan, sudah tahu tidak setuju, masih juga ia lakukan. Lihatlah laki-laki ini, tanpa rasa bersalah kepada Zila telah melakukannya ia justru diam saja seperti tidak melakukan apa-apa.
Zila dengan perasaan kesalnya ia meninggalkan Vino ia akan turun ke bawah dan segera berangkat ke toko bunga. Cuma itu tempat terbaik yang ia tuju saat ini.
"Tunggu!" Vino menghentikan langkahnya yang hendak keluar kamar.
"Pakaikan dasi ku!"
setiap hari menggunakan dasi sendiri lalu kenapa tiba-tiba ingin di pakaikan, manja sekali pikir Zila. Dengan langkah yang berat Zila kembali kepada Vino dan memakaikan dasinya, Zila belum pernah mengikatkan dasi sebelumnya kepada orang lain tangan mungilnya terlihat hati-hati takut salah.
"Seperti itu, bawa ke sini!" Vino membenarkan cara ikatnya dengan sedikit memindahkan tangan Zila. Saat ia menyentuh tangan itu, Zila tidak sengaja melihat bekas luka di tangan Vino. Bekas luka itu tidak asing baginya, ia pernah melihatnya dan berpikir di mana ia pernah melihatnya. Melihat Zila melamun Vino berdehem dan melepaskan tangannya dari leher baju Vino.
"Apa kamu akan seharian mau berdiri di sini?"
Zila sontak kaget dan segera mundur untuk membiarkan Vino berjalan terlebih dahulu.
Zila mengikuti langkah Vino saat menuruni anak tangga, Bi Sumi telah menyiapkan sarapan kepada kedua majikannya itu. Vino duduk dan memulai sarapannya. Zila duduk berhadapan dengannya dan sudah menggigit potongan roti yang sudah ia olesi dengan selai strawberry kesukaannya.
Setelah menyelesaikan sarapan mereka berangkat ke aktivitas masing-masing. Hari ini begitu cerah untuk seorang Zila, ia mencium bau harum bunga-bunga di tokonya yang dari berbagai jenis tanaman bunga yang ada di kota itu. Selama hidupnya ini adalah pekerjaan paling menyenangkan yang pernah ia lakukan. Ia begitu mencintai pekerjaannya ini. Terdengar ponselnya itu berdering dan ia segera menjawab telepon dari nomor yang tidak ia kenali.
"Halo." Zila mendengar suara yang tidak asing baginya. Iya, itu adalah suara Mona. Gadis itu menghubungi Zila, entah dari mana ia mendapatkan nomor baru Zila.
"Apa kamu baik-baik saja?"
Zila tidak tahu harus menjawab Mona dengan bagaimana. Apakah ia baik-baik saja saat ini atau tidak?
"Halo, La. Apa kamu masih ada di sana?"
"Iya, Mon. Aku mendengar mu."
Mereka lalu mengobrol di telepon beberapa menit. Saat Zila ingin menanyakan soal malam itu, Mona tidak bisa menjawabnya dari telepon. Ia meminta Zila untuk menemuinya jika memiliki waktu luang.
Untuk saat ini Zila tidak bisa berjanji, ia harus berbicara dengan Vino terlebih dahulu. Zila sadar posisinya kini adalah seorang istri meskipun sebenarnya ia tidak pernah menginginkan posisi itu.
Vino meminta Alan untuk menemui Mona dan menyuruhnya untuk menghubungi Zila. Vino tahu setelah ia mengatakan kebenaran pada Zila waktu itu, Zila berniat untuk bertemu dengan Mona dan bertanya secara langsung. Zila berpikir semua yang telah terjadi pasti melibatkan Mona, Vino pasti telah menekan sahabatnya itu. Zila akan menemuinya dan bertanya langsung kepadanya.
Dengan ragu Zila menekan nomer yang tersimpan di ponselnya.
"Kamu akhirnya menelpon ku."
"Setelah kembali dari toko aku ingin bertemu dengan Mona."
"Temui lah, dan kembalilah sebelum aku tiba di rumah." Balasan Vino membuat Zila bernapas lega. Bagaimana pun juga Vino memiliki foto untuk mengancam Zila jika masih melawannya. Apapun alasan pernikahan mereka yang sebenarnya dan apapun yang menyebabkan mereka menikah tetap saja pernikahan mereka itu sah di mata agama dan hukum.
Tanpa keinginan cerai dari Vino semua tidak akan terjadi, kuncinya ada pada Vino. Jika Zila menjelaskan yang terjadi pada paman dan bibinya, mereka pasti tidak akan percaya, mereka akan percaya dengan apa yang terlihat dari pada yang terdengar. Zila tahu memberontak pada keadaan saat ini juga percuma. Zila tidak akan sanggup melawan Vino dan seluruh anteknya. Tidak ada jalan lain selain mengikuti jalan takdirnya tanpa harus berbuat apa-apa.
