Betapa menyebalkannya laki-laki ini, kenapa harus membuat peraturan seperti ini. Zila tidak bisa di perlakukan seperti Tuan Putri atau persisnya seperti bayi. Zila tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginan wanita paruh baya ini. Zila menghabiskan sarapannya dan membiarkan Bi Sumi membawa piring kotornya keluar.
Zila masih berpikir bagaimana caranya ia untuk bisa bertemu dengan Mona atau teman-teman yang lain. Di Villa itu Zila terasa hidup seperti di penjara. Zila bahkan tidak menemukan ponselnya setelah kejadian malam itu, entah kemana dan siapa yang mengambil barang pribadi miliknya. Ada nomer Bibinya di sana, ia tidak pernah menyimpan nomer itu di lain tempat. Bagaimana ia bisa berkomunikasi dengan keluarganya sekarang.
Baju gantinya, apa ia harus pergi ke kost untuk bertemu Mona dan mengambil bajunya yang ada di sana? Zila bimbang ia tidak tahu harus memulai hidupnya darimana. Ini terlalu sulit untuknya. Zila tidak pernah membayangkan ia akan menikah dan menjadi istri dalam waktu singkat. Ia mengusap wajahnya frustasi.
Di ambilnya lembaran kertas itu, pikirannya jauh menerawang ke depan, ia tidak tahu apa yang ingin ia sampaikan kepada Vino, hatinya masih sulit untuk menerima laki-laki itu tapi takdir hidupnya telah menjadikannya sebagai seorang istri dari laki-laki yang ia benci itu. Tidak bisakah takdir membiarkannya mengulang waktunya sekali saja. Jika bisa ia akan mengikuti kata-kata pamannya untuk tidak datang ke Jakarta mencari Mona.
Sahabat yang ia andalkan itu, tidak lagi ia temui setelah acara malam itu. Seharusnya Zila telah pulang ke kampung sekarang. Ia mau datang ke party itu sebagai malam perpisahannya dengan Mona dan teman-teman lainnya. Tapi kenapa dirinya terjebak di dalam sebuah pernikahan yang alasannya benar-benar membuatnya benci kepada sosok Vino.
Zila meletakkan sebuah bolpoin di atas kertas yang baru saja ia tulis. Setelah waktu makan siang tiba, Zila kemudian turun dari kamarnya dan menemui Bi Sumi. Ia tahu kalau ia tidak keluar kamar maka Bi Sumi lah yang akan datang ke kamarnya.
Semua ini adalah aturan tidak masuk akalnya Vino, dia yang menguasai hidup seseorang termasuk hidup Zila. Meskipun Vino bisa mengatur seluruh hidup orang-orangnya termasuk hidup Zila tapi ia tidak pernah bisa memaksakan hati Zila. Vino tidak bisa memaksakan cinta.
**
Di lain tempat di kantornya, Vino baru saja selesai dari sebuah rapat penting. Ia sedang sibuk memeriksa beberapa dokumen penting yang harus segera ia tangani. Bi Sumi telah melaporkan semua yang terjadi di Villa hari ini, Alan telah memberitahu Tuannya itu sehingga hatinya sedikit membaik hari ini.
Vino senang saat mendengar Zila keluar dari kamarnya untuk makan siang tanpa paksaan dari siapapun. Vino berharap perlahan Zila akan terbiasa.
Alan melirik Tuannya dari kaca spion mobil yang dikendarainya, sepanjang perjalanan pulang Vino tidak menanyakan atau memerintahkan sesuatu kepada Alan seperti biasa yang ia lakukan setiap hari. Vino tidak sabar untuk tiba di Villa dan bertemu Zila. Pekerjaannya hari ini cukup padat sehingga ia pulang terlambat dari jam pulang biasa.
Sudah pukul 13:15 ia baru tiba di Villa dan Vino segera memasuki kamar di mana Zila berada. Satu hari penuh ia meninggalkan gadis itu dan tidak melihatnya. Sulit menjelaskan perasaannya, ia bahkan terlalu takut untuk mengakui kebenarannya. Vino melihat Zila telah tertidur dan ia tidak menyalakan lampu kamarnya. Hanya ada penerangan dari lampu tidur. Samar-samar ia melihat kertas di atas meja yang tadi pagi ia berikan kepada Zila.
'Izinkan aku bekerja lagi, ada keluarga yang harus ku hidupi.'
Zila hanya memiliki satu permintaan tapi sepertinya permintaan ini sulit untuk Vino kabulkan. Mana mungkin Vino mengizinkan istrinya untuk bekerja, ia bisa memberikan apapun yang Zila butuhkan. Vino tahu meskipun begitu, istrinya itu bukanlah wanita yang suka menganggur. Vino akan memberikan pekerjaan untuk istrinya dengan caranya sendiri.
Vino mengambil kertas itu dan mulai membersihkan dirinya. Vino pergi ke kamar mandi setelah itu berganti pakaian. Vino kembali ke ruang kerjanya dan beristirahat di sana. Zila yang sebenarnya pura-pura tidur membuka matanya setelah mendengar pintu kamar tertutup. Ia merasa lega sekaligus heran. Zila mulai bisa tidur setelah ia tahu kalau Vino tidak tidur satu kamar dengan dirinya.
