Bab 5

Tania membaca selembar kertas itu dengan teliti. Sebuah kontrak kerja dengan B'beauty.

"Maaf om, apa boleh Tania meminta jam kerja di hari Sabtu dan Minggu atau hari libur aja..?, karena kan Tania masih sekolah.." pinta Tania.

Seorang manager cabang tersenyum.

"Itu sudah tertulis di point ke 4.." sahutnya.

Tania sudah membacanya keseluruhan point pint yang tertulis.

"Maaf om, Tania hanya ingin memastikan saja.." sahut Tania.

"Uuhmm.. Maksud kontrak eksklusif apa ya om..?, Tania kurang faham.." tanya Tania sopan.

"Oohh.. Maksudnya, selama 5 bulan ini kamu kami kontrak untuk produk kami, tetapi kamu tidak boleh menerima kontrak dari perusahaan lain. Sebenarnya boleh aja terima tawaran dari yang lain, tapi kalau jadwalnya bentrok, kamu harus mengutamakan kam yang udah terlebih dahulu.."

Tania mengangguk.

"Gimana Tania..?, kamu bersedia..?" tanya manager itu.

"Untuk transportasi gimana om..?" tanya Tania.

"Kami akan menyediakan transportasi. Untuk antar jemput kamu. Tapi hanya untuk di saat ada event saja.."

Tania kembali mengangguk. Kontrak kerja selama 5 bulan, dengan fee 500 juta. Lumayan lah untuk biaya hidup Tania.

"Ya udah om.., Tania terima..". Sahut Tania.

Mereka pun menanda tangani kontrak kerja.

"Ok.. Tania.. Selamat bergabung.." jabatan tangan mereka menjadi tanda kerjasama di mulai.

...****************...

Tania masuk ke gerbang sebuah sekolah elit. Dia pun memarkirkan motornya.

"Anak baru juga ya..?" suara di belakangnya. Tania menoleh, anak perempuan yang mungkin sebaya.

"Hai.. Aku Shafia.." dia mengulurkan tangan.

"Tania.."

Keduanya berjalan menuju ruang pendaftaran ulang.

"Mudah mudahan aja kita satu kelas ya.." ucap Shafia. Tania hanya tersenyum. Sepertinya Shafia anak yang baik. Tapi tak tau lah. Mereka saling bertukar nomor telepon.

"See you..!" ucap Shafia.

Tania memandang kepergian Shafia. Mobil putihnya menghilang di depan gerbang. Tania pun menstater motornya dan kembali ke kost. Minggu depan dia mulai masuk SMU.

...****************...

Hari pertama masuk sekolah. Tempat parkir di penuhi berbagai merk mobil mahal. Tania terlihat tak ada apa apanya di banding mereka. Tania melihat daftar yang di pajang di depan pintu masuk. Dia mencari kelasnya.

"Kelas X-3..." desisnya..

Dia pun melangkah, mencari dimana ruang kelasnya. Benar benar sekolah elit. Ruang kelas yang bersih dengan AC yang membuat ruangan adem. Dia mencari bangku yang kosong.

"Haii... Ternyata kita beneran satu kelas.." Tania ingat dengan suara itu.

Shafia memilih kursi di sebelah Tani. Kelas di mulai. Di awali dengan perkenalan masing masing siswa. Tania sedikit minder dengan teman temannya yang berasal dari keluarga konglomerat. Kebanyakan orang tua mereka adalah pengusaha.

Mereka di kumpulkan di aula sekolah. Para guru memperkenalkan diri masing masing. Para murid baru memperhatikan arahan dari para guru. Tania lebih banyak diam. Di perhatikan teman teman di sekelilingnya. Gaya hedon terlihat jelas dari gaya mereka.

Tania dan Shafia memesan makanan di kantin.

"Kapan kapan kita hang out bareng yuk.." ajak Shafia.

"Bukan aku gak mau, tapi Sabtu dan Minggu aku ada kontrak kerja dengan perusahaan kosmetik B'beauty..." sahut Tania.

"Pulang kerja kan bisa.." jawab Shafia.

Tania hanya diam, "liat nanti aja yaa..".

