PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!

Zila pura-pura tidak melihat saat Vino menuruni anak tangga dan duduk di meja makan.

"Bi Sum, apa anda kekurangan tenaga untuk memasak?"

"Maaf, Tuan muda."

Hanya itu kata yang Bi Sum ucapkan. Ia tahu bahwa Tuannya itu tidak suka melihat istrinya berada di dapur.

"Nyonya, sebaiknya Nyonya tidak berada di sini." Kata Bi Sum dengan penuh hormat kepada Zila.

Laki-laki itu pasti sudah membuat Bi Sum bersikap seperti ini kepadanya. Zila mengerti saat Bi Sum berkata seperti tadi kepadanya. Zila duduk di kursi dan menikmati makan malamnya.

"Jangan gunakan tanganmu untuk bekerja selain untuk ku!"

"Bukankah memasak itu juga untuk mu?"

"Biarkan Bi Sum yang melakukannya."

"Apa sal ..." Zila tidak jadi melanjutkan kata-katanya.

Zila berdiri dan meninggalkan meja makan.

Ia berjalan setengah berlari ke kamarnya. Bersiap untuk tidur karena mulai besok dia sudah mulai bekerja. Ia pergi dan melupakan makan malamnya.

Beberapa saat kemudian Vino menyusulnya ke kamar, Zila telah tidur. Di dekatinya Zila dan tangannya tanpa sadar telah membenarkan letak selimut Zila. Tangannya menyentuh beberapa helai rambut yang menutupi wajah Zila.

"Lain kali jangan pernah meninggalkan makan malam mu."

Vino terdengar membuka lemari, dia mengambil selimut dan mulai merebahkan tubuhnya di sofa.

Zila menyadari semuanya tapi ia pura-pura tidur. Walaupun sebenarnya ada rasa bersalah di hatinya membiarkan Vino tidur di sofa. Seharusnya ia yang tidur disana, bagaimanapun Zila sudah terbiasa sedangkan Vino, ia sama sekali tidak biasa dengan posisi tidur seperti itu. Untunglah sofanya besar dan empuk jadi tidak terlalu masalah bagi Vino untuk tidur di sana.

"Kenan." Dari kejauhan Zila melihat sosok Kenan tapi semakin lama bayangannya semakin menghilang, Zila mencoba mencarinya dan akhirnya ia menemukan sosok Kenan yang saat itu berdiri membelakanginya. Zila mencoba untuk memanggilnya dan ia sangat terkejut saat Kenan melihat ke arahnya wajahnya berubah menjadi Vino. Laki-laki yang kini menjadi suaminya.

"Kenan."

"Iya."

"Tapi, kenapa?" Belum sempat Zila bertanya ia malah terbangun dari mimpinya. Zila melihat sosok Vino yang sedang tidur di sofa.

"Hanya mimpi." Gumam Zila.

Zila melirik jam tangannya yang ia letakkan di nakas.

Pukul 03: 00 dini hari, Zila kembali memejamkan matanya, ia coba untuk tidur kembali. Hingga ia terbangun kembali saat mentari mulai menunjukkan sinarnya di ufuk timur. Membuat siapa saja akan tergoda untuk membuka matanya.

Zila melihat Vino sudah tidak ada di tempat tidurnya, Zila selalu kalah cepat saat bangun pagi dengan Vino.

Sebelum ke kantor, Vino mengantar Zila untuk pergi ke toko bunga yang hari ini ia buka. Beberapa jenis bunga sudah datang dan beberapa lainnya masih dalam pengiriman. Zila tidak tahan untuk tidak mengagumi jenis bunga yang ada di tokonya.

Ia tidak bisa menyembunyikan wajah bahagianya saat itu. Sekilas senyum di bibir Vino membuat Alan bangga dengan hasil kerjanya. Setidaknya dengan begitu ia tidak perlu menjual jas dan dasinya untuk bertahan hidup di kota Jakarta.

