PBK Bab 12 - Panas Hati

"Aku sudah melunasi hutang-hutangnya. Jadi, tidak perlu khawatir untuk mereka."

Zila tidak terima tapi berdebat dengan Vino itu percuma. hanya akan memperpanjang masalah.

"Kenapa tidak memberitahu terlebih dahulu?"

"Kamu tidak akan setuju jika ku beritahu."

"Benar-benar menyebalkan, sudah tahu tidak setuju, masih juga ia lakukan. Lihatlah laki-laki ini, tanpa rasa bersalah kepada Zila telah melakukannya ia justru diam saja seperti tidak melakukan apa-apa.

Zila dengan perasaan kesalnya ia meninggalkan Vino ia akan turun ke bawah dan segera berangkat ke toko bunga. Cuma itu tempat terbaik yang ia tuju saat ini.

"Tunggu!" Vino menghentikan langkahnya yang hendak keluar kamar.

"Pakaikan dasi ku!"

setiap hari menggunakan dasi sendiri lalu kenapa tiba-tiba ingin di pakaikan, manja sekali pikir Zila. Dengan langkah yang berat Zila kembali kepada Vino dan memakaikan dasinya, Zila belum pernah mengikatkan dasi sebelumnya kepada orang lain tangan mungilnya terlihat hati-hati takut salah.

"Seperti itu, bawa ke sini!" Vino membenarkan cara ikatnya dengan sedikit memindahkan tangan Zila. Saat ia menyentuh tangan itu, Zila tidak sengaja melihat bekas luka di tangan Vino. Bekas luka itu tidak asing baginya, ia pernah melihatnya dan berpikir di mana ia pernah melihatnya. Melihat Zila melamun Vino berdehem dan melepaskan tangannya dari leher baju Vino.

"Apa kamu akan seharian mau berdiri di sini?"

Zila sontak kaget dan segera mundur untuk membiarkan Vino berjalan terlebih dahulu.

Zila mengikuti langkah Vino saat menuruni anak tangga, Bi Sumi telah menyiapkan sarapan kepada kedua majikannya itu. Vino duduk dan memulai sarapannya. Zila duduk berhadapan dengannya dan sudah menggigit potongan roti yang sudah ia olesi dengan selai strawberry kesukaannya.

Setelah menyelesaikan sarapan mereka berangkat ke aktivitas masing-masing. Hari ini begitu cerah untuk seorang Zila, ia mencium bau harum bunga-bunga di tokonya yang dari berbagai jenis tanaman bunga yang ada di kota itu. Selama hidupnya ini adalah pekerjaan paling menyenangkan yang pernah ia lakukan. Ia begitu mencintai pekerjaannya ini. Terdengar ponselnya itu berdering dan ia segera menjawab telepon dari nomor yang tidak ia kenali.

"Halo." Zila mendengar suara yang tidak asing baginya. Iya, itu adalah suara Mona. Gadis itu menghubungi Zila, entah dari mana ia mendapatkan nomor baru Zila.

"Apa kamu baik-baik saja?"

Zila tidak tahu harus menjawab Mona dengan bagaimana. Apakah ia baik-baik saja saat ini atau tidak?

"Halo, La. Apa kamu masih ada di sana?"

"Iya, Mon. Aku mendengar mu."

Mereka lalu mengobrol di telepon beberapa menit. Saat Zila ingin menanyakan soal malam itu, Mona tidak bisa menjawabnya dari telepon. Ia meminta Zila untuk menemuinya jika memiliki waktu luang.

Untuk saat ini Zila tidak bisa berjanji, ia harus berbicara dengan Vino terlebih dahulu. Zila sadar posisinya kini adalah seorang istri meskipun sebenarnya ia tidak pernah menginginkan posisi itu.

