Bab 19

Mobil yang di kendarai Arga, sampai di kediamannya. Dan Ayumi, karena keenakan perutnya dielus-elus oleh Arga, malah tertidur pulas. Sehingga, Arga diharuskan untuk kembali mengendong tubuh Ayumi masuk ke dalam rumah.

" Apa yang terjadi Arga?!" tanya Mami Sita panik. Ia mendekati Arga dan Ayumi.

" Sst, jangan keras-keras Mi. Ayumi lagi tidur." sahut Arga berbisik.

Mami Sita manggut-manggut, ia mengatupkan bibirnya. " Ya udah, kamu bawa kekamar." pinta Mami Sita berbisik.

Arga melanjutkan langkahnya, menuju kamar pribadinya. Dan bertepatan, dengan Galih yang melintas disana. " Hei, anak kecil. Tolong buka pintu kamar saya." pinta Arga.

Galih langsung memutar knop pintu, dan mendorongnya perlahan, agar terbuka lebar.

Arga masuk, dan menidurkan Ayumi diranjang. Galih yang merasa penasaran, dengan susah payah berusaha naik ke ranjang Arga yang lebih tinggi darinya.

Galih memperhatikan lekat-lekat wajah Ayumi. " Apakah dia Putri Salju?" tanya Galih dengan polosnya.

" Bukan, dia hanya ketiduran. Bukan Putri Salju dalan dongengmu. Yang menunggu pangeran datang, lalu menciumnya, dan Putri Salju akan terbangun." jelas Arga.

Galih mengangguk, ia masih memperhatikan wajah Ayumi. Tapi kini, perhatiannya tertuju pada perut Ayumi yang besar. Dan karena penasaran, ia menekan perut Ayumi dengan jari telunjuknya.

" Hei! Apa yang kau lakukan?" tanya Arga, sembari menarik Galih agar menjauh dari Ayumi.

" Kenapa perutnya besar? Apa dia sakit?" tanya Galih.

" Dia bukan sakit, dia itu sedang hamil." sahut Arga. Membuat Galih semakin bingung, sampai dahinya berkerut.

" Apa itu hamil?" tanya Galih dengan polos.

" Hamil itu, didalam perutnya berisi bayi!" sahut Arga kesal. Entah kenapa, setiap Arga bertemu dengan Galih, ia selalu kesal. Sudah seperti musuh bebuyutan.

Galih hendak kembali mendekat pada Ayumi, namun baju belakangnya sudah lebih dulu di tahan oleh Arga.

" Mau kemana?" tanya Arga.

" Galih mau lihat dedek bayinya! Mau Galih ajak bermain!" sahut Galih dengan riang.

Arga beralih mencekal tangan mungil Galih. Lalu menariknya keluar, " Dedek bayinya belum lahir. Belum bisa dilihat, apalagi diajak bermain. Faham?!" jelas Arga.

" Oke, kalau nanti dedeknya sudah lahir, beritahu Galih ya. Mau Galih ajak main," ujar Galih.

" Hm,"

" Terima kasih Tuan kakak!" Galih memeluk kaki Arga, lalu berlari menjauh sambil berteriak memanggil Mami Sita.

Arga terkejut, " Kenapa dia jadi memanggilku kakak? Dan kenapa, dia tidak pernah marah, merajuk, atau sebagainya padaku? Padahal sikap yang kutunjukkan padanya, kurang baik. Dasar anak Jo yang aneh!" ujar Arga.

Arga kembali masuk kekamar, dan ternyata Ayumi sudah bangun. Dia duduk bersandar di bahu ranjang.

" Bagaimana tidurmu?" tanya Arga.

" Hem, lumayan." sahut Ayumi.

Arga mendekat ke lemari pakaiannya. Dan mengambil sebuah kemeja miliknya. " Coba pakai ini, mata saya suntuk melihat pakaian yang kamu pakai." ujar Arga menyodorkan kemeja yang ia ambil tadi, pada Ayumi.

Ayumi bergeming, ia hanya menatap kemeja itu, lalu mengalihkan pandangannya kearah lain.

Arga yang merasa tak di gubris, mulai geram. " Kalau kamu tidak mau memakainya sendiri, maka saya yang akan memakaikannya!" ancam Arga. Sembari melangkah mendekat pada Ayumi.

