PBK Bab 9 - Permintaan

Betapa menyebalkannya laki-laki ini, kenapa harus membuat peraturan seperti ini. Zila tidak bisa di perlakukan seperti Tuan Putri atau persisnya seperti bayi. Zila tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginan wanita paruh baya ini. Zila menghabiskan sarapannya dan membiarkan Bi Sumi membawa piring kotornya keluar.

Zila masih berpikir bagaimana caranya ia untuk bisa bertemu dengan Mona atau teman-teman yang lain. Di Villa itu Zila terasa hidup seperti di penjara. Zila bahkan tidak menemukan ponselnya setelah kejadian malam itu, entah kemana dan siapa yang mengambil barang pribadi miliknya. Ada nomer Bibinya di sana, ia tidak pernah menyimpan nomer itu di lain tempat. Bagaimana ia bisa berkomunikasi dengan keluarganya sekarang.

Baju gantinya, apa ia harus pergi ke kost untuk bertemu Mona dan mengambil bajunya yang ada di sana? Zila bimbang ia tidak tahu harus memulai hidupnya darimana. Ini terlalu sulit untuknya. Zila tidak pernah membayangkan ia akan menikah dan menjadi istri dalam waktu singkat. Ia mengusap wajahnya frustasi.

Di ambilnya lembaran kertas itu, pikirannya jauh menerawang ke depan, ia tidak tahu apa yang ingin ia sampaikan kepada Vino, hatinya masih sulit untuk menerima laki-laki itu tapi takdir hidupnya telah menjadikannya sebagai seorang istri dari laki-laki yang ia benci itu. Tidak bisakah takdir membiarkannya mengulang waktunya sekali saja. Jika bisa ia akan mengikuti kata-kata pamannya untuk tidak datang ke Jakarta mencari Mona.

Sahabat yang ia andalkan itu, tidak lagi ia temui setelah acara malam itu. Seharusnya Zila telah pulang ke kampung sekarang. Ia mau datang ke party itu sebagai malam perpisahannya dengan Mona dan teman-teman lainnya. Tapi kenapa dirinya terjebak di dalam sebuah pernikahan yang alasannya benar-benar membuatnya benci kepada sosok Vino.

Zila meletakkan sebuah bolpoin di atas kertas yang baru saja ia tulis. Setelah waktu makan siang tiba, Zila kemudian turun dari kamarnya dan menemui Bi Sumi. Ia tahu kalau ia tidak keluar kamar maka Bi Sumi lah yang akan datang ke kamarnya.

Semua ini adalah aturan tidak masuk akalnya Vino, dia yang menguasai hidup seseorang termasuk hidup Zila. Meskipun Vino bisa mengatur seluruh hidup orang-orangnya termasuk hidup Zila tapi ia tidak pernah bisa memaksakan hati Zila. Vino tidak bisa memaksakan cinta.

**

Di lain tempat di kantornya, Vino baru saja selesai dari sebuah rapat penting. Ia sedang sibuk memeriksa beberapa dokumen penting yang harus segera ia tangani. Bi Sumi telah melaporkan semua yang terjadi di Villa hari ini, Alan telah memberitahu Tuannya itu sehingga hatinya sedikit membaik hari ini.

Vino senang saat mendengar Zila keluar dari kamarnya untuk makan siang tanpa paksaan dari siapapun. Vino berharap perlahan Zila akan terbiasa.

Alan melirik Tuannya dari kaca spion mobil yang dikendarainya, sepanjang perjalanan pulang Vino tidak menanyakan atau memerintahkan sesuatu kepada Alan seperti biasa yang ia lakukan setiap hari. Vino tidak sabar untuk tiba di Villa dan bertemu Zila. Pekerjaannya hari ini cukup padat sehingga ia pulang terlambat dari jam pulang biasa.