Vino meminta Alan untuk menemui Mona dan menyuruhnya untuk menghubungi Zila. Vino tahu setelah ia mengatakan kebenaran pada Zila waktu itu, Zila berniat untuk bertemu dengan Mona dan bertanya secara langsung. Zila berpikir semua yang telah terjadi pasti melibatkan Mona, Vino pasti telah menekan sahabatnya itu. Zila akan menemuinya dan bertanya langsung kepadanya.

Dengan ragu Zila menekan nomer yang tersimpan di ponselnya.

"Kamu akhirnya menelpon ku."

"Setelah kembali dari toko aku ingin bertemu dengan Mona."

"Temui lah, dan kembalilah sebelum aku tiba di rumah." Balasan Vino membuat Zila bernapas lega. Bagaimana pun juga Vino memiliki foto untuk mengancam Zila jika masih melawannya. Apapun alasan pernikahan mereka yang sebenarnya dan apapun yang menyebabkan mereka menikah tetap saja pernikahan mereka itu sah di mata agama dan hukum.

Tanpa keinginan cerai dari Vino semua tidak akan terjadi, kuncinya ada pada Vino. Jika Zila menjelaskan yang terjadi pada paman dan bibinya, mereka pasti tidak akan percaya, mereka akan percaya dengan apa yang terlihat dari pada yang terdengar. Zila tahu memberontak pada keadaan saat ini juga percuma. Zila tidak akan sanggup melawan Vino dan seluruh anteknya. Tidak ada jalan lain selain mengikuti jalan takdirnya tanpa harus berbuat apa-apa.

Vino akan mempertimbangkan perceraian mereka jika Zila memberinya seorang anak. Anak laki-laki kembar. Cukup melahirkan anak dan ia akan terbebas dari pernikahan ini. Baiklah, Zila akan memberikannya anak dan urusan selesai. Zila tersiksa berada di dalam pernikahan tanpa cinta. Baginya pernikahan itu suci, tidak bisa di lakukan oleh dua orang yang tidak saling mencintai. Zila hanya mencintai Kenan. Hanya Kenan saja tidak ada orang lain di hatinya.

Zila tidak peduli dengan penilaian orang lain tentang dirinya. Zila hanya ingin hidup dengan memegang prinsip dan mati menggenggam setia.

Sulit memang tapi nyatanya sampai detik ini ia mampu melakukannya tanpa ada paksaan dari siapapun. Zila melihat seseorang telah mendekat ke tokonya, Zila pun segera menyapa seorang laki-laki yang memakai kacamata hitam dan berkemeja putih tulang itu. Zila menyapanya dengan ramah. Laki-laki itu tersenyum kepadanya dan mereka mengobrol tentang bunga yang ia beli lumayan lama. Laki-laki itu berbicara sangat sopan kepada Zila dan membeli banyak bunga.

Di kantornya, Vino seperti tidak sedang baik-baik saja saat menatap layar ponselnya. Dari kamera pengawas yang ada di toko bunga milik Zila yang langsung terhubung ke ponselnya, ia melihat seorang laki-laki berbicara cukup lama dengan gadisnya itu. Tanpa pikir panjang Vino pergi meninggalkan rapat penting bersama rekannya. Para bawahannya merasa kalau sikap Vino kali ini sedang memiliki masalah yang cukup serius, sehingga ia dengan sangat tergesa-gesa meninggalkan kantor.

Setelah melihat kemana Tuannya pergi, Alan sempat tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Ketika tiba di toko bunga, Vino hanya melihat Zila sendirian, laki-laki itu sudah pergi. Zila yang melihat Vino berdiri di antara bunga-bunga yang bermekaran ia sempat tidak percaya. Setelah di lihatnya dengan jelas, itu benar Vino.

Bukankah tadi Zila sudah menelpon dirinya, lalu kenapa secepat itu dia ada di sini pikir Zila. Vino mendekat ke arah Zila dan berbicara bersamanya.

"Aku melihatmu bersama laki-laki di sini."