Menyenangkan Tuannya setidaknya akan menjadi bonus di akhir bulan nanti. Selain setia dan pintar Alan juga sangat sabar atas sikap Tuannya yang semena-mena terhadap dirinya. Bos akan selalu benar sekalipun dia salah. Begitulah prinsip Alan, ia tetap kalah kalau pun harus berdebat dengan Tuannya itu.

Saat Zila sudah memasuki toko bunganya. Vino meninggalkan Zila dan segera ke kantor. Sepanjang perjalanan ke kantor Vino tidak berhenti untuk memikirkan Zila. Ada yang terlupa, Vino lupa memberikan ponselnya yang malam itu dia ambil. Vino pun memerintahkan Alan untuk menugaskan beberapa orang untuk mengawasi Zila. Jangan sampai sesuatu terjadi padanya.

Sesuai perintah Tuannya, Alan segera menyuruh anak buahnya untuk berjaga di sekitar toko dan sekitarnya. Zila yang sibuk menata bunga di tokonya tidak pernah menyadari seseorang telah mengawasinya sepanjang hari.

Zila telah kembali terlebih dahulu dari toko bunga, akhir-akhir ini urusan kantor memang sedikit rumit, Vino harus turun tangan sendiri untuk mengatasi beberapa masalah. Waktu Vino menjadi banyak tersita di kantor. Ia selalu pulang terlambat akhir-akhir ini. Sehingga Vino memerintahkan supirnya untuk menjemput Zila di toko.

Vino tidak mengizinkan Zila bekerja hingga larut malam. Ia harus pulang di sore hari, Vino tidak ingin kesibukan Zila membuatnya menjadi lupa terhadap dirinya sepanjang hari. Zila membersihkan dirinya dan kemudian bersiap untuk istirahat. Vino memesan Bi Sumi untuk mengingatkan Zila makan malamnya. Jangan sampai ia tidak makan seperti kemarin.

Zila tidur tanpa melupakan makan malam dan tentu membuat Bi Sumi lega, setelah kembali Vino menemukan Zila sudah tidur dan ia tidak tega untuk menyalakan lampu kamar. Vino pergi ke kamar mandi dan membasuh badannya. Gemericik air yang terdengar dari kamar mandi membuat Zila menyadari kehadiran Vino. Setiap beberapa hari dan setiap perlakuan baik Vino tidak membuat Zila menjadi berubah ia tetap pada perasaannya. Ia hanya sedikit melemah dari rasa marahnya karena memang ia tidak pernah bisa membenci orang lain terlalu lama.

Vino tidak seperti yang ia bayangkan, setelah malam itu bahkan Vino tidak pernah menyentuh dirinya. Itu artinya perkataan tentang malam itu benar, bukan? Bahwa tidak terjadi apapun. Bahkan kata Vino teman-temannya Mona ada di sana. Lalu kenapa Mona meninggalkannya.

Iya, tentu saja itu karena Vino adalah bosnya. Zila bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya di dalam hati. Ia menunggu sosok yang keluar dari kamar mandi.

Vino bahkan tidak menyalakan lampu pikir Zila, apa semua karena dirinya yang sudah tertidur? Vino bahkan nyaris tidak terdengar saat membuka almari pakaian. Zila diam-diam memperhatikan gerak-gerik Vino yang pelan-pelan mulai tidur di sofa.

Saat Vino mulai tertidur pikiran Zila justru kemana-mana, ia memikirkan Mona, memikirkan laki-laki yang saat ini tidur satu kamar dengannya. Zila merasakan kalau Vino itu sebenarnya memiliki hati yang baik hanya saja ia terlalu egois untuk memaksakan sesuatu yang tidak bisa ia miliki. Sama seperti kebaikan teman laki-laki Zila yang lain tapi Zila tidak bisa membalas cintanya.