Sudah pukul 13:15 ia baru tiba di Villa dan Vino segera memasuki kamar di mana Zila berada. Satu hari penuh ia meninggalkan gadis itu dan tidak melihatnya. Sulit menjelaskan perasaannya, ia bahkan terlalu takut untuk mengakui kebenarannya. Vino melihat Zila telah tertidur dan ia tidak menyalakan lampu kamarnya. Hanya ada penerangan dari lampu tidur. Samar-samar ia melihat kertas di atas meja yang tadi pagi ia berikan kepada Zila.

'Izinkan aku bekerja lagi, ada keluarga yang harus ku hidupi.'

Zila hanya memiliki satu permintaan tapi sepertinya permintaan ini sulit untuk Vino kabulkan. Mana mungkin Vino mengizinkan istrinya untuk bekerja, ia bisa memberikan apapun yang Zila butuhkan. Vino tahu meskipun begitu, istrinya itu bukanlah wanita yang suka menganggur. Vino akan memberikan pekerjaan untuk istrinya dengan caranya sendiri.

Vino mengambil kertas itu dan mulai membersihkan dirinya. Vino pergi ke kamar mandi setelah itu berganti pakaian. Vino kembali ke ruang kerjanya dan beristirahat di sana. Zila yang sebenarnya pura-pura tidur membuka matanya setelah mendengar pintu kamar tertutup. Ia merasa lega sekaligus heran. Zila mulai bisa tidur setelah ia tahu kalau Vino tidak tidur satu kamar dengan dirinya.

Mentari pagi telah menyapa Zila dari tirai jendela, cahaya matahari yang memaksa masuk dari jendela kaca di kamar tempat ia tidur.

"Apa tidurmu nyenyak tadi malam?"

Suara itu membuat Zila kaget dan segera menoleh ke sumber suara. Vino berdiri di sana dengan tangan terlipat di dadanya.

Zila memperbaiki cara duduknya, ia tidak berani menatap ke arah Vino. Sebenarnya satu hari kemarin ia berencana untuk berdamai dengan dirinya dan takdir. Asalkan Vino mengizinkannya kerja ia akan menuruti permintaan Vino.

"Bagaimana keadaanmu." Suara Vino lembut seolah diantara mereka tidak pernah terjadi apa-apa. Vino bahkan tidak pernah meminta maaf kepada Zila atas semua yang telah ia lakukan. Laki-laki ini benar-benar semaunya dalam melakukan sesuatu.

"Tidak ada yang lebih baik dari sebelum aku datang ke tempat ini."

"Kamu harus terbiasa di tempat ini, atau kalau bisa kamu harus menyukainya."

"Apa yang sebenarnya ingin anda dapatkan dari pernikahan ini, apakah sekarang anda bahagia?"

"Iya, saya bahagia karena telah menikah dengan kamu."

Sulit di percaya dengan jawaban yang di berikan oleh Vino, semua itu masih belum bisa Zila cerna dengan baik sampai detik ini.

Pertemuannya dengan Vino yang tidak pernah ia rencanakan sebelumnya justru membawa dirinya ke dalam situasi yang sulit. Mungkinkah bagi Vino pernikahan itu sesuatu yang bisa di permainkan sehingga ia dengan mudah memutuskan menikah dengan Zila. Seseorang yang baru ia temui bahkan tidak ia kenal sama sekali latar belakang pendidikan dan keluarganya. Zila terus berputar-putar di dalam mencari tahu tujuan Vino sebenarnya menikah dengan dirinya.

"Apa permintaan mu hanya itu?"

Pertanyaan Vino mengingatkan Zila pada kertas yang ia tulis kemarin.

"Iya, aku akan bekerja karena aku tidak biasa makan gratis. Keluarga ku butuh makan dan biaya hidup."

"Aku akan memberikan semua yang kamu butuhkan, untuk apa bekerja."

"Apa anda berpikir setelah menikah dengan anda saya lalu akan meminta uang kepada anda, Pak."

"Gantilah pakaian mu dan ikutlah dengan ku!" Tanpa menunggu jawaban dari Zila, Vino meninggalkan Zila yang masih berada di ranjang.