Zila tidak percaya mendengar apa yang Vino katakan kepadanya. Laki-laki yang di maksud itu adalah seorang customer, yang benar saja pria ini, ia sangat pencemburu.

"Dia hanya membeli bunga."

"Jangan mudah berbicara dengan orang asing."

Vino memperingatinya begitu saja tanpa berpikir kalau itu sudah menjadi resiko seseorang saat berjualan. Bagaimana ia tidak bicara saat pembeli menanyainya soal bunga-bunga yang ia jual. Apakah ia harus menjelaskan itu kepada Vino?

Zila rasa tidak perlu, Vino seorang yang berwawasan tinggi dan pintar. Zila cukup diam dan tidak membantah kata-katanya.

"Bisakah kamu tidak bicara dengan laki-laki lain saat tidak bersama dengan ku?"

"Apakah aku akan diam saat di tanya oleh pembeli?" Zila tidak tahan untuk tidak mengatakannya. Ia benar-benar tidak tahu harus bersikap yang seperti apa kepada Vino kali ini, Zila kesal ia terlalu di tekan olehnya. Tapi Zila tidak berani mengatakan apapun kepada laki-laki itu.

"Aku akan segera menemui Mona, apa aku juga tidak boleh naik taksi jika supirnya masalah laki-laki?"

"Aku akan mengantar mu."

Apa ini adalah salah satu alasan kenapa ia tidak memiliki pasangan selama ini. Dia sangat pencemburu. Kalau teman-temannya yang selama ini selalu mengidolakan bosnya itu tahu sifat bos mereka seperti ini, apakah mereka masih akan mau untuk memujinya setiap saat? Jawaban mereka pasti.

'TIDAK' batin Zila.

Sore itu setelah menutup tokonya, Zila pergi ke kost Mona dan seperti kata Vino, ia pergi di temani Vino ke tempat Mona. Sore itu saat Mona baru sampai di kostnya ia melihat sebuah mobil yang tidak asing baginya.

"Mobil Pak Vino." Katanya pelan. Ia melihat Zila keluar dari dalam mobil, Mona tidak percaya ini. Namun, inilah kenyataannya. Zila bersama bosnya itu telah datang ke kostnya yang sempit dan kecil. Seperti mimpi tapi kali ini nyata adanya, bosnya itu datang ke kostnya Mona.