Semua ini akan membuat Zila merasa bersalah dan ia tidak mau memberikan harapan kepada orang lain atas perasaannya. Ia tidak tahu kapan ia bisa menerima orang lain dalam hatinya, saat ini ia masih sungguh tidak bisa. Zila memutuskan untuk bercerai dengannya dari pada harus seumur hidup seperti ini. Apapun syaratnya mereka harus bercerai. Semakin Vino baik semakin tersiksa Zila memikirkannya.

Mona, saat ada kesempatan ia akan menemuinya nanti. Dirinya pasti sudah memberikan masalah pada gadis itu. Zila kembali tertidur. Zila kali ini bangun terlebih dahulu suara air di kamar mandi membangunkan Vino. Ia menunggu Zila keluar dari kamar mandi dan Vino mengambil sebuah benda pipih dari tempat penyimpanannya. Zila telah selesai mandi. Ia kemudian mengganti pakaiannya. Vino mendekatinya dan memberikan sebuah ponsel baru yang ia belikan untuk Zila.

"Di mana milikku?"

"Sudah ku buang!"

"Aku mau milikku."

"Itu artinya kamu meminta kepada ku untuk berada di toko bunga mu sepanjang hari. Tanpa ponsel di tangan mu aku tidak akan membiarkan mu pergi sendirian."

Zila akhirnya mengambil sebuah ponsel baru yang diberikan Vino kepadanya. Zila tidak ingin laki-laki itu berada satu harian bersamanya. Vino pergi ke kamar mandi dan melakukan ritual mandinya. Vino menikmati sentuhan air hangat di pagi hari.

Zila yang tidak menemukan semua nomer teman-temannya di ponsel itu merasa kesal. Hanya ada satu nomer dan itu pasti nomer Vino, Zila bisa menebaknya. Harus Zila apakan ponsel ini, tidak ada gunanya. Yang Zila butuhkan nomer teman-temannya dan bibinya di kampung.

Saat Vino keluar dari kamar mandi ia melihat Zila yang dengan muka tidak bahagia menatap ponselnya.

"Apa ponselnya kurang bagus?"

"Apa aku bisa memiliki nomer bibi dan teman-teman?"

"Untuk apa? Kamu tidak membutuhkannya."

"Aku harus memberi kabar kepada mereka dan ..." Zila tidak melanjutkan kata-katanya.