Shafia mengangguk, "mumpung masih muda, nikmati hidup dong, punya uang banyak buat apa kalau gak di nikmati.." ucap Shafia.

Iya juga sih.. Fikir Tania..

...****************...

Weekend ini Tania mulai kerja, launcing produk kosmetik yang mengontraknya. Tania mempelajari semua produk produknya. Agar dia bisa mempromosikan dengan baik. Dua mall menjadi promosi produknya. Jam delapan malam pekerjaannya selesai.

"Tan.. Mau ikut nongkrong gak..?" sebuah pesan masuk.

"Boleh lah.., tapi aku gak bawa motor.." balas Tania.

"Aku jemput.." balas Shafia. Tania pun memberikan dimana posisi dia sekarang.

Shafia menjemput dengan mobilnya.

"Kita mau kemana..?" tanya Tania.

Shafia hanya tersenyum. Mereka ke sebuah apartemen mewah. Tania sedikit kaget, tapi di sembunyikan perasaannya.

"Yuk masuk.." ajak Shafia.

Mewah banget, tatapan kagumnya. Tania duduk di sofa. Tak lama Shafia sudah mengganti baju dengan pakaian yang lebih sexy.

"Kamu temeni aku ya.. Bentar aja.. Biar kita gak lama lama..". Tania yang tak mengerti hanya mengangguk.

Shafia menjalankan mobilnya ke sebuah hotel. Mereka menuju lobby hotel itu. Shafia melambaikan tangannya. Kemudian dia mendekati seseorang. Laki laki yang mungkin lebih pantas menjadi ayahnya.

"Hai om.." mereka langsung cipika cipiki.

"Cantik banget, mau kemana..?" tanya laki laki itu.

"Mau ke party, nih sama temen.." ucap Shafia.

Tania mencoba tersenyum.

"Oohh.. Ok.. Om Transfer ya.. Tapi jangan lupa, jam 1 udah di tempat..". Shafia mengangguk.

Tania masih bingung melihat Shafia seperti itu. Shafia pun mengajak Tania meninggalkan tempat itu.

"Makasih Taniaa.." ucap Shafia.

"Om itu tadi siapa..?" tanya Tania.

"Sugar daddy aku..". Tania kaget.

"Aku cuma butuh uangnya aja sih.." ucap Shafia. Tanpa rasa canggung Shafia menceritakan kehidupannya.

"Bapakku bajingan, udah tau ibuku sakit sakitan, eehh.. Dia malah gila main perempuan. Bahkan di bawa tidur ke rumah. Ibu ku gak sanggup, akhirnya bunuh diri.." Shafia buka suara.

"Akhirnya yaa.. Aku cari sugar daddy aja yang bisa penuhi kebutuhan aku.., paling modal ngangkang doang sih.." sambungnya sambil tertawa.

Tania hanya tersenyum kecil, "thanks ya, udah anterin sampe kost.." ucap Tania.

"Eehh.. entar kirim rekeningmu yaa.. Buat jajan kamu dikit..". Tania hanya mengangguk.

...****************...

Perlahan Tania semakin di kenal orang. Sudah hampir 5 bulan di jalani sebagai BA sebuah produk kecantikan. Tawaran untuk menjadi model pun satu persatu datang. Tania menerima tawaran tawaran itu. Ini adalah minggu terakhir dia menjadi BA produk tersebut.

"Thanks Tania, terima kasih kerjasamanya.."

Tania mengangguk. Dia menikmati waktu sebelum menikmati suasana santai di salah satu pojok cafe. Masih jam 9, masih ada waktu.

Tania merenung sejenak. Ada sebuah tawaran pemotretan untuk sebuah majalah dewasa. Tania ragu untuk menerimanya. Karena dia melihat pose para model begitu vulgar.

"Tidak ada salahnya Tania.." gumamnya.

Dia pun meninggalkan cafe itu.

...****************...

Tania membelokkan motornya kesebuah pusat perkantoran elit. Dia menuju kantor sebuah majalah dewasa yang menawarkan untuk menjadi sampul majalah itu.

"Pak Edward sudah menunggu di ruangannya.." sambut sekretaris di meja depan.