Vino akan mempertimbangkan perceraian mereka jika Zila memberinya seorang anak. Anak laki-laki kembar. Cukup melahirkan anak dan ia akan terbebas dari pernikahan ini. Baiklah, Zila akan memberikannya anak dan urusan selesai. Zila tersiksa berada di dalam pernikahan tanpa cinta. Baginya pernikahan itu suci, tidak bisa di lakukan oleh dua orang yang tidak saling mencintai. Zila hanya mencintai Kenan. Hanya Kenan saja tidak ada orang lain di hatinya.
Zila tidak peduli dengan penilaian orang lain tentang dirinya. Zila hanya ingin hidup dengan memegang prinsip dan mati menggenggam setia.
Sulit memang tapi nyatanya sampai detik ini ia mampu melakukannya tanpa ada paksaan dari siapapun. Zila melihat seseorang telah mendekat ke tokonya, Zila pun segera menyapa seorang laki-laki yang memakai kacamata hitam dan berkemeja putih tulang itu. Zila menyapanya dengan ramah. Laki-laki itu tersenyum kepadanya dan mereka mengobrol tentang bunga yang ia beli lumayan lama. Laki-laki itu berbicara sangat sopan kepada Zila dan membeli banyak bunga.
Di kantornya, Vino seperti tidak sedang baik-baik saja saat menatap layar ponselnya. Dari kamera pengawas yang ada di toko bunga milik Zila yang langsung terhubung ke ponselnya, ia melihat seorang laki-laki berbicara cukup lama dengan gadisnya itu. Tanpa pikir panjang Vino pergi meninggalkan rapat penting bersama rekannya. Para bawahannya merasa kalau sikap Vino kali ini sedang memiliki masalah yang cukup serius, sehingga ia dengan sangat tergesa-gesa meninggalkan kantor.
Setelah melihat kemana Tuannya pergi, Alan sempat tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Ketika tiba di toko bunga, Vino hanya melihat Zila sendirian, laki-laki itu sudah pergi. Zila yang melihat Vino berdiri di antara bunga-bunga yang bermekaran ia sempat tidak percaya. Setelah di lihatnya dengan jelas, itu benar Vino.
Bukankah tadi Zila sudah menelpon dirinya, lalu kenapa secepat itu dia ada di sini pikir Zila. Vino mendekat ke arah Zila dan berbicara bersamanya.
"Aku melihatmu bersama laki-laki di sini."
Zila tidak percaya mendengar apa yang Vino katakan kepadanya. Laki-laki yang di maksud itu adalah seorang customer, yang benar saja pria ini, ia sangat pencemburu.
"Dia hanya membeli bunga."
"Jangan mudah berbicara dengan orang asing."
Vino memperingatinya begitu saja tanpa berpikir kalau itu sudah menjadi resiko seseorang saat berjualan. Bagaimana ia tidak bicara saat pembeli menanyainya soal bunga-bunga yang ia jual. Apakah ia harus menjelaskan itu kepada Vino?
Zila rasa tidak perlu, Vino seorang yang berwawasan tinggi dan pintar. Zila cukup diam dan tidak membantah kata-katanya.
"Bisakah kamu tidak bicara dengan laki-laki lain saat tidak bersama dengan ku?"
"Apakah aku akan diam saat di tanya oleh pembeli?" Zila tidak tahan untuk tidak mengatakannya. Ia benar-benar tidak tahu harus bersikap yang seperti apa kepada Vino kali ini, Zila kesal ia terlalu di tekan olehnya. Tapi Zila tidak berani mengatakan apapun kepada laki-laki itu.
"Aku akan segera menemui Mona, apa aku juga tidak boleh naik taksi jika supirnya masalah laki-laki?"
"Aku akan mengantar mu."
Apa ini adalah salah satu alasan kenapa ia tidak memiliki pasangan selama ini. Dia sangat pencemburu. Kalau teman-temannya yang selama ini selalu mengidolakan bosnya itu tahu sifat bos mereka seperti ini, apakah mereka masih akan mau untuk memujinya setiap saat? Jawaban mereka pasti.
'TIDAK' batin Zila.
Sore itu setelah menutup tokonya, Zila pergi ke kost Mona dan seperti kata Vino, ia pergi di temani Vino ke tempat Mona. Sore itu saat Mona baru sampai di kostnya ia melihat sebuah mobil yang tidak asing baginya.
"Mobil Pak Vino." Katanya pelan. Ia melihat Zila keluar dari dalam mobil, Mona tidak percaya ini. Namun, inilah kenyataannya. Zila bersama bosnya itu telah datang ke kostnya yang sempit dan kecil. Seperti mimpi tapi kali ini nyata adanya, bosnya itu datang ke kostnya Mona.
***
~Happy reading 😘
Semoga suka yah😊
Jangan lupa tinggalkan jejaknya yah reader🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
sella surya amanda
next
2024-03-16
0