***

~Happy reading 🥰😊

Semoga kalian suka yah 😘

Jangan lupa tinggalkan jejaknya yah 😊

Kasih vote nya dong ✌️

Makasih 😊🥰

Terpopuler

Comments

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2024-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 PBK Bab 1 - Kabar Buruk
2 PBK Bab 2 - Awal Pertemuan
3 PBK Bab 3 - Awal Rencana
4 PBK Bab 4 - Rasa Yang Tak Biasa
5 PBK Bab 5 - Sebuah Isyarat
6 PBK Bab 6 - Tekanan CEO Bucin Dan Dilema
7 PBK Bab 7 - Kenekatan Cinta
8 PBK Bab 8 - Rencana Yang Berhasil
9 PBK Bab 9 - Permintaan
10 PBK Bab 10 - Kejutan!
11 PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!
12 PBK Bab 12 - Panas Hati
13 PBK Bab 13 - Penjelasan
14 PBK Bab 14 - Bagian Dari Nafkah
15 PBK Bab 15 - Quality Time Berdua
16 PBK Bab 16 - Menahan Diri
17 PBK Bab 17 - Panik Mode On
18 PBK Bab 18 - Persimpangan Dilema
19 PBK Bab 19 - Kali Ini Benar-benar Ragu
20 PBK Bab 20 - Istriku Berbeda
21 PBK Bab 21 - Akan Kupertegas
22 PBK Bab 22 - Mengukir Kenangan
23 PBK Bab 23 - Sulit Ditebak
24 PBK Bab 24 - Galak Mode On
25 PBK Bab 25 - Tersiksa Masa Lalu
26 PBK Bab 26 - Celaka
27 PBK Bab 27 - Khawatir, Tidak Lebih
28 PBK Bab 28 - Sabar dan Tahan!
29 PBK Bab 29 - Melelahkan dan Menyakitkan
30 PBK Bab 30 - Siapa Alvino?
31 PBK Bab 31 - Mengungkap Tabir
32 PBK Bab 32 - Memastikan Kebenaran
33 PBK Bab 33 - Mencoba Bangkit Walaupun Sakit
34 PBK Bab 34 - Jangan Coba Menghindariku
35 PBK Bab 35 - Maju Kena, Mundur Kena
36 PBK Bab 36 - Back To Office
37 PBK Bab 37 - Pengakuan Alvino
38 PBK Bab 38 - Kedatangan Wanita Rubah
39 PBK Bab 39 - Janji Tulus Seorang Pria
40 PBK Bab 40 - Bermesraan
41 PBK Bab 41 - Duka Zila
42 PBK Bab 42 - Berjumpa
43 PBK Bab 43 - Penguntit
44 PBK Bab 44 - Suara Hati Vino
45 PBK Bab 45 - Suasana Rumah Yang Dirindukan
46 PBK Bab 46 - Wanita Iblis
47 PBK Bab 47 - Kedatangan
48 PBK Bab 48 - Firasat
49 PBK Bab 49 - Rasa Aneh
50 PBK Bab 50 - Rasa Cinta
51 PBK Bab 51 - Kedatangan Mike
52 PBK Bab 52 - Cemburu
53 PBK Bab 53 - Masalah Baru
54 PBK Bab 54 - Bermesraan
55 PBK Bab 55 - Menyesal Pun Tak Ada Gunanya
56 PBK Bab 56 - Kekacauan Di Pesta
57 PBK Bab 57 - I love You, My Wife
58 PBK Bab 58 - Banyak Jalan, Banyak Cara
59 PBK Bab 59 - Berkumpul
60 PBK Bab 60 - Obrolan Pagi Tiga Penghuni Rumah
61 PBK Bab 61 - Sahabat Lama
62 PBK Bab 62 - Menolak Cinta Lama
63 PBK Bab 63 - Perhatian Kecil
64 PBK Bab 64 - Mereka Sudah di Takdirkan!
65 PBK Bab 65 - Sudah Jangan Berharap!
66 PBK Bab 66 - Penculikan Yang di Rencana
67 PBK Bab 67 - Siapa Kau Harus Kutemukan!
68 PBK Bab 68 - Diculik
69 PBK Bab 69 - Penyerangan
70 PBK BAb 70 - Kehilangan Kesempatan Lagi
71 PBK Bab 71 - Kisah Yang Sebenarnya!
72 PBK Bab 72 - Dulu, Sekarang dan Nanti
73 PBK 73 - Berubah Labil
74 PBK Bab 74 - Sensitif
75 PBK Bab 75 - Vino Mellow
76 PBK Bab 76 - Galau
77 PBK Bab 77 - Selesaikan di Atas Ranjang
78 PBK Bab 78 - Ngidam Pribadi
79 PBK Bab 79 - Mengucap Ikrar Janji Suci
Episodes