Tania pun masuk ke sebuah ruangan. Di lemparkan senyum manisnya. Seorang pria bule duduk di belakang meja. Matanya menatap Tania tak berkedip.

"Hai Tania... You're so beautifull.." ucapnya.

Tania tersenyum, "thanks.." ucapnya kemudian duduk di depan meja pria itu.

"Ok.. Bagaimana dengan tawaran kami..?" tanya pak Edward langsung ke inti pembicaraan.

"Uhmm.. Sebenarnya Tania mau menerimanya, tapi pakaiannya yang di pakai sepertinya terlalu vulgar.." jawab Tania.

Pria itu tertawa terbahak bahak.

"Ya ampun Taniaa.. Namanya juga majalah pria dewasa.. Itu hal yang biasa..".

"Tapi maaf, saya keberatan kalau terlalu vulgar, apalagi kalau cuma menggunakan bikini.." sahut Tania.

Pak Edward menatap Tania.

"Umur kamu berapa..?" tanya pak Edward.

"16 tahun pak.." jawab Tania.

"Wow..., kamu punya pacar..?" tanya pak Edward. Tania menggeleng.

"Serius..??" tanyanya seolah tak percaya.

Tania mengangguk.

"Saya akan membayar kamu mahal kalau kamu terima tawaran saya.." ucap pak Edward.

"Bisa kah saya memakai pakaian yang sedikit sopan..?" tanya Tania.

Pak Edward bangkit, menunjukkan beberapa foto.

"Bagaimana dengan ini..?"

Beberapa foto para model, menggunakan bikini tapi dengan outer transparant. Ada juga foto dengan memakai dress seksi tapi memperlihatkan belahan dada dan paha mereka yang mulus. Foto dengan dress itu sepertinya tidak terlalu vulgar fikir Tania.

"Saya suka yang ini.." sahut Tania menunjukkan foto model dengan dress.

"Uuhmm... Kamu tidak ingin dengan bayaran yang fantastik..?" tawar pak Edward.

Tania menggeleng. Pak Edward mendekati Tania dan memegang bahunya.

"Aku punya tawaran yang lebih menarik.." bisiknya di telinga Tania.

Darah Tania berdesir. Perasaannya mengatakan ada sesuatu yang aneh.

"Aku bisa membayarmu membayarmu 1M dengan foto seperti yang kau minta, tetapi temani aku satu malam saja.." bisik pak Edward di telinganya.

Tania menarik nafas panjang.

"Tapi kalau kau menolaknya, aku hanya akan membayar mu 200 juta untuk sekali pemotretan saja..".

Tania terdiam. 1M jumlah yang fantastis baginya.

"Are you virgin..?" tanya pria itu.

Pertanyaan yang membuat Tania kaget, dia menggeleng.

"Tapi kamu terlihat seperti masih perawan.." ucap pak Edward menatap payudaranya sambil menelan salivanya.

"Ayah tiriku memperkosaku, tapi ibuku malah membelanya. Kemudian aku di usir dari rumah.." kembali Tania berbohong.

Pak Edward menyentuh leher Tania, membuatnya bergidik. Perlahan tangannya menyentuh payudaranya. Tania hanya diam.

"Pertimbangkan tawaranku Tania, jika kamu bersedia temui aku di hotel YK. Dan jika kamu bisa membuat aku puas, aku akan membayarmu lebih, tanpa harus melakukan pemotretan.." bisiknya kemudian dia kembali ke kursinya.

"Nanti saya fikirkan dulu.." jawab Tania.

"Ini kartu nama saya.."

Tania meraihnya dan meninggalkan ruangan itu. Angka 1M mengisi ruang otaknya. Dia bisa melakukan apa saja dengan uang sebanyak itu. Dia pun teringat dengan Shafia dan ucapannya, "modal ngangkang doang...".

Terpopuler

Comments

Cristina Bria

Cristina Bria

aduh tambah parah...

2025-03-15

0

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

tania.... 🥺🥺🥺🥺🥺🥺

2024-10-03

0

Nayla Nazafarin

Nayla Nazafarin

jngn lupa pakai pengaman biar g hamidun

2024-10-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!