Mentari pagi telah menyapa Zila dari tirai jendela, cahaya matahari yang memaksa masuk dari jendela kaca di kamar tempat ia tidur.
"Apa tidurmu nyenyak tadi malam?"
Suara itu membuat Zila kaget dan segera menoleh ke sumber suara. Vino berdiri di sana dengan tangan terlipat di dadanya.
Zila memperbaiki cara duduknya, ia tidak berani menatap ke arah Vino. Sebenarnya satu hari kemarin ia berencana untuk berdamai dengan dirinya dan takdir. Asalkan Vino mengizinkannya kerja ia akan menuruti permintaan Vino.
"Bagaimana keadaanmu." Suara Vino lembut seolah diantara mereka tidak pernah terjadi apa-apa. Vino bahkan tidak pernah meminta maaf kepada Zila atas semua yang telah ia lakukan. Laki-laki ini benar-benar semaunya dalam melakukan sesuatu.
"Tidak ada yang lebih baik dari sebelum aku datang ke tempat ini."
"Kamu harus terbiasa di tempat ini, atau kalau bisa kamu harus menyukainya."
"Apa yang sebenarnya ingin anda dapatkan dari pernikahan ini, apakah sekarang anda bahagia?"
"Iya, saya bahagia karena telah menikah dengan kamu."
Sulit di percaya dengan jawaban yang di berikan oleh Vino, semua itu masih belum bisa Zila cerna dengan baik sampai detik ini.
Pertemuannya dengan Vino yang tidak pernah ia rencanakan sebelumnya justru membawa dirinya ke dalam situasi yang sulit. Mungkinkah bagi Vino pernikahan itu sesuatu yang bisa di permainkan sehingga ia dengan mudah memutuskan menikah dengan Zila. Seseorang yang baru ia temui bahkan tidak ia kenal sama sekali latar belakang pendidikan dan keluarganya. Zila terus berputar-putar di dalam mencari tahu tujuan Vino sebenarnya menikah dengan dirinya.
"Apa permintaan mu hanya itu?"
Pertanyaan Vino mengingatkan Zila pada kertas yang ia tulis kemarin.
"Iya, aku akan bekerja karena aku tidak biasa makan gratis. Keluarga ku butuh makan dan biaya hidup."
"Aku akan memberikan semua yang kamu butuhkan, untuk apa bekerja."
"Apa anda berpikir setelah menikah dengan anda saya lalu akan meminta uang kepada anda, Pak."
"Gantilah pakaian mu dan ikutlah dengan ku!" Tanpa menunggu jawaban dari Zila, Vino meninggalkan Zila yang masih berada di ranjang.
Vino menghindari untuk berdebat dengan Zila karena ia tidak mau Zila semakin membenci dirinya.
Bi Sumi datang kepada Zila dan membawakan beberapa potong baju ganti untuknya. Di letakkannya di ruang ganti pakaian oleh Bi Sumi.
"Tuan muda menyuruh Nyonya muda untuk mengganti pakaian dan Tuan muda sudah menunggu Nyonya di bawah. Bi Sumi lalu pergi ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya. Zila melihat beberapa potong baju yang Bi Sumi letakkan.
Zila mengguyur tubuhnya dengan air dingin beberapa menit kemudian mengganti pakaiannya. Ia menuruni anak tangga dan melihat Vino sedang menunggu dirinya di meja makan.
"Sarapanlah dulu sebelum berangkat, karena kalau kamu tidak mau makan, besok Bi Sumi tidak akan lagi di butuhkan untuk bekerja di sini."
Zila melirik Bi Sumi yang hanya menunduk mendengar perkataan Tuannya itu. Gara-gara dirinya maka orang lain yang akan kena imbasnya. Tentu saja Zila tidak mau hal itu terjadi. Ia tahu bagaimana sulitnya mendapatkan kerja di tengah kota padat penduduk yang persaingan hidupnya begitu ketat. Apalagi Bi Sumi di umurnya yang tidak lagi muda ia pasti akan kesulitan mencari pekerjaan.
Di gigitnya potongan roti itu, di nikmatinya dengan terpaksa walaupun sebenarnya ia tidak pernah ingin makan satu meja dengan laki-laki yang sudah menjebak dirinya itu.
Sarapan sudah selesai Zila mengikuti Vino untuk masuk ke dalam mobil, kemana Vino akan pergi ia tidak tahu. Laki-laki ini sulit untuk di tebak. Sikapnya dingin dan ia sangat menyebalkan. Tidak ada orang yang berani menyinggung perasaannya. Ketika itu terjadi ia akan berubah menjadi harimau yang siap menerkam lawannya.
Vino sangat di segani oleh para pembisnis kelas atas. Kedudukannya sebagai pemimpin Indorama group sangat berpengaruh.
***
~ Happy reading 🥰😘 semoga para readers suka dengan ceritanya yah 😊
Jangan lupa tinggalkan jejaknya juga yah, semoga yang sudah meninggalkan jejaknya awet muda 🤗 di gerakkan selalu membaca cerita ku 😁
Jangan lupa like, komen dan vote nya ✌️😘🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
sella surya amanda
lanjut
2024-03-13
0
atik
sabar ya Zila, semua akan indah pada waktunya
2024-03-13
1