Vino menghindari untuk berdebat dengan Zila karena ia tidak mau Zila semakin membenci dirinya.

Bi Sumi datang kepada Zila dan membawakan beberapa potong baju ganti untuknya. Di letakkannya di ruang ganti pakaian oleh Bi Sumi.

"Tuan muda menyuruh Nyonya muda untuk mengganti pakaian dan Tuan muda sudah menunggu Nyonya di bawah. Bi Sumi lalu pergi ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya. Zila melihat beberapa potong baju yang Bi Sumi letakkan.

Zila mengguyur tubuhnya dengan air dingin beberapa menit kemudian mengganti pakaiannya. Ia menuruni anak tangga dan melihat Vino sedang menunggu dirinya di meja makan.

"Sarapanlah dulu sebelum berangkat, karena kalau kamu tidak mau makan, besok Bi Sumi tidak akan lagi di butuhkan untuk bekerja di sini."

Zila melirik Bi Sumi yang hanya menunduk mendengar perkataan Tuannya itu. Gara-gara dirinya maka orang lain yang akan kena imbasnya. Tentu saja Zila tidak mau hal itu terjadi. Ia tahu bagaimana sulitnya mendapatkan kerja di tengah kota padat penduduk yang persaingan hidupnya begitu ketat. Apalagi Bi Sumi di umurnya yang tidak lagi muda ia pasti akan kesulitan mencari pekerjaan.

Di gigitnya potongan roti itu, di nikmatinya dengan terpaksa walaupun sebenarnya ia tidak pernah ingin makan satu meja dengan laki-laki yang sudah menjebak dirinya itu.

Sarapan sudah selesai Zila mengikuti Vino untuk masuk ke dalam mobil, kemana Vino akan pergi ia tidak tahu. Laki-laki ini sulit untuk di tebak. Sikapnya dingin dan ia sangat menyebalkan. Tidak ada orang yang berani menyinggung perasaannya. Ketika itu terjadi ia akan berubah menjadi harimau yang siap menerkam lawannya.

Vino sangat di segani oleh para pembisnis kelas atas. Kedudukannya sebagai pemimpin Indorama group sangat berpengaruh.

***

~ Happy reading 🥰😘 semoga para readers suka dengan ceritanya yah 😊

Jangan lupa tinggalkan jejaknya juga yah, semoga yang sudah meninggalkan jejaknya awet muda 🤗 di gerakkan selalu membaca cerita ku 😁