***

~Happy reading 😘

Semoga suka yah😊

Jangan lupa tinggalkan jejaknya yah reader🥰

Terpopuler

Comments

sella surya amanda

sella surya amanda

next

2024-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 PBK Bab 1 - Kabar Buruk
2 PBK Bab 2 - Awal Pertemuan
3 PBK Bab 3 - Awal Rencana
4 PBK Bab 4 - Rasa Yang Tak Biasa
5 PBK Bab 5 - Sebuah Isyarat
6 PBK Bab 6 - Tekanan CEO Bucin Dan Dilema
7 PBK Bab 7 - Kenekatan Cinta
8 PBK Bab 8 - Rencana Yang Berhasil
9 PBK Bab 9 - Permintaan
10 PBK Bab 10 - Kejutan!
11 PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!
12 PBK Bab 12 - Panas Hati
13 PBK Bab 13 - Penjelasan
14 PBK Bab 14 - Bagian Dari Nafkah
15 PBK Bab 15 - Quality Time Berdua
16 PBK Bab 16 - Menahan Diri
17 PBK Bab 17 - Panik Mode On
18 PBK Bab 18 - Persimpangan Dilema
19 PBK Bab 19 - Kali Ini Benar-benar Ragu
20 PBK Bab 20 - Istriku Berbeda
21 PBK Bab 21 - Akan Kupertegas
22 PBK Bab 22 - Mengukir Kenangan
23 PBK Bab 23 - Sulit Ditebak
24 PBK Bab 24 - Galak Mode On
25 PBK Bab 25 - Tersiksa Masa Lalu
26 PBK Bab 26 - Celaka
27 PBK Bab 27 - Khawatir, Tidak Lebih
28 PBK Bab 28 - Sabar dan Tahan!
29 PBK Bab 29 - Melelahkan dan Menyakitkan
30 PBK Bab 30 - Siapa Alvino?
31 PBK Bab 31 - Mengungkap Tabir
32 PBK Bab 32 - Memastikan Kebenaran
33 PBK Bab 33 - Mencoba Bangkit Walaupun Sakit
34 PBK Bab 34 - Jangan Coba Menghindariku
35 PBK Bab 35 - Maju Kena, Mundur Kena
36 PBK Bab 36 - Back To Office
37 PBK Bab 37 - Pengakuan Alvino
38 PBK Bab 38 - Kedatangan Wanita Rubah
39 PBK Bab 39 - Janji Tulus Seorang Pria
40 PBK Bab 40 - Bermesraan
41 PBK Bab 41 - Duka Zila
42 PBK Bab 42 - Berjumpa
43 PBK Bab 43 - Penguntit
44 PBK Bab 44 - Suara Hati Vino
45 PBK Bab 45 - Suasana Rumah Yang Dirindukan
46 PBK Bab 46 - Wanita Iblis
47 PBK Bab 47 - Kedatangan
48 PBK Bab 48 - Firasat
49 PBK Bab 49 - Rasa Aneh
50 PBK Bab 50 - Rasa Cinta
51 PBK Bab 51 - Kedatangan Mike
52 PBK Bab 52 - Cemburu
53 PBK Bab 53 - Masalah Baru
54 PBK Bab 54 - Bermesraan
55 PBK Bab 55 - Menyesal Pun Tak Ada Gunanya
56 PBK Bab 56 - Kekacauan Di Pesta
57 PBK Bab 57 - I love You, My Wife
58 PBK Bab 58 - Banyak Jalan, Banyak Cara
59 PBK Bab 59 - Berkumpul
60 PBK Bab 60 - Obrolan Pagi Tiga Penghuni Rumah
61 PBK Bab 61 - Sahabat Lama
62 PBK Bab 62 - Menolak Cinta Lama
63 PBK Bab 63 - Perhatian Kecil
64 PBK Bab 64 - Mereka Sudah di Takdirkan!
65 PBK Bab 65 - Sudah Jangan Berharap!
66 PBK Bab 66 - Penculikan Yang di Rencana
67 PBK Bab 67 - Siapa Kau Harus Kutemukan!
68 PBK Bab 68 - Diculik
69 PBK Bab 69 - Penyerangan
70 PBK BAb 70 - Kehilangan Kesempatan Lagi
71 PBK Bab 71 - Kisah Yang Sebenarnya!
72 PBK Bab 72 - Dulu, Sekarang dan Nanti
73 PBK 73 - Berubah Labil
74 PBK Bab 74 - Sensitif
75 PBK Bab 75 - Vino Mellow
76 PBK Bab 76 - Galau
77 PBK Bab 77 - Selesaikan di Atas Ranjang
78 PBK Bab 78 - Ngidam Pribadi
79 PBK Bab 79 - Mengucap Ikrar Janji Suci
80 PROMO
Episodes