Updated 79 Episodes

1
PBK Bab 1 - Kabar Buruk
2
PBK Bab 2 - Awal Pertemuan
3
PBK Bab 3 - Awal Rencana
4
PBK Bab 4 - Rasa Yang Tak Biasa
5
PBK Bab 5 - Sebuah Isyarat
6
PBK Bab 6 - Tekanan CEO Bucin Dan Dilema
7
PBK Bab 7 - Kenekatan Cinta
8
PBK Bab 8 - Rencana Yang Berhasil
9
PBK Bab 9 - Permintaan
10
PBK Bab 10 - Kejutan!
11
PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!
12
PBK Bab 12 - Panas Hati
13
PBK Bab 13 - Penjelasan
14
PBK Bab 14 - Bagian Dari Nafkah
15
PBK Bab 15 - Quality Time Berdua
16
PBK Bab 16 - Menahan Diri
17
PBK Bab 17 - Panik Mode On
18
PBK Bab 18 - Persimpangan Dilema
19
PBK Bab 19 - Kali Ini Benar-benar Ragu
20
PBK Bab 20 - Istriku Berbeda
21
PBK Bab 21 - Akan Kupertegas
22
PBK Bab 22 - Mengukir Kenangan
23
PBK Bab 23 - Sulit Ditebak
24
PBK Bab 24 - Galak Mode On
25
PBK Bab 25 - Tersiksa Masa Lalu
26
PBK Bab 26 - Celaka
27
PBK Bab 27 - Khawatir, Tidak Lebih
28
PBK Bab 28 - Sabar dan Tahan!
29
PBK Bab 29 - Melelahkan dan Menyakitkan
30
PBK Bab 30 - Siapa Alvino?
31
PBK Bab 31 - Mengungkap Tabir
32
PBK Bab 32 - Memastikan Kebenaran
33
PBK Bab 33 - Mencoba Bangkit Walaupun Sakit
34
PBK Bab 34 - Jangan Coba Menghindariku
35
PBK Bab 35 - Maju Kena, Mundur Kena
36
PBK Bab 36 - Back To Office
37
PBK Bab 37 - Pengakuan Alvino
38
PBK Bab 38 - Kedatangan Wanita Rubah
39
PBK Bab 39 - Janji Tulus Seorang Pria
40
PBK Bab 40 - Bermesraan
41
PBK Bab 41 - Duka Zila
42
PBK Bab 42 - Berjumpa
43
PBK Bab 43 - Penguntit
44
PBK Bab 44 - Suara Hati Vino
45
PBK Bab 45 - Suasana Rumah Yang Dirindukan
46
PBK Bab 46 - Wanita Iblis
47
PBK Bab 47 - Kedatangan
48
PBK Bab 48 - Firasat
49
PBK Bab 49 - Rasa Aneh
50
PBK Bab 50 - Rasa Cinta
51
PBK Bab 51 - Kedatangan Mike
52
PBK Bab 52 - Cemburu
53
PBK Bab 53 - Masalah Baru
54
PBK Bab 54 - Bermesraan
55
PBK Bab 55 - Menyesal Pun Tak Ada Gunanya
56
PBK Bab 56 - Kekacauan Di Pesta
57
PBK Bab 57 - I love You, My Wife
58
PBK Bab 58 - Banyak Jalan, Banyak Cara
59
PBK Bab 59 - Berkumpul
60
PBK Bab 60 - Obrolan Pagi Tiga Penghuni Rumah
61
PBK Bab 61 - Sahabat Lama
62
PBK Bab 62 - Menolak Cinta Lama
63
PBK Bab 63 - Perhatian Kecil
64
PBK Bab 64 - Mereka Sudah di Takdirkan!
65
PBK Bab 65 - Sudah Jangan Berharap!
66
PBK Bab 66 - Penculikan Yang di Rencana
67
PBK Bab 67 - Siapa Kau Harus Kutemukan!
68
PBK Bab 68 - Diculik
69
PBK Bab 69 - Penyerangan
70
PBK BAb 70 - Kehilangan Kesempatan Lagi
71
PBK Bab 71 - Kisah Yang Sebenarnya!
72
PBK Bab 72 - Dulu, Sekarang dan Nanti
73
PBK 73 - Berubah Labil
74
PBK Bab 74 - Sensitif
75
PBK Bab 75 - Vino Mellow
76
PBK Bab 76 - Galau
77
PBK Bab 77 - Selesaikan di Atas Ranjang
78
PBK Bab 78 - Ngidam Pribadi
79
PBK Bab 79 - Mengucap Ikrar Janji Suci

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!