Jangan lupa like, komen dan vote nya ✌️😘🥰

Terpopuler

Comments

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2024-03-13

0

atik

atik

sabar ya Zila, semua akan indah pada waktunya

2024-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 PBK Bab 1 - Kabar Buruk
2 PBK Bab 2 - Awal Pertemuan
3 PBK Bab 3 - Awal Rencana
4 PBK Bab 4 - Rasa Yang Tak Biasa
5 PBK Bab 5 - Sebuah Isyarat
6 PBK Bab 6 - Tekanan CEO Bucin Dan Dilema
7 PBK Bab 7 - Kenekatan Cinta
8 PBK Bab 8 - Rencana Yang Berhasil
9 PBK Bab 9 - Permintaan
10 PBK Bab 10 - Kejutan!
11 PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!
12 PBK Bab 12 - Panas Hati
13 PBK Bab 13 - Penjelasan
14 PBK Bab 14 - Bagian Dari Nafkah
15 PBK Bab 15 - Quality Time Berdua
16 PBK Bab 16 - Menahan Diri
17 PBK Bab 17 - Panik Mode On
18 PBK Bab 18 - Persimpangan Dilema
19 PBK Bab 19 - Kali Ini Benar-benar Ragu
20 PBK Bab 20 - Istriku Berbeda
21 PBK Bab 21 - Akan Kupertegas
22 PBK Bab 22 - Mengukir Kenangan
23 PBK Bab 23 - Sulit Ditebak
24 PBK Bab 24 - Galak Mode On
25 PBK Bab 25 - Tersiksa Masa Lalu
26 PBK Bab 26 - Celaka
27 PBK Bab 27 - Khawatir, Tidak Lebih
28 PBK Bab 28 - Sabar dan Tahan!
29 PBK Bab 29 - Melelahkan dan Menyakitkan
30 PBK Bab 30 - Siapa Alvino?
31 PBK Bab 31 - Mengungkap Tabir
32 PBK Bab 32 - Memastikan Kebenaran
33 PBK Bab 33 - Mencoba Bangkit Walaupun Sakit
34 PBK Bab 34 - Jangan Coba Menghindariku
35 PBK Bab 35 - Maju Kena, Mundur Kena
36 PBK Bab 36 - Back To Office
37 PBK Bab 37 - Pengakuan Alvino
38 PBK Bab 38 - Kedatangan Wanita Rubah
39 PBK Bab 39 - Janji Tulus Seorang Pria
40 PBK Bab 40 - Bermesraan
41 PBK Bab 41 - Duka Zila
42 PBK Bab 42 - Berjumpa
43 PBK Bab 43 - Penguntit
44 PBK Bab 44 - Suara Hati Vino
45 PBK Bab 45 - Suasana Rumah Yang Dirindukan
46 PBK Bab 46 - Wanita Iblis
47 PBK Bab 47 - Kedatangan
48 PBK Bab 48 - Firasat
49 PBK Bab 49 - Rasa Aneh
50 PBK Bab 50 - Rasa Cinta
51 PBK Bab 51 - Kedatangan Mike
52 PBK Bab 52 - Cemburu
53 PBK Bab 53 - Masalah Baru
54 PBK Bab 54 - Bermesraan
55 PBK Bab 55 - Menyesal Pun Tak Ada Gunanya
56 PBK Bab 56 - Kekacauan Di Pesta
57 PBK Bab 57 - I love You, My Wife
58 PBK Bab 58 - Banyak Jalan, Banyak Cara
59 PBK Bab 59 - Berkumpul
60 PBK Bab 60 - Obrolan Pagi Tiga Penghuni Rumah
61 PBK Bab 61 - Sahabat Lama
62 PBK Bab 62 - Menolak Cinta Lama
63 PBK Bab 63 - Perhatian Kecil
64 PBK Bab 64 - Mereka Sudah di Takdirkan!
65 PBK Bab 65 - Sudah Jangan Berharap!
66 PBK Bab 66 - Penculikan Yang di Rencana
67 PBK Bab 67 - Siapa Kau Harus Kutemukan!
68 PBK Bab 68 - Diculik
69 PBK Bab 69 - Penyerangan
70 PBK BAb 70 - Kehilangan Kesempatan Lagi
71 PBK Bab 71 - Kisah Yang Sebenarnya!
72 PBK Bab 72 - Dulu, Sekarang dan Nanti
73 PBK 73 - Berubah Labil
74 PBK Bab 74 - Sensitif
75 PBK Bab 75 - Vino Mellow
76 PBK Bab 76 - Galau
77 PBK Bab 77 - Selesaikan di Atas Ranjang
78 PBK Bab 78 - Ngidam Pribadi
79 PBK Bab 79 - Mengucap Ikrar Janji Suci
80 PROMO
Episodes