Updated 80 Episodes

1
PBK Bab 1 - Kabar Buruk
2
PBK Bab 2 - Awal Pertemuan
3
PBK Bab 3 - Awal Rencana
4
PBK Bab 4 - Rasa Yang Tak Biasa
5
PBK Bab 5 - Sebuah Isyarat
6
PBK Bab 6 - Tekanan CEO Bucin Dan Dilema
7
PBK Bab 7 - Kenekatan Cinta
8
PBK Bab 8 - Rencana Yang Berhasil
9
PBK Bab 9 - Permintaan
10
PBK Bab 10 - Kejutan!
11
PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!
12
PBK Bab 12 - Panas Hati
13
PBK Bab 13 - Penjelasan
14
PBK Bab 14 - Bagian Dari Nafkah
15
PBK Bab 15 - Quality Time Berdua
16
PBK Bab 16 - Menahan Diri
17
PBK Bab 17 - Panik Mode On
18
PBK Bab 18 - Persimpangan Dilema
19
PBK Bab 19 - Kali Ini Benar-benar Ragu
20
PBK Bab 20 - Istriku Berbeda
21
PBK Bab 21 - Akan Kupertegas
22
PBK Bab 22 - Mengukir Kenangan
23
PBK Bab 23 - Sulit Ditebak
24
PBK Bab 24 - Galak Mode On
25
PBK Bab 25 - Tersiksa Masa Lalu
26
PBK Bab 26 - Celaka
27
PBK Bab 27 - Khawatir, Tidak Lebih
28
PBK Bab 28 - Sabar dan Tahan!
29
PBK Bab 29 - Melelahkan dan Menyakitkan
30
PBK Bab 30 - Siapa Alvino?
31
PBK Bab 31 - Mengungkap Tabir
32
PBK Bab 32 - Memastikan Kebenaran
33
PBK Bab 33 - Mencoba Bangkit Walaupun Sakit
34
PBK Bab 34 - Jangan Coba Menghindariku
35
PBK Bab 35 - Maju Kena, Mundur Kena
36
PBK Bab 36 - Back To Office
37
PBK Bab 37 - Pengakuan Alvino
38
PBK Bab 38 - Kedatangan Wanita Rubah
39
PBK Bab 39 - Janji Tulus Seorang Pria
40
PBK Bab 40 - Bermesraan
41
PBK Bab 41 - Duka Zila
42
PBK Bab 42 - Berjumpa
43
PBK Bab 43 - Penguntit
44
PBK Bab 44 - Suara Hati Vino
45
PBK Bab 45 - Suasana Rumah Yang Dirindukan
46
PBK Bab 46 - Wanita Iblis
47
PBK Bab 47 - Kedatangan
48
PBK Bab 48 - Firasat
49
PBK Bab 49 - Rasa Aneh
50
PBK Bab 50 - Rasa Cinta
51
PBK Bab 51 - Kedatangan Mike
52
PBK Bab 52 - Cemburu
53
PBK Bab 53 - Masalah Baru
54
PBK Bab 54 - Bermesraan
55
PBK Bab 55 - Menyesal Pun Tak Ada Gunanya
56
PBK Bab 56 - Kekacauan Di Pesta
57
PBK Bab 57 - I love You, My Wife
58
PBK Bab 58 - Banyak Jalan, Banyak Cara
59
PBK Bab 59 - Berkumpul
60
PBK Bab 60 - Obrolan Pagi Tiga Penghuni Rumah
61
PBK Bab 61 - Sahabat Lama
62
PBK Bab 62 - Menolak Cinta Lama
63
PBK Bab 63 - Perhatian Kecil
64
PBK Bab 64 - Mereka Sudah di Takdirkan!
65
PBK Bab 65 - Sudah Jangan Berharap!
66
PBK Bab 66 - Penculikan Yang di Rencana
67
PBK Bab 67 - Siapa Kau Harus Kutemukan!
68
PBK Bab 68 - Diculik
69
PBK Bab 69 - Penyerangan
70
PBK BAb 70 - Kehilangan Kesempatan Lagi
71
PBK Bab 71 - Kisah Yang Sebenarnya!
72
PBK Bab 72 - Dulu, Sekarang dan Nanti
73
PBK 73 - Berubah Labil
74
PBK Bab 74 - Sensitif
75
PBK Bab 75 - Vino Mellow
76
PBK Bab 76 - Galau
77
PBK Bab 77 - Selesaikan di Atas Ranjang
78
PBK Bab 78 - Ngidam Pribadi
79
PBK Bab 79 - Mengucap Ikrar Janji Suci
80
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!