Ayumi langsung mengambil kemejanya, " Saya bisa memakainya sendiri. Sekarang anda bisa tinggalkan saya." pinta Ayumi.

Arga memilih untuk pergi kekamar mandi. Sementara Ayumi, ia langsung dengan cepat mengganti bajunya. Namun ia mendapat masalah, kemeja Arga tak muat di bagian perutnya. Ayumi terus memaksa untuk bisa mengancing, tapi malah membuat kancingnya terlepas.

" Yah! Malah lepas!" ujar Ayumi.

" Ada apa?" tanya Arga tiba-tiba muncul.

" Em, ini. Kancingnya terlepas," sahut Ayumi ragu. Ia takut kalau Arga akan memarahinya.

" Tidak apa, saya akan pinjam pakaian Mami." ujar Arga, lalu pergi keluar.

Tak berselang lama, Arga datang. " Pakai ini saja, ini dress paling longgar milik Mami." ujar Arga.

" Baik,"

...----------------...

18:00

" Pokoknya, besok kamu harus menikahi Ayumi!" ujar Mami Sita.

" Enggak Mi, Arga nggak mau!" tolak Arga.

" Kalau tidak dengan menikahi, tanggung jawab macam apa yang kamu maksud?!" tanya Mami Sita.

" Arga akan tetap bertanggung jawab, tapi bukan dengan cara menikahi Mi. Arga akan membesarkan Twins, lalu menjamin kehidupan Ayumi sampai dia menemukan laki-laki yang cocok. Dan Arga juga tidak akan membatasi, jika Ayumi ingin bertemu dengan Twins." sahut Arga dengan entengnya.

Plak.

Sebuah tamparan, mendarat mulus dippipi kiri Arga. Mami Sita menatap nyalang putra semata wayangnya. Putra yang sangat ia sayangi, yang sangat ia banggakan, ternyata menjadi seorang laki-laki brengsek.

Mami Sita menunjuk wajah Arga, " Mami tidak pernah mengajarkan kamu untuk jadi laki-laki brengsek! Kenapa, hah! Kenapa, kamu malah meniru kelakuan Papi-mu?!" bentak Mami Sita.

" Mi, Arga bukan meniru kelakuan Papi. Tapi Arga memang tidak bisa menikahi Ayumi. Arga tak mencintainya, begitu juga dengan Ayumi." Arga mencoba memberi pengertian.

Mami Sita tersenyum getir, " Cinta, cinta itu bisa tumbuh karena kebersamaan. Dan seiring berjalannya, waktu kalian bersama. Menikahlah Arga, nikahi Ayumi. Selama ini, Mami tidak pernah meminta apapun dari kamu. Jadi Mami mohon, turuti-lah permintaan Mami kali ini." Mami Sita memohon, bahkan mengatupkan kedua tangannya, dan memelankan suara.

Lidah Arga terasa kelu, ia tak dapat mengucap sepatah katapun. Untuk pertama kalinya, ia melihat sang Mami memohon seperti ini padanya.

" Mami mohon Arga, kamu jangan jadi laki-laki egois. Yang tega memisahkan anak dari Ibunya. Kamu memang bisa hidup tanpa Ayumi, tapi Twins, mereka belum tentu bisa. Mami mohon Arga, turunkan ego kamu untuk kali ini saja." ujar Mami Sita, sampai menitikkan air mata.

Arga memeluk Mami Sita, " Arga akan menikah dengan Ayumi." ujar Arga.

" Terima kasih sayang, jangan jadi Papa yang egois."

Setelah pembicaraannya dengan sang Mami, Arga melangkah menuju ruang kerjanya. Ia membuka laci, lalu mengambil selembar foto wanita cantik dari sana.

" Maafkan aku, aku harus menikah dengan wanita lain. Tapi kamu tenang saja, kamu adalah satu-satunya wanita yang bertahta di hatiku. Satu-satunya wanita yang sangat aku cintai." ujar Arga, sembari mengusap foto yang tampak berdebu itu.

Terpopuler

Comments

Asih Prawawati

Asih Prawawati

Argaaaaaaa....rasa2nya kamu pengen tak sunat deh....?.

2024-05-20

0

LISA

LISA

Oo ternyt dulunya Arga udh punya kekasih

2024-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!