Updated 80 Episodes

1
PBK Bab 1 - Kabar Buruk
2
PBK Bab 2 - Awal Pertemuan
3
PBK Bab 3 - Awal Rencana
4
PBK Bab 4 - Rasa Yang Tak Biasa
5
PBK Bab 5 - Sebuah Isyarat
6
PBK Bab 6 - Tekanan CEO Bucin Dan Dilema
7
PBK Bab 7 - Kenekatan Cinta
8
PBK Bab 8 - Rencana Yang Berhasil
9
PBK Bab 9 - Permintaan
10
PBK Bab 10 - Kejutan!
11
PBK Bab 11 - Dan Akhirnya Terjawab!
12
PBK Bab 12 - Panas Hati
13
PBK Bab 13 - Penjelasan
14
PBK Bab 14 - Bagian Dari Nafkah
15
PBK Bab 15 - Quality Time Berdua
16
PBK Bab 16 - Menahan Diri
17
PBK Bab 17 - Panik Mode On
18
PBK Bab 18 - Persimpangan Dilema
19
PBK Bab 19 - Kali Ini Benar-benar Ragu
20
PBK Bab 20 - Istriku Berbeda
21
PBK Bab 21 - Akan Kupertegas
22
PBK Bab 22 - Mengukir Kenangan
23
PBK Bab 23 - Sulit Ditebak
24
PBK Bab 24 - Galak Mode On
25
PBK Bab 25 - Tersiksa Masa Lalu
26
PBK Bab 26 - Celaka
27
PBK Bab 27 - Khawatir, Tidak Lebih
28
PBK Bab 28 - Sabar dan Tahan!
29
PBK Bab 29 - Melelahkan dan Menyakitkan
30
PBK Bab 30 - Siapa Alvino?
31
PBK Bab 31 - Mengungkap Tabir
32
PBK Bab 32 - Memastikan Kebenaran
33
PBK Bab 33 - Mencoba Bangkit Walaupun Sakit
34
PBK Bab 34 - Jangan Coba Menghindariku
35
PBK Bab 35 - Maju Kena, Mundur Kena
36
PBK Bab 36 - Back To Office
37
PBK Bab 37 - Pengakuan Alvino
38
PBK Bab 38 - Kedatangan Wanita Rubah
39
PBK Bab 39 - Janji Tulus Seorang Pria
40
PBK Bab 40 - Bermesraan
41
PBK Bab 41 - Duka Zila
42
PBK Bab 42 - Berjumpa
43
PBK Bab 43 - Penguntit
44
PBK Bab 44 - Suara Hati Vino
45
PBK Bab 45 - Suasana Rumah Yang Dirindukan
46
PBK Bab 46 - Wanita Iblis
47
PBK Bab 47 - Kedatangan
48
PBK Bab 48 - Firasat
49
PBK Bab 49 - Rasa Aneh
50
PBK Bab 50 - Rasa Cinta
51
PBK Bab 51 - Kedatangan Mike
52
PBK Bab 52 - Cemburu
53
PBK Bab 53 - Masalah Baru
54
PBK Bab 54 - Bermesraan
55
PBK Bab 55 - Menyesal Pun Tak Ada Gunanya
56
PBK Bab 56 - Kekacauan Di Pesta
57
PBK Bab 57 - I love You, My Wife
58
PBK Bab 58 - Banyak Jalan, Banyak Cara
59
PBK Bab 59 - Berkumpul
60
PBK Bab 60 - Obrolan Pagi Tiga Penghuni Rumah
61
PBK Bab 61 - Sahabat Lama
62
PBK Bab 62 - Menolak Cinta Lama
63
PBK Bab 63 - Perhatian Kecil
64
PBK Bab 64 - Mereka Sudah di Takdirkan!
65
PBK Bab 65 - Sudah Jangan Berharap!
66
PBK Bab 66 - Penculikan Yang di Rencana
67
PBK Bab 67 - Siapa Kau Harus Kutemukan!
68
PBK Bab 68 - Diculik
69
PBK Bab 69 - Penyerangan
70
PBK BAb 70 - Kehilangan Kesempatan Lagi
71
PBK Bab 71 - Kisah Yang Sebenarnya!
72
PBK Bab 72 - Dulu, Sekarang dan Nanti
73
PBK 73 - Berubah Labil
74
PBK Bab 74 - Sensitif
75
PBK Bab 75 - Vino Mellow
76
PBK Bab 76 - Galau
77
PBK Bab 77 - Selesaikan di Atas Ranjang
78
PBK Bab 78 - Ngidam Pribadi
79
PBK Bab 79 - Mengucap Ikrar Janji Suci
80
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!